Ivan dan Keara pulang jalan kaki bersama. Keara cemberut di sepanjang jalan karena gagal makan dengan Axel."Ivan...Axel hihh...aku kesal tapi aku tidak bisa kesal hwaaaaaa..." teriak Keara sambil mengacak-ngacak rambutnya.Ivan menghela nafas, "Sudah aku katakan dari dulu kau harus banyak sabar kalau suka orang jenisnya kayak Axel." jawab Ivan.Keara menghela nafas dengan kesal, lalu dia menoleh ke Ivan."Ivan, kemarin aku melihatnya di taman. Dia mengelamun disana, apa Axel ada masalah?" tanya Keara dengan heran.Ivan bingung harus menjawab apa, dia tidak ingin Keara tahu keadaan Axel yang sebenarnya dan dia juga tahu kalau Axel tidak mau siapapun tahu tentang dirinya."Entahlah aku tidak tahu." jawab Ivan."Eummm...aneh banget..dia kelihatan sedih..." ucap Keara dengan sedih."Ah aku lapar, yaudah deh Ivan ayo makan aku traktir." ajak Keara."Terpaksa banget ngajaknya." jawab Ivan dengan kesal."Ya gimana lagi, targetku gagal lagi." jawab Keara dengan kesal.Ivan tersenyum kecil me
Axel menemani Keara ke cetak foto, karena Keara mengajaknya jadi dia tidak enak untuk menolak. Dan mereka keluar dari percetakan, tiba-tiba hujan deras."Yahh hujan...selamatkan fotonya." ucap Keara dan dia mendekap foto gandengan tangannya itu.Axel melihat apartemennya yang tidak jauh dari percetakan ini, dia juga bingung karena tidak ada yang jual payung disini."Ayo!" ajak Axel, dia menggandeng tangan Keara.Keara melebarkan matanya dengan terkejut. Dia tidak menyangka jika momen ini akan terjadi dihidupnya, dia kehujanan lama dengan Axel pun tidak apa-apa asalkan dengan Axel."Axel..." gumam Keara dengan senang.Dan mereka sampai di parkiran bawah, mereka basah kuyup."Fotonya aman.." gumam Keara dengan lega."Ayo!" Axel mengajak Keara masuk ke dalam lift. Keara hanya diam, dia mengikuti Axel saja.Dan mereka sampai di rumah Axel."Axel ini rumahmu?" tanya Keara."Ada handuk di kamar mandi, pakailah!" ucap Axel, lalu dia mau pergi tapi Keara menahannya."Lho kamu mau kemana?" tan
Setelah dari rumahnya, Axel berjalan menuju ke sekolahan Keara. Tapi karena saat ini masih jam pelajaran jadi dia tidak bisa menemui Keara. Axel juga tidak tahu Keara ke sekolah apa tidak sekarang. Dan setelah itu Axel pergi."Axel?" gumam Erik dengan heran, dia melihat Axel di depan gerbang sekolahannya."Kenapa dia kesini." gumamnya dengan heran.."Ivan, dimana Axel?" tanya Elen dengan heran."Enggak tahu." jawab Ivan yang masih sibuk nyontek tugas temannya itu.Elen mendengus kesal, lalu dia pergi karena Ivan terlihat mengabaikannya. Dan Ivan sebenarnya juga cemas karena Axel tidak bisa dihubungi daritadi."Kemana anak itu." gumam Ivan dengan heran..Sepulang sekolah!Keara dan Hera berjalan keluar kelas bersama."Keara nanti kita belajar bareng yuk!" ajak Hera."Ah aku malas...aku mau rebahan." jawab Keara."Ha? tumben banget enggak ngintilin Axel?" tanya Hera dengan heran."Ya libur dulu," jawab Keara sambil tersenyum."Keara..." panggil Erik."Erik, ada apa?" tanya Keara denga
2 Minggu Kemudian.Sepulang sekolah, Keara ke sekolahan Axel dan dia bertemu dengan Ivan."Axel tidak ke sekolah lagi?" tanya Keara dengan sedih."Tidak. Aku juga sudah meneleponnya tapi teleponnya mati...anak itu kemana sih." gumam Ivan dengan kesal.Keara mendengus dengan kesal, dia juga cemas tiba-tiba Axel pergi tanpa mengatakan apapun ke dirinya."Ohh sampah ini kesini lagi kah?" tanya Elen dengan kesal.Keara melirik ke Elen dengan kesal."Kau ini tidak perlu capek-capek cari Axel, harusnya sadar diri!" ucap Elen dengan kesal.Keara sangat tidak mood jika berantem dengan Elen, "Ivan, ayo pergi!" ajak Keara, lalu mereka berdua pergi.Elen berdecih kesal, "Siapa sih dia itu beraninya dekat-dekat sama 2 anak sultan itu." gumam Elen dengan kesal.Lalu Keara mengajak Ivan pergi makan, dan disana juga ada Hera karena mereka juga sudah janjian."Keara, ada apa kok tumben ngajak ketemu sama Ivan pula?" tanya Hera sambil mengunyah."Axel pergi...aku kepikiran terus dengannya." ucap Keara
