Home / Romansa / HOT & SWEET EX / 2 - Godaan Alexander

Share

2 - Godaan Alexander

Author: Di_evil
last update Huling Na-update: 2021-06-02 18:14:01

"Kau sudah makan atau belum?"

Synda menggeleng pelan. Namun, tak ingin memberi respons imbuhan lewat kata-kata untuk pertanyaan yang dilontarkan sang kakak. Synda yakin jika sudah bisa dipahami oleh saudara sulungnya itu, walau dirinya tak menjawab dengan jelas atau detail.

"Kenapa tidak cicipi ayam dan pasta, jika kau belum makan? Nanti kau bisa sakit. Dapat berpengaruh untukku juga. Pekerjaan akan dilimpahkan kepadaku, saat kau sakit."

Synda memilih meneguk wine yang tersisa banyak di dalam gelasnya, dibandingkan ia harus meladeni Barret Sydney yang sedang mabuk. Ia bisa memaklumi jika sang kakak akan lebih banyak mengoceh, ketika sudah dipengaruhi oleh minuman beralkohol.

Suasana hatinya juga tengah tak baik akibat harus berada di satu tempat dengan mantan kekasihnya. Benar, mereka masih duduk di teras belakang. Dirinya, sang kakak, Aldora, dan Alexander. Hanya berempat saja.

"Ayolah, Adikku. Kau harus makan. Apa kau tahu? Tubuhmu semakin kurus sekarang."

"Aku sendiri tidak sadar kau yang tambah kurus, aku baru diberitahu Alex. Dia yang sangat menyadari kau kehilangan berat badan cukup banyak. Apakah dipengaruhi kau putus dengan Alexander? Mengak--"

"Sudahlah, Barret. Kau semakin tidak jelas saja berbicara. Tidak bisakah jika kau mabuk kau diam? Jangan mengatakan yang dapat membuat orang lain kesal. Termasuk juga adikmu. Lagipula, di sini ada Alexander."

Synda segera mengangguk dan mendelik ke arah sang kakak. Sungguh, ia sangat kesal dengan kalimat-kalimat yang dilontarkan. Synda tahu bahwa saudara sulungnya itu tengah dipengaruhi vodka. Namun, tetap saja harus memerhatikan cara berbicara.

"Dia memang menyebalkan!" Synda berseru dengan intonasi suara kencang, disengaja.

Kemudian, wanita itu beranjak bangun. Ia akan pulang. Lebih lama bersama kakaknya, maka tidak akan menjamin jika emosi dan kekesalan berkurang. Yang ada sebaliknya. Tak ada guna jika melawan orang mabuk. Hanya akan menguras energi saja, tak ada manfaat yang dapat diambil nantinya.

"Kau mau ke mana? Diamlah di sini. Jangan pergi, disaat sudah tengah malam. Kau tahu jika di luar sana tidak cukup aman. Akan ada banyak preman menunggumu di jalan."

"Lagipula, tamumu belum pulang. Bukankah tidak sopan jika kau meninggalkanku? Kau harus menghargai orang yang datang untuk menjaga hubungan baik denganmu. Tidak peduli akan masa lalu yang pernah terjadi."

Synda langsung menolehkan kepalanya ke sosok Alexander yang baru selesai berucap. Ia melemparkan tatapan sinis dan tak suka karena pria itu juga menyeringai. Seakan ingin menantang dirinya. Synda tentu saja berusaha membalas dengan setimpal. 

"Aku juga punya hak. Mau tetap di sini atau pergi adalah urusanku sendiri. Aku tidak peduli jika ada tamu. Aku juga butuh waktu beristirahat." Synda menjawab dingin.

"Hei, Adikku. Kau jangan bersikap begitu. Kau harus menghargai Alexander. Dia akan menjadi klien baru perusahaan kita. Aku dan dia juga berteman baik. Mengerti? Kau tidak boleh membantah ucapan kakakmu."

"Synda, sebentar saja. Tidak akan lama. Kau nanti pasti akan pulang. Aku membantu."

Tak ada pilihan lagi selain menuruti ucapan Aldora. Ia memercayai wanita itu akan bisa membantu. Synda pun memutuskan untuk duduk kembali di sofa, tepat di samping kiri sang mantan kekasih. Ia tahu bahwa pria itu masih memandangnya. Namun, diputuskan mengabaikan saja. Tak ada keuntungan yang akan didapatkan olehnya juga membalas.

