Share

Bab 540

Author: Rina Safitri
Lihat Lukman terkapar di lantai, mata Puspa dipenuhi oleh kebencian yang membara. Pandangan itu perlahan bergeser dari wajahnya yang berdarah, ke kakinya.

Senyum miring muncul di sudut bibir Puspa, mata hitamnya berkilat liar.

“Kamu ingin kakiku, kan?” katanya pelan, dengan nada hampir gila.

Belum sempat Lukman bereaksi, kursi besi di tangan Puspa terayun tinggi dan menghantam keras ke arah kakinya.

BRAK!

Benturan itu buat Lukman yang tadi sempat pingsan setengah sadar, langsung menjerit kesakitan, suaranya menggema di seluruh vila. Jeritan itu cukup keras untuk buat para pengawal di luar lari mendekat.

“Atas dasar apa kamu ingin kakiku, hah?!”

Suara Puspa parau tapi tegas. Ia kembali angkat kursi itu, lalu hantamkan lagi, kali ini ke tulang betis Lukman.

KRAAK!

Wajahnya penuh amarah dan dendam. Ia menatap pria itu dengan mata berair namun tajam.

“Aku cuma salah nilai orang, cuma nikah dengan orang yang salah! Tapi dengan alasan itu, kalian pikir kalian bisa injak hidupku sesuka hati?
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (8)
goodnovel comment avatar
Fatma Laila
ni udh 5x dibuka blum ada lanjutan.buat malas baca judul lain..kita bayar hrsnya dicepati..ni nunggu tiap hari..bosan juga
goodnovel comment avatar
Anikpurwati
buat kaki lukman cacat
goodnovel comment avatar
Fitri Rosyidin
part hari ini ngeri² sedap..
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Hari Aku Kehilangan, Dia Merayakan   Bab 596

    Sinta hampir semalaman nggak tidur, pikirannya terus dipenuhi kekhawatiran tentang putranya. Keesokan paginya, ia langsung desak Lukas untuk segera bawa anak mereka pulang. Lukas nggak nolak, dan langsung telepon orang untuk antar Puspa.Namun, begitu panggilan tersambung, raut wajahnya langsung muram.“Kalian itu gimana kerjanya sih?!”Lihat perubahan ekspresinya, wajah Sinta pun ikut mengeras. Ia menatap suaminya tajam, penuh rasa selidik.Begitu Lukas tutup telepon, ia langsung mendesak, “Ada apa? Jangan-jangan Puspa kenapa-kenapa?!”Lukas memandang istrinya yang panik, dan seketika ia nggak tahu harus mulai dari mana. Ia memang sudah seharusnya tahu, adiknya bukan tipe orang yang bisa menelan kekesalan dengan diam.“Lukman bawa Puspa pergi.”Kata-kata itu baru saja terucap, Sinta langsung meledak dan lontarkan dua pertanyaan sekaligus.“Dia bawa kemana?! Untuk apa dia bawa?!”Selesai tanya, ia nggak peduli apa suaminya berniat jawab atau nggak, Sinta langsung tumpahkan seluruh amar

  • Hari Aku Kehilangan, Dia Merayakan   Bab 595

    Puspa jatuh ke lantai ikuti dorongan tangannya. Ia nggak gerak, nggak tunjukkan reaksi apa pun, seakan nggak dengar sepatah kata pun dari Lukman.Lukman teriak cukup lama, namun nggak dapat respons. Ketidakpuasan dan amarahnya semakin mendidih. Ia adalah tipe orang yang ketika menindas, harus lihat korban bereaksi, kalau nggak, ia merasa nggak puas.Ia beri perintah agar Puspa diangkat dan dipaksa berlutut di hadapannya. Dengan tongkatnya, ia angkat dagu Puspa, lalu menusuk-nusuk pipinya. Wajah yang sudah kotor itu kini ditambah lagi debu dan noda.Sambil menusuk-nusuk wajahnya, Lukman terus lontarkan hinaan.“Kalau kamu mohon, mungkin saja aku bisa bermurah hati dan akhiri penderitaanmu dengan cepat.”Tiba-tiba Puspa terkekeh pelan.Tatapan Lukman mengeras.“Kamu tertawa apa?”Meski berada dalam posisi paling lemah, Puspa tetap nggak menunduk. Ia mendengus pelan.“Aku tertawakan kamu, sampah sepertimu akan jadi pengemis lumpuh seumur hidup.”Sambil bicara, tatapannya melintas pada ked

