Keesokan paginya, Axel tinggal di rumah Leon. Dan setiap hari Leon melatih Axel, dia melatih Axel dalam hal bela diri, dan ketahanan fisik. Dia juga mendidik Axel seperti pendidikan di militer. Dan Axel fokus dengan hal itu.Tapi Axel tetap tinggal di tempat yang bagus, dia pun tidak akan kekurangan uang meskipun jauh dari papanya. Dan dia membiarkan apartemennya yang baru dia beli itu kosong.Sedangkan Keara, dia duduk dengan mengelamun di halte bus. Dia bingung harus pergi kemana. Dia mematikan hpnya agar Hera dan Ivan tidak mencarinya, dia tidak ingin merepotkan mereka terus menerus.Keara menghela nafas dengan sedih, dia bingung apa yang harus dia lakukan sekarang. Dia juga merasa kesakitan seluruh badannya karena dilempari batu oleh orang-orang itu.Lalu Keara mengusap perutnya."Maaf ya, nanti kamu harus lahir dariku dan hidup susah denganku. Tapi aku ingin kamu tahu kalau aku tidak pernah menyalahkan kehadiranmu, bahkan juga papamu." ucap Keara sambil tersenyum, lalu dia menete
Keesokan paginya, Keara terbangun dari tidurnya. Keara semalaman tidur di kursi depan supermarket itu. Dan dia bangun karena wajahnya terpapar sinar matahari.Keara menghela nafas dengan sedih, dia bingung harus kerja dimana lagi.Dan Karena dia lapar, Keara membeli roti dan minuman di supermarket itu lalu dia memakannya sambil duduk di kursinya tadi.Dan setelah selesai makan, Keara pergi ke rumah mamanya. Dia ingin mengambil sertifikat rumah lalu menjual rumahnya. Keara tidak punya pilihan lain selain menjual rumahnya karena dia takut bayinya kenapa-napa jika dia tidak bisa istirahat dengan baik.Dan setelah mengambil sertifikat rumahnya, Keara segera pergi untuk mencari kosan kecil. Dia menggunakan uang sisa gajinya untuk bayar kosannya.Dan Keara berdiri di depan kos-kosan, dia melihat dari luar dulu."Permisi..." sapa seorang wanita.Keara menoleh ke wanita itu, "Iya?""Apa anda sedang cari kos-kosan?" tanya wanita itu sambil tersenyum ramah."Ah iya saya mau lihat-lihat dulu sih
Keara berhenti kerja untuk merawat anak-anaknya. Dia beli makanan dari gaji yang selama ini dia kumpulkan. Dan dia masih punya uang simpanan dari hasil jual rumah dan tabungan mamanya. Keara tidak bekerja selama 1 tahun. Dan setelah itu, dia membeli kedai kecil yang akan dia gunakan untuk jual mie.Karena Keara bingung harus bekerja apa yang bisa membawa anak-anaknya. Dan kedai Keara ramai, Keara pun bisa merawat anak-anaknya sambil kerja. Dia menggunakan resep mie dari Axel untuk dijual.Dan bisnis Keara ini semakin ramai, selain murah, rasanya juga enak. Keara senang dan bangga dengan anak-anaknya yang jarang rewel saat dia kerja, jadi dia bisa bekerja dengan baik.Dan bisnis Keara masih bertahan sampai Vyan dan Vina berusia 5 tahun.Mereka juga sudah pindah, Keara membeli rumah kontrakan karena anak-anaknya sudah besar dan butuh tempat lebih luas.Vyan dan Vina juga sudah masuk TK. Keara tetap mengantar dan menjemputnya.Dan sekarang Keara sedang menjemput mereka, dia menutup kedai
Sepulang sekolah, Keara menggendong Vina karena Vina merasa tidak enak badan. Karena di kedai tidak ada tempat untuk tidur, Vyan meminta mamanya agar membawa Vina ke rumah dan dia yang akan menjaga saudaranya itu. Keara sebenarnya tidak tega jika meninggalkan Vyan dan Vina sendiri dan akhirnya dia memutuskan untuk menutup kedainya. Dan mereka pulang bersama-sama.Sampai rumah, Vyan mengompres Vina, dia memegang tangan Vina dengan sedih karena saudaranya terlihat sangat lemas itu.Dan Keara sibuk membuatkan bubur untuk Keara."Kenapa tidak bilang dari pagi kalau tidak enak badan." ucap Vyan dengan sedih. Lalu Vyan menaikan selimut Vina agar dia tidak kedinginan."Mama..." lirih Vina.Vyan mengusap kepala Vina sambil tersenyum, "Mama buat bubur, kamu sama aku dulu ya disini." ucap Vyan."Papa..." lirih Vina.Vyan terlihat sedih mendengar Vina yang memanggil papanya itu. Lalu Vyan menggenggam tangan Vina."Vina, aku ingin cepat dewasa agar aku bisa menggantikan peran papa." gumam Vyan de
