Share

Picture

"Please... Temani aku sekali ini saja," pinta Isabella

Seth yang tengah mengemudi melirik sekilas pada Isabella,"Nanti saja kau pergi bersama teman-teman mu." balas Seth

"Dasar pelit!" maki Isabella

Bagaimana tidak? Selepas Isabella pulang dari kampus, gadis itu meminta Seth menemaninya pergi ke acara pameran dari salah satu brand pakaian dalam. Tentu saja Seth menolak, meski menggiurkan dapat melihat wanita-wanita seksi, namun Seth lebih memilih terkurung di dalam mobil berdua dengan Isabella.

"Jika ku tahu kau tidak mau menemani ku, seharusnya aku menghubungi Christian saja." lanjut Isabella

Seth terdiam, fokus mengemudi agar keduanya cepat sampai mansion. Sesaat ia kembali menatap Isabella yang tengah mengetik sesuatu di ponselnya

"Christian pun tidak akan bisa menemani mu," celetuk Seth

Setelah itu muncul bunyi notifikasi dari ponsel Isabella. Bola matanya melebar tatkala membaca pesan masuk

"Kau tau dari mana?" tanya Isabella

Seth mengedikan bahunya,"Tebakan saja."

Mulut Isabella menganga, bagaimana bisa ucapan Seth tepat sasaran? Bersamaan dengan pria itu memberitahunya bahwa Christian tidak bisa menemaninya pergi ke acara pameran, bertepatan pula Christian membalas jika pria itu sedang tidak bisa menemaninya.

Isabella melipat bibirnya, kemudian bersungut kesal lantaran tidak bisa pergi melihat pameran malam ini. Ketiga temannya pun sedang sibuk, jika Isabella pergi sendiri ia takut akan bosan.

Setelah sampai di mansion, Isabella kemudian naik ke lantai dua menuju kamarnya. Sedangkan Seth masih berada di lantai dasar, menatap punggung kecil Isabella yang telah lenyap tertelan pintu.

Seth kemudian keluar dari mansion, pria itu menyeret kursi yang ada di taman lantas mengeluarkan seputung rokoknya untuk di hisap. Lalu merogoh ponselnya lantas memeriksa pesan yang  masuk. Senyum kecil terutas dari bibir tipisnya tatkala melihat pesan yang berhasil membuat letupan di dadanya.

Terdapat tiga foto yang menampilkan seorang pria dan wanita, kemudian Seth mengirim ketiga foto tersebut kepada seseorang. Setelahnya, Seth menyandarkan tubuhnya sembari menghembuskan asap rokoknya. Memejakmkan matanya untuk meraih sedikit ketenangan diantara pikirannya yang tengah berkecamuk.

"Sepertinya lelah sekali hari ini," suara berat itu membuat mata Seth terbuka

"Tuan James."

Segera ia menegakan tubuhnya tatkala mendapati Tuan James menarik kuris di sampingnya. Lantas, Seth mematikan rokoknya karena beberapa bulan ini Tuan James berhenti merokok dan tak menyukai orang merokok di sekitarnya.

"Apa Isabella sudah di kamaranya?"

Seth mengangguk,"Nona baru saja naik ke kamarnya."

Beberpa detik keheningan menyelimuti kedua pria berbeda usia itu, lantas Seth kembali mendengar James bersuara

"Apa Isabella masih menempeli pria itu?" tanya James

Seth terkekeh ringan,"Mereka sepasang kekasih, jadi tentu saja keduanya masih menempel seperti lem perekat." timpal Seth.

"Terus kau pantau Isabella. Aku tidak mau putri semata wayang ku berakhir dengan pria itu. Christian bukanlah pria yang layak bersanding dengan Isabella, terlebih kau tahu bahwa aku tidak menyukai keluarga Christian."

Seth mengangguk paham,"Sebisa mungkin saya akan melaksanakan perintah Anda. Tapi Tuan, mengapa Tuan tidak katakan saja kepada Nona jika Christian berasal dari keluarga yang picik dan terkenal memanfaatkan putra mereka untuk menarik gadis-gadis kaya untuk di perbudak." ucap Seth

"Kau tau bagaimana hati dan pikiran seseorang yang tengah jatuh cinta. Sulit mengatakan apa yang kita anggap benar karena dimata mereka, apa yang dicintainya adalah sebuah kebenaran, mereka buta dan tuli. Jadi percuma saja mengatakannya kepada Isabella."

