Share

Berjanji

Bekerja pada hari ini terasa sangat lama dan membosankan, Lia gak ada semangat, kejadian tadi malam sangat mengganggu pikirannya. Hari ini tak chat dari Sandi, Lia merasa bingung. "Mungkin dia marah ya karena kuusir semalam" Lia berbicara dalam hati.

"Kamu ini niat kerja gak sih ....kok bengong terus" Sebuah suara membuat Lia kaget.

"Maaf, Eh Pak Seno..,..saya....."

"Makanya kalau kerja itu fokus, ini mengganggu orang jalan saja, lihat itu lantai bukannya bersih malah tambah kotor kamu buat" Pak Seno marah sambil berkacak pinggang. Pak Seno adalah manajer di perusahaan itu, dia sudah lama merayu Lia agar mau jadi simpannnya tapi Lia tak pernah menanggapi.

"Iya pak, gak kan saya ulangi lagi, saya kerjain dulu ya pak.." Lia mengepel lantai itu dan segera menghindar dari Pak Seno.

Pak Seno melihat Lia, wanita yang cantik, seksi dan sangat menarik walaupun dengan pakaian seorang OB. "Entah kapan aku bisa menikmati tubuhnya" Pak Seno mengumam. "Kenapa dia berani menolak saya ya .." kembali Pak Seno berbicara dalam hati.

Lia melanjutkan pekerjaannya dan segera menjauh dari pak Seno yang juga pergi menuju keruangan nya. .

***

Waktu sudah menunjukkan pukul 4 sore, Lia mengganti pakaian nya dan membereskan barangnya mau pulang.

"Kita pulang bareng ya Lia" Jeni teman kerjanya tersenyum. "Aku bawa motor hari ini jadi aku bisa antar kamu pulang"

"Wah kebetulan sekali kalau gitu, makasih ya Jen. Kamu baik sekali" Lia tersenyum senang. "Lumayanlah hari ini ongkosku naik angkot bisa kusimpan untuk jajan anak-anak besok" Kata Lia membatin.

"Ayo Lia naiklah" kata Jeni di parkiran. Lia bersiap naik naik motor Jeni ketika seseorang memanggil nya.

"Lia ....." Lia menoleh dan melihat Sandi sedang berdiri disamping mobilnya. Dan berjalan menuju Lia.

"Maaf ya udah ganggu, hallo saya Sandi...." Sandi mengulurkan tangannya pada Jeni. Jeni yang masih bingung melihat kearah Lia.

"Kenalin Jen teman aku mas Sandi, mas Ini teman ku Jeni"

"Oh....saya Jeni mas" Kata Jeni sambil mengulurkan tangan nya.

"Jadi mas yang antar Lia ya, gimana Lia?"

"Iya Jen, aku pulang diantar mas Sandi saja. Maaf ya Jen. Terimakasih banyak lo Jen".

"Iya gak apa-apa, aku duluan ya Lia, Mas" Jeni pun berlalu.

"Jadi gimana berangkat kita?" tanya Sandi

"Iya mas,"

Mereka berjalan beriringan kemobil. Diperjalanan mereka diam dengan pikirannya masing-masing.

"Maaf soal yang semalam ya Lia..aku khilaf" Sandi memandang Lia dan kembali fokus menyetir.

"Aku juga minta maaf mas, udah usir mas"

"Gak apa-apa, bisa kita ngobrol dulu sebentar?

Lia tertunduk, "Mau bicara apa mas?"

"Ada yang mau aku sampaikan Lia, sebentar saja, aku harus kembali ketempat kerjaan hari ini Lia" Lia mengangguk.

Sandi menyetir dan menuju sebuah lapangan yang sepi.

"Lia, aku mohon kamu mau menjadi kekasihku, dan mau menjalani hidup ini berdua. Aku akan pergi bekerja dan kuharap kamu akan setia menanti aku. Aku pasti akan kembali dan membuat kamu bahagia." Sandi memegang tangan Lia dan menatap wajahnya.

Lia merasa terkejut dengan pengakuan Sandi walaupun dia tahu dari tindakan Sandi selama ini, ada rasa sayang dari Sandi.

"Lia aku benar-benar sayang sama kamu, tidak ada wanita yang pernah kucintai seperti aku mencintai kamu, kuharap kali ini aku tidak akan kecewa lagi Lia"Sandi semakin mendekati Lia. "Jawablah Lia"

Setelah diam beberapa saat Lia akhirnya memandang Sandi " Bisakah aku percaya padamu Mas, aku ini hanya wanita lemah, aku sangat takut akan kecewa lagi. Aku punya anak yang harus aku rawat. Aku tidak mau mereka menderita mas" Lia menetes kan air mata memandang Sandi.

Sandi memeluk Lia dengan erat.

