Rencana pertemuan keluarga Lias dan Ella kini telah sampai di telinga Alena. Hal itu semakin membuat Alena merasa begitu sangat kesal. Dia terus berpikir bagaimana cara untuk bisa menghancurkan hubungan tersebut. Apapun yang terjadi, dia tidak akan membiarkan Lias menjadi milik perempuan yang kini telah menjadi musuhnya tersebut.
"Lihat saja aku tidak akan membiarkan pernikahan diantara kalian terjadi. Jangan sebut aku Alena jika kamu berhasil memiliki Lias, Ella," kata Alena tersenyum kecut. Nampaknya saat ini dia telah memiliki sebuah rencana untuk bisa menghancurkan itu semua. Bukan Ella namanya jika dia tidak berhasil mendapatkan rencana licik.Dia lalu meraih ponsel miliknya dan menghubungi anak buahnya.
"Aku punya pekerjaan lagi untukmu," kata Alena kepada salah seorang pria dari balik telepon. Dia lalu menjelaskan kepada pria tersebut apa yang harus dilakukan olehnya."Baik Bos, Aku akan melakukan sesuai dengan perintah anda," kata pria dari balik telepon tersebut yang terdengar paham betul apa yang diinginkan oleh Ella.
Ella kini tertawa terbahak-bahak setelah berbicara dengan anak buahnya. Dia sangat yakin bahwa rencana kali ini pasti akan kembali berjalan lancar seperti rencana-rencana dia sebelumnya.
"Sudah aku peringatkan bahwa kamu harus berhati-hati kepadaku. Tapi sepertinya kamu sama sekali tidak memiliki rasa takut itu, Ella. Baiklah akan aku tunjukkan siapa aku sebenarnya," kata Ella yang kini mengambil kunci mobil miliknya dan berniat untuk sekedar keluar mencari udara segar.Ella kini melajukan mobilnya menuju ke arah alun-alun kota. Tempat itu merupakan salah satu tempat favoritnya untuk sekedar menghilangkan penat. Dia kini akhirnya duduk di sebuah kursi panjang sambil menatap layar ponsel miliknya sambil melihat beberapa video lucu di sosial media.
"Kamu ...." Tiba-tiba saja salah seorang laki-laki datang menghampirinya.
"Lias ...." kata Alena yang terlihat begitu sangat tercengang melihat laki-laki tersebut tepat dihadapannya. Dia tidak menduga bahwa dia akan bertemu dengan Lias di alun-alun kota ini.
"Apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Lias.
"Aku sedang mencari inspirasi. Oh ia, aku minta maaf atas kejadian kemarin di rumah Ella. Mungkin kamu telah salah paham kepadaku dan beranggapan bahwa aku adalah perempuan yang kejam," kata Alena. Dia harus membersihkan nama baiknya tepat di depan laki-laki tersebut. Dia tidak ingin jika sampai Ella telah berhasil menjelek-jelekkan namanya kepada Lias.
"Sama sekali tidak apa-apa. Aku tidak tahu apa masalah yang telah terjadi di antara kalian. Tapi aku aku bisa mengerti bahwa sepertinya telah terjadi kesalahpahaman diantara kalian berdua. Aku mewakili Ella minta maaf atas sikapnya yang telah mengusirmu dengan kejadian kemarin," kata Lias.
Alena sepertinya sudah bisa menebak bahwa Lias belum mengetahui apa yang sebenarnya telah terjadi antara dirinya dan juga Ella. "Sepertinya kamu sedang menutupi apa yang telah terjadi diantara kita, Ella. Tapi baguslah setidaknya nama baikku tidaklah buruk dimata Lias," batin Alena.
"Iya, memang ada kesalahpahaman yang terjadi di antara kami. Dulunya aku dan juga Ella begitu sangat akrab satu sama lain. Hanya saja, aku telah membuatnya kecewa sehingga dia begitu sangat membenciku. Aku telah berusaha untuk meminta maaf dan mengakui semua kesalahanku tersebut kepadanya, tapi sepertinya pintu maaf telah tertutup," kata Alena menghela nafas berat dengan mata berkaca-kaca. Dia memang begitu sangat pandai bersandiwara. Bahkan di saat seperti ini pun dia memanfaatkan situasi dan kondisi yang ada.