"Synda, aku beri kau tugas menangani kerja sama perusahaan kita dengan Mr. Dominiq."

Langsung ditolehkan kepala ke arah sang kakak. Mata membelalak kaget. "Aku sudah bilang aku tidak mau. Kenapa kau memaksa terus? Kau memutuskannya sendiri. Ak--"

"Kau kenapa tidak mau, Sayang? Dulu, saat kita menjalin hubungan, kau dan aku sudah pernah bekerja sama. Kenapa sekarang kau tidak mau? Apakah kau takut padaku?"

Synda langsung mengalihkan pandangan ke sosok mantan kekasihnya. "Takut kepadamu, Mr. Dominiq? Tidak. Aku sama sekali tidak takut harus bekerja sama denganmu lagi."

"Hmm. Aku hanya berusaha menjaga jarak dan diriku darimu. Matamu penuh gairah setiap menatapku. Kau masih menginginkan aku bukan?" Synda bertanya santai saja.

"Haha. Kau benar. Aku masih sangat ingin dirimu, Sayang. Aku tidak bisa melupakan apa pun tentangmu, Synda. Jadi, apa dengan kerja sama ini, kemungkinan memberi kita kesempatan mengalami cinta membara?"

Synda menyipitkan kedua matanya. "Hmm, bagaimana jika aku menolak? Kau akan bisa melakukan apa untuk membuatku tertarik?"

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • HOT & SWEET EX   15 - Perasaan Khusus Maxel

    "Hmm, harus aku perjelas lagi.""Kau ingin memperjelas tentang apa?" tanya Synda dengan nada canggung. Kian tidak nyaman. Namun, tetap tersenyum lebar.Sikap yang dirasanya harus ditunjukkan di hadapan Maxel agar tak menimbulkan rasa curiga. Bagaimana pun, hubungan di antara mereka sebagai teman menjadi prioritas.Ya, terlepas dengan apa yang hendak pria itu sampaikan. Synda yakin akan menyangkut hal-hal lebih pribadi. Namun, belum mampu untuk diterka-terka. Lebih baik menunggu.Pergantian detik demi detik terasa lama juga bagi Synda dengan belumnya diungkap oleh Maxel keinginan pria itu. Ia semakin gugup. Kurang percaya diri bisa menjawab dengan tepat atau sesuai yang dikehendaki Maxel."Ada apa, Synda? Kau kenapa?"Digelengkan kepala secara cepat. "Aku tidak apa-apa. Seharusnya aku yang bertanya se--""Aku suka kau, Synda. Aku mencintaimu."Maxel merasakan debaran jantungnya yang meningkat. Reaksi sangat wajar karena ia baru

  • HOT & SWEET EX   14 - Sosok Pria Lain

    Alexander langsung keluar dari kamarnya karena mendengar bel apartemen berbunyi. Menandakan tamu-tamu yang ditunggunya sudah datang. Hampir satu jam menanti.Dilangkahkan kaki dengan santai, tak perlu membukakan pintu. Baik, Synda maupun Barret sudah mengetahui sandi apartemen. Ia hanya perlu menyambut mereka berdua di ruang tamu. Beberapa meter lagi dicapai.Alexander pun memasang senyuman lebar pada wajah. Memang terlihat seperti sebuah seringai. Akan dipamerkan nanti ke Synda. Ia sudah terbayang bagaimana reaksi wanita itu, ekspresi kesal dan delikan mata."Hai, Kawan. Aku datang sendiri."Alexander spontan lebih membelalak akibat tak melihat sosok mantan kekasihnya. "Kau sendiri? Di mana Synda? Apa yang terjadi?""Hahaha. Kau kaget sekali, Kawan."Alexander tidak menjawab. Memilih duduk di sofa. Namun, tak dipindahkan pandangan dari Barret yang mendekatinya. Ia akan menunggu jawaban tanpa harus bertanya lagi. Barret pasti akan buka

