Share

Bab 2 Suami Laknat

Penulis: XENA
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-06 11:01:46

“Istrimu sepertinya gugup, Raymond. Harus lebih santai lagi.”

“Saya sepakat, Tuan.” Raymond menanggapi dengan suaranya yang biasa. Tangannya bergerak membimbing Velicia untuk minum. “Ayolah, Sayang, jangan tegang begitu.”

Velicia menahan emosi yang mulai bergolak dalam dadanya karena paksaan sang suami, apalagi di hadapan para atasan yang sejak tadi menatap Velicia seperti serigala lapar. Apakah Raymond tidak menyadari sorot mata mesum mereka?

Atau … pria itu memang tidak peduli?

Pada akhirnya, di bawah desakan semua orang dan tanpa pembelaan dari sang suami, Velicia menandaskan minumannya.

Para pria di hadapannya bersorak melihat gelas kosong yang berada di tangan istri Raymond. Keriuhan itu membuat Raymond merasa tersanjung, apalagi para petinggi di perusahaan tempatnya bekerja itu terus memujinya yang  memiliki istri cantik nan penurut.

Sementara Velicia hanya diam merasakan dadanya seperti terbakar.

"Minuman ini akan saya persembahkan untuk wanita cantik yang paling bersinar di pesta!" 

Tiba-tiba salah satu pria di antara mereka kembali berucap sambil memberikan sebuah gelas yang berisi minuman berwarna kuning keemasan pada Velicia.

Sepasang mata wanita itu membelalak.

“Lagi?” batin Velicia. Bukankah satu saja sudah cukup?

Tadi pria berdasi hitam itu yang memberikan minuman berwarna merah, dan sekarang pria berdasi marun ini yang memberikan dia minuman warna lain. 

Apa tiga pria lainnya akan memaksaku minum lagi nantinya? 

Bagaimana ia bisa bertahan hingga pesta berakhir?

“Oh, tidak diambil?” Pria berdasi marun itu tersenyum miring. Matanya berkilat licik. "Apa ini artinya niat baik saya ditolak?" 

"Ah, bukan begitu, Tuan. Velicia hanya sedikit pemalu saja," ujar Raymond sambil merampas gelas di tangan istrinya, dan menggerakkan tangan sang istri untuk menerima gelas yang baru. 

Velicia menatap tidak percaya pada suaminya. “Ray, aku tidak–”

Namun, Raymond kembali mengabaikan protes istrinya dan membuat Velicia menghabiskan minuman itu dalam sekali minum.

Sekumpulan para pria itu kembali bersorak, serta tidak henti-hentinya meneriakkan nama Velicia. Menghujani pujian yang bukannya membuat Velicia tersanjung, melainkan jijik.

"Kamu sungguh hebat, Velicia. Kami sangat bangga padamu. Saya persembahkan minuman ini hanya untuk bidadari hebat sepertimu," tutur pria lainnya dengan memberikan segelas minuman berwarna biru padanya.

“Tuan, saya sudah tidak sanggup.”

“Ayolah, satu lagi.”

“Ayolah, Velicia. Kamu terlihat sangat cantik ketika minum.”

Velicia berusaha menolak karena ia merasakan ada yang aneh pada tubuhnya. Sementara itu, Raymond justru tertawa melihat para atasannya sangat antusias. 

Pria itu sama sekali tidak peduli pada Velicia yang tersiksa pada tuntutan para atasan tersebut.

Tanpa memikirkan yang lainnya, dia pun kembali memaksa sang istri untuk meminumnya dengan sekali tegukan.

Velicia hampir tidak bisa bernapas. Akan tetapi, dia mampu mengendalikan dirinya setelah mendengar bisikan sang suami di telinganya.

"Minum sampai habis."

"Jangan berhenti sebelum menghabiskan semuanya," sambungnya kemudian.

Setelah menghabiskan semua minuman itu, sorakan kembali terdengar riuh mengalahkan suara musik klasik yang mengalun indah dalam pesta mewah tersebut. Perut Velicia merasa mual, dan ingin memuntahkan seluruh isi dalam perutnya.

"Tahan!" bisik Raymond ketika melihat sang istri akan muntah. "Jangan muntah di sini! Kamu mau membuatku malu!?" 

Sekuat tenaga Velicia menahan rasa mualnya. Lima … enam gelas, yang ia tegak begitu saja tadi.