  • Hari Aku Kehilangan, Dia Merayakan   Bab 594

    Hari-hari tanpa cahaya dan tanpa penanda waktu itu terasa sangat berat dan sangat panjang.Puspa nggak tahu sudah berapa lama ia dikurung di ruangan ini. Sejak hari pertama diberi semangkuk air, nggak seorang pun pernah masuk lagi untuk kasih dia makanan. Hanya ada orang yang setiap dua jam sekali, buka jendela kecil berteralis di pintu besi untuk memastikan ia masih bernapas.Semangkuk air itu pun nggak pernah ia minum. Ia nggak yakin apa air itu bersih, dan lagi, ia nggak ingin jadi seperti hewan ternak yang buang air di tempat ia tidur.Namun meski nggak minum, tubuh tetap tunjukkan batasnya. Ketika jendela kecil itu kembali dibuka, Puspa dengan wajah merah menahan malu, berkata pelan, “Aku ingin ke kamar mandi.”Pria di luar jawab tanpa emosi, “Ruangan sebesar ini masih kurang untuk kamu buang air?”Jelas sekali mereka nggak ada niat izinkan dia keluar. Lihat ia masih hidup, mereka tutup kembali jendela itu, seketika cahaya yang sempat masuk pun hilang.Cahaya hilang, namun suara t

  • Hari Aku Kehilangan, Dia Merayakan   Bab 593

    Keluarga Darkan kira begitu Kakek Budi angkat bicara, Indra akan segera kembalikan Leon. Nggak nyangka, perintah sang kakek pun berani ia langgar.Wajah Lukas semakin gelap.Ia akhirnya paham, Indra benar-benar berniat nantang Keluarga Darkan hanya demi mantan istrinya!Balaskan dendam Lukman memang penting, tetapi putra bungsunya kini berada di tangan Indra. Ia harus hati-hati.Selain Lukman yang diam, seluruh Keluarga Darkan sepakat, tukar Puspa terlebih dulu, selamatkan Leon.Lusi Darkan, ibunya genggam tangan Lukman. “Jika kali ini kita bisa tangkap Puspa, lain kali juga pasti bisa. Lukman, Leon paling sayang kamu, paman kecilnya.”Semua tahu masalah ini bermula dari dirinya, namun nggak seorang pun berani ungkit itu. Ia telah menderita cukup banyak, nggak ada yang ingin sakiti dia lagi.Tapi tentu saja, tetap ada yang menentang, yaitu istri Lukas, Sinta Haposan.Kini ia tumpahkan semua amarah ke Lukman. Dulu, ia nggak pernah keberatan dengan Lukman yang suka hidup seenaknya itu, b

  • Hari Aku Kehilangan, Dia Merayakan   Bab 592

    Sekarang ia akhirnya paham kenapa Puspa nggak mau di sisinya lagi, ia terlalu sering lukai hati wanita itu, buat dia benar-benar kecewa. Kecerobohannya, kelalaiannya, semuanya buat hati Puspa membeku. Semua salahnya. Dan ia terima itu. Ia bahkan bersedia berubah. Asal Puspa mau masih dia satu kesempatan lagi, ia akan jadi suami baik seperti yang selalu diimpikan Puspa. Dan kali ini, ia nggak akan biarkan Puspa terluka lagi, apa pun yang terjadi, ia pasti akan bawa Puspa pulang dengan selamat.Setelah keheningan singkat, suara terengah Kakek Budi terdengar dari telepon. “Puspa sudah lama cerai dari kamu. Dia bukan bagian dari Keluarga Wijaya lagi. Kenapa kepentingan keluarga harus dirugikan oleh orang luar?"Suaranya semakin dingin. “Indra, caramu bertindak benar-benar mengecewakan. Jangan lupa, Keluarga Wijaya bukan cuma punya satu pewaris laki-laki.”Sebuah ancaman yang begitu jelas, jika ia nggak patuh, maka segala yang ia miliki kini akan direnggut kembali.Namun wajah Indra tetap t

  • Hari Aku Kehilangan, Dia Merayakan   Bab 591

    Lukas baru sadar putra bungsunya hilang dua jam setelah jam pulang sekolah Leon.Biasanya, anak bungsunya memang nggak selalu pulang tepat waktu, tapi nggak pernah terlambat lebih dari satu jam. Kali ini bukan hanya terlambat, bahkan lebih dari satu jam.Saat istrinya telepon dan katakan kalau putra mereka dibawa pergi oleh Indra, sorot mata Lukas langsung menggelap disertai kerutan.Sinta Haposan, istri Lukas tahu betapa baiknya hubungan Keluarga Wijaya dan Keluarga Darkan dulu. Ia juga tahu retaknya hubungan mereka karena masalah adik iparnya, apalagi ia sering rawat ibu mertuanya yang akhir-akhir ini sering nangis karenanya. Mana mungkin ia nggak tahu?Namun ketika ia telepon putranya, suara yang jawab justru Indra. Seketika hatinya limbung. Saat Indra minta suaminya “tukar orang”, kalau nggak anak mereka nggak akan berakhir baik, dia benar-benar panik sampai gemetar.Tukar orang? Dengan siapa ia nggak ngerti. Yang ia tahu hanya satu, anaknya sedang dalam bahaya.Di telepon, Sinta m

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status