Di luar dugaan Ruster, Raven benar-benar menunggu dirinya di luar toilet wanita dengan pandangan tajam. Mengawasi dirinya agar tidak melarikan diri kemanapun.
Meskipun banyak wanita yang terpesona padanya, Raven tidak perduli. Karena yang incar hanya satu yaitu Ruster. Wanita yang harus ia singkirkan dari sisi Romeo. sebelum Romeo menjauhinya karena wanita ini.
Tatapan mata Raven ke arah Ruster yang sudah keluar dari dalam toilet wanita. Ia langsung berjalan mendekati Ruster dan merangkul pinggulnya. Kemudian berjalan kesalah satu toko yang menjual lingerie sexy.
Dengan cepat, Raven menarik langkah Ruster dan membawanya masuk ke toko lingerie. Pipi Ruster memanas, ketika melihat begitu banyak pakaian seksi di depannya yang menurutnya sungguh tidak pantas ia kenakan.
“Kamu boleh ambil dan beli apapun yang kamu mau di sini,” bisik Raven ketika berdiri di belakang Ruster.
Tubuh Ruster menegang, ia tidak mau membeli pakaian seperti ini.
“B
“Makan dulu, aku ingin makan berdua denganmu. Kita tidak pernah makan di luar bersama-sama,” ujar Ruster yang merangkul pinggang Romeo untuk menghilangkan kecurigaan Romeo terhadap dirinya yang kenapa bisa bersama dengan Raven. Romeo memikirkan apa yang di katakan oleh Ruster memang benar. Ia tidak pernah mengajak Ruster untuk makan berdua di luar selama menjalani pernikahan palsu. “Maaf, aku lupa. Lain kali tidak akan lagi,” ujar Romeo lirih dengan mengecup kening Ruster sebagai permintaan maafnya yang tidak pernah bersikap romantis kepada Ruster. “Tidak apa, aku tahu kamu pasti sibuk,” balas Ruster dengan mencium rahang Romeo dengan ciuman mengoda. Dari toko pakaian pria, Raven melirik keduanya dengan tangan mengepal kuat sampai mengeluarkan bunyi-bunyi. “Sialan, Devan Holland mengagalkan rencanaku. semua yang aku persiapkan gagal semua,” maki Raven dalam hati. Secara bersembunyi-sembunyi Raven mengikuti keduanya dari belakang. Tetib
Romeo menarik pelan puncak dada Ruster yang masih terbungkus bra. Menyubitnya sesekali sampai membuat Ruster mendesah kuat. "Ah Meo..." ucap Ruster yang meremas rambut Romeo. sentuhan dan tarikan rambut di kepala semakin membuat kobaran api gairah yang ada pada Romeo membara hebat. Tanpa berlama-lama lagi, Romeo segera melepaskan pakaian Ruster dengan cepat. Kemudian membuangnya secara asal. Kedua matanya seindah biru langit menggelap. Tubuh Ruster memang paling membuatnya bernafsu seperti ini. "Kau siap, Sayang?" ucap Romeo yang mengusap salah satu paha Ruster pelan, lalu semakin lama semakin naik. Membuat mata Ruster reflek terpenjam untuk menikmati sensasi yang di berikan oleh Romeo yang merupakan suaminya. Hingga akhirnya, Romeo berhasil meloloskan kedua jarinya ke dalam liang inti Ruster. Mengocok intinya dengan tempo pelan hingga ke tempo cepat, lalu semakin cepat dan cepat tanpa jeda, membuat Ruster mendengus kenikmatan. Bibir Romeo men
“Semua data sudah di ruang kerja anda, termasuk tiket pesawat dan hotel. Lebih baik anda mandi sekarang. Supaya tidak ketinggalan pesawat untuk ke Hawai,” perintah Jack dengan nada menekannya. Mata Raven terbelalak dengan apa yang baru saja di ucapkan oleh asisten pribadinya barusan. "Kau serius?" tanya Raven yang sulit percaya dengan perkataan Jack. "Apa saya pernah bercanda dan lalai mengerjakan tugas?" tanya Jack balik dengan wajah dinginnya. Raven tahu Jack selalu sempurna dalam mengerjakan sesuatu. "Jika anda tidak jadi pergi juga tidak apa," ucap Jack yang berjalan menjauh dari hadapan Raven. Raven segera berlari cepat ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya dari bau keringat dan saat ia keluar dari dalam kamar mandi. Semua baju sudah rapi termasuk isi koper. Raven tersenyum memuji kehebatan Jack. Tanpa di perintah, Jack bisa mempersiapkan segala keperluannya. Tidak salah, ia menarik Jack ke Los Angels untuk beke