"Jangan menangis sayang, aku pun jadi sedih. Jangan pernah lagi ada air mata. Aku berjanji akan menjaga cinta kita ini dengan segenap jiwa ragaku. Aku akan setia padamu sayang" Sandi semakin mempererat pelukannya.

"Iya mas, akupun sayang sama kamu mas" Lia pun semakin erat memeluk Sandi.

Akhirnya setelah puas berpelukan mereka duduk dengan berpegangan tangan. Mereka terlihat sangat bahagia.

"Sayang, aku akan pergi bekerja dan akan pulang setiap bulan. Kuharap kamu akan menjaga diri dan anak-anak dengan baik. Aku akan menafkahi kamu dan anak-anak, dan kalau bisa kamu berhenti saja bekerja, cukup urus diri dan anak-anak. Aku gak mau kamu capek atau sakit sayang"

"Maaf mas kalau untuk berhenti bekerja aku gak bisa, aku malah akan sakit kalau gak ada kegiatan, aku bisa kok bagi waktu antara pekerjaan dengan ngurus anak-anak. "

"Yah...baiklah kalau itu mau kamu sayang" Sandi kembali memeluk Lia.

"Bisakah aku mencium kamu sayang" Tanya Sandi penuh harap. Lia mengangguk.

Sandi mencium Lia dengan lembut dan memeluk nya semakin erat. Mereka berciuman dengan penuh hasrat, tangan Sandi menyentuh dada Lia dengan lembut, Lia menggelinjang dan merespon belaian Sandi dengan memegang leher Sandi. Sandi semakin bergairah dan mencium dada Lia dan memberikan gigitan lembu yang membuat Lia semakin bergairah. Tangan Sandi sudah berpindah kebagian kewanitaan Lia yang mulai terasa lembab. Sandi tersenyum.

"Kamu sudah basah sayang" Sandi semakin dalam memasukan tangan nya kebagian kewanitaan Lia, dan mulutnya tidak berhenti menjilat dan mencium dada Lia. Lia menggelinjang dan terus meminta lebih.

"Mas....aku.."

"Nikmati sayang, aku sayang sekali sama kamu.,..oh kamu begitu nikmat sayang" Sandi pun semakin bernafsu, dia membuka celana Lia dan melihatnya dengan takjub, dan terus memberikan kenikmatan. Sandi menarik tangan Lia dan menuntunnya memegang bagian diantara paha nya yang sudah menggeras. Lia pun dengan lembut membelainya. Mereka menikmati belaian itu beberapa saat sampai akhirnya Lia mencapai klimaks nya.

"Oh .....mas.."

"Iya sayang ...." Sandi melihat Lia yang menggelinjang dan memeluk Lia semakin erat.

Beberapa saat mereka diam, Sandi merasa bagian diantara pahanya masih terasa keras tapi dia tidak ingin memasuki Lia," Biarlah ini nanti aku bereskan, yang penting Lia sudah percaya sama aku" pikir nya.

"Sudah tenang sayang? " Sandi memandang Lia, wajah Lia bersemu merah. Dia malu sudah menunjukkan hasratnya yang begitu besar. Lia membereskan pakainya sambil menunduk.

"Sayang ,kamu sudah puas kan, maaf ya aku tadi mungkin udah keterlaluan" Sandi memegang tangan Lia.

"Gak apa-apa mas, aku....malu "

"Kok malu, aku ini kekasih kamu. Sudah sewajarnya aku membuat kamu senang" tangan Sandi membelai rambut Lia yang panjang.

"Sayang malam ini aku harus pulang, aku antar kamu pulang ya " Lia mengangguk.

Mereka pun pergi dari tempat itu dan membeli lauk untuk dimakan Lia dan anak-anak. Disepanjang jalan mereka tidak berhenti berpegangan tangan dan saling tersenyum. Lia bahagia sekali.

"Sayang, kita sudah sampai, apa perlu aku antar kedalam?"

"Gak usah mas, sampai disini saja, nanti digosipin lagi sama tetangga"

"Iya mas juga mikir gitu, Oya,.. sayang ini untuk biaya kamu sama anak-anak satu bulan ini, mas harap ini digunakan sebaik-baiknya ya. " Sandi memberi sebuah amplop kepada Lia. Lia terpaku dan ragu menerima amplop itu.

"Ambil sayang, aku ikhlas kok"

"Terimakasih ya mas" Lia menerima amplop itu.

"Mas janji bulan depan akan datang, kamu jaga diri baik-baik dan jangan khianati mas. Mas sangat sayang sama kamu"

"Iya mas Lia janji". Sandi mengecup pucuk kepala Lia.

Lia turun dari mobil dengan perasaan yang bahagia. Dia tersenyum memandang Sandi.

"Hati-hati ya mas dan jangan lupa kasih kabar"

"Pasti sayang, mas pergi dulu ya ..daaa" Sandi pergi, Lia memandang kepergian Sandi dengan penuh harapan Sandi akan kembali untuknya.

(Bersambung....)

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status