Lias yang melihat Alena terlihat begitu sangat bersalah atas sikap Ella kepada perempuan tersebut dan seketika merasa kasihan. Dia telah berhasil larut dalam sandiwara perempuan licik itu.
"Aku akan mencoba berbicara kepada Ella. Aku akan membantumu agar kalian bisa kembali baikan seperti dulu," kata Lias, tapi hal itu dicegah oleh Alena."Tidak perlu, kamu tidak perlu melakukan itu untukku. Biarlah ini menjadi urusanku dengan Ella. Aku tidak ingin jika sampai hubungan kalian retak karena diriku," kata Ella."Kamu tidak perlu mengkhawatirkan itu. Aku tahu betul bagaimana Ella. Dia adalah perempuan yang baik dan aku yakin bahwa aku pasti bisa membuat dia memaafkan dirimu," kata Lias.
"Oh ya kalau begitu aku pergi dulu. Ella pasti sedang menungguku sekarang."
"Jadi kamu datang kemari bersama Ella?" tanya Alena dibalas anggukan kepala oleh Lias.
Alena benar-benar dibuat kesal, bagaimana mungkin Ella datang ke tempat ini bersama dengan pria itu. Sementara dirinya hanya datang seorang diri seperti seorang perempuan yang begitu sangat kesepian.
"Yah sudah kalau begitu. Cepat pergi dan temui dia, jangan membuat dia menunggu," kata Alena yang langsung disetujui oleh Lias.
"Argh!" teriak Alena sekencang-kencangnya setelah kepergian dari laki-laki tersebut. Dia benar-benar tidak terima dengan apa yang telah terjadi. Dia tidak ikhlas jika terus membiarkan Lias keluar bersama dengan Ella. Dia memang baru saja bertemu dengan laki-laki tersebut beberapa hari yang lalu. Tapi dia telah berhasil membuatnya jatuh cinta begitu dalam bahkan keinginannya begitu sangat besar untuk bisa mendapatkan laki-laki tersebut.
Apalagi setelah mengetahui bahwa kekasih dari Lias kata lain adalah perempuan yang begitu sangat dibencinya sejak dulu. Hal tersebut membuatnya keinginannya semakin besar untuk mendapatkan Lias dan membuat laki-laki tersebut berada dipelukannya. Jika dia berhasil mendapatkan Lias, maka ada begitu banyak keuntungan yang bisa dia dapatkan, salah satunya dia akan membuat Ella menderita seperti janji yang telah dia ucapkan.
"Lias, apakah kamu sungguh tidak ingin memberikan kesempatan kepada Ella untuk memperbaiki semuanya? Aku sangat yakin bahwa apa yang terjadi di antara kalian memang benar-benar hanyalah sebuah kesalahpahaman. Bagaimana jika sampai Ella memang hanya di jebak," kata Ibu Margaretha. Dia berusaha memberikan pemahaman kepada putranya tersebut untuk yang terakhir kali sebelum dia pergi ke luar negeri. Dia tidak ingin jika sampai Lias menyesal suatu saat nanti jika sampai ini semua memang hanyalah sebuah kesalahpahaman yang harus diluruskan."Aku tidak mengerti dengan apa yang ibu pikirkan. Aku adalah korban dari ketidaksetiaan perempuan itu. Ibu lebih percaya perempuan tersebut dibandingkan aku? Sampai kapanpun aku tidak akan memberikan maaf kepadanya." Lias sudah sangat hancur dan pusing atas semua kebenaran yang dia ketahui. Dia merasa kecewa karena berpikir bahwa Ella memang benar-benar telah menghianati cintanya dan lebih memilih tidur dengan laki-laki lain. Ditambah, kedua orang tuanya
