Share

Chapter 2

Penulis: Lien Machan
last update Terakhir Diperbarui: 2024-03-08 18:00:43

Bab 2~Kencan Buta

Dua orang gadis cantik tengah duduk santai sambil menyesap kopi hitam kesukaannya di sebuah cafe tak jauh dari kantornya. Sesekali mereka tertawa karena banyolan masing-masing yang menurutnya lucu. Mereka terlihat sangat akrab layaknya saudara.

Cukup lama keduanya bercanda sampai tiba-tiba salah satunya berbicara serius. "Lien. Umm ... Bisa nggak bantuin aku?"

Si pemilik nama menoleh penasaran. Tidak biasanya sahabatnya berbicara seserius itu. "Ada masalah apa, Xixi?"

Gu Xi terdiam sejenak sebelum berkata. Sesungguhnya dia sangat ragu meminta bantuan kepada temannya, apalagi ini menyangkut hal pribadi. Melihat Gu Xi terdiam, Xia Lien lekas berkata lagi. "Aku pasti bantuin kamu semampuku,"

Wajah Gu Xi terlihat sumringah. Dia yakin bahwa Xia Lien pasti bisa diandalkan dalam hal ini. Terlebih, mereka sudah berteman sejak dari kecil. "Tolong temui seseorang untukku di cafe Kenanga jam tujuh malam ini!" pintanya langsung.

"Siapa?"

"Seorang pria," sahut Gu Xi singkat.

Xia Lien mengerutkan keningnya keheranan. Mengapa Gu Xi menyuruhnya untuk menemui seorang pria di cafe? Apa pria itu adalah orang yang dijodohkan oleh keluarganya? Kalau begitu ....

"Aku nggak mau terlibat!" tolaknya cepat.

Gu Xi merajuk. "Ayolah, Lien'er-ku sayang! Kali ini aja, aku janji!" ucapnya sungguh-sungguh.

Xia Lien menggelengkan kepala sembari melipat kedua tangan di dada. "Nggak mau! Kalau ketahuan, aku bisa digantung Ayahmu. Paman Gu orang yang galak, juga keras kepala. Aku bisa mati kalau ketahuan menggantikan kamu menemui calon suami,"

"Nggak bakal ketahuan. Aku jamin deh!"

"Tapi ..."

Gu Xi segera merangkul Xia Lien lalu memberikan kartu kreditnya. Dia mengatakan jika Xia Lien boleh membeli apapun dengan kartu kredit miliknya tapi harus menemui pria itu. Lagi pula, Gu Xi punya alasan untuk tidak menemui pria lain.

"Kenapa kamu keukeuh ingin menjadi istri Kakakku yang dingin itu? Dia itu orang yang menyebalkan tahu," ejek Xia Lien. Dia tahu betul jika Gu Xi tergila-gila pada kakak kandungnya, Xia Long.

Gu Xi memberengut kesal karena Xia Lien seolah tak mengizinkan dirinya untuk menjadi kakak ipar di kemudian hari. "Bilang saja kalau kamu nggak merestui hubungan kita," tudingnya.

"Bukan gitu, Xixi! Kamu ini anak orang kaya, sedangkan kami dari keluarga biasa. Selain orang tuamu nggak akan setuju, Kakakku juga nggak bakal mau sama gadis berisik macam kamu." guraunya menggoda.

Betapa kesalnya Gu Xi mendengar ejekan temannya itu. Ia segera merangkul erat leher Xia Lien agar gadis itu merasakan kesakitan akibat tertekan kuat. "Ih, rasakan ini!"

Benar saja, Xia Lien meronta tapi sembari tertawa seolah itu tak menyakitinya sama sekali. "Hahaha. Oke, cukup!" Gu Xi segera melepaskannya lalu merapihkan rambut dan pakaiannya yang sedikit berantakan. "Baiklah Kakak iparku tersayang. Untuk kali ini saja aku membantumu, anggap ini sebagai restu untuk kalian."

Gu Xi tersenyum puas lalu memberikan kartu kredit miliknya. "Nah, gitu dong! Kalau kek gini 'kan Adik ipar terlihat manis." selorohnya memuji.

