Share

Bab 498

Penulis: Rina Safitri
“Jadi, ini yang kamu sebut rencana?”

Tania memandang Wira dengan wajah penuh kerutan di dahinya, antara kaget, marah, dan lelah terima kenyataan bahwa lelaki ini benar-benar nekat bawa dia panjat tembok rumah sakit jiwa.

Wira sama sekali nggak terlihat bersalah. “Aku sudah cari tahu, kamar tempat Puspa dikurung ada di sayap timur.”

Baginya, cara bukan soal elegan atau nggak, asal berhasil, itu sudah cukup.

Tania melongo. Jadi, setelah berhari-hari berpikir, ini satu-satunya ide yang bisa dia hasilkan? Ternyata benar, dia terlalu tinggi menilai kemampuan otaknya Wira.

Wira buru-buru membela diri, “Rumah sakit ini milik Keluarga Wijaya. Dengan wajah kita berdua, kamu pikir kita bisa masuk begitu saja dan langsung temui Puspa? Apalagi selamatkan dia?”

Ia tepuk celananya, berusaha terdengar rasional. “Kalau jalur resmi nggak bisa, ya kita pilih jalur belakang. Lelaki sejati harus bisa sesuaikan keadaan, kan?”

Begitulah, dua orang dewasa dengan reputasi lumayan akhirnya berakhir jadi pencur
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (5)
goodnovel comment avatar
Aqiellaputri
ceritanya masih muter di situ² aja, apakah kamu kehabisan ide thor? jangan bilang klo kamu itu sebenarnya si indra, makanya kamu demen bgt bikin puspa menderita.
goodnovel comment avatar
Cila Cila
authornya ngak ada konsisten dlm buat cerita, ngak ada progres sama sekali. intinya tetap kemenangan utk PELAKOR..
goodnovel comment avatar
Peni Susanti
semoga Puspa sama Wilson..,
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Hari Aku Kehilangan, Dia Merayakan   Bab 596

    Sinta hampir semalaman nggak tidur, pikirannya terus dipenuhi kekhawatiran tentang putranya. Keesokan paginya, ia langsung desak Lukas untuk segera bawa anak mereka pulang. Lukas nggak nolak, dan langsung telepon orang untuk antar Puspa.Namun, begitu panggilan tersambung, raut wajahnya langsung muram.“Kalian itu gimana kerjanya sih?!”Lihat perubahan ekspresinya, wajah Sinta pun ikut mengeras. Ia menatap suaminya tajam, penuh rasa selidik.Begitu Lukas tutup telepon, ia langsung mendesak, “Ada apa? Jangan-jangan Puspa kenapa-kenapa?!”Lukas memandang istrinya yang panik, dan seketika ia nggak tahu harus mulai dari mana. Ia memang sudah seharusnya tahu, adiknya bukan tipe orang yang bisa menelan kekesalan dengan diam.“Lukman bawa Puspa pergi.”Kata-kata itu baru saja terucap, Sinta langsung meledak dan lontarkan dua pertanyaan sekaligus.“Dia bawa kemana?! Untuk apa dia bawa?!”Selesai tanya, ia nggak peduli apa suaminya berniat jawab atau nggak, Sinta langsung tumpahkan seluruh amar

  • Hari Aku Kehilangan, Dia Merayakan   Bab 595

    Puspa jatuh ke lantai ikuti dorongan tangannya. Ia nggak gerak, nggak tunjukkan reaksi apa pun, seakan nggak dengar sepatah kata pun dari Lukman.Lukman teriak cukup lama, namun nggak dapat respons. Ketidakpuasan dan amarahnya semakin mendidih. Ia adalah tipe orang yang ketika menindas, harus lihat korban bereaksi, kalau nggak, ia merasa nggak puas.Ia beri perintah agar Puspa diangkat dan dipaksa berlutut di hadapannya. Dengan tongkatnya, ia angkat dagu Puspa, lalu menusuk-nusuk pipinya. Wajah yang sudah kotor itu kini ditambah lagi debu dan noda.Sambil menusuk-nusuk wajahnya, Lukman terus lontarkan hinaan.“Kalau kamu mohon, mungkin saja aku bisa bermurah hati dan akhiri penderitaanmu dengan cepat.”Tiba-tiba Puspa terkekeh pelan.Tatapan Lukman mengeras.“Kamu tertawa apa?”Meski berada dalam posisi paling lemah, Puspa tetap nggak menunduk. Ia mendengus pelan.“Aku tertawakan kamu, sampah sepertimu akan jadi pengemis lumpuh seumur hidup.”Sambil bicara, tatapannya melintas pada ked

