Share

BAB 6 GEBY AND JEREMY

Geby baru akan mengambil kudanya dari istal ketika mendengar suara ringkihan kuda yang tidak biasa dari istal khusus. Buru-buru Geby memastikan dan tidak menyangkan bakal menemukan Jeremy Loghan berada di istal kuda. Pria kaya itu memang sama sekali tidak cocok untuk berada di istal kuda. Gaya dan pakaiannya terlalu mahal untuk dibawa berkeliaran di dekat tumpukan jerami.

Sebenarnya tadi Jeremy ingin mencari kuda kakeknya, karena dulu istal khusus tersebut memang cuma di tempati oleh King kuda hitam kesayangan sang kakek. Tapi sepertinya kuda itu memang sudah tidak ada dan sekarang ditempati kuda lain yang hampir mirip.

"Sebaiknya Anda hati-hati karena Prince agak sensitif dengan orang asing." Geby memperingatkan ketika melihat Jeremy hendak menyentuh kepala kuda tersebut.

"Sepertinya Anda ada di mana saja, Nona Harlot?" sarkas Jeremy yang masih sama sekali tidak menghargai keramahannya.

Kali ini pria tersebut sudah berpaling dan menghadap pada Geby yang sudah siap dengan pakaian berkuda. Seharusnya memang tidak aneh jika Geby berada di istal, beda dengan Jeremy Loghan. Jeremy lebih cocok duduk di sofa jet pribadi dibanding berkeliaran di kandang kuda.

"Sebaiknya Anda memilih kuda yang lain jika ingin berkuda," saran Geby. "Ada beberapa jenis Morgan di istal sebelah."

Kuda Arab jantan itu memang masih agak liar untuk dipilih. Tapi nampaknya sudah bukan itu lagi fokus Jeremy kali ini.

"Katakan apa yang kau inginkan, Nona Harlot?"

"Apa maksud Anda?" Geby balas bertanya dan berusaha untuk tidak buru-buru tersinggung dengan tatapan Jeremy Loghan yang jelas sedang meremehkannya.

"Aku akan mencantumkan namamu dalam surat perjanjian, kau bisa minta apa saja atas jasamu selama ini."

Geby juga sudah mendengar mengenai surat perjanjian yang akan dibuat James dan Jeremy tapi Geby memang tidak pernah berpikir mengenai imbalan apapun.

"Aku tidak meminta imbalan apapun pada James."

"Mulia sekali jika seorang Harlot hanya mengharapkan imbalan hati dari saudaraku."

"Sebaiknya jaga ucapan Anda, Mr. Loghan." Gaby balas menatapnya dengan tegas jika memang pria itu berniat untuk merendahkannya.

"Cukup kukatakan sekali lagi kau boleh minta apa pun, karena seorang Loghan tidak akan mengambil sesuatu yang gratis bahkan hanya untuk kehangatan seorang wanita."

"Plak!"

Gaby juga tidak menyangka jika dirinya baru saja menampar seorang Jeremy Loghan. Meski tamparannya sama sekali tidak membuat pria itu bergeming tapi pastinya tetap berhasil melukai harga diri seorang Jeremy Loghan. Geby melihat rahang pria itu masih berkedut ketika berjalan maju untuk mendekatinya. Geby tidak mau terlihat takut ketika Jeremy Loghan mencekal dagunya.

"Apa James yang sudah membuat wanita sepertimu besar kepala?"

Geby sudah hendak kembali menamparnya tapi kali ini Jeremy jauh lebih cepat menangkap pergelangan tangannya.

"Siapa yang mengijinkanmu mengangkat tangan padaku!" desis Jeremy.

"Aku memang mencintai James tapi kau tidak berhak menghinaku karena itu!"

Jeremy cuma menyunggingkan seringai sinis.

"Karena dia layak untuk dicintai, dibanding pria yang merasa sempurna tapi menjijikkan dengan menekan wanita!"

"Omong kosong!"_____ "Jangan naif, Nona Harlot. Apa menunggangi saudaraku yang duduk di kursi roda sama seperti saat kau menunggangi seekor thoroughbred?" Jeremy masih ingat dengan kuda yang ditunggangi Geby kemarin sore dan tahu jika wanita itu memiliki selera yang baik dalam memilih kuda.