Namun, sepertinya Raymond tidak peduli dengan jumlah minuman keras yang dipaksa masuk ke dalam tubuh Velicia, ataupun kenyataan bahwa saat ini Velicia tengah sekuat tenaga menahan dirinya agar tetap berdiri dan sadar.

Pria itu justru dengan santainya berbincang dengan para atasan dan tertawa pada candaan yang bosnya lemparkan.

“Katanya istrimu tidak kuat minum. Tapi nyatanya sekarang dia masih berdiri tegak begitu.”

“Betul. Istrimu bohong buat jaga imej ya, Ray?”

“Ah, tidak. Memang kadang dia suka merendah. Tapi sebenarnya dia mampu.” Raymond tertawa. “Memang selayaknya istri Raymond Davis.”

Mata Velicia memejam saat merasakan sensasi panas menyebar di perutnya, terus naik ke dada. 

“Oh, Sayang. Aku harus menyapa seseorang. Kamu tunggu di sini dan temani Tuan-Tuan ini ya. Aku tidak akan lama.” 

Sepasang mata Velecia baru terbuka saat Raymond mengatakan hal itu. Sontak, tangannya menggenggam lengan sang suami.

“Aku ikut,” bisiknya. Kenapa tiba-tiba ia ditinggalkan? Bukankah Raymond ke sini untuk memamerkannya? Sampai Velecia harus menyuguhkan adegan hiburan seperti tadi?

Kenapa Raymond justru menyuruhnya bersama para pria ini?

“Jadilah istri yang baik dan tunggu aku di sini.” Raymond menarik tangannya. Lalu pada para atasannya, ia berkata dengan sopan, “Saya permisi sebentar.”

Velicia menatap punggung suaminya yang berjalan semakin jauh darinya. Bahkan ia tidak melihat ada kekhawatiran sama sekali dari suaminya.

Hatinya sakit sekali. Memang selama ini ia bukan istri yang baik? Bukankah Velicia selalu mendengarkan dan melaksanakan apa kata suaminya?

“Tidak perlu sedih begitu,” ucap salah seorang pria yang merupakan atasan Raymond. Sosok itulah yang pertama kali menyuruhnya tadi. Kenzo namanya. “Bukankah di sini ada banyak pria lain yang bisa menjagamu?”

Sepasang mata Velicia terbelalak. Apalagi saat lengan pria itu melingkari pinggulnya. 

Buru-buru Velicia menarik diri. Namun, meski ia sukses melepaskan diri, seorang pria lain sudah menyambutnya. Kali ini pria itu merangkul pundaknya dan menariknya mendekat.

“Tuan-Tuan, mohon jangan seperti ini,” ucap Velicia, akhirnya bersuara. Ia kembali menghindar, menahan diri agar tidak langsung menendang atau menyakiti atasan suaminya itu dengan cara apa pun.

“Oh, memang harusnya bagaimana?” Kenzo kembali berucap sembari mencekal pergelangan tangan Velicia dan menarik gadis itu ke arahnya. “Seperti ini?”

Velicia terkesiap, apalagi saat ia merasakan tangan pria itu menyentuh pantatnya, lalu meremasnya pelan. Belum sempat ia menarik diri, pria itu sudah mendekatkan wajahnya pada leher Velecia, membuatnya bisa mendengar napas Kenzo yang berat.

Tidak … ia tidak boleh diam saja! 

Velicia melihat sekeliling, mencari jalan keluar. Akan tetapi yang bisa ia temukan hanyalah tatapan melecehkan dari  para atasan suaminya tersebut. 

Bahkan suaminya saja tidak kelihatan ada di mana.

“Ray menitipkanmu pada kami. Jangan khawatir, kami akan menjagamu dengan baik.”

Ucapan itu membuat Velecia menggeleng kuat-kuat.

Beruntung untuknya, tiba-tiba, salah seorang asisten menghampiri pria yang tengah merangkulnya dan berbisik, “Tuan, Presdir sudah datang.”

Segera, Velicia menarik diri dan bergumam, “Mohon maaf, saya permisi mau ke toilet.”

Tanpa menunggu respons yang lain, Velicia melepaskan diri dan menjauh dari kerumunan. Untungnya juga, tidak ada yang mencegahnya.

Velicia tidak peduli jika Raymond akan mengutuknya nanti. Ataupun menghukumnya di rumah. Sudah untung Velicia tidak menggigit ataupun menendang orang yang melecehkannya tadi.

Mengingatnya membuat tubuh Velicia bergetar dan ingin menangis. Hatinya sakit–lebih sesak lagi saat tidak mengetahui  Raymond tidak ada di mana-mana.

