Share

Berjanji

Author: Emeliana
last update Last Updated: 2022-05-01 20:46:39

Bekerja pada hari ini terasa sangat lama dan membosankan, Lia gak ada semangat, kejadian tadi malam sangat mengganggu pikirannya. Hari ini tak chat dari Sandi, Lia merasa bingung. "Mungkin dia marah ya karena kuusir semalam" Lia berbicara dalam hati.

"Kamu ini niat kerja gak sih ....kok bengong terus" Sebuah suara membuat Lia kaget.

"Maaf, Eh Pak Seno..,..saya....."

"Makanya kalau kerja itu fokus, ini mengganggu orang jalan saja, lihat itu lantai bukannya bersih malah tambah kotor kamu buat" Pak Seno marah sambil berkacak pinggang. Pak Seno adalah manajer di perusahaan itu, dia sudah lama merayu Lia agar mau jadi simpannnya tapi Lia tak pernah menanggapi.

"Iya pak, gak kan saya ulangi lagi, saya kerjain dulu ya pak.." Lia mengepel lantai itu dan segera menghindar dari Pak Seno.

Pak Seno melihat Lia, wanita yang cantik, seksi dan sangat menarik walaupun dengan pakaian seorang OB. "Entah kapan aku bisa menikmati tubuhnya" Pak Seno mengumam. "Kenapa dia berani menolak saya ya .." kembali Pak Seno berbicara dalam hati.

Lia melanjutkan pekerjaannya dan segera menjauh dari pak Seno yang juga pergi menuju keruangan nya. .

***

Waktu sudah menunjukkan pukul 4 sore, Lia mengganti pakaian nya dan membereskan barangnya mau pulang.

"Kita pulang bareng ya Lia" Jeni teman kerjanya tersenyum. "Aku bawa motor hari ini jadi aku bisa antar kamu pulang"

"Wah kebetulan sekali kalau gitu, makasih ya Jen. Kamu baik sekali" Lia tersenyum senang. "Lumayanlah hari ini ongkosku naik angkot bisa kusimpan untuk jajan anak-anak besok" Kata Lia membatin.

"Ayo Lia naiklah" kata Jeni di parkiran. Lia bersiap naik naik motor Jeni ketika seseorang memanggil nya.

"Lia ....." Lia menoleh dan melihat Sandi sedang berdiri disamping mobilnya. Dan berjalan menuju Lia.

"Maaf ya udah ganggu, hallo saya Sandi...." Sandi mengulurkan tangannya pada Jeni. Jeni yang masih bingung melihat kearah Lia.

"Kenalin Jen teman aku mas Sandi, mas Ini teman ku Jeni"

"Oh....saya Jeni mas" Kata Jeni sambil mengulurkan tangan nya.

"Jadi mas yang antar Lia ya, gimana Lia?"

"Iya Jen, aku pulang diantar mas Sandi saja. Maaf ya Jen. Terimakasih banyak lo Jen".

"Iya gak apa-apa, aku duluan ya Lia, Mas" Jeni pun berlalu.

"Jadi gimana berangkat kita?" tanya Sandi

"Iya mas,"

Mereka berjalan beriringan kemobil. Diperjalanan mereka diam dengan pikirannya masing-masing.

"Maaf soal yang semalam ya Lia..aku khilaf" Sandi memandang Lia dan kembali fokus menyetir.

"Aku juga minta maaf mas, udah usir mas"

"Gak apa-apa, bisa kita ngobrol dulu sebentar?

Lia tertunduk, "Mau bicara apa mas?"

"Ada yang mau aku sampaikan Lia, sebentar saja, aku harus kembali ketempat kerjaan hari ini Lia" Lia mengangguk.

Sandi menyetir dan menuju sebuah lapangan yang sepi.

"Lia, aku mohon kamu mau menjadi kekasihku, dan mau menjalani hidup ini berdua. Aku akan pergi bekerja dan kuharap kamu akan setia menanti aku. Aku pasti akan kembali dan membuat kamu bahagia." Sandi memegang tangan Lia dan menatap wajahnya.

Lia merasa terkejut dengan pengakuan Sandi walaupun dia tahu dari tindakan Sandi selama ini, ada rasa sayang dari Sandi.

