Share

Nyawa terancam.

Emosinya seketika memuncak. Aksa memencet benda kecil itu di antara ibu jari dan telunjuknya hingga hancur tak berbentuk. "Siapa yang berani memata-mataiku?!" geramnya lirih.

Dengan seluruh emosinya yang meluap-luap, Aksa kembali melangkah kasar menuju parkiran rumah sakit untuk menemui sang asisten.

Namun, sebuah asumsi seolah melintasi pikirannya begitu saja. "Jika Sean menaruh racun di dalam minuman yang biasa aku minum. Itu artinya target Sean sebenarnya adalah aku. Tapi, apa alasan Sean melakukan semua itu terhadapku?" gumamnya lirih tanpa menghentikan langkah kaki.

Gavin yang terlihat tengah bersender di depan bodi mobil, mendadak terkesiap. Ia membungkukkan sedikit tubuhnya memberi hormat pada sang atasan yang berjalan menghampirinya. "Tuan," sapa Gavin dengan sopan.

"Cepat kembali ke kediaman! Suruh beberapa Pengawal untuk mengikuti Sean secara diam-diam, dan beberapa lainnya untuk berjaga di sini." Titah Aksa pada sang asisten yang langsung menaikkan kedua alisnya. "Maafkan s
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status