Velicia memutuskan untuk keluar dari aula dan menyusuri lorong yang lebih sepi. 

Lalu tiba-tiba Velicia merasakan tubuhnya limbung dan ia harus bersandar pada dinding koridor agar tidak jatuh.

Detik itulah, Velicia mendengarnya.

“Raymond–Sayang, ah! Lebih cepat lagi–”

Seketika tubuh Velicia membeku. Hawa dingin merambati tengkuknya.

“Tidak,” gumam wanita itu. Yang dimaksud pasti bukan suaminya. Suaminya mustahil melakukan hal itu ketika Velicia sudah memberikan semuanya. “Tidak mungkin–”

“Aaahh … Sandra. Tubuhmu nikmat sekali….”

Tubuh Velicia nyaris meluruh ke lantai. Itu suara suaminya ….

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Hanya Istri Hiasan: Manisnya Hasrat Tuan Mantan   Bab 65 Anak Pungut

    Sandra membisu. Ternyata restu dari keluarganya tidak semudah yang dibayangkan olehnya. Rasa kesalnya semakin bertambah."Kenapa tidak ada yang bisa memahami ku?!" ujarnya dengan meninggikan suaranya di hadapan papanya."Jaga ucapanmu, Sandra!"Tiba-tiba terdengar suara seorang pria dari arah pintu, sehingga membuat si pemilik ruangan dan juga putrinya yang sedang memberontak mengalihkan pandangannya ke arah tersebut.Sandra membuang mukanya setelah melihat sosok pria yang menegurnya di hadapan orang tua laki-lakinya. Arion--kakak laki-laki yang menolak permintaannya, kini sedang berjalan dari arah pintu menghampiri mereka."Jangan mengganggu Papa dengan permintaan konyol mu itu, Sandra!" tegur Arion dengan tegas. Ketegasannya diwarisi dari sang ayah yang kini duduk di sampingnya.Sandra menatap dua pria yang duduk bersebelahan itu dengan tatapan kesal. Hatinya berteriak ingin meminta keadilan yang tidak pernah didapatkannya. Tidak ada kasih sayang utuh dari kedua orang tuanya dan jug

  • Hanya Istri Hiasan: Manisnya Hasrat Tuan Mantan   Bab 64 Ambisi Seorang Pria

    Raymond tidak bisa mengelak dari hukuman keterlambatannya. Akhir-akhir ini dia sering mendadak ijin dan terlambat datang ke kantor dengan alasan yang beragam. Semua itu dikarenakan kesibukannya dengan wanita-wanitanya.Sepanjang hari mood Raymond menjadi buruk sejak mendapat teguran langsung dari atasannya. Bahkan pesan dari sandra diabaikannya. Beberapa telpon yang masuk dari wanita selingkuhannya itu pun tidak dijawabnya.Mood baik yang didapatkan dari bayi dalam kandungan Velicia, musnah begitu saja dengan terancamnya promosi jabatan yang nantinya akan didapatkannya. Baru saja dia kehilangan promosi jabatan yang telah dijanjikan oleh atasannya, apa untuk berikutnya dia harus kehilangan kesempatan itu juga?Brak!"Raymond!"Seketika si pemilik nama terhenyak mendengar suara pintu yang ditutup keras oleh seseorang yang memanggil namanya. Matanya terbelalak melihat wanita yang sedang berjalan menghampirinya dengan memasang wajah marah."Sandra?! Kenapa kamu bisa berada di sini?" tanya

  • Hanya Istri Hiasan: Manisnya Hasrat Tuan Mantan   Bab 63 Hanya Istri Sah yang Bisa Menolong

    Sandra melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi menuju rumah kakaknya. Dia tidak bisa menahan amarahnya lagi. Pasalnya, dia berpikir bahwa yang menghambat kesenangannya malam ini adalah Arion--kakaknya yang tiba-tiba peduli padanya."Cepat buka pagarnya!" serunya setelah membunyikan klakson mobil sebanyak tiga kali.Ketidaksabaran Sandra membuat seorang petugas keamanan yang berjaga di rumah Arion berlari dari dalam pos jaganya. Dengan terburu-buru pria berseragam keamanan itu menghampirinya."Maaf, Nona Sandra. Tolong jangan membuat keributan di sini, mengingat ini sudah larut malam," tuturnya dengan sopan."Terserah saya! Cepat buka pagarnya! Jangan sampai saya membuat keributan yang lebih heboh lagi!" ancam Sandra dengan meninggikan suaranya."Tuan Arion tidak ada di rumah. Jadi, kami tidak bisa membiarkan siapa pun masuk, tanpa terkecuali," ujar pria berbadan tegap itu dengan sopan.Sandra meradang. Kekesalannya pada pria tersebut semakin memicu kemarahannya. "Brengsek! Kamu ti

  • Hanya Istri Hiasan: Manisnya Hasrat Tuan Mantan   Bab 62 Menjauh Dariku!

