Share

Punishment

"Kau yakin tak mau ku antar pulang?" tanya Christian setelah menunggu Isabella usai dengan kelasnya

"Tidak usah. Lagipula aku sudah meminta pengawal ku untuk menjemput ku." balas Isabella, sengaja ia memilih pulang bersama Seth karena siang tadi ia meninggalkan pria itu

"Baiklah kalau begitu. Bilang saja kepada ku kalau ingin di jemput lagi"

Isabella mengangguk paham. Lantas mereka berciuman sejenak sebelum Christian meninggalkan Isabella

"Kenapa dia hanya membaca pesan ku?" gumam Isabella saat melihat pesannya hanya dibaca saja oleh Seth, biasanya pria itu akan membalasnya meski hanya dengan kata 'Oke'

Isabella pun memilih menunggu sembari duduk di salah satu kursi. Sesekali menyapa sapaan teman-temannya ketika mereka melaluinya

"Astaga kenapa dia lama sekali?" Isabella mulai lelah menunggu Seth yang belum juga datang, berkali-kali mengirim pesan dan menelponnya, namun tak ada tanda-tanda Seth membalas atau mengangkatnya. Padahal jarak mansion ke kampus hanya membutuhkan waktu sekitar limabelas menit saja. Namun sekarang sudah lewat duapuluh menit namun Seth tak kunjung menampilkan batang hidungnya

Hingga matahari sudah terbenam sepenuhnya, Seth belum juga terlihat di perkarangan kampus. Kampus pun sudah mulai sepi di karenakan para mahasiswa sudah kembali ke tempat mereka masing-masing

Isabella masih setia menunggu Seth karena yakin pria itu pasti akan datang begitu diberi perintah. Namun apa ini? Pria itu belum juga datang menjemputnya

"Sialan! Awas saja kau pria tua, akan ku adukan kepada ayah perbuatan mu karena menelantarkan seorang tuan putri." gerutu Isabella

Sudah pasrah karena sang pengawal tak kunjung tiba, akhirnya Isabella memutuskan untuk memesan taxi untuk pulang. Belum sampai jarinya menekan aplikasi tersebut, suara kenalpot racing itu menggelegar menarik atensinya

Setelah itu, muncul seorang pria berparas tampan dan panas dengan balutan jas hitam andalannya. Bukanya terpesona, Isabella justru ingin meninju wajah pria itu

"Darimana saja kau? Kenapa baru sekarang menjemput ku hah? Bagaiaman jika aku di culik? Bagaimana jika ada orang yang berniat jahat kepada ku disini? Bagaimana bisa kau mengabaikan pesan dan telpon ku sepanjang waktu?!" sambar Isabella. Dadanya naik turun setelah menyerang Seth dengan seribu pertanyaanya

"Nyatanya kau baik-baik saja kan?" balas Seth. Seperti biasa dengan suaranya yang kelewatan datar

"Sialan!" maki Isabella

Isabella meringsek maju dan memukul dada Seth, sesekali mencubit pinggang ramping pria itu untuk melampiaskan kekesalannya. Namun tetap saja, pria itu tak bereaksi sedikitpun

Setelah merasa cukup dengan pukulan tak berarti Isabella, Seth menangkap kedua tangan gadis itu dan langsung membawanya masuk ke dalam mobil

"Hey aku belum selesai," amuk Isabella

"Kau lapar?" tanya Seth mengalihkan pembicaraan

"Tidak. Sini kau! Aku belum puas memukul mu," lsabella mencoba melepas sabuk pengaman yang telah dipasangkan oleh Seth. Namun sebelum Isabella melanjutkan aksinya, Seth terlebih dahulu mencekal kedua tangan Isabella

"Diam. Dan duduk dengan tenang." Datar, dingin dan tajam suara Seth. Suara inilah yang amat Isabella benci, ketika ia merasakan tubuhnya mendadak menegang dan kaku tatkala mendengar suara berat Seth, seolah-olah pria itulah yang derajatnya lebih atas ketimbang dirinya yang berstatus atasannya

Isabella pun menurut, duduk dengan tenang sembari melipat tangannya. Seth pun mulai mengemudikan mobilnya, sementara membiarkan Isabella yang sepertinya merajuk

"Kenapa kau lama sekali menjemput ku?" tanya Isabella tiba-tiba memecah keheningan

Seth sedikit menoleh,"Ku pikir kau akan pulang bersama bajingan itu," Sama sekali tak merasa bersalah karena mengatai kekasih bosnya

Isabella menatap tajam ke arah Seth, tak terima jika kekasihnya dikatai bajingan

"Dia bukan bajingan. Dia pria baik-baik dengan latar belakang keluarga terhormat,"

"Lagipula, aku sudah meminta mu untuk menjemput ku. Malah kau hanya membaca saja pesan ku." lanjut Isabella

"Untuk apa? Di saat aku menyuruh mu menunggu kau malah pergi bersamanya,"

"Memangnya kenapa? Bukankah kewajiban mu juga untuk mengantar dan menjemput ku? "

"Benar. Dan karena itulah seharusnya kau menuruti ucapan ku ketika aku meminta mu menunggu ku." timpal Seth tanpa menatap Isabella, fokusnya tertuju pada jalan di depannya.

"Kau benar-benar bodyguard menyebalkan!" sungut Isabella

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status