Share

Hatiku...

Pov Lia

Lelaki yang bernama Sandi itu telah pergi dari rumahku. Aku terdiam sejenak memikirkan kejadian yang baru saja terjadi. Sandi yang katanya temanku satu sekolah. Aku benar-benar lupa dimana aku pernah berjumpa dengannya.

" Lia.....siapa laki-laki itu?" tiba-tiba aku dikejutkan oleh Ibu Sinta tetangga sebelah. "Oh...dia teman Bu" jawabku jujur

"Tadi katanya kamu itu saudaranya, sekarang kamu bilang dia teman, mana yang benar sih. Apa dia pacar kamu?"

"Bukan Bu, dia bukan pacar saya"

"Kamu jangan macam-macam ya di komplek kita ini, jangan buat kita semua malu bawa laki-laki kerumah. Kamu itu Janda jangan gatal...." Ibu Sinta bicara sambil nunjuk ke arahku.

Aku hanya diam, Aku tahu dari dulu Ibu Sinta gak suka padaku karena suaminya baik padaku. Pak Amir suami Ibu Sinta pernah bantu memperbaiki genteng rumahku yang bocor. Sejak saat itu Ibu Sinta selalu curiga, dia takut suaminya tergoda padaku.

"Jangan coba-coba kamu bawa laki-laki kerumah ini ya Lia....awas kamu" sambil berjalan pergi ibu Sinta membanting pintu rumah. Aku hanya bisa mengelus dada.

"Ya Tuhan......kok gak habis-habis ibu Sinta cari masalah denganku"

Aku melihat anak-anakku dan membantu mereka mengerjakan PR. Setelah anak-anak tidur, aku membersihkan diri dan beristirahat. Aku benar-benar capek hari ini

Ketika mataku mulai terpejam tiba-tiba ada chat yang masuk. "Sudah tidur Lia?, mas gak bisa tidur nih .."

"Belum mas, ini mau tidur"

"Mas boleh tanya sama Lia?"

"Tanya apa mas"

"Lia punya pacar gak....eh maksudnya teman dekat"

"Gak mas, aku takut"

"Kok takut, Apa Lia gak kesepian"

"Kadang-kadang memang kesepian mas, tapi kan ada anak-anak"

"Lia.....bolehkan aku menemanimu biar gak kesepian, aku benar-benar sayang sama kamu. Kamu satu-satunya wanita yang selalu aku rindukan"

"Aku takut mas.....aku takut terluka lagi"

"Mas janji, akan selalu sayang sama Lia juga anak-anak. Mas akan bahagia kan Lia"

Lia berusaha mencerna kata-kata yang dia baca.

"Lia kok diam, gak balas"

"Apa Lia pantas menerima perhatian mas, maaf mas Lia takut"

"Jangan takut, mas gak akan pernah sakitin Lia"."Mas janji"

"Iya mas Lia coba"

"Syukurlah, mas bahagia sekali"

"Iya mas "

Kutunggu gak ada lagi balasan chat dari Sandi. Aku bingung dan akhirnya tertidur.

Tok....tok.... Aku kaget tiba-tiba ada orang yang mengetuk pintu rumahku disaat tengah malam begini. Kulihat waktu sudah jam 23.35.

Dengan mata yang masih mengantuk aku berjalan ke arah pintu dan mengintip dari lobang kunci siapa yang datang tengah malam begini, alangkah terkejutnya aku, Sandi sedang berdiri didepan rumahku.

Dengan cepat kubuka pintu, aku khawatir ada sesuatu yang terjadi pada Sandi hingga harus datang tengah malam begini.

"Ada apa mas...kok da.." Sandi langsung memelukku dengan erat sebelum Aku selesai be

rbicara. "Terimakasih Lia sudah mau terima mas" ada air mata yang menetes diwajah nya

"Bertahun tahun aku menantikan ini, terimakasih Lia," Sandi mengecup keningku, aku hanya terdiam karena terkejut atas apa yang sedang terjadi.

Sandi memelukku beberapa saat dan dengan terus memeluk dia mengajakku duduk di kursi setelah menutup pintu. Aku mencoba melepaskan diri dari Sandi.

"Sudah mas, malu"

"Tunggu ya mas masih sangat rindu"

Sandi semakin memperkuat pelukannya.

"Mas bisa cium kamu sayang..."Aku tertunduk, dan bicara dengan lembut, aku takut anak-anak bangun.

Sandi mengangkat wajahku dan dengan lembut mencium bibirku. Aku yang begitu lama tidak mendapatkan sentuhan dari laki-laki terkejut dengan tindakan Sandi dan mencoba melepaskan diri. Sandi terus menciumku, Aku yang awalnya menolak merasakan suatu rasa yang sudah pernah kurasakan dan terasa sangat nikmat.

"Oh jangan mas......." tapi ucapanku tidak sesuai dengan tindakanku, Aku membalas ciuman Sandi dengan hasrat yang membara. Kami berciuman dengan tangan yang saling membelai, Sandi mencoba menyentuh dadaku, tangan nya masuk melalui dasterku yang longgar. Aku tiba-tiba tersadar dan melepaskan diri dari Sandi.

"Sudah mas.,.pulanglah" bibirku bergetar menahan hasrat dan rasa marah.

"Maafkan aku Lia, aku terbawa suasana"

"Sudah pulang mas, mas anggap aku wanita murahan karena aku seorang janda kan mas"

"Bukan Lia, mas benar sayang sekali sama Lia dan gak mau nyakitin Lia. Mas minta maaf Lia. Mas pulang dulu ya. Sekali lagi mas minta maaf" Sandi menyentuh kepalaku dan dengan lembut mencium keningku

Sandi pergi, aku menutup pintu dan hanya bisa menangis atas kebodohan yang kulakukan dicium oleh laki-laki yang baru kukenal.

Aku memang sudah gila, bagaimana bisa aku berciuman dengan laki-laki yang baru aku kenal, oh.....aku ingin disentuh laki-laki tapi bukan dengan cara ini.

Aku akhirnya ke kamar mandi dan memenuhi hasrat yang tertunda dengan tanganku sendiri. .

Tuhan sampai kapan derita ini kurasakan, aku sudah lelah, aku ingin seperti wanita lain yang merasakan kasih sayang dari suaminya.

Setelah lelah menangis Aku pergi ke kamar tidur dan melihat ada chat yang masuk.

"Maafkan aku sayang....aku khilaf, aku janji akan memperlakukan kamu dengan baik dan tidak akan memaksa kamu. Tidur ya sayang jangan banyak pikiran"

"Iya mas..."

"Selamat malam sayang, mimpi yang indah ya"

"Selamat malam mas".

Hatiku begitu rapuh, Aku sangat butuh belaian dari Sandi tapi setengah hatiku melarang melakukan hal yang terlarang itu.

Aku tertidur dan bermimpi disentuh oleh Sandi, dan kami bercinta, Aku sangat menikmati sentuhan Sandi. Semoga itu akan kurasakan didunia nyata.

(Bersambung...)

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status