Share

Bertahan demi adikku

Setelah jenazah datang, tidak memakan waktu sangat lama. Pihak keluarga memutuskan untuk di makamkan. Semua urusan pemakaman telah di siapkan. Pihak keluarga sepakat untuk menguburkan jenazah di daerah dekat rumah Clarissa, jadi anak-anaknya bisa dengan mudah menengok makam keluarganya. 

Clarissa mencoba untuk menguatkan dirinya, meskipun sebenarnya dia merasa lemah tak berdaya. Tetapi adiknya lah yang membuat dirunya harus tegar dalam menerimaan kenyataan yang sangat pahit. Aku harus bertahan demi adikku. Aku harus melanjutkan harapan dan cita-cita kedua orang tuaku. Aku harus bisa menjadi orang sukses sesuai harapanku. 

Clarissa terus bergandengan dengan Tante Mira menuju pusara makam kedua orang tuanya. Mungkin apabila tidak ada adiknya, dia pasti lebih memilih ikut bersama Ayah dan Ibunya. Tetapi demi adik semata wayang, dia harus kuat menjalankan kehidupan selanjutnya tanpa kedua orang tuanya. 

Proses pemakaman selesai, semua keluarga termasuk Clarissa dan Dana adiknya kembali pulang ke rumah. Dia tidak mau menangisi dan meratapi terus-terusan kedua orang tuanya, karna ada pepatah yang pernah dia dengar. Apabila kita menangisi dan meratapi di pusara makam orang yang meninggal, itu akan menjadi memberatkan orang yang telah meninggal. Clarissa mencoba untuk mengikhlaskan kepergian kedua orangtuanya.

Pihak keluarga sedang menyiapkan untuk acara tahlilan nanti malam. Rencana nya mereka akan tahlilan sampai 7 hari untuk mendoakan almarhum dan almarhumah. 

Semua tetangga, teman-teman Ayahnya, teman-teman Clarissa semua hadir mengucapkan bela sungkawa. Ayah Clarissa di kenal sangat baik dan ramah semasa hidupnya, maka tak aneh banyak teman-temannya yang hadir. 

Clarissa sudah cukup tenang, dia berusaha untuk menahan tangisnya. Karna tangisan tidak akan menyelesaikan masalah. Justru yang sekarang dia harus berpikir untuk masa depan adiknya dan dirinya ke depannya. Dia tidak mungkin mengandalkan saudara Ibu dan Ayahnya, mereka pun bukan dari keluarga yang sangat mampu dan Clarissa pun sadar merka pun mempunyai keluarga yang harus di urus. Mau tak mau dirinya harus berjuang dengan kemampuan yang dia miliki. 

Clarissa melirik ke arah adiknya yang sedang mengobrol dengan teman-temannya yang hadir untuk melayat. 

" Aku harus bertahan demi adikku. " Itulah kata-kata yang di ucapkan Clarissa untuk menguatkan dirinya. 

Clarissa hanya diam menatap sekeliling rumahnya yang saat ini sangat ramai oleh para tamu yang datang untuk melayat dan mengucapkan bela sungkawa. Dia hanya bisa diam dan  tersenyum terpaksa menerima para tamu yang datang. Dan saat teman-teman, sahabat, dan  guru-guru dirinya datang, Clarissa lebih banyak diam dan hanya memperhatikan mereka satu-satu dengan tatapan kosong seperti orang yang sedang bingung memikirkan tetapi tidak tau apa yang di pikirkannya. 

Pihak keluarga menyiapkan makanan untuk orang-orang yang telah selesai mengubur, dan juga mereka menyiapkan kue-kue untuk acara tahlilan nanti malam. Rencananya Tante Mira akan menemani dan mengurus acara tahlilan sampe 3 hari, karna dia tidak bisa untuk izin terlalu lama. Dan yang mengurus selanjutnya sudah di serahkan kepada pihak Ayahnya Clarissa. 

Ayah Clarissa meskipun cuma sekedar guru Sekolah Dasar, tetapi banyak orang yang simpatik. Karna Ayahnya terkenal sangat baik, jujur, dan juga sama ramah dengn siapapun. Sehingga banyak tamu yang hadir untuk melayat. 