"Lia aku benar-benar sayang sama kamu, tidak ada wanita yang pernah kucintai seperti aku mencintai kamu, kuharap kali ini aku tidak akan kecewa lagi Lia"Sandi semakin mendekati Lia. "Jawablah Lia"

Setelah diam beberapa saat Lia akhirnya memandang Sandi " Bisakah aku percaya padamu Mas, aku ini hanya wanita lemah, aku sangat takut akan kecewa lagi. Aku punya anak yang harus aku rawat. Aku tidak mau mereka menderita mas" Lia menetes kan air mata memandang Sandi.

Sandi memeluk Lia dengan erat.

"Jangan menangis sayang, aku pun jadi sedih. Jangan pernah lagi ada air mata. Aku berjanji akan menjaga cinta kita ini dengan segenap jiwa ragaku. Aku akan setia padamu sayang" Sandi semakin mempererat pelukannya.

"Iya mas, akupun sayang sama kamu mas" Lia pun semakin erat memeluk Sandi.

Akhirnya setelah puas berpelukan mereka duduk dengan berpegangan tangan. Mereka terlihat sangat bahagia.

"Sayang, aku akan pergi bekerja dan akan pulang setiap bulan. Kuharap kamu akan menjaga diri dan anak-anak dengan baik. Aku akan menafkahi kamu dan anak-anak, dan kalau bisa kamu berhenti saja bekerja, cukup urus diri dan anak-anak. Aku gak mau kamu capek atau sakit sayang"

"Maaf mas kalau untuk berhenti bekerja aku gak bisa, aku malah akan sakit kalau gak ada kegiatan, aku bisa kok bagi waktu antara pekerjaan dengan ngurus anak-anak. "

"Yah...baiklah kalau itu mau kamu sayang" Sandi kembali memeluk Lia.

"Bisakah aku mencium kamu sayang" Tanya Sandi penuh harap. Lia mengangguk.

Sandi mencium Lia dengan lembut dan memeluk nya semakin erat. Mereka berciuman dengan penuh hasrat, tangan Sandi menyentuh dada Lia dengan lembut, Lia menggelinjang dan merespon belaian Sandi dengan memegang leher Sandi. Sandi semakin bergairah dan mencium dada Lia dan memberikan gigitan lembu yang membuat Lia semakin bergairah. Tangan Sandi sudah berpindah kebagian kewanitaan Lia yang mulai terasa lembab. Sandi tersenyum.

"Kamu sudah basah sayang" Sandi semakin dalam memasukan tangan nya kebagian kewanitaan Lia, dan mulutnya tidak berhenti menjilat dan mencium dada Lia. Lia menggelinjang dan terus meminta lebih.

"Mas....aku.."

"Nikmati sayang, aku sayang sekali sama kamu.,..oh kamu begitu nikmat sayang" Sandi pun semakin bernafsu, dia membuka celana Lia dan melihatnya dengan takjub, dan terus memberikan kenikmatan. Sandi menarik tangan Lia dan menuntunnya memegang bagian diantara paha nya yang sudah menggeras. Lia pun dengan lembut membelainya. Mereka menikmati belaian itu beberapa saat sampai akhirnya Lia mencapai klimaks nya.

"Oh .....mas.."

"Iya sayang ...." Sandi melihat Lia yang menggelinjang dan memeluk Lia semakin erat.

Beberapa saat mereka diam, Sandi merasa bagian diantara pahanya masih terasa keras tapi dia tidak ingin memasuki Lia," Biarlah ini nanti aku bereskan, yang penting Lia sudah percaya sama aku" pikir nya.

"Sudah tenang sayang? " Sandi memandang Lia, wajah Lia bersemu merah. Dia malu sudah menunjukkan hasratnya yang begitu besar. Lia membereskan pakainya sambil menunduk.

"Sayang ,kamu sudah puas kan, maaf ya aku tadi mungkin udah keterlaluan" Sandi memegang tangan Lia.

"Gak apa-apa mas, aku....malu "

"Kok malu, aku ini kekasih kamu. Sudah sewajarnya aku membuat kamu senang" tangan Sandi membelai rambut Lia yang panjang.

"Sayang malam ini aku harus pulang, aku antar kamu pulang ya " Lia mengangguk.

Mereka pun pergi dari tempat itu dan membeli lauk untuk dimakan Lia dan anak-anak. Disepanjang jalan mereka tidak berhenti berpegangan tangan dan saling tersenyum. Lia bahagia sekali.

"Sayang, kita sudah sampai, apa perlu aku antar kedalam?"

