Home / Romansa / Hamil Anak CEO / Mual Melihat Soto

Share

Mual Melihat Soto

Author: Putri_Lotus
last update Last Updated: 2023-05-23 14:47:53

Anjani terus berlari namun sayangnya para preman itu juga terus mengejarnya. Kaki Anjani sampai tersandung batu dan membuatnya terjatuh.

"Mau kabur ke mana sih kamu cantik? Ayolah sini kita bersenang senang!"

"Tolong jangan sentuh saya. Saya mohon," ucap Anjani mengiba.

Dia sudah tidak bisa kabur karena sudah dikepung oleh para preman mabuk itu.

'Ya Tuhan selamatkan aku!' batin Anjani ketakutan.

Ketika preman itu hendak menyentuh Anjani, tiba tiba seseorang datang.

"Lepaskan wanita itu!"

Anjani mendongak ketika mendengar suara bariton itu memerintahkan para preman agar berhenti mengganggu.

"Hehh siapa lu berani beraninya merintah kita? Asal lu tahu aja gadis ini udah jadi milik gua ha ha ha ha ... "

"Memangnya kalian siapa berani beraninya mengaku gadis itu milik kalian?"

"Nih kenalin gua penguasa wilayah sini. Jadi lu nggak usah macem macem kalau masih sayang nyawa. Ngomong ngomong gaya lu necis amat, bau bau orang kaya nih. Sini bagi semua duit lu sama gua kalau nggak mau nyawa lu melayang!"

"Kalian itu hanya preman pasar yang tidak berguna. Persetan dengan kekuasaanmu, kalau kalian sampai berani menyakiti wanita itu maka kalian akan berhadapan denganku!" ucap lelaki itu menantang.

"Halah anak kemarin sore aja belagu. Beri dia pelajaran biar tahu siapa kita!" titah ketua preman.

Akhirnya terjadi baku hantam namun semua preman itu akhirnya tumbang setelah melawan lelaki yang mereka remehkan.

'Siapa lelaki itu? Tampaknya dia bukan orang biasa!' batin Anjani. 

Setelah membereskan para preman itu, lelaki itu bergegas menghampiri Anjani dan membantunya berdiri.

"Anda tidak apa apa Nona?"

"Tidak apa apa, terimakasih sudah menyelamatkan saya. Saya tidak tahu bagaimana nasib saya jika tidak anda tolong tadi. Sekali lagi terimakasih banyak," ucap Anjani tulus.

"Sama sama Nona. Tapi alangkah baiknya bila Nona saya antar ke klinik terdekat. Sepertinya kaki Nona terluka," ucap lelaki itu setelah melirik kaki Anjani yang terluka.

"Ah tidak perlu, nanti akan saya obati sendiri setelah sampai rumah," tolak Jani dengan halus.

Lelaki itu juga menawarkan tumpangan tapi Anjani juga menolaknya dan akhirnya dia dipesankan taksi online.

***

Setelah Anjani masuk ke dalam takso online, lelaki itu menghubungi seseorang lewat sambungan telpon.

"Halo Tuan, wanita itu sudah aman. Hanya kakinya sedikit terluka dan menolak diobati!"

"Tetap pantau dia dan bantu bila dia membutuhkan pertolongan. "

"Baik Tuan," ucap lelaki itu setelahnya sambungan terputus.

***

Di dalam taksi, Anjani melamun sambil berusaha mengingat siapa yang telah menolongnya.

"Siapa sebenarnya orang tadi? Tidak mungkin seseorang yang berpenampilan seperti pejabat itu hanya membuang waktunya untuk menolongku. Aku yakin ini ada maksud lain. Aku harus waspada!" monolog Anjani.

Sesampainya di rumah, Anjani langsung membersihkan lukanya lalu beristirahat. Namun perutnya sudah keroncongan meminta di isi.

"Aduh aku lapar sekali. Mana dari tadi pagi belum sempat sarapan. Huhh tapi males keluar," keluh Anjani pada dirinya sendiri.

"Ahh tapi yaudahlah mendingan beli di warteg aja, aku harus hemat sampai dapat kerjaan lagi,"gumamnya kemudian.

Dengan langkah sedikit tertatih, Anjani pergi ke warteg. Sepulangnya dari warteg, dia melihat sebuah mobil berhenti dari kejauhan.

"Bukannya itu mobil yang dibawa orang yang nyelametin aku tadi ya? Kok aku jadi ngrasa diikutin orang itu ya?" gumamnya seorang diri.

Anjani segera pulang dan menutup rapat pintu kostnya. Setelah selesai makan, Anjani bersantai sambil mencoba mencari lowongan pekerjaan lewat situs pencari kerja. Sayang dia tak kunjung mendapatkannya hingga dia memutuskan menyudahi kegiatannya. Anjani mencoba memejamkan mata, namun dering hp membuatnya kembali membuka mata.

"Sisil? Tumben telpon ada apa ya?" gumamnya.

["Halo Sil, ada apa?"]

["Gue mau ke situ, lu share lok alamat lu ya!"]

["Oke Sil!"]