Seth paham, yang dikatakan James adalah sebuah kebenaran. Bukti dari buta dan tulinya Isabella terlihat bagaimana perjuangan gadis itu kepada Christian memohon untuk dinikahkan, Isabella bahkan mengancam bunuh diri jika ayahnya tidak mengizinkannya bersama dengan Christian kala itu. Padahal Isabella tahu bahu Christian berkali-kali menyelingkuhinya.

Tapi lihatlah hasil dari pengorbanan Isabella, gadis itu dianiaya, direndahkan, dilecehkan, ditipu habis-habisan dan bahkan ia dibunuh oleh Christian. Setidaknya pertahankan sedikit akal sehat ketika dilanda mabuk cinta, jangan menutup mata pada kesalahan pasangan yang ditunjukan kepada kita. 

"Jika Tuan ingin memisahkan Isabella dengan Christian maka, Tuan harus menunjukan kepada Isabella sedikit demi sedikit sifat buruk Christian dan keluarganya,"

Terlihat James mengangguk-anggukan kepalanya,"Kau yang akan melakukan itu untuk ku." celetuk James

"A-apa? Saya?" tanya Seth sedikit terkejut

"Tunjukan kepada Isabella bahwa Christian bukanlah pria yang baik untuknya. Lagipula, bukankah kau menyukai putri ku? Jadi sudah menjadi tugas mu untuk memisahkan keduanya."

Seth menunduk, lantas melipat bibirnya. Seth tidak akan lupa jika James adalah pria dengan kepekaan tinggi, jadi mudah saja pria paruh baya itu membaca gerak-geriknya

"Aku tidak akan melarang mu untuk mendekati Isabella. Lagipula kalian telah tumbuh bersama, aku yakin kau pasti akan melindungi dan memberikan yang terbaik bagi Isabella."

**************************

"Jahat sekali! Memangnya hal penting apa yang Christian lakukakn? Apa ada yang lebih penting dari ku?" kesal Isabella

Isabella pun tak bisa diam di atas ranjangnya, tubuhnya terus saja berbalik ke kanan dan kiri dengan menatap layar ponselnya kesal

Bunyi notifikasi kembali terdengar, sontak Isabella melihat nomor asing yang tengah mengiriminya sebuah pesan

"Siapa ini?" gumamnya, tak ayal Isabella menekan pesan tersebut

Sontak tubuhnya bangun lalu duduk dalam keadaan bola matanya membulat sempurna. Isabella memperhatikan lebih jelas lagi gambar yang dikirim kepadanya

"Christian..." lirihnya

Terdapat tiga foto yang menunjukan jika Christian sedang duduk berdekatan bersama seorang wanita yang memunggungi kamera. Kemudian Isabella memperhatika latar foto tersebut, matanya kembali melebar tatkla mengetahui bahwa foto itu berlatar gedung yang dipakai oleh salah satu brand yang tengah mengadakan pameran. Tepat sekali, itu adalah tempat yang ingin di kunjungi oleh Isabella.

"Christian memohongi ku? Apa ini? Dia pergi bersama wanita lain?"  Isabella menganga tak percaya

Lantas ia menekan nomor Christian untuk menghubunginya, namun setelah melakukan panggilan berkali-kali, Christian tak kunjung menjawab telponnya.

"Sibuk? Inikah yang dikatakan sibuk? Dan siapa wanita ini?" geram Isabella

Isabella marah. Bagaimana bisa Christian pergi bersama wanita lain ke pameran? Sedangkan ajakan Isabella ia abaikan, pria itu malah mengatakan jika ia sedang sibuk. Apakah Christian mulai berbohong kepadanya? Namun kenapa? Rasanya Isabella ingin menangis.

Isabella pun melempar ponselnya asal. Kakinya menghentak-hentak melampiaskan kekesalannya. Mengingat bagaimana Christian memandang intens wanita yang bersamanya membuat hatinya panas. Sebenarnya apa yang ada di pikiran Christian? Bagaimana biasa pria itu keluar bersama wanita lain sedangkan pria itu memiliki kekasih.

Isabella harus bertanya langsung kepada Christian, Isabella harus memastikan sendiri bahwa di foto itu memanglah Christian. Bisa saja bukan itu orang yang hanya mirip dengan kekasihnya, Isabella yakin jika Christian adalah pria setia, tidak mungkin Christian bermain di belakangnnya. 

Sebaiknya Isabella tidak boleh gegabah, walaupun yang di dalam foto itu memang benar Christian, mungkin saja prianya memiliki alasan mengapa ia melakukan demikian. Bisa saja wanita yang bersamanya adalah temannya atau mungkin rekan bisnisnya.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status