Indra terbiasa, bahkan menyukai sikap patuh dan tenang Puspa. Maka pemberontakan yang tiba-tiba malam ini, membuatnya merasa nggak nyaman. Sementara di sisi lain, Puspa merasa dirinya seperti cari luka sendiri. Tanya hal yang jawabannya sudah ia tahu, hanya untuk rasakan lagi rasa sakit yang menyayat. Saat seseorang berada dalam kondisi lemah, perasaan pun jadi lebih mudah terluka. Ketabahan yang dulu menjadi bentengnya, malam ini mulai retak. Puspa menatap suaminya lurus-lurus, suara bergetar, "Hari ini ulang tahun pernikahan kita yang kelima."Indra tertegun. Ia benar-benar lupa. Tatapan dan diamnya sudah cukup sebagai jawaban. 'Wajar kalau lupa,' pikir Puspa pahit. Indra akhirnya membuka suara, datar, seperti ingin menyudahi persoalan, "Lain kali akan aku ganti."Ucapan itu bukannya menenangkan, malah makin buat hatinya dingin. Nggak ingin memperpanjang perdebatan, Puspa mengakhiri topik dengan suara tenang, "Besok, kita selesaikan urusan cerainya."Namun dengar kata ‘cerai’ l
Read more