Share

Bab 02 Terlalu Kejam

Penulis: Author Mya
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-07 11:25:22

Nawa meninggalkan ruangan tamu, ketika sang Ibu mertua bersama Elena dan juga Sakti, masih berbincang. Ia memasuki kamar, lalu menangis sejadi-jadinya.

Hatinya semakin sakit, saat membuka lemari, lalu melihat kue tart dan juga kado ulang tahun pernikahan yang sengaja ia simpan di situ, untuk diberikan kepada suaminya. Tangisan Nawa pun semakin pilu.

Sayup terdengar olehnya, suara perbincangan akrab dari arah ruangan tamu. Sakti gampang sekali dekat dengan wanita itu, bahkan mereka kini tertawa bersama.

Nawa tak habis pikir, mengapa Ibu mertuanya dan juga sang Suami tega melakukan hal ini kepadanya.Padahal Nawa selalu berusaha untuk menjadi istri yang terbaik untuk Sakti.

‘Aku nggak boleh cengeng. Aku nggak boleh lemah’ kalimat itu ia ucapkan berulang-ulang di dalam hati. Tetapi semakin berusaha kuat, ia justru semakin merasa lemah.

Wanita mana yang bisa menerima dengan lapang dada,jika dirinya dimadu? apapun alasannya, Nawa tidak rela jika diduakan.

***

“Sakti, Elena ini bekerja di salah satu Bank Swasta loh”

“Oh ya?”

Sulasmi membanggakan wanita tersebut di hadapan anaknya. Sakti tampak semakin bersemangat, hendak mengenal lebih jauh wanita itu.

Elena terlihat sangat menarik di matanya. Pakaian yang ia kenakan, cukup menggoda laki-laki manapun yang melihatnya. Ditambah lagi kulit putih, dan bibir merah merekah, menambah kesan sensual di dirinya.

“Sebenarnya, kalian pernah bertemu dulu, saat masih kecil. Tapi sepertinya, udah pada nggak inget ya” Lanjut Sulasmi lagi.

Sakti dan wanita tersebut sempat saling berpandagan penuh arti. Seolah ia lupa, kalau ia adalah seorang pria yang sudah beristri.

“Elena pernah menikah dulu. Tapi sudah berpisah, satu tahun yang lalu.Ya kan El?”

“Berarti sudah punya anak?” Tanya Sakti, tanpa basa-basi. Wanita itu langsung menggelengkan kepala.

“Pernah, Elena pernah hamil dulu. Tapi sempet keguguran” Sahut Sulasmi. “Itu artinya, Elena ini subur, Sakti. Nggak mandul! Nggak kayak, yang itu..”

“Siapa Tante?”

Elena pura-pura bertanya. Walaupun ia sudah tahu pasti,siapa yang dimaksudkan oleh Sulasmi.

“Siapa lagi, kalau bukan yang udah lima tahun nikah, tapi nggak hamil juga. Sampe saya capek diomongin sama Tetangga. ‘Bu Lasmi, kapan lagi mau momong cucu, udah keburu tua loh’ atau ‘Bu Lasmi, itu si Nawa kayaknya mandul ya. Udah nikah lama, tapi nggak tekdung juga.Mana Suaminya cakep gitu”

Hahahahahaha..

Elena justru tertawa mendengar penuturan Sulasmi. Ia merasa jauh lebih sempurna, dibandingkan Istri Sakti itu.Apalagi, tadi ia sempat melihat penampilan Nawa yang cukup lusuh.Tentunya, Elena yakin bisa menyingkirkan wanita itu, dan merebut hati Sakti dengan mudah.

“El, kalau kamu nanti menikah dengan Sakti, tapi Perempuan itu tidak mau pergi dari rumah ini, kamu jangan merasa keberatan ya. Justu lebih bagus kan, kita bisa memanfaatkan tenaganya. Nawa kita suruh aja memasak dan beres-beres rumah. Jadi kamu nggak perlu mengerjakakan semua itu. Fokus kamu, hanya ngasih cucu buat saya”

Diam-diam, Nawa mendengar percakapan itu, dari balik pintu kamar. Luka di hatinya pun semakin menganga lebar saat ini.

Tak puas hanya dengan menghadirkan seorang madu di rumah tangganya, ternyata sang mertua juga berniat hendak menjadikannya seorang asisten rumah tangga.