7 Tahun Kemudian!Sekarang umur anak-anak itu 12 tahun, mereka sudah kelas 1 SMP. Vyan dan Vina tidak satu kelas, Vyan di kelas unggulan sedangkan Vina berada di kelas biasa. Mereka juga jarang bertemu karena mereka sibuk dengan teman mereka masing-masing. Tapi tetap saja kehidupan mereka berbeda.Vyan sangat aktif di sekolahan, dia mengikuti organisasi siswa, dia sebagai ketuanya. Vyan juga mengikuti beberapa ekstrakurikuler, sedangkan Vina hanya mengikuti seni gambar saja.Sekarang Vyan sedang bercakap-cakap dengan teman-temannya di lapangan indoor sambil bermain gitar."Vyan, gadis berambut panjang yang cantik itu saudara mu kan?" tanya Dio."Disini banyak kali yang rambutnya panjang." jawab Vyan."Iya pokoknya yang berangkatnya bareng kau!" jawab Dio dengan kesal."Iya, kenapa?" tanya Vyan."Boleh enggak aku kenalan?" tanya Dio dengan malu."Tidak, enak aja. Cari gadis lain aku aja dari dulu enggak berhasil." sahut Aldo, dia sekelas lagi dengan Vyan."Yailah pelit banget, siapa ta
"Keren ya pak Leon padahal usianya juga masih muda tapi dia sudah diangkat jadi ketua kepolisian." ucap polisi wanita itu."Tapi kau sudah lihat wajah pak Axel polisi bayangan itu yampuun ganteng banget..." sahut rekan kerja polisi iltu."Pernah sekali, dia jarang ke kantor sih. Iya ganteng banget mana badannya bagus banget lagi..bahunya itu loh kayaknya enak banget buat bersandar..." jawabnya dengan senyum-senyum."Haduhhh kalian ini kerja apa gibah sih?" tanya Hani, dia detektif polisi rekan kerja Axel."Sekali-kali aja kenapa sih," jawab salah satu dari mereka dengan kesal.Hani menghela nafas dengan kesal."Dah deh pergi dulu," pamit Hani lalu dia pergi."Enak banget dia jadi bawahan pak Axel..mana usianya masih muda banget lagi." ucap salah satu dari mereka."Iya..ya..pak Axel aja baru 28 tahun, si Hani umur 25 tahun...kalau mereka pacaran pantas sih Hani cantik juga.""Eh paan sih kok malah dukung mereka.""Hehehe maaf...maaf.."Hani segera pergi ke rumah Leon, karena Leon meman
Lalu polisi menangkap Luki."Sialan kau ....bagaimana kau bisa tahu itu aku?" teriak Luki dengan kesal."Rumahnya sangat kotor dan terlihat jarang di bersihkan, dia itu tidak punya cowok, dia kerja di pabrik dan sering tinggal di mess. Dan juga dia tidak suka dengan cowok." ucap Axel."Apa???" sontak Luki dengan terkejut."Cih!!! untuk apa aku melakukan itu ke orang tidak normal seperti dia." geram Luki dengan kesal."Yang tidak normal itu kau! kau memperkosanya di kosmu kan lalu kau menaruh mayatnya di kamar kosan dia sendiri." jawab Axel.Luki menatap Axel dengan kesal."Cara main mu kurang bagus, bawa dia!" ucap Axel lalu mereka membawa Luki ke dalam mobil."Bagimana kakak bisa tahu semua?" tanya Hani dengan heran.Axel tahu karena di foto itu ada tulisan kecil (I want live with u) di foto Anira dengan teman ceweknya itu, dan dia menemukan obat penenang 1 butir tadi yang mirip punya dia, dan juga Leon mengatakan jika Anira kerja jauh dari kosnya, dia lebih sering tinggal di mess. D
"Apa maksudnya kalau mama sudah tahu akan di bunuh?" tanya Axel dengan heran."Saya akan cerita siapa dulu ke anda tuan muda," ucap Paul."Panggil saja Axel," ucap Axel dengan kesal.Paul tersenyum."Jadi sebenarnya dulu itu saya itu pembantu di keluarga mama anda, saat muda saya sering menemani mama anda kemanapun. Dan saat itu mama anda tahu jika saya ingin jadi pengacara. Kakek anda menyekolahkan saya di hukum dan sampai sekarang saya jadi apa yang mau. Keluarga anda sangat baik sekali tuan, saya bersyukur bisa kenal dengan kalian semua. Tapi saat itu mama anda mendatangi saya dengan anda saat anda masih kecil. Nona Celssie ingin membuat warisan untuk anda, karena dia tahu jika kenalannya ini mengincar papa anda dan juga harta mama anda." ucap Paul dengan sediki kesal.Pikiran langsung mengacu pada Rose, karena dulu mamanya sangat dekat dengan Rose, tapi kenapa mamanya hanya diam jika dia tahu Rose mengincar miliknya."Kenapa mama diam?" tanya Axel."Dia takut jika kenalannya ini a