Jani lalu mengirim alamat kostnya. Satu jam kemudian, Sisil sampai tempat Anjani dengan menenteng beberapa plastik.

Tok tok tok

"Janiiiiiiii, gue di depan!"

Anjani terlonjak mendengar teriakan Sisil. Dengan langkah pelan dia membuka pintu dan mempersilahkan Sisil masuk.

"Jani, kaki lo kenapa?" tanya Sisil sambil setelah melihat langkah Anjani yang sedikit pincang.

"Sil, ucapin salam dulu kenapa!" tegur Anjani pada Sisil.

"Hehe iya iya maaf. Assalamualaikum Anjani. Dah tuh. Sekarang jawab pertanyaan gue kenapa kaki lo pincang?"

"Waalaikum salam Sisil, nah gitu dong. Jadi tadi waktu pulang cari kerjaan gue hampir diperkosa preman, untung aja ada orang baik yang nolongin gue," tukas Anjani.

Sisil merasa iba dengan temannya itu, dia berjanji akan mencarikan info lowongan kerja. Sisil hanya mampir sebentar untuk menengok Anjani setelah itu dia pamit pulang.

***

Beberapa minggu kemudian, dia sudah diterima di sebuah perusahaan garment dan sudah mulai bekerja. Namun saat dia hendak bangun tidur tiba tiba dia merasakan mual yang sangat luar biasa.

"Huwekk huwekk huweekkkk!"

'Haduh kenapa ini? Kok tiba tiba mual banget rasanya.' batin Anjani sambil terus mengeluarkan cairan bening karena belum sarapan.

"Pahit banget sih. Apa aku masuk angin ya?" 

Dia lalu menghirup aromatherapy sebanyak banyaknya untuk mengurangi rasa mual, namun rasa mual itu malah makin menjadi jadi. Tetapi dia tetal memaksakan diri untuk pergi bekerja. Namun anehnya menjelang siang mualnya malah semakin hilang.

***

Saat jam istirahat, rekan Anjani mengajaknya ke kantin.

"Jan, ke kantin yuk, cari makanan mumpung jam istirahat!"

Sejenak Anjani melirik jam lalu mengangguk.

"Ayo, aku juga udah laper nih," ucap Anjani. 

Mereka lalu beranjak ke kantin. 

Mereka memesan soto, namun saat pesanan datang, Anjani malah mual melihat soto.

"Jani lu kenapa? Masuk angin ya?"

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Abdullah Azzam
sedih baca ceritanya
goodnovel comment avatar
Annisa Marisya ulfa
kisah yang menyedihkan
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Hamil Anak CEO   The End

    "Makanya buruan nikah Val, biar Mama punya banyak cucu," celetuk Nurma. "Ahh bentar lah Ma, masih pengen sendiri dulu. Biar bebas nggak ada yang melarang," jawab Valdi santai. "Padahal nikah itu enak lho Val, keperluan apapun sudah ada yang menyiapkan, mau makan tinggal minta di masakin. Malamnya juga dapat servis, rugi lho kalau nunda-nunda," ujar Revan memprovokasi. "Gampanglah ntar kalau udah ada calonnya pasti nikah kok. Secara iparmu yang ganteng kan juga jadi incaran para Mama mertua, jadi tinggal pilih aja kalau udah kepingin menikah" ucap Valdi percaya diri. "Huu dasar kepedean!" sahut Anjani dan Arya. "Eh bentar, ini anak kalian mau dinamai siapa?" tanya Mila tiba-tiba. Semua yang ada di ruangan itu menepuk keningnya karena lupa jika bayinya belum di beri nama. "Emm, sesuai kesepakatan kami berdua, anak yang kami yang cowok kami namai Kalandra Adi Purnomo dan yang cewek namanya Alindra Putri Purnomo," jawab Revan. *** Setelah beberapa waktu mereka semua pamit undur di

  • Hamil Anak CEO   Kebahagiaan

    Revan memacu kendaraannya dengan kecepatan di atas rata-rata. Dia ingin segera sampai di rumah sakit secepatnya."Ayolah kenapa mereka lemot sekali? Nggak tahu orang lagi darurat apa?" gerutunya sambil berusaha menyalip kendaraan di depannya.Sesampainya di rumah sakit, dia bergegas menuju ruang operasi. Dia meminta izin pada dokter agar diperbolehkan menemani istrinya yang sedang berjuang."Boleh Tuan, tapi harap jangan mengganggu jalannya operasi ya, Tuan!" kata dokter."Baik, Dok."Revan segera memakai baju steril yang sudah disediakan dan segera masuk ke ruang operasi."Mas Revan," sapa Anjani dengan lirih dan lemah.Revan segera mendekat dan menciumi Anjani yang sedang berbaring di meja operasi."Sayang, kamu harus kuat demi aku dan kedua anak kita," ucap Revan menguatkan Anjani.Revan tidak beranjak dari sisi Anjani selama operasi. Saat bayi pertama berhasil di keluarkan, Revan sempat mematung mendengar suara tangis bayinya."Anakku," ucapnya lirih.Disusul ke luarnya bayi kedua