"Gak usah mas, sampai disini saja, nanti digosipin lagi sama tetangga"

"Iya mas juga mikir gitu, Oya,.. sayang ini untuk biaya kamu sama anak-anak satu bulan ini, mas harap ini digunakan sebaik-baiknya ya. " Sandi memberi sebuah amplop kepada Lia. Lia terpaku dan ragu menerima amplop itu.

"Ambil sayang, aku ikhlas kok"

"Terimakasih ya mas" Lia menerima amplop itu.

"Mas janji bulan depan akan datang, kamu jaga diri baik-baik dan jangan khianati mas. Mas sangat sayang sama kamu"

"Iya mas Lia janji". Sandi mengecup pucuk kepala Lia.

Lia turun dari mobil dengan perasaan yang bahagia. Dia tersenyum memandang Sandi.

"Hati-hati ya mas dan jangan lupa kasih kabar"

"Pasti sayang, mas pergi dulu ya ..daaa" Sandi pergi, Lia memandang kepergian Sandi dengan penuh harapan Sandi akan kembali untuknya.

(Bersambung....)

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Hadirmu Menghancurkanku   Akhirnya

    Lia akhirnya mendapatkan kebahagiaan setelah bersabar dalam menjalani hidupnya yang penuh liku. Dia bertemu dengan Brata yang mencintai dia dengan semua kekurangan dan kelebihan nya. Mereka berbahagia bersama ketiga buah hatinya. Doni dan Dani yang telah memiliki adik yang begitu lucu sangat menyayangi si kecil. Tidak ada keluarga yang sempurna tapi dalam setiap permasalahan apabila dalam keluarga saling mendukung maka persoalan itu akan dapat diselesaikan dengan baik. Lia merasa menjadi wanita yang begitu bahagia diberi suami dan anak-anak yang begitu menyayangi. Brata juga sangat menyayangi keluarga nya. *********Kehidupan Sandi Dan Susi.Mereka sekarang tinggal di sebuah desa, mereka telah meninggalkan semua kehidupan lama yang penuh intrik. Sandi sekarang telah bekerja sebagai seorang petani. "Mas, makan dulu" Susi yang baru datang dari rumah memanggil Sandi yang masih bekerja ditengah sawah. Mereka bersiap mau menanam padi di sawah. Sandi menatap Susi dengan bahagia, dia m

  • Hadirmu Menghancurkanku   Di penjara.

    Kehidupan Lia dan Brata telah tenang, mereka hidup bahagia. Telah lahir seorang bayi laki-laki yang begitu lucu. Bayi itu mereka beri nama Bayu. Dani yang telah mendapatkan seorang adik lucu juga sangat bahagia. "Lucu sekali kamu dek" Dani mencium gemes Bayu, mereka sedang bermain di ruang keluarga yang nyaman. "Hati-hati ya dek, adeknya masih kecil sekali" Lia yang sedang memilih pakaian untuk ganti Bayu mengingat kan. " Iya Bu, adek masih kecil, tangannya kecil, kakinya kecil, semuanya masih kecil" Dani tertawa senang. "Hai, kalian bermain kok bapak gak diajak?" Brata yang baru keluar dari kamar ikut duduk disamping Dani. "Eh,..bapak datang dek. Dia udah wangi.. hehehe" Dani tertawa. "Iya, bapak udah wangi, udah bisa dekat-dekat dengan adek" Brata mencium Bayu. "Adek Bayu kok masih bau acem ya...heheh""Iya pak, adek Bayu belum mandi, ini mau di mandiin ibu" Dani menjawab. "Ayo mandi ." Lia datang mengangkat tubuh Bayu ke kamar mandi. Dani dan Brata mengikuti dari belakang.

  • Hadirmu Menghancurkanku   63

    Lia dan Brata bersama Dani sedang duduk bertiga di pinggir kolam renang, tempat favorit mereka berkumpul. Terlihat jelas kebahagiaan di wajah mereka. "Senang sekali adek udah sehat dan ada dirumah bersama kita kan mas?" Lia tersenyum. "Iya sayang, bapak juga senang sekali Danj udah kumpul lagi bersama kita disini" Brata membelai rambut Dani. " Iya Bu, Pak. Dani kemarin itu takut sekali gak bisa lagi berjumpa. " Tiba-tiba ada mendung di wajah Dani. "Kamu kenapa nak?" Lia panik melihat Dani yang meneteskan air mata. "Adek sedih Bu, adek ingat waktu sama ibu Susi. " "Adek cerita apa yang dilakukan oleh ibu Susi sama adek" Brata menahan marah. Dia merasa marah kalau mengingat bagaimana Susi telah menculik Dani hingga membuat Dani trauma. "Ibu Susi itu baik pak, dia gak pernah menyakiti adek. Dia sayang sama adek. Adek jadi kasihan sama dia. Dia pasti sedih sekali, sekarang dia pasti kesepian" Lia dan Brata kaget ."Maksud kamu gimana dek? bukannya kamu dia culik terus disekap?" Lia