Clarissa memilih masuk ke kamar Ibunya, setelah teman-teman dan gurunya pulang. Dia tidur di kasur yang biasa dirinya tiduri bersama Ibunya. Dia sangat merindukan sosok kedua orang tuanya. Tak akan ada lagi tawa dan canda yang akan dia rasakan. Tak ada lagi kasih sayang dan perhatian yang akan dia dapatkan dari kedua orang tuanya. Dia hanya bisa merasakan kesunyian di rumah itu. Clarissa hanya hidup berdua bersama adiknya di rumah itu. 

Tak ada lagi tempat dia bermanja-manja, di masakan makanan yang sangat lezat baginya meskipun hanya makanan sederhana, dan tak ada lagi temoat dia berbagi cerita keluh kesah dan harapannya. Semua akan dia simpan sendiri. Dia harus bisa menjadi kakak yang baik untuk adiknya. Kakak yang selalu melindungi dan mebahagiakan adiknya. 

Harapannya sangat bulat bahwa dirinya harus bisa menyekolahkan adiknya sampai perguruan tinggi, dan dia juga harus bisa berusaha untuk mewujudkan semua harapannya. 

Karna merasa lelah dengan tangisnya, akhirnya Clarissa tertidur. Dan dia bermimpi bertemu dengan kedua orang tuanya. Yang memberikan senyuman yang manis dan mengingatkan dirinya untuk selalu kuat dalam menghadapi kehidupan selanjutnya. Dan Ayahnya juga berpesan, agar Clarissa selalu menggali bakatnya yang mungkin saja akan menjadikan dirinya menjadi orang yang sukses. Dan Ibu nya menguatkan dirinya agar selalu menjaga adiknya, dan selalu menjaga kehormatannya.

Clarissa kaget dan terbangun tidurnya. Ini semuanya hanyalah mimpi, tetapi baginya seperti nyata. Dia seperti sedang bersama Ayah dan Ibunya yang asyik mengobrol. Clarissa kembali menangis mengingat dirinya sekarang adalah tulang punggung adiknya yang harus bisa tegar menghadapi segala resiko yang ada. 

" Ayah, Ibu bantu Clarissa agar selalu kuat dalam menjalani kehidupan tanpa dirimu ! Dukung aku terus agar aku bisa mewujudkan semua harapanku demi Dana dan aku sendiri. " Ucap Clarissa lirih dalam hati. 

Hari telah hampir magrib, dia langsung beranjak dari tempat tidur dan memilih untuk membersihkan diri. Tidak ada satupun yang membangunkan Clarissa dari tidurnya, karna mereka merasa kasihan yang melihat Clarissa bisa tertidur pulas. Pasti sangat sulit bagi Clarissa yang akan tertidur pulas terus-terusan, pasti ada saat dia akan teringat lagi kenangan orang tuanya. Oleh karena itu keluarganya mebiarkan Clarissa menikmatinya. 

Setelah selesai dia memilih untuk duduk bersama keluarganya. Seharian ini dirinya merasa tidak lapar, tetapi Tante nya mengingatkan dirinya agar memaksakan untuk makan. Karna kalau tidak makan, nanti dirinya akan sakit. Dan sekarang sudah tidak ada yang mengurus dirinya. Dirinya harus dewasa, tidak boleh manja lagi. Tidak ada Ibunya nya lagi yang akan mengingatkan dirinya untuk makan bila dirinya sedang malas makan. 

Tanpa terasa air mata nya menetes kembali, sungguh sebenarnya dirinya tidak mampu menjalani kehidupan tanpa kedua orang tuanya. Dirinya merasa sangat kehilangan moment-moment kebersamaan dengan kedua orang tuanya. Dan sekarang diriny harus melakukan semuanya sendiri. 

Setelah sholat magrib, acara tahlilan di mulai. Semua tamu yang hadir mendoakan almarhum dan almarhuma agar di ampuni dosa-dosannya,  di terima amal ibadahnya, di lapangkan kuburnya, khusnul khotimah, dan bagi keluarga yang di tinggalkan di beri kesabaran dan ketabahan. 

Clarissa hanya mendengarkan semua ucapan pak ustad yang mendoakan kedua orang tuanya. Dia juga harus mengikhlaskan kedua orang tuanya agar bisa hidup tenang di alam sana. Mulai detik ini dirinya harus berjanji pada dirinya, harus bisa memanfaatkan waktu sebaik mungkin. Selalu melakukn yang terbaik, agar diriny kelak bisa menjadi orang yng sukses. 

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status