  • Hamil Anak CEO   Kontraksi

    Alex akhirnya ditangkap oleh anak buah mertuanya sendiri dan sekarang sedang diberi pelajaran oleh Pranoto. Pranoto benar-benar merampas semua aset milik Alex hingga Alex jatuh miskin. Tidak hanya itu dia juga terjerat dengan pasal berlapis. Dia tidak bisa berkutik lagi karena semua hartanya habis tak bersisa.Suami Vina berinisiatif mengajak Vina menjenguk Alex ke lapas. Bagaimana pun juga, Alex merupakan ayah kandung Vina. Alex sangat terkejut dengan kedatangan Vina dan suaminya."Nak, kamu datang menjenguk Ayah, Nak?" tanya Alex berkaca. Kini dia sadar jika keluarga lebih berarti dari segalanya."Aku datang atas permintaan suamiku. Ini aku bawakan makanan untukmu, perbaikilah dirimu dan bertobatlah. Walau bagaimana pun kau tetap ayah kandungku, meskipun kehadiranku mungkin tidak kau harapkan!" ucap Vina tanpa menoleh ke arah Alex sedikit pun. "Maafkan Ayah, Vina. Ayah sudah menoreh luka terlalu dalam di hidupmu, aku tidak pantas disebut ayah," ucap Alex tergugu. "Setidaknya aku

  • Hamil Anak CEO   Menghembuskan Nafas Terakhir

    Revan menghentikan gerakannya sejenak dan menatap Anjani dengan lekat."Ada angin apa tiba-tiba kamu ingin mengajak Mayra bertemu, hm?" tanya Revan lembut."Aku ingin berbicara dari hati ke hati dengan Mayra, Mas. Rasanya aku masih punya beban karena bahagia di atas derita orang lain," jawab Anjani.Revan hanya menanggapi ocehan Anjani dengan senyuman. Dalam hatinya sangat bangga dengan sifat istrinya yang masih memedulikan orang lain walau sudah menyakitinya secara fisik dan mental."Kamu yakin? Tapi kan dia yang sudah membunuh anak pertama kita, Sayang. Apa kamu nggak takut dia akan kembali melakukannya?" tanya Revan hati-hati."Kan ada kamu, Mas. Aku yakin kamu nggak akan membiarkanku dan anak-anak kita dalam bahaya," jawab Anjani dengan mantap."Terima kasih sudah percaya padaku Sayang. Tapi kamu harus tahu kalau Mayra sekarang berada di rumah sakit jiwa. Dan aku tidak mau mengambil risiko kalau kamu tetap ngotot ingin menemuinya.

  • Hamil Anak CEO   Nasib Linda

    DeggggPengakuan Gibran membuat Linda menjadi terkejut. Dia sama sekali tidak mengira jika Gibran akan menaruh hati pada Mayra."Kalau kau memang mencintai Mayra, kenapa kau mau menuruti perintahku untuk menghancurkan hidupnya dan menjauhinya?" tanya Linda nanar."Apa Tante sudah melupakan sesuatu?" tanya Gibran balik.Flashback On"Tante, apa tidak sebaiknya aku menikahi Mayra saja? Aku rasa sepertinya aku sudah terlanjur mencintainya. Aku berjanji tidak akan pernah membiarkannya kembali mengejar Revan, Tante!" ujar Gibran meminta pertimbangan."Tidak, kau tidak boleh menikahinya. Mayra harus menderita karena sudah berani menentangku dan terus berhubungan dengan Revan. Awas saja kalau sampai kau berani menikahi Mayra, Gibran. Di sini, akulah yang berhak memutuskan segalanya. Dan kamu hanya harus tunduk di bawah perintahku!" Flashback off"Dengan pongahnya kau memintaku meninggalkan Mayra di saat aku sudah mulai mencintainya. Apa kau pikir itu tidak menyakitkan bagiku, Tante Linda?"

  • Hamil Anak CEO   Masuk Rumah Sakit Jiwa

    Sementara di sisi lain, kondisi Mayra semakin mengenaskan setelah dia ke luar dari tempat penyiksaan. Anak buah Reno sengaja menyiksa mental Mayra hingga dia berubah menjadi tidak waras. Dia sering menangis dan tertawa dengan tiba-tiba."Revan, coba lihat anak kita cantik sekali ya seperti aku. Kamu nggak mau gendong dia Van? Coba deh Van lihat anak kita," ucap Mayra sambil menggendong boneka dan menyodorkannya pada penjaga. Kedua orang tua Mayra sengaja memperkerjakan penjaga untuk menjaga Mayra agar tidak kabur. "Pa, bagaimana ini Pa? Anak kita seperinya sudah gila, Pa? Segera lakukan sesuatu Pa, aku tidak bisa melihatnya seperti ini lebih lama," ucap Fatma sambil menangis."Tidak ada cara lain lagi Ma, kita harus membawa Mayra ke rumah sakit jiwa."Mau tidak mau akhirnya Fatma harus rela jika Mayra dibawa ke rumah sakit jiwa. Polisi juga tidak menangkap Mayra kembali dengan alasan Mayra sakit jiwa. Setiap hari Mayra selalu meracau dan menganggap setiap lelaki yang melintas di de

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status