Xia Lien berdecih mengejek. "Cih,"

Kedua gadis itu pun segera pergi ke pusat perbelanjaan untuk membeli apa yang dibutuhkan. Malam ini, Xia Lien harus menggantikan Gu Xi untuk menemui laki-laki pilihan ayahnya. Gu Xi tidak mau menemui pria manapun lagi sebab hati dan pikirannya sudah terpaut kepada satu pria, yaitu kakaknya Xia Lien, Xia Long.

Entah apa yang dilihat dari pria itu sebab Gu Xi sudah menyukainya sejak duduk di bangku sekolah menengah pertama hingga kini masih amat menyukainya. Di mata dan hatinya Gu Xi seperti tidak ada lagi pria yang menarik perhatiannya selain Xia Long seorang.

"Kamu yakin menyuruhku datang ke kencan buta ini? Gimana kalau pria itu sangat tampan dan kaya? Gimana kalau Ayahmu ...?"

Gu Xi berdecak sebal. "Gimana-gimana mulu, ih. Pokoknya kamu harus bantuin aku bikin pria itu menyerah atas perjodohan ini. Aku yakin pria itu pasti sudah tua sebab Papa bilang dia rekan bisnisnya,"

"Haish, pria tua. Aku jadi males nemuin dia. Kita batalin aja deh," Xia Lien segera beranjak namun dengan cepat Gu Xi menariknya lagi untuk duduk.

"Bodoh. Aku sudah bilang setuju sama Papa. Gimana kalau orang itu mengadu karena aku tidak datang? Bisa-bisa aku dikurung di dalam rumah," rengek Gu Xi layaknya anak kecil. "Kamu sudah janji mau bantu, pokoknya harus sampai tuntas." Ia memaksa.

Helaan napas terdengar dari mulut Xia Lien. Ia sudah tidak punya pilihan selain menemui pria yang dijodohkan untuk Gu Xi.

Panggilan masuk dari pria itu di ponsel Gu Xi. Dia mengatakan akan tiba di cafe kenanga sebentar lagi. Gu Xi pun bergegas pergi meninggalkan cafe tersebut dan menyerahkan 'tugas' perjodohan kepada sahabat masa kecilnya, Xia Lien. Mau tak mau Xia Lien pun menunggu seorang diri kedatangan pria itu.

Sebelum pergi, Gu Xi mengacungkan kepalan tangan memberikan semangat kepada Xia Lien lalu pulang dengan mobilnya. Senyum senang terlukis indah dengan hati girang. Ia berfikir bahwa dirinya sudah mengatasi masalah perjodohan tersebut dan meninggalkan Xia Lien dengan tenang. Namun tanpa diduga, rencananya itu justru membuat Xia Lien dalam masalah lebih besar.

Xia Lien duduk santai sembari bermain ponsel. Dia tidak tahu jika seorang pria muda tengah berdiri di sampingnya sambil memperhatikan apa yang tengah dilihatnya di layar datar. Xia Lien cekikikan saat melihat video-video lucu yang tengah ditontonnya itu.

"Apanya yang lucu dari tingkah mereka?" Suara barito seseorang mengejutkan Xia Lien hingga tanpa sadar ia menjatuhkan ponselnya ke lantai dengan keras. Pria tersebut langsung duduk di hadapan Xia Lien tanpa rasa bersalah. "Nona Gu?"

Xia Lien yang terlanjur marah karena ponselnya terjatuh, bukannya menjawab malah memaki pria di hadapannya itu setelah memungut ponselnya yang sudah pecah. "Dasar brengsek. Sudah membuat ponselku rusak malah duduk santai. Kamu itu punya sopan santun nggak sih?!" hardiknya kesal. Wajahnya memerah karena marah melihat tingkah pria itu yang cuek.

Bukannya meminta maaf, pria tersebut malah berkata yang membuat Xia Lien makin kesal. "Inikah Nona Gu yang katanya pemalu dan pendiam? Aku rasa Kakek salah menilai orang," ejeknya.

"Memangnya kenapa? Lagi pula, aku bukan ...!" Xia Lien tersadar segera diam membuat pria itu memperhatikannya. Namun, ia mengingat pesan Xixi bahwa dirinya harus bisa membuat pria ini tidak menyukainya, Xia Lien pun kembali marah. "Tuan ... Zhang Yuze. Ya, aku memang seperti ini. Kamu pasti terkejut bukan? Makanya, lebih baik kamu tidak berniat untuk menerima perjodohan ini karena aku tidak suka cowok sombong kek kamu!" tegasnya dengan penuh penekanan.

