Share

Bab 05 Pertemuan Tak Terduga

Author: Author Mya
last update Last Updated: 2024-10-16 13:52:29

“Agak aneh nggak sih, Rin?”

Nawa mematut dirinya di depan cermin. Airin baru saja menggunting rambutnya, membuatnya merasa asing dengan penampilannya sendiri.

Apalagi, dengan Riasan make up yang menempel di wajahnya. Membuat Nawa seperti tak mengenali dirinya lagi.

Airin menatap takjub ke arah sang sahabat.Ia juga tak menyangka, hasil riasannya akan sesempurna ini.

“Rin, kenapa? kamu pasti juga ngerasa aku aneh kan?” Selidik Nawa.

“Wa, kamu tuh cantik bangeeet”

Airin mengatakan hal itu sambil melompat kegirangan. Membuat Nawa bingung melihat tingkah gadis ini.

“Kamu tuh nyaris sempurna, Nawa. Model ternama sekalipun, lewat deh. Andaikan aja, si Sakti ngelihat kamu kaya gini, pasti dia udah bersujud minta balikan!”

Airin kesal saat mengatakan hal itu. Ia sudah mendengar dari Nawa, apa yang menyebabkan sang sahabat meninggalkan kediaman mertuanya.

Mendengar nama Sakti disebut, Nawa sontak terdiam. Statusnya masih istri dari Sakti sekarang. Ia tak tahu bagaimana caranya mengurus perceraian, karena Nawa tak memiliki sanak saudara yang bisa membantunya.

“Udah,kamu jangan pikirkan laki-laki itu lagi, ya. Aku yakin, Sakti pasti udah menikah dengan Perempuan pilihan ibunya. Sekarang fokus aja menata hidup kamu. Dengan dandanan secantik ini,aku yakin,kamu pasti bakalan diterima bekerja”

***

Dengan menumpangi Bus Kota, Airin bersama Nawa kini menuju ke Slay Café,tempat sang sahabat bekerja.

Nawa merasa sedikit risih, saat baru saja tiba di tempat itu, ia tiba-tiba saja menjadi pusat perhatian.

Banyak pengunjung café terutama para Pria,menatap takjub ke arahnya. Membuat Nawa merasa tidak nyaman.

“Wa, bener kan yang aku bilang, kamu itu cantik tahu? lihat aja, cowok-cowok di sini, pada ngeliatain kamu semua”

“Tapi aku risih, Rin. Tatapan mereka tuh aneh”

Airin tersenyum, lalu merapikan bagian poni sang sahabat.

“Itu perasaan kamu aja. Mereka itu kagum lihat kamu. Makanya memperhatikan kamu sampe segitunya. Yuk ah, aku kenalin sama bos”

Airin menggandeng lengan sang sahabat, menuju ke ruangan pemilik Café. Terdengar suara berat dari dalam, yang mempersilahkannya untuk masuk, setelah Airin mengetuk pintu.

“Permisi Pak, ini saya bawa Nawa, temen saya, yang kemarin saya ceritain ke Bapak”

Pria yang sedang mengetikan sesuatu di layar gadgetnya, langsung mengangkat kepalanya. Ia tampak sedikit terkejut melihat wajah Nawa. Tapi setelahnya, ia kembali berekspresi datar saja.

“Silahkan duduk..”

Pria itu mempersilahkan Nawa untuk duduk. Airin ke luar dari ruangan, untuk melanjutkan pekerjaannya.

***

“Jadi kamu sudah pernah menikah ya?”

“Sudah Pak..”

Nawa menjawab jujur pertanyaan Laki-laki bernama Felix, yang sudah memiliki Istri dan dua orang anak. Felix sering disapa Mr. Kul, singkatan dari Kulkas, karena sikapnya yang sangat dingin, terutama kepada para wanita.

Istrinya seorang Dokter. Selain mengelola Café, Felix juga berprofesi sebagai seorang pengacara.

“Sudah punya anak?” Tanya Pria itu lagi, sebelum Nawa menggeleng kuat.

Anak adalah kelemahannya. Karena tak kunjung memiliki keturunan, hubungan pernikahannya dengan Sakti menjadi berantakan.

“Mungkin kamu sudah mendengar dari Airin, kalau saya sebenarnya membutuhkan Karyawan yang masih single”

Nawa langsung tertunduk lesu. Karena sejujurnya, Airin tak pernah mengatakan itu kepadanya.

“Maaf Pak, hubungan saya dengan Suami, sudah tidak harmonis lagi. Kami sudah berpisah, walaupun belum resmi secara hukum negara”

“Oohh..”

