Share

Bab 43

“Mbok, Ayra kok belum turun? Ini sudah agak telat, loh,” lontar Attar saat hampir menyelesaikan sarapannya di dapur. Ia baru saja menengok jam tangan.

“Non Ayra baru saja berangkat, Tuan. Saya kira dia sudah sarapan.” Mbok Inah menyahut dengan suara biasa. Ia sedang meletakkan gelas kotor di wasafel yang dibawa dari ruang tamu ke dapur.

“Tumben dia nggak sarapan?” gumam Attar sedikit memiringkan kepalanya.

“Apa dia canggung denganku gara-gara kejadian tadi malam? Atau jangan-jangan marah besar?” lanjutnya masih bergumam seorang diri. Sesekali Attar mengunyah makanan yang sempat terhenti karena kepikiran dengan gadis yang saat ini membuatnya merasa tidak enak.

“Tuan kenapa?” tanya Mbok Inah mendengar gumamam Attar meskipun hanya sebagian kata saja.

“Nggak apa-apa Mbok. Saya berangkat ke kantor dulu, ya?” Kemudian Attar segera keluar dari sana. Attar merasa bersalah atas perbuatannya yang tidak bisa dikontrol tadi malam. Akankah Ayra memaafkan dirinya?

***

“Rendra? Apa-apaan?” Ayra me
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status