Zhang Yuze tertawa kecil mendengar penolakan gadis di hadapannya ini. Dia benar-benar percaya diri dan konyol, pikir Yuze. "Siapa bilang aku setuju untuk menikah denganmu? Hei Nona, kamu itu terlalu percaya diri! Aku datang ke sini mau mengatakan hal yang sama. Tolong jangan terima perjodohan ini karena aku juga tidak suka cewek kasar macam kamu. Mengerti?!"

Xia Lien tidak bisa berkata-kata. Pria ini sangat membuatnya jengkel. Kalau memang tidak mau menerima perjodohan, bukannya dia cukup bilang saja lewat telpon agar Xia Lien tidak perlu susah payah datang ke tempat ini menggantikan Gu Xi. Terlebih, gara-gara pria ini juga ponselnya yang seharga satu juta lima ratus ribu harus rusak.

Miris

Xia Lien menghembuskan napas kasar, lalu pergi begitu saja. Moodnya sudah rusak gara-gara pria menyebalkan ini.

"Tunggu!"

Bersambung ...

Janganlah membenci seseorang melampaui batas, sebab kalian tidak akan tahu bagaimana cinta tumbuh di masa depan.

~Lien Machan~

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Happiness Marrie   Chapter 55

    Bab 55~Malam PanjangYuwen menatap lekat wajah tampan pria di samping Xia Lien. Ada rasa iri ketika pria itu menggenggam tangan Xia Lien dengan erat. "Apa kamu pacar Xia Lien?" Yuwen bertanya tak sabar. Belum sempat Zhang Yuze menjawab, tiba-tiba sebuah pukulan keras mendarat di wajahnya hingga pria itu terhuyung membentur meja. Bugh"Argh!" Jerit histeris Xia Lien juga para pengunjung kedai mie yang sedang makan di sana. Bukan hanya sekali, bahkan dua pukulan kembali dilayangkan lagi hingga wajah tampan itu mendapat luka memar dan sedikit robek di bagian ujung bibir. Kerah kemeja Zhang Yuze dicengkeram kuat disertai peringatan keras. "Sudah ku bilang jauhi dia! Mengapa kamu selalu membuatku marah, Yuze!" bentaknya dengan rahang mengetat. Xia Lien menepis tangan kekar yang mencengkram kerah kemeja Zhang Yuze sembari berteriak. "Apa yang kamu lakukan, Kak? Kenapa begitu kasar sama dia?!" Xia Long

  • Happiness Marrie   Chapter 54

    Bab 54~PenguntitHari sudah semakin sore tapi tak ada satupun yang pulang ke rumah, baik Xia Lien maupun kakak dan sahabatnya. Yuwen termenung bosan di sudut ruangan, memangku dagu dengan sebelah tangan sambil bermain ponsel. "Pada ke mana sih mereka? Kenapa belum pada pulang jam segini? Apa semuanya kerja lembur?" tebak Yuwen namun tak lama kemudian ia terkesiap. "Atau jangan-jangan mereka bertiga makan di luar tanpa aku! Haish, tidak bisa, aku juga harus ikut mereka!" tekadnya sembari menyambar tas lalu ke luar dan mengunci pintu. Tangannya melambai menghentikan taksi yang lewat tapi selalu penuh, tak ada yang kosong. "Kenapa sih semua taksi pada penuh? Apa mereka juga ikut menghalangiku?!" gerutunya kesal. Matanya terus melirik ponsel, berharap ada panggilan atau notifikasi pesan masuk, tapi ternyata tidak ada. Tak ada pilihan selain menghubungi lebih dulu. Yuwen segera mengetik nama Xia Long dan melakukan pangg