Felix mengangguk-anggukkan kepalanya. Bisa dikatakan, status Nawa single saat ini. Jadi sepertinya, tak ada masalah jika ia menerima wanita ini bekerja di Café miliknya.

“Kalau begitu, bisa saya pertimbangkan, Nawa. Tapi kamu pasti sudah tahu kan, kalau sistem kerja di Café saya shift-shift an. Seandainya kamu mendapatkan shift malam, kamu akan pulang pukul 12 malam, atau pukul satu dini hari. Apa kamu sanggup?”

“Sanggup Pak”

Jawab Nawa dengan cepat. Berhubung sangat butuh pekerjaan, maka ia bersedia menerima persyaratan apapun.

“Ya sudah, kalau begitu, mulai besok, kamu akan training di sini. Nanti, sebulan kemudian, kamu akan saya pindahkan ke Café yang baru”

“Terima kasih pak”

Nawa tak sanggup lagi menahan rasa haru. Senang, laki-laki ini memberikan kesempatan baginya untuk bekerja.

“Tapi ingat, selama masa training, jangan melakukan kesalahan apa pun ya, Nawa. Karena saya bisa saja langsung memecat kamu”

“Baik Pak”Jawab Nawa, tegas.

Tentunya, ia akan lebih berhati-hati lagi dalam bekerja, agar tidak kehilangan kesempatan ini. Nawa lalu menyalami Pria itu, sebelum ke luar dari ruangan.

“Sekali lagi, terima kasih ya Pak, saya permisi dulu”

Saat hendak melangkah ke luar, Nawa sempat berpapasan dengan seorang wanita cantik yang baru memasuki ruangan. Sepertinya, wanita ini adalah Istri dari Felix. Nawa tersenyum dengan sopan, walaupun senyumannya tak berbalas sama sekali.

“Siapa dia?”

Selidik wanita bernama Raya itu, kepada Felix, Suaminya.Ia tampak tidak nyaman, setelah bertemu dengan Nawa.

“Calon karyawan baru. Namanya Nawa, dia Temennya Airin”Jawab sang Suami.

“Hmm.. “ Gumam wanita itu.

“Hmm kenapa?” Selidik Felix, tetapi tak kunjung mendapatkan jawaban.

Raya melangkah menuju ke jendela, demi menyembunyikan keresahan hatinya. Wajah Nawa mengingatkannya kepada seseorang di masa lalu. Mendadak, wanita itu memiliki firasat yang tidak baik, kalau kehadiran Nawa, bisa mengganggu ketentramannya nanti.

***

“Selamat, Wa…”

Airin melompat kegirangan, setelah mendengar sang sahabat diterima di Café tersebut. Nawa tak henti-hentinya mengucapkan terima kasih, Karena Airin sudah sangat banyak membantunya.

“Tapi Rin, aku masih belum punya uang untuk menyewa kamar kos-kosan. Apa aku masih boleh numpang di tempat kamu?”

Tatapan mata Nawa penuh harap. Airin langsung menepuk pelan bahu sang sahabat.

“Wa, kamu kayak sama siapa aja, sih. Aku justru senang, kamu tinggal bareng aku. Aku jadi punya teman,dan kamar kos aku juga jadi lebih rapi “

Nawa tersenyum, sebelum memeluk sang sahabat.

“Makasih ya Rin, kamu emang sahabat terbaik aku”

“Udah deh ya, sekarang jangan sedih-sedih lagi. Mulai hidup yang baru sebagai wanita yang tangguh. Kamu pasti bisa!”

Airin memberikan semangat kepada sang sahabat. Membuat kepercayaan diri Nawa semakin meningkat. Tapi kembali, rasa mual menyiksanya. Nawa berusaha menyembunyikan kondisinya dari sang sahabat.

“Aku balik ke kosan lagi ya Rin, Sampe ketemu ntar Sore.Kamu pulang sore kan, hari ini?”

“Iya, hati-hati ya, Wa. Kamu nggak biasa naik Bus kan? kalo bingung, hubungi aja aku”

Nawa mengangguk, sebelum beranjak dari hadapan sang sahabat. Persis di saat rombongan Pria yang sepertinya berasal dari sebuah perusahaan, memasuki Café tersebut.

Akibat merasa pusing, tanpa sengaja, Nawa menjatuhkan ponselnya ke lantai. Seorang pria dengan sigap membantunya, meraih ponsel tersebut untuknya.