Yang lebih menyakitkan lagi, tak ada pembelaan dari mulut Sakti sama sekali. Pria itu seolah mendukung semua yang dikatakan oleh ibunya. Tentunya tak ada lagi yang bisa dipertahankan di sini.Nawa bergegas menuju ke lemari, lalu mengemasi pakaiannya.

Ya, ia ingin meninggalkan rumah itu, walaupun tak tahu hendak ke mana.Karena untuk kembali ke rumah orang tuanya, rasanya sudah tak mungkin lagi.

Keluarganya telah ‘membuang’ Nawa, sejak ia memilih menikah dengan Sakti, lima tahun yang lalu. Itulah sebabnya, Nawa tak berani untuk mendekati keluarganya lagi.

***

“Mau ke mana kamu?”

Nawa tersentak mendengar suara seruan itu. Sepertinya, wanita yang bernama Elena sudah pulang, dan Sakti langsung memasuki kamar menemuinya.

“Menurut kamu, aku akan tetap bertahan tinggal di rumah ini, setelah kamu memutuskan hendak menikah lagi? aku nggak senaif itu, Mas!"

Suara rintik Hujan yang membasahi bumi, semakin membuat pilu hati Nawa. Tapi air matanya sudah kering, dan ia tak ingin menangis lagi.

“Kamu sama sekali nggak membela aku, di saat ibu kamu dan wanita itu menghina aku! kamu terlalu kejam, Mas! Apa salah aku, sampai kamu tega ‘Mencampakkan’ aku begitu saja?”

“Aku hanya tidak ingin mengecewakan ibu aku!” Jawab Sakti, datar. Membuat Nawa langsung mengangkat sudut bibirnya.

“Kamu tidak mau mengecewakan ibu kamu, tapi kamu berhasil mengecewakan aku! aku udah nggak ada artinya lagi bagi kamu!”

“Jadi mau kamu apa hah?mau pergi dari rumah ini? silahkan pergi, bawa semua barang-barang kamu!”

Nawa seolah tak mengenal sang suami lagi. Tak ada lagi Sakti yang dulunya manis, dan sangat memanjakannya.Kini berubah Sakti yang kejam, yang tega menghinanya di depan orang lain, bahkan mengusirnya dari rumah ini.

Sementara Sualsmi, sengaja menguping di depan pintu. Ia merasa senang, saat mendengar Nawa hendak meninggalkan rumahnya. Apalagi ketika mendengar langsung, Sakti membentak wanita itu. Membuat Sulasmi merasa sangat yakin, jika jalannya menjodohkan Sakti dengan Elena, akan berjalan mulus.

Yang ada di pikiran Sulasmi saat ini, Nawa pergi meninggalkan rumah, lalu meminta untuk bercerai dari anaknya. Setelah itu, Sakti akan menikahi Elena, dan ia segera mendapatkan cucu, agar tak lagi menjadi bahan omongan tetangga.

Sedangkal itu pemikiran Sulasmi tentang arti sebuah rumah tangga, tanpa memikirkan lagi hati yang telah ia hancurkan hingga berkepig-keping.

“Aku bukan hanya ingin ke luar dari rumah ini, Mas! Tapi aku juga ingin kita bercerai! Ceraikan aku secepatnya, kalau kamu ingin menikahi perempuan itu”

“Yesss!”

Nawa sempat mendengar suara sorakan penuh kegembiraan dari arah pintu.Tentu saja, ia tahu siapa yang paling merasa senang akan keputusan ini.

Sakti tak menjawab apa-apa. Ia hanya menatap dingin saja ke arah sang istri, yang kini sudah mendorong koper, yang berisi semua barang-barangnya.

Nawa beranjak dari kamar itu membwa luka dan kesakitan. Ia sempat melirik sebentar, ke arah wanita yang kini sudah berdiri di depan pintu.

Sulasmi mengembangkan senyuman penuh kemenangan di sudut bibirnya. Nawa tak habis pikir, mengapa ada Ibu mertua yang sekejam ini.

Sia-sia semua pengorbanannya menjadi Istri yang berbakti, JIka akhirnya, ia malah tersingkirkan seperti ini.

