Share

Bab 15. Firasat

"Ibumu mana, Nak." tanya Bapak saat beliau sudah siuman.

"Ibu masih dirumah, Pak. Beliau istirahat sebentar, gantian sama Agnes." ujarku seraya tersenyum semanis mungkin dihadapan bapak.

"Maafkan Bapak ya, Nak. Sudah merepotkan kalian semua." Ujar bapak dengan suara berat.

"Gak merepotkan kok, Pak. Agnes malah bahagia bisa terus bersama Bapak." sergahku.

"Betulkah begitu, Nes? Alhamdulillah kalau begitu, Bapak sangat senang mendengarnya." ucap Bapak terbata-bata.

"Betul kok, Pak. Apa gunanya berbohong. 'Kan Bapak selalu mengajari kami supaya tidak berbohong. Ya kan?" Aku berusaha mengajak bapak untuk mengingat masa-masa indah kami dulu. Berkumpul bersama dan bapak selalu bercerita tentang masa kecilnya. Beliau juga sangat mahir dalam mengarang cerita dongeng.

"Iya ya, Nak. Kamu masih aja ingat ya?" Ujarnya tersenyum.

Aku terus memijit lembut tangan keriput bapak. Tangan yang sudah bekerja keras menghidupi keluarga sehingga kami bisa seperti sekarang ini. Panas terik tidak dihiraukan y
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status