  • Hadirmu Menghancurkanku   62

    Hari-hari Susi di desa itu begitu tenteram, dia tidak harus bersembunyi atau cemas akan usaha dan anak buahnya. Dia hanya perlu datang ke tempat pembuatan ikan asin itu dan menjemur ikan. Sehari-hari dia bercanda dengan pekerja yang sama-sama menjadi pegawai disitu. Gajinya memang tidak seberapa, hanya 60/hari. Dengan melihat perjuangan mendapatkan uang itu, Susi jadi lebih menghargai uang. Dia yang terbiasa hidup mewah, uang bukan masalah besar. Kini sadar begitu banyak orang yang butuh bekerja dengan sangat berat hanya untuk mendapatkan sedikit uang. Sepulang bekerja,dia akan bercengkrama dengan keluarga pamannya yang sederhana. Keluarga yang sudah begitu lama tidak Susi miliki. Orang tuanya sudah meninggal ketika dia masih kecil, pamannya ini adalah adik dari ibunya. Hanya pamannya inilah satu-satunya keluarga yang dia miliki.Ketika sedang asyik bercerita setelah selesai makan, handphone yang Susi simpan di dalam kantongnya bergetar. Dia sudah mengatakan kepada anak buahnya hany

  • Hadirmu Menghancurkanku   61

    Susi termenung dipinggir pantai yang sepi, dia telah berada ditempat itu selama seminggu. Bersembunyi setelah gagal menculik Dani.Dia mengingat apa yang Sandi ucapakan sebelum dia pergi melarikan diri. "Susi, tusuk lah perutku dan segeralah lari. Aku ingin kamu membuka kehidupan baru. Lupakan aku, lupakan semua" Sandi berbisik ke telinga Susi, Sandi tidak mau Gandi mendengar rencananya. Susi sebenarnya masih begitu mencintai Sandi, dia tak mungkin tega membuat Sandi terluka. Sandi terus mendorong dia untuk bersandiwara bertengkar. Akhirnya peristiwa itu terjadi. Susi terpaksa menikam perut Sandi dengan dorongan dari tangan Sandi sendiri. Disaat yang mendesak itu, Susi segera melarikan diri. Dia sebenarnya tidak sanggup meninggalkan Sandi bersimbah darah. Tapi pandangan Sandi yang tajam menyuruh dia pergi dengan terpaksa dituruti oleh Susi. Dari kejauhan Susi memperhatikan Gandii yang berusaha menghentikan pendarahan di perut Sandi. Susi akhirnya pergi setelah melihat Sandi segera

  • Hadirmu Menghancurkanku   Penyesalan

    POV SandiSusi begitu tega telah membohongi ku. Aku telah melakukan dosa yang sangat besar. Anak yang telah begitu lama ku rindukan telah ku bunuh dengan kejam. Bahkan orang yang paling ku sayangi telah tega ku siksa siang malam. Susi keterlaluan. Aku harus segera menemui Lia dan memohon ampun. Aku begitu merindukan dia. Aku tahu kesalahanku tidak pantas mendapatkan maaf dari Lia. Aku telah buta oleh semua cerita Susi. Aku sendiri bingung mengapa aku begitu percaya padanya, bahkan tanpa aku tahu aku melihat dia begitu menggairahkan dan setiap saat ingin menikmati tubuhnya, padahal aku selama ini tak pernah tertarik padanya. Entah apa sebabnya sekarang aku sangat jijik pada tubuhku sendiri yang telah menyentuh tubuhnya.Dengan kecepatan penuh aku menuju hutan , tempat aku menyiksa Lia selama ini. Rasanya sudah tidak sabar memeluk Lia. Aku sudah menghubungi anak buahku yang menjaganya tapi entah mengapa dia tidak bisa dihubungi. Dengan cepat begitu sampai ditempat itu, aku berlari.

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status