Geby sempat merinding karena jadi membayangkan Jeremy Loghan yang seperti seekor thoroughbred dan tidak menyangkan jika kemudian pria itu malah mencium bibirnya. Menciumnya seperti seorang pria meskipun sambil mencekal tangan Geby dan menahan dagunya. Bibirnya hangat lembab dan memang tidak seperti ketika James menciumnya dengan taku-takut dan sopan, karena seorang Jeremy Loghan sepertinya memang sama sekali tidak memiliki rasa takut. Pria itu mendesakkan lidahnya untuk bercampur dan menghisap.

"Sekarang katakan padaku jika kau masih jijik!"

Geby kembali menamparnya tapi Jeremy sengaja membiarkannya, karena dia tahu berapa kali pun wanita itu menamparnya tetap tidak akan menghapus sedikitpun harga dirinya yang sudah sama tak bernilainya dengan wanita yang bisa asal dicicipi di pinggir jalan.

"Kau tetap tidak ada bedanya dengan wanita yang dapat dibeli dengan murah meskipun dengan gelar pendidikanmu sebagai seorang Harlot!"

Geby mengakui jika dia sangat awam untuk menangani pria tapi bukan berati lantas dirinya bisa dihina oleh seorang Jeremy Loghan dengan serendah itu.

"Silahkan kau berbangga dengan kemampuanmu! dengan kesuksesanmu sekarang! tapi lihat apa mereka bisa menghargaimu seperti pada James! Bahkan untuk sekala hatiku saja kau sama sekali tak sebanding sedikitpun dengan kebaikan kecilnya!"

Tidak tahu kenapa kata-kata Geby kali ini ternyata lebih berhasil menyerang seorang Jeremy Loghan dengan begitu tepat di pusat jantungnya yang berdenyut.

Selama dirinya masih hidup Jeremy tahu jika rasa nyeri itu tetap akan muncul kembali. Dia hanya tidak menyangka jika seorang Harlot yang baru dilihatnya tidak lebih dari dua hari sudah mampu melakukanya.

Napas Geby masih tersendat sesak membawa dadanya ikut bergerak naik turun dengan gelepar panas meskipun Jeremy Loghan sudah berjalan pergi meninggalkannya berdiri sendiri di lorong istal.

****

"Dimana Geby kenapa lama sekali." Lily sudah mulai menggerutu pada James karena Geby yang pergi mengambil kudanya belum juga muncul.

Mr. Papkins yang James suruh menjemput Geby terlihat buru-buru menyebrangi halaman dari arah istal.

"Lily temui bibi Beatris dan minta puding padanya dulu," perintah James pada putrinya.

"Jadi aku boleh mendapatkan puding sebelum pelajaran berkuda?"

"Ya, hanya untuk hari ini."

Lily segera mencium pipi James sebelum berlari ke dapur bibi Beatris.

James tahu ada yang tidak beres dari wajah tergesa-gesa kepala pelayannya.

"Maaf Tuanku, sepertinya Nona Geby bermasalah dengan tuan muda Jeremy."

"Apa maksudmu!" heran James karena tahu Jeremy bukan tipe orang yang akan ribut dengan wanita, sampai kemudian Mr. Papkins membisikkan sesuatu padanya.

Mr. Papkins mengatakan apa yang tadi dilihatnya di istal. Tentu James juga masih syok mendengarnya tapi dia juga segera berpikir dan menyuruh Mr. Papkins untuk menghubungi notarisnya.

"Suruh Mr. Rich untuk menemuiku siang ini!"

"Baik Tuanku." Mr. Papkins mengangguk patuh pada perintah tuannya, meskipun dia sendiri pasti tahu seperti apa perasaan seorang James Loghan ketika mendengar adik laki-lakinya berani mencium nona Harlot dengan tidak sopan.

Semu orang yang tinggal di rumah itu juga tahu bagaimana tuan mereka sangat menjaga Geby dan tidak akan membiarkan gadis baik itu dihina oleh siapapun.

NOTE: 'Thoroughbred' adalah jenis kuda gagah dan berotot posturnya lebih tinggi dari kuda Arab, biasanya berwarna coklat ,hitam, dan abu-abu. Kekuranganya mudah stres.

'Morgan' adalah Jenis kuda yang lebih ramah bahkan terhadap orang asing, cocok untuk tunggangan orang yang baru mengenal kuda.

 

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Jemyadam
selera humor yg tinggi. 🤣😅🤣😅🤣😅
goodnovel comment avatar
intan
thoroughbred = jeremy morgan = james ngakakk aku🤣🤣🤣🤣🤣
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status