Share

Firasat

" Nduk... Tante Mira mau lamaran awal bulan. Kamu sama Dana ga usah ikut yo, kalian di rumah aja ! Soalnya Ayah uangnya cuma cukup buat ongkos Ayah dan Ibu aja pulang pergi... " Ucap Ibu. 

"Ibu mah gitu... Tega banget sih ninggalin aku sama Dana berdua. Aku kan ingin jalan-jalan juga bu... " Ungkapku kesal. 

" Jangan ngambek gitu donk Nduk... Tar cantiknya hilang loch... " Sahut Ibu merayuku.

Aku langsung memanyunkan bibirku, memberi tanda protes. 

" Sing sabar...Ibu doain biar kamu jadi orang sukses nanti, jadi kamu bisa jalan-jalan ke mana aja yang kamu mau. Tapi ingat kamu harus selalu menjaga adik kamu ya ! Jelas Ibu menasehatiku. 

" Ih...ibu ngomongnya seperti mau ke mana aja. Ya udah deh aku ngerti... Tapi jangan lama-lama ya bu perginya ! " Ucapku manja. 

" Pokoknya apapun yang terjadi kamu harus selalu melindungi adik kamu ya! Jaga dia baik-baik.  Yowis makan dulu sana, pasti kamu pulang sekolah laper. " Rayu Ibu. 

Akhirnya aku mengikuti saran ibu untuk makan. Aku berjalan ke arah meja makan dan aku langsung menyendok makanan dan langsung memakannya. Ibu memang sangat pengertian, tau banget kalau perut ku sudah keroncongan dari tadi apalagi saat aku lihat ada sambel terasi yang membuat nafsu makan ku berlipat ganda.

Tidak seperti biasanya, seperti ada sesuatu yang di rasa oleh Clarissa, seakan berat dirinya melepas kepergian orang tuanya untuk ke Pekalongan menghadiri acara lamaran tantenya. Padahal bukan pertama kalinya, orang tua mereka pergi meninggalkan meraka. Memang terkadang Ayah lebih sering mengalah untuk tidak ikut, dia memilih Clarissa yang ikut serta dengan Ibunya. Tetapi untuk sekarang ini terpaksa Ayahnya harus ikut serta, karna dirinya akan menjadi Wali dalam acara lamaran adik Ibunya Clarissa. 

Dan ucapan Ibunya tadi membuat Clarissa tanpa terasa mengeluarkan air mata. Clarissa menjadi kepikiran. Seperti Firasat Ibu nya akan pergi selama-lamanya. Dirinya sempat mengungkapkan perasaan hatinya yang tidak enak kepada Ibunya, tetapi bagi Ibunya itu hal yang biasa. Ibunya bilang Clarissa hanya terbawa suasana. 

*****

Langit terlihat sangat mendung, seperti akan turunnya hujan. Padahal saat itu baru pukul 09.00 pagi, tetapi sinar matahari sudah tertutup awan yang menghitam yang menjadikan keadaan menjadi gelap. Langit pun seperti memberikan firasat akan adanya kegelapan, tangisan air mata, dan rasa duka yang mendalam yang akan di rasakan Clarissa. 

Tepat hari ini orang tua Clarissa harus pergi, mereka akan menaiki bis menuju Pekalongan. Rencananya kedua orang tua nya akan menginap satu malam di Pekalongan, besok selesai acara orang tua Clarissa akan langsung pulang kembali. Ibu sudah mempersiapkan semua kebutuhan mereka selama perjalanan dan acara di sana. 

Sebelum keberangkatan, Clarissa terlihat lebih sangat manja dari biasanya. Memang sebelum-sebelumnya Clarissa adalah anak yang manja meskipun memiliki adik dan sudah berusia 17 tahun dan bahkan bertambah usia menjadi 18tahun. Tetapi meskipun demikian Clarissa memiliki sifat yang dewasa dan bependirian teguh dalam meraih yang dia inginkan. Untuk saat ini memang sangat berbeda, rasanya dia ingin sekali selalu dekat dengan orang tua nya terutama ibu nya. Akhir-akhir sebelum keberangkatan, dia sering sekali ketiduran di kamar Ibunya dan akhirnya dia tidur di sana dan Ayahnya memilih tidur di luar bersama adiknya.

