Share

bab 19

Mataku terbelalak begitu membaca pesan yang ternyata berasal dari mas Arka.

Apalah maunya orang ini. Setelah berpisah baru bersikap baik. Tumben-tumbenan juga dia bilang kangen anaknya. Baru juga beberapa hari, sedangkan berbulan-bulan saja dia tidak kangen.

"[Tumben kamu kangen sama Musda?]" balasku.

"[Musda itu anakku, wajar donk aku kangen padanya? Aku pengen bertemu, dimana sekarang kamu tinggal?]"

"[Aku sekarang tinggal di rumah papa dan mamaku,]"

Lama tidak kunjung dibalasnya pesanku, padahal sudah centang biru. Mungkin dia syok ketika mengetahui aku sudah kembali pada keluargaku.

Sebenarnya aku sedikit takut kalau sampai mas Arka beneran berani datang kesini. Bukan apa-apa, hanya saja papa dan mama pasti akan sangat marah.

Tapi, biar bagaimanapun mas Arka adalah Ayahnya anakku. Aku tidak mau anakku tumbuh tanpa mengenal sosok ayahnya. Dilema untukku, tapi ini semua demi gadis kecilku itu.

"Maaf, Non, ditunggu nyonya untuk sarapan," salah satu asisten rumah tangga mama datang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status