    Pandangan Raymond tidak lepas dari istrinya. Sejak Velicia menolak sentuhannya dan melarangnya untuk mendekat, Raymond memperhatikannya untuk mencari tahu penyebabnya.'Apa yang sebenarnya terjadi dengannya?' tanyanya dalam hati. Sejak tadi Velicia merasa seperti sedang diawasi. Semakin lama dia merasa semakin tidak nyaman. Dia pun melirik menggunakan ekor matanya. 'Kenapa dia menatapku seperti itu? Apa dari tadi dia memperhatikanku? Apa yang sedang dipikirkannya?' batinnya sembari meneguk susu berwarna putih yang dikhususkan untuk ibu hamil.Mereka berdua sedang menyaksikan tayangan televisi di ruang tengah. Velicia duduk di sofa paling ujung, sedangkan Raymond dilarang mendekatinya. Mereka sama-sama duduk di ujung sofa yang berlawanan.Merasa tidak nyaman dengan situasinya saat ini, Velicia pun berdiri dari duduknya, berniat untuk kembali ke kamarmya."Mau ke mana?" tanya Raymond menghentikan istrinya.Velicia berhenti. "Aku lelah. Aku mau ke kamar," jawabnya tanpa menoleh ke arah

  • Hanya Istri Hiasan: Manisnya Hasrat Tuan Mantan   Bab 61 Jangan Sentuh Aku!

    Anna tidak bisa menerima kenyataan bahwa calon menantu idamannya menolak untuk memiliki keturunan. Jika bisa memilih, wanita paruh baya itu lebih menginginkan cucu yang lahir dari rahim Sandra. Dengan latar belakang keluarga Sandra yang merupakan keluarga ternama di bidang bisnis, tentu saja membuat keluarga Davis lebih memilih keluarga Brooks untuk jadi besannya dibandingkan keluarga Montana. Namun, Raymond membawa kabar yang bertolak belakang dengan keinginan kedua orang tuanya. Velicia yang merupakan menantu resmi mereka telah dipastikan sedang hamil saat ini oleh dokter, sehingga mereka harus menerima kenyataan jika cucunya lahir dari rahim orang kelas rendahan. "Bukankah ini lebih baik daripada aku harus mencari bayi yang bisa kita adopsi, Ma?" tanya Raymond dengan sedikit kesal. Bagaimana dia tidak kesal, jika sang ibu menyalahkannya atas sikap Sandra yang tidak mau mempunyai keturunan. Bahkan Raymond sudah berusaha dengan keras membujuk dan juga meluluhkan hati dari putri

  • Hanya Istri Hiasan: Manisnya Hasrat Tuan Mantan   Bab 60 Bayi Kita

    "Bagaimana kamu tahu?" tanya Velicia ragu-ragu.Arion tersenyum. Pandangan matanya tidak lepas pada sosok wanita yang ada di hadapannya."Apa rencanamu selanjutnya, Ve?" tanyanya serius.Velicia menatap Arion sembari memaksakan senyumnya. Matanya yang berkaca-kaca itu memperlihatkan kekecewaan dan kesedihan yang mendalam."Aku akan mempertahankan bayi ini," jawabnya dengan penuh keyakinan.Arion dapat melihat kesungguhan hatinya. Tanpa disadari oleh Velicia, pria di depannya itu merasa sangat bersyukur mendengar jawaban tersebut darinya."Terima kasih, Ve. Aku akan membantu untuk mempercepat perceraian mu. Dengan begitu kita bisa--""Apa maksudmu?" sahut Velicia sembari mengerutkan keningnya."Tolong jaga baik-baik bayi kita. Jangan ragu untuk meminta apa pun dariku. Aku sungguh sangat bersyukur dan sangat berbahagia karena Tuhan telah mengabulkan doaku selama ini," tutur Arion dengan binar kebahagiaan yang terlihat dari kedua matanya."A-apa maksudnya?" tanya Velicia kembali dengan r

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status