Nawa menyusuri rintik hujan yang telah membasahi tubuhnya. Tak tahu ke mana hendak berlindung malam ini. Yang pasti, ia hanya ingin menjauh dari semua orang yang sudah menghancurkan jiwa dan juga raganya. Setidaknya, Nawa masih memiliki harga diri untuk dipertahankan.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Hadiah Madu Di Ulang Tahun Pernikahan   Bab 20 Tak Siap Kehilangan

    Ayahanda Nawa, tak bisa membendung emosinya, saat melihat pria yang kini berdiri di hadapannya.“Kamu..? kamu menikah lagi dengan Wanita lain, dan mencampakkan putri saya begitu saja?” tudingnya.Pria itu langsung menarik kemeja yang Sakti kenakan saat ini, lalu mendorong tubuhnya ke dinding Rumah Sakit. Wajah Sakti tampak pucat, seperti tak berdarah. Orang yang paling ia takuti di dunia ini, kini sudah berada di hadapannya.Teringat olehnya, kejadian lima tahun yang lalu, saat dr. Richard menghajarnya habis-habisan, karena ia membawa lari Nawa. Itulah sebabnya, dengan sangat terpaksa, pria ini mengizinkan Sakti menikahi putrinya. Tapi yang terjadi kini, sungguh sangat menyakiti perasaannya. Sakti ternyata menikahi wanita lain, dan ia mencampakkan Nawa begitu saja.Jika bukan sedang berada di Rumah Sakit, mungkin kejadian lima tahun yang lalu akan Kembali terulang. Untung saja para perawat laki-laki di Rumah Sakit itu segera datang melerai, mencegah dr. Richard, menyakiti pemuda itu.

  • Hadiah Madu Di Ulang Tahun Pernikahan   Bab 19 Tak Pantas Dimaafkan

    “Aku tahu aku salah, Mas, dan aku meminta maaf untuk itu”Sebelum Sakti mengucapkan sesuatu yang mungkin saja bisa membuatnya semakin terpojok, Elena berinisiatif untuk meminta maaf terlebih dahulu. Ia yakin, sang suami nantinya akan luluh, pada kata-kata maaf yang ia ucapkan.Tapi Sakti masih memasang wajah datar saja, walaupun sang istri kini sudah meneneteskan air mata.“El, aku tahu, kalau pernikahan kita ini baru seumur Jagung. Tapi aku rasa..”“Cukup Mas, jangan diteruskan lagi. Aku tahu aku salah. Tolong, maafkan semua kesalahan aku, dan aku janji akan berubah”Sakti menggelengkan kepalanya. Karena ia tak terlalu yakin, kalau Elena bisa berubah secepat ini.“El, Ibu itu adalah satu-satunya orang tua yang aku punya saat ini! apapun akan aku lakukan, demi membuat Ibu bahagia. Termasuk menikahi kamu!”Dari kata-katanya, jelas terlihat, jika Sakti hanya terpaksa menikah dengannya. Dan Elena merasa sedikit tersinggung atas ucapannya.Tapi ia tak menunjukkan apa yang tersimpan di hat

  • Hadiah Madu Di Ulang Tahun Pernikahan   Bab 18 Pulang

    “Mami…?”Nawa tak menyangka akan bertemu lagi dengan sang Ibu, setelah selama lima tahun belakangan ini, tak pernah mendengar kabar tentang Ibunya.Pernah ia mencoba mengunjungi wanita ini, tetapi selalu saja mendapatkan penolakan, dan tidak diperbolehkan untuk memasuki rumah.Nawa mengalihkan pandangan ke arah seorang pria, yang berdiri persis di samping Ibunya.Pria itu adalah Ayahnya, yang langsung mengalihkan pandangan, seolah tak melihat keberadaan Nawa di tempat itu.“Ayo Mi, kita pulang, kamu sudah selesai kan belanjanya..” Pria itu berkata kepada istrinya, dengan nada datar.“Pi, ini kan Nawa, anak kita, kenapa nggak kamu sapa?” bisik sang istri kepada suaminya. Tetapi Pria yang berprofesi sebagai seorang Dokter itu, sama sekali tak menggubris perkatannya.Ia sudah telanjur kecewa pada keputusan Nawa, yang tetap menikah dengan Sakti, walaupun mereka sudah melarangnya. Karena Ayahanda Nawa sangat yakin, Sakti bukanlah Pria yang baik untuk putrinya.Sejak Nawa menikah dengan Sak