  • Hari Aku Kehilangan, Dia Merayakan   Bab 594

    Hari-hari tanpa cahaya dan tanpa penanda waktu itu terasa sangat berat dan sangat panjang.Puspa nggak tahu sudah berapa lama ia dikurung di ruangan ini. Sejak hari pertama diberi semangkuk air, nggak seorang pun pernah masuk lagi untuk kasih dia makanan. Hanya ada orang yang setiap dua jam sekali, buka jendela kecil berteralis di pintu besi untuk memastikan ia masih bernapas.Semangkuk air itu pun nggak pernah ia minum. Ia nggak yakin apa air itu bersih, dan lagi, ia nggak ingin jadi seperti hewan ternak yang buang air di tempat ia tidur.Namun meski nggak minum, tubuh tetap tunjukkan batasnya. Ketika jendela kecil itu kembali dibuka, Puspa dengan wajah merah menahan malu, berkata pelan, “Aku ingin ke kamar mandi.”Pria di luar jawab tanpa emosi, “Ruangan sebesar ini masih kurang untuk kamu buang air?”Jelas sekali mereka nggak ada niat izinkan dia keluar. Lihat ia masih hidup, mereka tutup kembali jendela itu, seketika cahaya yang sempat masuk pun hilang.Cahaya hilang, namun suara t

  • Hari Aku Kehilangan, Dia Merayakan   Bab 593

    Keluarga Darkan kira begitu Kakek Budi angkat bicara, Indra akan segera kembalikan Leon. Nggak nyangka, perintah sang kakek pun berani ia langgar.Wajah Lukas semakin gelap.Ia akhirnya paham, Indra benar-benar berniat nantang Keluarga Darkan hanya demi mantan istrinya!Balaskan dendam Lukman memang penting, tetapi putra bungsunya kini berada di tangan Indra. Ia harus hati-hati.Selain Lukman yang diam, seluruh Keluarga Darkan sepakat, tukar Puspa terlebih dulu, selamatkan Leon.Lusi Darkan, ibunya genggam tangan Lukman. “Jika kali ini kita bisa tangkap Puspa, lain kali juga pasti bisa. Lukman, Leon paling sayang kamu, paman kecilnya.”Semua tahu masalah ini bermula dari dirinya, namun nggak seorang pun berani ungkit itu. Ia telah menderita cukup banyak, nggak ada yang ingin sakiti dia lagi.Tapi tentu saja, tetap ada yang menentang, yaitu istri Lukas, Sinta Haposan.Kini ia tumpahkan semua amarah ke Lukman. Dulu, ia nggak pernah keberatan dengan Lukman yang suka hidup seenaknya itu, b

  • Hari Aku Kehilangan, Dia Merayakan   Bab 592

    Sekarang ia akhirnya paham kenapa Puspa nggak mau di sisinya lagi, ia terlalu sering lukai hati wanita itu, buat dia benar-benar kecewa. Kecerobohannya, kelalaiannya, semuanya buat hati Puspa membeku. Semua salahnya. Dan ia terima itu. Ia bahkan bersedia berubah. Asal Puspa mau masih dia satu kesempatan lagi, ia akan jadi suami baik seperti yang selalu diimpikan Puspa. Dan kali ini, ia nggak akan biarkan Puspa terluka lagi, apa pun yang terjadi, ia pasti akan bawa Puspa pulang dengan selamat.Setelah keheningan singkat, suara terengah Kakek Budi terdengar dari telepon. “Puspa sudah lama cerai dari kamu. Dia bukan bagian dari Keluarga Wijaya lagi. Kenapa kepentingan keluarga harus dirugikan oleh orang luar?"Suaranya semakin dingin. “Indra, caramu bertindak benar-benar mengecewakan. Jangan lupa, Keluarga Wijaya bukan cuma punya satu pewaris laki-laki.”Sebuah ancaman yang begitu jelas, jika ia nggak patuh, maka segala yang ia miliki kini akan direnggut kembali.Namun wajah Indra tetap t

  • Hari Aku Kehilangan, Dia Merayakan   Bab 591

    Lukas baru sadar putra bungsunya hilang dua jam setelah jam pulang sekolah Leon.Biasanya, anak bungsunya memang nggak selalu pulang tepat waktu, tapi nggak pernah terlambat lebih dari satu jam. Kali ini bukan hanya terlambat, bahkan lebih dari satu jam.Saat istrinya telepon dan katakan kalau putra mereka dibawa pergi oleh Indra, sorot mata Lukas langsung menggelap disertai kerutan.Sinta Haposan, istri Lukas tahu betapa baiknya hubungan Keluarga Wijaya dan Keluarga Darkan dulu. Ia juga tahu retaknya hubungan mereka karena masalah adik iparnya, apalagi ia sering rawat ibu mertuanya yang akhir-akhir ini sering nangis karenanya. Mana mungkin ia nggak tahu?Namun ketika ia telepon putranya, suara yang jawab justru Indra. Seketika hatinya limbung. Saat Indra minta suaminya “tukar orang”, kalau nggak anak mereka nggak akan berakhir baik, dia benar-benar panik sampai gemetar.Tukar orang? Dengan siapa ia nggak ngerti. Yang ia tahu hanya satu, anaknya sedang dalam bahaya.Di telepon, Sinta m

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status