“Tiga hari aku tidak melihatmu, kau ada di sini bersama Romeo. Pasti dia sudah memuaskan mu berkali-kali di atas ranjang dengan beronde-ronde dan berbagai sudut ruangan ini. Seharusnya, sekarang giliran aku untu memberikan kenikmatan pada tubuhmu yang sungguh menambahkan setiap sentuhan dari aku. aku yakin kau pasti akan mendesah dengan merdu,” ucap Raven dengan bersiul panjang mengatakan apa keinginanya saat ini. Lelaki itu maju selangkah dan Ruster mundur dengan waspada. Ruster memeluk tubuhnya sendiri semakin erat. Siap jika jika lelaki itu akan menyakitinya lagi dengan cara memperkosanya. Lelaki yang selalu mencari kesempatan untuk memperkosanya berkali-kali di saat suaminya sedang tidak ada di dalam rumah atau di dalam kamar hotel saat ini. “Jangan mendekat, Ven!” perintah Ruster lirih bercampur ke takutan. Raven tertawa mendengar nada suara takut dalam diri Ruster yang sok kuat. “Kenapa, Honey? apa kau takut padaku?” ucap Raven dengan menaikkan
“Ven… Raven…. Aku belum mandi,” ucap Ruster gugup sambil memeluk dada Raven. Karena ia belum siap melakukan lagi dan ingin secepatnya kabur dari genggaman iparnya dengan alasan tidak masuk akal. Raven menarik tangan Ruster dan membawanya ke dalam mulutnya. Lalu di ciumnya dengan lembut hingga wajah ruster yang sebelumnya merona semakin merah padam. “Aku lebih senang dengan aroma alami tubuhmu, Honey!” ucap Raven yang mendekatkan wajahnya ke arah Ruster hingga kening dan hidung mereka berdua menempel satu sama lain. “Aku membutuhkan-nya, Sayang!” Raven mengucapkannya dengan suara sedikit serak. Ruster merasa jantungnya akan berhenti berdetak. Wajah Raven semakin dekat dengannya. Tubuh mereka semakin menempel erat dan aroma Woody bercampur mint yang maskulin milik iparnya itu. tercium jelas di indera penciumannya. "Ta-tapi.... aku tidak ma-" perkataan Ruster tergantung, saat Raven membukam bibirnya dengan ciuman lembut dan sangat lembut. yang be
*** Raven yang kembali ke dalam kamarnya, melihat deretan pesan dari Romeo yang bertanya banyak hal bersamaan. Malas membalas pesan Romeo, Raven segera melakukan panggilan video call yang tentu saja mengaketkan Romeo yang hendak keluar dari salah satu restoran. Tempat ia makan bersama kliennya di hawai. “Aku di sini dan aku sudah tidak mau lama bermain dengan trik tidak berguna ini,” ucap Raven dengan memperlihatkan wajah seriusnya yang ingin secepatnya mengakhiri permainan yang menurutnya merupakan permainan yang sudah membosankan sekali yang tarik undur berkali-kali. Romeo menghela nafas panjangnya. “Aku juga setuju, kita selesaikan hari ini dan bagaimana kondisi tubuhmu. Jack mengatakan padaku, kau di rawat di rumah sakit berapa hari ini. Aku juga merasakan keanehan pada tubuhku, saat kau demam tinggi?” tanya Romeo dengan sederet pertanyaan yang membuat Raven berdecak kesal. “Jack memang, mulut ember.” “Bukan salah Jack, aku yang te
“Tidak perlu melawan, tidak ada seorangpun yang akan menolongmu. Malam ini kau harus melayani klien sampai mereka puas,” balas Raven dengan megigit telinga Ruster secara sensual dengan kedua telapak tangan meremas kedua dada Ruster dengan remasan kuat di sertai dengan memutar puncaknya yang membuat Ruster mendesah berapa kali secara mendadak. “Kau menjualku?” tanya Ruster dengan nada ketakutannya dan jantungnya berdetak puluhan kali lipat dengan cepat. “Anggap saja seperti itu, bukan kah kau suka di perkosa olehku. Bagaimana jika di perkosa juga oleh orang lain. Kita main bertiga, pasti akan sangat menyenangkan sekali. aku yakin kau akan di puaskan oleh kedua rudal berukuran fantasis,” ucap Raven dengan tawa bahagianya. Kedua tangannya terus meremas dada Ruster dengan kuat. Tit. Lift terbuka, Raven menyeret Ruster keluar untuk memasuki kamar 2022 di yang dekat dengan depan lift. Saat Ruster masuk ke dalam, ia terkejut. Karena melihat suaminya
"Kau terlalu lama,” ucap Romeo dengan melangkah ke belakang Ruster dan menyingkirkan pakaian Ruster dari tubuhnya. Ruster hanya bisa pasrah saat tubuhnya yang hanya mengenakan bra dan celana dalam terlihat di hadapan Raven yang sedang duduk memperhatikannya dengan tatapan penuh nafsu tinggi. Tangan Romeo bergerak nakal, meremas kedua dada yang masih terbalut bra. sesekali di tamparnya bokong Ruster yang berdiri dengan pastrah. semua ini ia lakukan untuk menyenangkan kembaranya. yang belum dapat jatah dari Ruster. "Katakan kau adalah jalang kami berdua!" perintah Romeo dengan menjilati leher Ruster dari belakang dengan lidahnya. PLAK Satu tamparan kembali mendarat di bokong Ruster yang berisi padat. karena Ruster seakan menulikan telinganya. "Ya..aku jalang kalian berdua," balas Ruster tersendat. Romeo terkekeh renyah dengan mengeluarkan kedua dada Ruster dari balutan bra, tanpa peringatan tubuh Ruster di dorong ke depan. tepatn