“Makasih ya Mas..”

Nawa berkata tulus, sebelum ia terbelalak melihat laki-laki itu. Tak menyangka, ia kembali bertemu dengan laki-laki yang sudah menghancurkan hidupnya.

‘Mas Sakti?’ Ucap Nawa di dalam hati, sebelum ia berlarian meninggalkan tempat itu.

Sakti sempat terdiam cukup lama. Nawa kini sudah jauh berbeda, bahkan ia hampir tak lagi mengenali wanita itu.

“Pak Sakti, kenapa diam?”

Seru salah seorang rekan kerja yang berdiri di sampingnya.

“Cewek tadi siapa Pak? cantik banget. Boleh lah kenalin ke saya”

‘Cantik banget?’ tidak salah apa yang ia dengar. Nawa memang sangat cantik berdandan seperti itu. Sakti tentunya sedikit shock bertemu dengannya lagi.

Tiba-tiba saja, ia merasakan sesuatu yang menyesakkan dada, ketika mendengar pria lain memuji-muji kecantikan Nawa.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Hadiah Madu Di Ulang Tahun Pernikahan   Bab 20 Tak Siap Kehilangan

    Ayahanda Nawa, tak bisa membendung emosinya, saat melihat pria yang kini berdiri di hadapannya.“Kamu..? kamu menikah lagi dengan Wanita lain, dan mencampakkan putri saya begitu saja?” tudingnya.Pria itu langsung menarik kemeja yang Sakti kenakan saat ini, lalu mendorong tubuhnya ke dinding Rumah Sakit. Wajah Sakti tampak pucat, seperti tak berdarah. Orang yang paling ia takuti di dunia ini, kini sudah berada di hadapannya.Teringat olehnya, kejadian lima tahun yang lalu, saat dr. Richard menghajarnya habis-habisan, karena ia membawa lari Nawa. Itulah sebabnya, dengan sangat terpaksa, pria ini mengizinkan Sakti menikahi putrinya. Tapi yang terjadi kini, sungguh sangat menyakiti perasaannya. Sakti ternyata menikahi wanita lain, dan ia mencampakkan Nawa begitu saja.Jika bukan sedang berada di Rumah Sakit, mungkin kejadian lima tahun yang lalu akan Kembali terulang. Untung saja para perawat laki-laki di Rumah Sakit itu segera datang melerai, mencegah dr. Richard, menyakiti pemuda itu.

  • Hadiah Madu Di Ulang Tahun Pernikahan   Bab 19 Tak Pantas Dimaafkan

    “Aku tahu aku salah, Mas, dan aku meminta maaf untuk itu”Sebelum Sakti mengucapkan sesuatu yang mungkin saja bisa membuatnya semakin terpojok, Elena berinisiatif untuk meminta maaf terlebih dahulu. Ia yakin, sang suami nantinya akan luluh, pada kata-kata maaf yang ia ucapkan.Tapi Sakti masih memasang wajah datar saja, walaupun sang istri kini sudah meneneteskan air mata.“El, aku tahu, kalau pernikahan kita ini baru seumur Jagung. Tapi aku rasa..”“Cukup Mas, jangan diteruskan lagi. Aku tahu aku salah. Tolong, maafkan semua kesalahan aku, dan aku janji akan berubah”Sakti menggelengkan kepalanya. Karena ia tak terlalu yakin, kalau Elena bisa berubah secepat ini.“El, Ibu itu adalah satu-satunya orang tua yang aku punya saat ini! apapun akan aku lakukan, demi membuat Ibu bahagia. Termasuk menikahi kamu!”Dari kata-katanya, jelas terlihat, jika Sakti hanya terpaksa menikah dengannya. Dan Elena merasa sedikit tersinggung atas ucapannya.Tapi ia tak menunjukkan apa yang tersimpan di hat

  • Hadiah Madu Di Ulang Tahun Pernikahan   Bab 18 Pulang

    “Mami…?”Nawa tak menyangka akan bertemu lagi dengan sang Ibu, setelah selama lima tahun belakangan ini, tak pernah mendengar kabar tentang Ibunya.Pernah ia mencoba mengunjungi wanita ini, tetapi selalu saja mendapatkan penolakan, dan tidak diperbolehkan untuk memasuki rumah.Nawa mengalihkan pandangan ke arah seorang pria, yang berdiri persis di samping Ibunya.Pria itu adalah Ayahnya, yang langsung mengalihkan pandangan, seolah tak melihat keberadaan Nawa di tempat itu.“Ayo Mi, kita pulang, kamu sudah selesai kan belanjanya..” Pria itu berkata kepada istrinya, dengan nada datar.“Pi, ini kan Nawa, anak kita, kenapa nggak kamu sapa?” bisik sang istri kepada suaminya. Tetapi Pria yang berprofesi sebagai seorang Dokter itu, sama sekali tak menggubris perkatannya.Ia sudah telanjur kecewa pada keputusan Nawa, yang tetap menikah dengan Sakti, walaupun mereka sudah melarangnya. Karena Ayahanda Nawa sangat yakin, Sakti bukanlah Pria yang baik untuk putrinya.Sejak Nawa menikah dengan Sak