  • Hadiah Madu Di Ulang Tahun Pernikahan   Bab 17 Mengundurkan Diri

    “Boleh saya tahu, apa alasan kamu mengajukan pengunduran diri, Nawa?”Raya, istri dari Felix, menatap Nawa dalam-dalam, ketika wanita itu menemuinya di ruangan. Nawa baru saja mengatakan, kalau ia hendak mengundurkan diri dari Cafe tersebut.Tentunya Raya merasa heran, mengapa Nawa yang bahkan belum bekerja genap satu bulan di café tersebut, tiba-tiba berpikir untuk mengundurkan diri.“Saya, hanya ingin bersitirahat saja, Bu”Nawa sengaja menyembunyikan aib Felix, suami dari wanita itu, agar tak terjadi huru-hara. Ia juga heran,mengapa tak melihat keberadaan Felix di ruangan tersebut. Tapi tentunya ini lebih baik, agar Nawa bisa dengan cepat mengajukan pengunduran dirinya.“Nawa, jika ada masalah, katakan saja. Tentang apapun itu, tolong jangan sembunyikan dari saya”Raya mulai merasa curiga, jika semua ini berhubungan dengan Fekix, sang suami.Karena mereka sempat bertengkar hebat saat di Bali kemarin, yang mengakibatkan Felix langsung meninggalkannya, dan kedua anaknya begitu saja.R

  • Hadiah Madu Di Ulang Tahun Pernikahan   Bab 16 Kekecewaan Yang Mendalam

    “Pak.. dari mana Bapak tahu kalau saya tinggal di sini? bukannya bapak juga lagi ada di Bali?”Nawa tentunya tak menyangka, Felix bisa mendatangi kamar kos yang ia tempati. Apalagi, seingatnya, pria ini sedang berada di Bali bersama keluarganya. Apa mungkin, Felix tidak jadi berangkat?“Saya tahu tentang kamu semuanya, Wa.. semua..”Pria itu menampilkan seringaian di bibirnya. Nawa pun ngeri melihat hal itu. Apalagi, malam ini, ia memakai dress yang cukup seksi, yang mengekspos lekuk tubuhnya.Felix melangkah memasuki kamar. Tetapi Nawa memintanya untuk berhenti.“Tolong, saya tidak akan membiarkan Bapak memasuki kamar ini..”“Kenapa, Nawa? suami kamu udah nggak ada, kan? dia baru saja pergi. Mau mengunjungi istri keduanya pasti kan?Ternyata Felix benar, ia mengetahui semua tentang Nawa. Dan entah sejak kapan, pria ini mencari tahu semuanya.“Dari pada kamu malam ini sendirian, mendingan saya temenin, ya Wa..”Felix menutup pintu kamar kos itu. Dan Nawa tentunya terkejut melihat sika

  • Hadiah Madu Di Ulang Tahun Pernikahan   Bab 15 Pengakuan Sakti

    Sakti kewalahan menghadapi kemarahan Elena siang ini. Wanita itu berteriak-teriak di lobi kantor, membuatnya merasa malu.Ia berkali-kali menuding Sakt telah berselingkuh. Dengan sekuat tenaga, Sakti mengangkat tubuh wanita itu, lalu membawanya menuju ke mobil.Tentu saja, teman-teman di kantornya merasa heran, siapa Elena sebenarnya. Karena Sakti memang tak memberitahukan tentang pernikahannya dengan wanita itu.“Apa itu istrinya Pak Sakti?”“Nggak tahu juga sih, sepertinya istrinya bukan yang itu deh”Banyak yang berpikiran yang bukan-bukan tentang Elena. Karena memang, Sakti termasuk tipe pria yang tertutup, dan jarang ada yang mengetahui tentang seluk beluk rumah tangganya.“Kamu udah bikin aku malu, El!” teriak Sakti, saat tiba di Mobil.“Kamu yang memuat aku begini, Mas! pernikahan kita masih seumur Jagung, tapi kamu sudah berani membohongi aku, dan tidur dengan perempuan lain!”“Jangan asal tuduh kamu!”Sakti langsung tersulut emosi. Rasanya ia sudah tak kuat lagi menghadapi k

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status