  • HOT & SWEET EX   13 - Rencana Mencurigakan Alex

    "Hei,Dad. Maaf, aku terlambat datang.Dadtidak lama menungguku bukan di sini?"Synda melemparkan tatapan sangat tajam ke sosok saudara sulungnya yang baru saja membuka pintu ruang kerja ayah mereka. Reaksi diperoleh dari Barret hanya berupa senyum tidak bersalah. Dan, hal tersebut sukses membuat Synda semakin kesal."Tidak lama.Dadtahu alasanmu terlambat karena apa kali ini. Dad akan memahami.""Dadmemang sangat memahamiku. Dan, apakah Dad sudah mengatakan pada adikku tentang proyek yang harus ditanganinya?""Benarkah,Dad? Wow, berita sangat bagus. Trims, Dad.""SudahDadberi tahu. Proyek akan berjalan sesuai rencana.Dadyakin adikmu dapat menangani dengan baik. Jika kau tidak ingin dikalahkan. Kau juga harus bekerja keras."Synda langsung membalas tatapan Barret dengan senyuman bangga yang terkesan juga sedikit angkuh. Memang sengaja untuk diperlihatkan agar saudara sulungnya it

  • HOT & SWEET EX   12 - Pertahanan Runtuh (Mature Content)

    Synda semakin kehilangan konsentrasinya dalam bekerja karena durasi keberadaan di apartemen Alexander yang bertambah. Hampir dua jam lamanya. Hanya sendirian.Entah kapan dirinya bisa pergi, belum dapat diprediksi dengan tepat, sebab harus menunggu mantan kekasihnya itu kembali ke apartemen terlebih dahulu. Belum pasti.Synda pun merutuki kejengkelan dirinya yang sudah beri izin pria itu meninggalkan apartemen karena tidak ingin dekat lama-lama dengan Alexander. Namun, menjadi bumerang baginya juga. Tidak dipikirkannya secara matang.Tak ada hal bisa dilakukan, selain menanti sampai sang mantan kekasih kembali. Harusnya, ia senang. Tentram dalam menyelesaikan tugasnya tanpa ada gangguan. Tetapi, justru konsentrasi semakin mengalami perpecahan di dalam kepala.Penyebab utama karena kembali terbangunnya memori kebersamaan dengan Alexander yang pernah dilalui, ketika mereka masih menjadi pasangan kekasih. Terutama, tentang percintaan panas yang kerap dilakuk

  • HOT & SWEET EX   11 - Amarah & Godaan

    "Haahhh, masih ada dua lagi," gumam Synda dengan embusan napasnya yang panjang.Setelah memutuskan untuk bergabung di perusahaan, Synda selalu mengisi hari-hari kerjanya dengan kerumitan. Begitu banyak dokumen yang harus diperiksa, dikoreksi, dan bahkan dibuat ulang sesekali juga.Isi kepala sudah pasti terkuras dikarenakan memang membutuhkan cara berpikir yang keras, terlebih ketika menangani dan juga menuntaskan urusan beberapa proyek besar diberikan oleh sang ayah kepadanya.Synda hanya akan mempunyai tujuan serta konsentrasi untuk menyelesaikan dengan hasil terbaik yang bisa dilakukannya. Sudah menjadi kewajiban bagi Synda. Ia harus bisa membuktikan diri bahwa memang memiliki potensi dan kemampuan dalam berbisnis."Sayang, apa yang sedang kau kerjakan?"Synda pun langsung bangun dari kursi kerja tengah ditempati mendengar suara dan juga sosok sang ayah. Dengan langkah kaki cukup cepat, Synda berjalan ke arah sofa. Di mana, ayahnya sedang ingin

  • HOT & SWEET EX   10 - Pesona Mantan Kekasih

    Seringaian Alexander tampak semakin puas, tentu dirinya menebak karena jawaban yang telah ia luncurkan. Synda pun mengutuk di dalam hati akan balasan dilontarkannya.Jika dipikirkan ulang kembali, terutama dari nada bicaranya, memanglah menunjukkan antusiasme tinggi akan apa yang Alexander hendak lakukan. Seakan juga menginginkan pria itu dengan hasrat tidak terbendung.Dan, pantas saja Alexander memerlihatkan reaksi begitu senang. Sepasang mata mantan kekasihnya itu juga memancarkan semakin nyata kebanggaan. Tentu, sorot tantangan turut bertambah, memandang dirinya."Kau mengatakan apa tadi, Sayang? Tidak terlalu jelas aku dengar. Bisa kau ulangi?"Synda menggeleng cepat. Ekspresinya tetap dibuat datar. Dan, dipilih melakukan upaya untuk menjauhkan badan dari kungkungan Alexander. Usahanya tak berjalan baik. Pria itu justru mengeratkan rengkuhan. Peluang untuk melepaskan bertambah kecil.Synda memutuskan menjalankan rencana kedua yang dirasa akan

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status