  • Happiness Marrie   Chapter 53

    Bab 53~Siapa Dia?KringDering ponsel mengalihkan atensi netra berbulu lentik untuk menoleh. Sebuah tangan terulur lalu meraih ponsel yang berbunyi nyaring tersebut, kemudian diletakkan di telinga. "Halo!" Si penelpon lantas segera berkata. "Halo, Xia Lien. Bisa kita bertemu malam ini?" Suara barito Zhang Yuze terdengar lembut di telinga. Bibir Xia Lien tersungging tipis. "Humh, gimana ya? Pekerjaanku masih banyak, Kak. Jadi, maaf banget!" ujarnya beralasan. Padahal dalam hatinya Xia Lien sangat senang. Entah kenapa akhir-akhir ini ia menjadi sangat ingin lebih dekat dengan Zhang Yuze, apalagi pria itu selalu berusaha terus mendekatinya. "Kamu masih di galery?" "Iya, Kak. Ada pekerjaan yang harus aku selesaikan," sahut Xia Lien. "Yah, padahal aku ingin makan malam berdua sama kamu!" keluh Zhang Yuze kecewa. Xia Lien tertawa kecil. "Hehe, maaf ya, Kak. Serius deh, aku sedang sangat sibuk! Pekerjaa

  • Happiness Marrie   Chapter 52

    Bab 52~Dia Milikku! BrakZhang Yuze memukul meja dengan keras. "Apa? Lu Xialan membuat keributan di kantor pusat?" Netra elang itu menyalang nampak memerah seiring rahang yang mengetat dengan luapan emosi. Chu Qian mengangguk. "Benar, Presdir. Bahkan dia bersikap tidak sopan di depan Pak Komisaris," tuturnya menjelaskan."Brengsek. Wanita tak tahu malu, kurang ajar!" Emosi Zhang Yuze semakin meluap. "Lalu, apa yang harus aku lakukan, Pak?!" Zhang Yuze terdiam sejenak, memikirkan cara untuk membuat wanita bernama Lu Xialan itu kapok dan tidak berani melewati batasan. "Hubungi pihak Managementnya untuk memutus kontrak dengan wanita itu. Jangan biarkan dia muncul di iklan atau majalah manapun!" putusnya kemudian. Terdengar sangat kejam, tapi bagi pria itu keputusannya sudah cukup pantas. Zhang Yuze tidak bisa mentolelir sikap kasar siapapun pada orang tua terutama kakeknya. Ia bisa saja membuat Lu Xialan perg

  • Happiness Marrie   Chapter 51

    Bab 51~PertemuanYuwen menatap sekeliling sembari menyunggingkan senyum kebahagiaan. Dirinya percaya jika dialah wanita yang bertahta di hati Xia Long dari dulu hingga sekarang. Buktinya, pria itu setuju membawanya ke kota. Atas perdebatan kecil kemarin, Xia Long mengalah karena tidak ingin menyakiti hati paman Bing Yu untuk hal apapun. Namun itu justru dimanfaatkan Yuwen untuk mengikuti kehendaknya, membawanya ke kota untuk diperkenalkan kepada adik Xia Long. "Sini aku bantu!" tawar Yuwen sambil mengulurkan tangan. "Tidak perlu! Kamu tunggu aja di sana, aku akan ambil semua barang-barangnya dulu!" tolak Xia Long datar. Yuwen tertegun sebelum berkata, "Baiklah!" Ia berdiri menjauh dari bagasi mobil dan hanya melihat Xia Long mengeluarkan barang-barangnya. "Seharusnya aku tidak membawa banyak barang," cetus Yuwen tak enak. "Tidak apa-apa! Ini semua 'kan barang keperluan mu," ujar Xia Long sembari melangkah. "Yuk mas

  • Happiness Marrie   Chapter 50

    Bab 50~Cerita YuwenGu Xi dan Chu Qian berdiri di ambang pintu, menatap sinis dua orang yang terlihat sedang bermesraan. Xia Lien gelagapan dan salah tingkah karena merasa kepergok berbuat salah, sementara Zhang Yuze bersikap biasa saja seolah tak terjadi apapun tadi. "Lien'er, pindah!" Xia Lien menuruti perintah Gu Xi untuk beranjak dan pindah tempat, namun lututnya merasa kesakitan hingga ia pun jatuh kembali. Beruntung Zhang Yuze memperhatikan sehingga bisa menangkap tubuh itu secepatnya. "Eh?" Gu Xi panik ingin membantu, tapi tak jadi. "Pelan-pelan aja kalau mau berdiri. Lukamu baru saja diobati," ujar Zhang Yuze lembut. "Ah, iya, makasih!" Xia Lien tak berani menatap wajah pria yang tadi menciumnya. Gu Xi segera mendekat. "Apa yang tadi kamu lakukan sama Lien'er-ku, Tuan Zhang? Sepertinya Anda melewati batas!" ketusnya sambil bertolak pinggang."Tadi__!" Takut Gu Xi marah dan melaporkannya pada sang k