Sebelum kepergiannya, Ayahnya juga sempat menanyakan masalah hobby nya membuat novel, karya tulis, maupun cerpen. Ayahnya sangat tahu, Clarissa mempunyai bakat dalam menuli, sehingga dirinya sempat  mengingatkan Clarissa untuk tetap semangat mengembangkan bakat nya dalam menulis. Karna bisa saja semua itu menjadikan Clarissa menjadi orang sukses. 

Saat mereka seperti biasa berkumpul di ruang keluarga, Ayah atau Ibu nya selalu menanyakan tentang kegiatan anak-anaknya. Ayahnya hanya seorang guru, jadi dirinya banyak waktu untuk berkumpul dengan keluarganya. Meskipun kehidupan mereka sangat pas-pasan, tidak menjadikan kehidupan mereka. Clarissa sudah sangat bangga dan bahagia karna memiliki orang tua yang luar biasa baginya. Clarissa tidak seperti anak-anak seusianya, dia menghabiskan waktunya hanya untuk kegiatan yang bermanfaat dan apabila tidak ada kegiatan penting dia lebih memilih diam di rumah. Bagi nya rumah adalah tempat yang sangat nyaman untuknya, tidak harus mewah tetapi rumah bisa memberikan kasih sayang dan kebahagiaan untuk pemiliknya. 

Sebelum orang tuanya berangkat, Clarissa sudah menangis kejer dengan ucapan Ayah dan Ibu nya, mengapa mereka berpesan seperti untuk berpisah untuk selamanya. Ayahnya sudah menunjukkan BPKB motor dan surat-surat penting.

Tetapi Ayahnya hanya menjawab dengan santai. " Umur manusia ga ada yang pernah tau, kapan maut akan menghampiri kita dan kapan kita mendapatkan cobaan. Tiap detik kita ga pernah tau rahasia dan rencana Allah.  Yang kita lakukan adalah selalu berbuat baik dan mempunyai manfaat untuk banyak orang. Jadi kalau suatu saat Ayah atau Ibu tidak bisa menjaga kalian sampai nanti, kamu harus bisa melanjutkan harapan-harapan kamu sendiri. "

Clarissa dan adiknya melepas kepergian orang tua nya, yang tanpa mereka sadari adalah melepaskan untuk selamanya. Mereka mencium tangan kedua orang tua nya dan saling bepelukan erat. Setelah ojek yang menjemput mereka datang, kedua orang tua Clarissa berangkat dengan motor yang berbeda. Mereka lebih memilih naik ojek ke Terminal, karna kalau naik angkot mereka harus jalan kaki keluar dulu. 

Prang.... 

Tidak ada angin atau apapun yang menyenggol tiba-tiba foto mereka bersama kedua orang tuanya yang menempel di dinding jatuh dan kacanya pecah. 

Clarissa merasa aneh, perasaan nya jadi deg-degan ga karuan. Akhirnya dia mencoba untuk menghubungi kedua orang tuanya untuk memberitahukan hal ini, tetapi orang tua nya tidak ada yang mengangkat telpon dari nya. Sangat terlihat jelas di wajah Clarissa  saat itu yang memikirkan hal buruk tentang kedua orang tuanya. 

Dia menangis dan berdoa, semoga ini semua hanya sebuah kebetulan saja. Dia berharap kedua orang tua nya baik-baik saja. Apa jadinya dirinya bila kedua orang tuanya benar-benar akan pergi selamanya meninggalkan dirinya dan adiknya. Apakah dia akan sanggup melewati semuanya. Pikiran itu yang saat ini menghantui pikirannya dan dengan hati nya merasa gelisah. 

Air hujan sudah mulai turun membasahi bumi, suara petir menyambar dan saling bertautan. Langit pun terlihat gelap gulita seakan mau runtuh. Tak ada lagi cahaya matahari yang akan menyinari bumi, semua sudah tertutup dengan awan hitam yang mengepul. 

Inilah hari kesedihan Clarissa bersama adiknya. Clarissa berlari mencari keberadaan adiknya. Dia langsung memeluk erat adiknya. Sesuai pesan orang tuanya, dia akan selalu menggantikan posisi kedua orang tuanya saat mereka tidak ada. Dia akan selalu melindungi adiknya dengan baik. Clarissa sangat menyayangi adiknya, karna kedua orang tua nya selalu mengajarkan akan hidup rukun dengan saudara. 

Ada perasaan ketakutan, gelisah, dan firasat yang tidak baik yang melintasi dalam bayangan dan hati Clarissa. Dia selalu berharap semua ini hanya hal biasa, bukan sebuah firasat yang menyakitkan. 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status