Share

Kabar Menyayat Hati

Hari sudah menjelang pagi, namun bayangan Atika belum juga tampak keluar dari kamarnya.

"Bang, aku lapar. Ibu kok nggak keluar-keluar sih?" ujar Mail. Tidak seperti biasanya Atika lama bangun.

"Mungkin Ibu masih tidur, Dek. Coba kita banguni saja yuk." Ajak Dimas.

"Buk, buk." panggil Mail, dan Dimas serentak.

Atika yang mendengar suara kedua anaknya, langsung tersadar dan langsung terbangun.

Dilihatnya Kedua anaknya sedang menunggunya di, depan pintu. "Kalian kenapa kok disini? maaf ya Ibu kesiangan," ucap Atika.

"Aku lapar buk," ucap Mail sembari memegangi perutnya.

"Sebentar ya. Ibu mau masak sisa tetelan semalam," ujar Atika. Sewaktu ia memasak ari semalam sengaja tidak dimasaknya semua. setengah dari ari itu di sisakannya, namun sudah direbus. Agar tidak bau.

"Wah, makan enak lagi!" seru Mail.

"Iya, Dek. Ibu memang paten." tambah Dimas.

Atika tersenyum melihat kedua anaknya bahagia. Baginya kebahagian kedua anaknya, adalah yang terpenting.

Setelah ari-ari selesai dimasak, Atik
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status