  • Happiness Marrie   Chapter 49

    Bab 49~Awas Jatuh Cinta! Zhang Yuze hanya mendesis ketika merasakan gigitan di tangannya yang dilakukan oleh Xia Lien ketika obat tetes itu menetes di lukanya. "Tahan sebentar lagi!" ujar Zhang Yuze menenangkan seraya meniup luka tersebut dengan lembut.Ada rasa hangat menjalar ketika mendapat perlakuan manis Zhang Yuze. Xia Lien bahkan tak sadar membalikkan telapak tangan pria itu hingga menopang pipinya dan bibirnya seolah mencium tangan besar tersebut.Merasakan tangannya seperti mendapatkan kecupan lembut Xia Lien, pria itu menjadi salah tingkah. Zhang Yuze berdehem menghilangkan rasa canggungnya sebelum berkata, "Ekhem, bisa pinjam tanganku sebentar?" Zhang Yuze bertanya lembut. Xia Lien tersentak. "Ah, oh, ya. Umm, maaf!" Ia menjadi tak enak hati karena melakukan yang tidak seharusnya pada tangan pria itu. Zhang Yuze tersenyum simpul. "Enggak apa-apa! Cuma aku membutuhkan kedua tanganku untuk membalut lukamu. Setelah it

  • Happiness Marrie   Chapter 48

    Bab 48~Terluka "Xixi, ayo kita keliling komplek mumpung hari libur!" Xia Lien berteriak dari ruang tamu. Sepatunya baru saja diikat bergantian. Gadis itu siap untuk lari pagi ini. Gu Xi tak merespon, masih asyik bergumul dalam selimut yang tebal dan hangat. Ia bahkan tersenyum dengan mata tertutup rapat_mungkin sedang bermimpi indah. Tak mendapat sahutan dari dalam kamar, Xia Lien pun melanting menghampiri. Mulutnya berdecak ketika melihat sahabatnya itu masih asyik bermimpi sambil tersenyum konyol. "Xixi ... Xixi ... XIXIIIIIIIII!" teriaknya kencang tapi hanya disambut tutup telinga oleh si penghuni tempat tidur menggunakan bantal. "Berisik, Lien'er. Aku masih ingin tidur," "Bangunlah, Xixi. Ini udah jam enam," Xia Lien berusaha membangunkan tapi ternyata sangat sulit. Tak ada pilihan lain selain memaksanya bangun. Seringai di wajah Xia Lien mulai nampak. Tangan nakalnya m

  • Happiness Marrie   Chapter 47

    Bab 47~Mulai BertemanHari sudah mulai senja, nampak dari langit yang berubah warna menjadi jingga. Xia Lien terus menatap jalanan dari balkon kamarnya, menantikan kedatangan kakak ataupun temannya namun tak kunjung pulang juga. Dering ponsel menyita perhatiannya. Dengan mata berbinar, ia segera menjawab panggilan di gawai pintarnya. "Iya, Kak. Kenapa Kakak belum pulang? Dari tadi aku nungguin, lho!" cerocosnya langsung bertanya. "Maafin Kakak, Dek! Sepertinya malam ini nggak akan pulang ke rumah. Kakak ada urusan di luar kota, mungkin beberapa hari baru bisa pulang." kata Xia Long."Tugas ke luar kota? Kenapa mendadak? Tadi pagi Kakak nggak ngomong apa-apa?!" tanya Xia Lien kecewa."Iya, mendadak. Makanya Kakak hubungi kamu secepatnya ketika baru sampai sini," sahutnya sedikit berbohong. "Maaf, ya!" Xia Lien terdiam sejenak sebelum mengangguk pasrah. Lenguhan terdengar jelas. "Ya udah kalau begitu, tapi Kakak harus jaga diri

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status