Keesokan paginya, Axel tinggal di rumah Leon. Dan setiap hari Leon melatih Axel, dia melatih Axel dalam hal bela diri, dan ketahanan fisik. Dia juga mendidik Axel seperti pendidikan di militer. Dan Axel fokus dengan hal itu.Tapi Axel tetap tinggal di tempat yang bagus, dia pun tidak akan kekurangan uang meskipun jauh dari papanya. Dan dia membiarkan apartemennya yang baru dia beli itu kosong.Sedangkan Keara, dia duduk dengan mengelamun di halte bus. Dia bingung harus pergi kemana. Dia mematikan hpnya agar Hera dan Ivan tidak mencarinya, dia tidak ingin merepotkan mereka terus menerus.Keara menghela nafas dengan sedih, dia bingung apa yang harus dia lakukan sekarang. Dia juga merasa kesakitan seluruh badannya karena dilempari batu oleh orang-orang itu.Lalu Keara mengusap perutnya."Maaf ya, nanti kamu harus lahir dariku dan hidup susah denganku. Tapi aku ingin kamu tahu kalau aku tidak pernah menyalahkan kehadiranmu, bahkan juga papamu." ucap Keara sambil tersenyum, lalu dia menete
Keesokan paginya, Keara terbangun dari tidurnya. Keara semalaman tidur di kursi depan supermarket itu. Dan dia bangun karena wajahnya terpapar sinar matahari.Keara menghela nafas dengan sedih, dia bingung harus kerja dimana lagi.Dan Karena dia lapar, Keara membeli roti dan minuman di supermarket itu lalu dia memakannya sambil duduk di kursinya tadi.Dan setelah selesai makan, Keara pergi ke rumah mamanya. Dia ingin mengambil sertifikat rumah lalu menjual rumahnya. Keara tidak punya pilihan lain selain menjual rumahnya karena dia takut bayinya kenapa-napa jika dia tidak bisa istirahat dengan baik.Dan setelah mengambil sertifikat rumahnya, Keara segera pergi untuk mencari kosan kecil. Dia menggunakan uang sisa gajinya untuk bayar kosannya.Dan Keara berdiri di depan kos-kosan, dia melihat dari luar dulu."Permisi..." sapa seorang wanita.Keara menoleh ke wanita itu, "Iya?""Apa anda sedang cari kos-kosan?" tanya wanita itu sambil tersenyum ramah."Ah iya saya mau lihat-lihat dulu sih
Keara berhenti kerja untuk merawat anak-anaknya. Dia beli makanan dari gaji yang selama ini dia kumpulkan. Dan dia masih punya uang simpanan dari hasil jual rumah dan tabungan mamanya. Keara tidak bekerja selama 1 tahun. Dan setelah itu, dia membeli kedai kecil yang akan dia gunakan untuk jual mie.Karena Keara bingung harus bekerja apa yang bisa membawa anak-anaknya. Dan kedai Keara ramai, Keara pun bisa merawat anak-anaknya sambil kerja. Dia menggunakan resep mie dari Axel untuk dijual.Dan bisnis Keara ini semakin ramai, selain murah, rasanya juga enak. Keara senang dan bangga dengan anak-anaknya yang jarang rewel saat dia kerja, jadi dia bisa bekerja dengan baik.Dan bisnis Keara masih bertahan sampai Vyan dan Vina berusia 5 tahun.Mereka juga sudah pindah, Keara membeli rumah kontrakan karena anak-anaknya sudah besar dan butuh tempat lebih luas.Vyan dan Vina juga sudah masuk TK. Keara tetap mengantar dan menjemputnya.Dan sekarang Keara sedang menjemput mereka, dia menutup kedai
Sepulang sekolah, Keara menggendong Vina karena Vina merasa tidak enak badan. Karena di kedai tidak ada tempat untuk tidur, Vyan meminta mamanya agar membawa Vina ke rumah dan dia yang akan menjaga saudaranya itu. Keara sebenarnya tidak tega jika meninggalkan Vyan dan Vina sendiri dan akhirnya dia memutuskan untuk menutup kedainya. Dan mereka pulang bersama-sama.Sampai rumah, Vyan mengompres Vina, dia memegang tangan Vina dengan sedih karena saudaranya terlihat sangat lemas itu.Dan Keara sibuk membuatkan bubur untuk Keara."Kenapa tidak bilang dari pagi kalau tidak enak badan." ucap Vyan dengan sedih. Lalu Vyan menaikan selimut Vina agar dia tidak kedinginan."Mama..." lirih Vina.Vyan mengusap kepala Vina sambil tersenyum, "Mama buat bubur, kamu sama aku dulu ya disini." ucap Vyan."Papa..." lirih Vina.Vyan terlihat sedih mendengar Vina yang memanggil papanya itu. Lalu Vyan menggenggam tangan Vina."Vina, aku ingin cepat dewasa agar aku bisa menggantikan peran papa." gumam Vyan de