  • Hadiah Madu Di Ulang Tahun Pernikahan   Bab 17 Mengundurkan Diri

    “Boleh saya tahu, apa alasan kamu mengajukan pengunduran diri, Nawa?”Raya, istri dari Felix, menatap Nawa dalam-dalam, ketika wanita itu menemuinya di ruangan. Nawa baru saja mengatakan, kalau ia hendak mengundurkan diri dari Cafe tersebut.Tentunya Raya merasa heran, mengapa Nawa yang bahkan belum bekerja genap satu bulan di café tersebut, tiba-tiba berpikir untuk mengundurkan diri.“Saya, hanya ingin bersitirahat saja, Bu”Nawa sengaja menyembunyikan aib Felix, suami dari wanita itu, agar tak terjadi huru-hara. Ia juga heran,mengapa tak melihat keberadaan Felix di ruangan tersebut. Tapi tentunya ini lebih baik, agar Nawa bisa dengan cepat mengajukan pengunduran dirinya.“Nawa, jika ada masalah, katakan saja. Tentang apapun itu, tolong jangan sembunyikan dari saya”Raya mulai merasa curiga, jika semua ini berhubungan dengan Fekix, sang suami.Karena mereka sempat bertengkar hebat saat di Bali kemarin, yang mengakibatkan Felix langsung meninggalkannya, dan kedua anaknya begitu saja.R

  • Hadiah Madu Di Ulang Tahun Pernikahan   Bab 16 Kekecewaan Yang Mendalam

    “Pak.. dari mana Bapak tahu kalau saya tinggal di sini? bukannya bapak juga lagi ada di Bali?”Nawa tentunya tak menyangka, Felix bisa mendatangi kamar kos yang ia tempati. Apalagi, seingatnya, pria ini sedang berada di Bali bersama keluarganya. Apa mungkin, Felix tidak jadi berangkat?“Saya tahu tentang kamu semuanya, Wa.. semua..”Pria itu menampilkan seringaian di bibirnya. Nawa pun ngeri melihat hal itu. Apalagi, malam ini, ia memakai dress yang cukup seksi, yang mengekspos lekuk tubuhnya.Felix melangkah memasuki kamar. Tetapi Nawa memintanya untuk berhenti.“Tolong, saya tidak akan membiarkan Bapak memasuki kamar ini..”“Kenapa, Nawa? suami kamu udah nggak ada, kan? dia baru saja pergi. Mau mengunjungi istri keduanya pasti kan?Ternyata Felix benar, ia mengetahui semua tentang Nawa. Dan entah sejak kapan, pria ini mencari tahu semuanya.“Dari pada kamu malam ini sendirian, mendingan saya temenin, ya Wa..”Felix menutup pintu kamar kos itu. Dan Nawa tentunya terkejut melihat sika

  • Hadiah Madu Di Ulang Tahun Pernikahan   Bab 15 Pengakuan Sakti

    Sakti kewalahan menghadapi kemarahan Elena siang ini. Wanita itu berteriak-teriak di lobi kantor, membuatnya merasa malu.Ia berkali-kali menuding Sakt telah berselingkuh. Dengan sekuat tenaga, Sakti mengangkat tubuh wanita itu, lalu membawanya menuju ke mobil.Tentu saja, teman-teman di kantornya merasa heran, siapa Elena sebenarnya. Karena Sakti memang tak memberitahukan tentang pernikahannya dengan wanita itu.“Apa itu istrinya Pak Sakti?”“Nggak tahu juga sih, sepertinya istrinya bukan yang itu deh”Banyak yang berpikiran yang bukan-bukan tentang Elena. Karena memang, Sakti termasuk tipe pria yang tertutup, dan jarang ada yang mengetahui tentang seluk beluk rumah tangganya.“Kamu udah bikin aku malu, El!” teriak Sakti, saat tiba di Mobil.“Kamu yang memuat aku begini, Mas! pernikahan kita masih seumur Jagung, tapi kamu sudah berani membohongi aku, dan tidur dengan perempuan lain!”“Jangan asal tuduh kamu!”Sakti langsung tersulut emosi. Rasanya ia sudah tak kuat lagi menghadapi k

