Share

Kematian Bayi Yuni

"Tok-tok," Suara ketukan pintu, dari luar rumah. Atika, yang memang belum tertidur merasa heran. Siapa malam-malam datang.

"Cklek," Mata Atika terbelalak ternyata itu, adalah suaminya.

"Kamu, Mas! mau ngapain kamu kesini?" Pekik Atika.

"Maaf kan, Mas! Mas cuman mau lihat anak-anak kita," Jawab lelaki, yang sudah terlanjur di bencinya itu.

"Nggak ada Mas. Lebih baik kamu pulang. Aku tidak mengizinkanmu bertemu, dengan anak-anak," Pekik Atika.

"Bapak!" Belum sempat Atika mengusir Daut. Mail segera datang, dan memeluk Bapaknya.

"Nak! gimana kabar kalian sehat kan?" Daut memeluk erat tubuh munggil Mail.

Bukanya menjawab. Namun Mail malah menangis, dan membalas erat pelukan Daut.

"Bapak jangan pergi lagi."

"Mana Abang?" Tanya Daut. Matanya sedari tadi tidak melihat Dimas.

"Sudah mati!" Pekik Atika.

"Deg! Serasa bak tersambar petir, mendengar ucapan Atika, Istrinya.

"Maksutmu apa Dek?"

"Sudah mati! Karna jatuh dari atap." Jawab Atika enteng.

Meskipun ucapan begitu kasar, namun tetap saja
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status