  • Hadiah Madu Di Ulang Tahun Pernikahan   Bab 14 Orang Yang Berbeda

    “Mas, kamu ..ngapain?”Nawa yang bangun terlambat pagi ini, tiba-tiba mencium bau-bauan, yang berasal dari Dapur kecil di kamar kos yang ia tempati. Wanita itu lalu mencari tahu, siapa yang saat ini sedang memasak, dan menemukan Sakti berada di tempat itu.“Aku lagi nyiapin sarapan buat kita. Kamu kalo mau mandi, mandi duluan aja”Sudah lima tahun pernikahan mereka, baru kali ini Nawa melihat Sakti memasak di Dapur. Karena biasanya, selama ini, ia yang selalu menyiapkan segala sesuatunya untuk sang suami, bahkan untuk Sulasmi, Ibu mertuanya.“Emang, kamu bisa masak ya, Mas?”Sakti yang hanya memakai celana pendek dan tak memakai atasan apa-apa itu, menyunggingkan senyuman tipis di bibirnya. Tentu saja, ia bisa memasak, tetapi selama ini tak pernah menunjukkan kepada sang istri.“Aku mau masak nasi goreng, yang gampang-gampang aja. Tadi aku lihat, ada sisa nasi di dalam rice cooker”Nawa mendekati sang suami. Ia seolah tak mengenal Sakti lagi, karena sikapnya jauh berubah. Mengapa har

  • Hadiah Madu Di Ulang Tahun Pernikahan   Bab 13 Tempat Untuk Berlindung

    Tok.. tok..tok.. Suara ketukan di pintu, menyelamatkan Nawa dari niat jahat pria itu. Felix tampak kesal, karena ada yang mengganggu kebersamannnya dengan Nawa malam ini. “Masuk” ucap pria itu, seraya merapikan kemeja yang ia pakai. Spontan, Nawa berlarian menuju ke pintu ke luar, sebelum Felix memberikan peringatan tegas “Jangan pernah kamu menceritakan kepada siapapun tentang apa yang terjadi tadi, kalau kamu masih ingin bekerja di sini” Nawa tak menjawab apa-apa. Ia membuka pintu, dan berpapasan dengan Luki, salah seorang karyawan yang juga bekerja di Café itu. Pria tersebut bingung, melihat Nawa yang tampak ketakutan. Tapi ia menepis segala pikiran buruk yang ada di kepalanya. Nawa memasuki toilet, lalu menumpahkan air mata. Tak menyangka, Felix berniat untuk memperdayanya. Padahal, pria ini dikenal sangat dingin, dan setia kepada istrinya, Tapi sama sekali, Nawa tak melihat kesan itu di dalam dirinya. Nawa merapikan semua perlengkapannya, lalu meninggalkan Café tersebut

  • Hadiah Madu Di Ulang Tahun Pernikahan   Bab 12 Takut

    “Wa.. kamu kenapa, hei?”Airin terkejut, melihat Nawa yang menangis di pojokan Dapur sambil berjongkok. Ia tentunya penasaran, apa yang telah menyebabkan sang sahabat menangis seperti ini.“Kamu sakit, Wa? Kalo iya, aku anter ke kosan kamu, sekarang. Istirahat aja, ya”“Nggak Rin, aku mau tetap kerja. Hiks..hikss..”Nawa menangis terisak, membuat Airin iba melihatnya. “Ada apa, Wa? Cerita aja. Siapa tahu, aku bisa membantu kamu?”Lagi-lagi, Nawa menggelengkan kepalanya. Membuat sang sahabat bingung harus berbuat apa.“Heh, kalian berdua ngapain sih, nongkrong di situ? ini masih jam kerja loh,ayo, bubar!”Suara seruan itu terdengar dari mulut wanita bernama Fira, selaku SPV di Café itu. Selama ini, Fira berlaku cukup baik, kepada semua pelayan Café. Tapi entah mengapa,hari ini, ia bersikap sangat tegas.“Kamu kenapa Nawa? Ngak usah ada drama di jam kerja ya, pake acara nangis segala. Kamu pikir, ini acara pemakaman?”Entah mengapa, Fira tiba-tiba bersikap ketus begini. Apa mungkin, kar

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status