Ella terus saja kepikiran dengan semua ancaman yang telah diberikan oleh Alena kepadanya. Dia benar-benar sangat takut jika sampai perempuan tersebut benar-benar melakukan tindakan yang sama sekali tidak dia inginkan."Ibu, kamu tidak apa-apa?" tanya Ella kepada ibunya."Aku sama sekali tidak apa-apa, Sayang," jawab Ibu Farah. Dia kini terlihat jauh lebih baik. "Apa yang telah dilakukan oleh perempuan tersebut kepadamu, Ibu? Dia sama sekali tidak macam-macam, bukan?" tanya Ella memastikan."Ada apa, Nak? Kenapa kamu bertanya seperti itu? Dia hanya menyampaikan ucapan maaf dan juga turut berbelasungkawa atas kematian ayahmu," kata Ibu Farah."Hubungan persahabatan kalian baik-baik saja, bukan?" lanjutnya.Ella seketika mengangguk. Dia tidak ingin jika sampai ibunya kepikiran ketika mengetahui tentang apa yang sebenarnya telah terjadi antara dirinya dan juga sahabatnya tersebut."Semuanya baik-baik saja, Ibu. Lebih baik sekarang ibu istirahat. Aku akan keluar sebentar," kata Ella. Ell
Alena merasa sangat puas telah berhasil menghancurahkan hubungan antara Ella dan Lias. Memang ini adalah hal yang diinginkan sejak awal."Kamu sungguh perempuan yang sangat luar biasa, Alena. Aku sangat yakin bahwa saat ini Ella pasti sedang meratapi nasib atas kepergian dari laki-laki yang begitu sangat dicintai," kata Alena.Dia beranggapan bahwa ini adalah konsekuensi yang harus diterima oleh Ella. Perempuan tersebut pantas mendapatkan semua kesedihan itu."Aku sama sekali tidak pernah membayangkan bagaimana mungkin kamu begitu sangat membenci perempuan seperti Ella. Padahal jika diperhatikan dia adalah perempuan yang baik," kata Alex yang saat itu terlihat duduk tepat di depan Alena. "Diam Alex!" bentak Alena. Dia sama sekali tidak suka jika laki-laki tersebut berkata demikian. "Lancang sekali kamu memuji perempuan tersebut di depanku," lanjutnya."Wow, maafkan aku," kata Alex sambil menaikkan kedua alisnya karena beranggapan bahwa itu semua hanyalah candaan dan tidak perlu diper
Sudah hampir dua minggu lamanya sejak hubungan antara Ella dan Lias berakhir, namun rasanya masih begitu sulit bagi Ella untuk bisa berdamai dan menerima semua perpisahan tersebut. Dia sudah tidak pernah lagi mendengar kabar dari laki-laki tersebut. Lias benar-benar telah pergi dari hidupnya."Sepertinya kamu sungguh tidak mengharapkan aku lagi, Lias. Apakah sebegitu bencinya kamu kepadaku? Apakah kamu sudah tak mencintai aku lagi?" Ada begitu banyak pertanyaan yang terbesit di dalam benak Ella. Hampir setiap harinya dia terus kepikiran tentang laki-laki tersebut. Ella juga harus menghindar dari pertanyaan ibunya tentang rencana pernikahan antara dirinya dan juga laki-laki itu. "Nona, mobil telah siapa. Kita bisa berangkat sekarang," kata salah seorang sopir yang kini terlihat menghampiri Ella yang masih duduk termenung di ruang tamu. "Baiklah," kata Ella. Dia akan pergi ke rumah sakit dan melihat bagaimana kondisi ibunya. Dia sangat berharap semoga perempuan tersebut tidak melont
Ella kini hanya bisa menangis di sudut kamar sambil meratapi nasibnya. Dia benar-benar tidak bisa membayangkan bahwa dirinya akan hidup seperti ini. Satu persatu orang yang dicintainya pergi begitu saja akibat ulah Alena. Dia dibuat tidak berdaya."Kenapa kamu sekejam itu kepadaku? Selama ini aku telah menganggapmu seperti saudaraku sendiri. Namun rupanya kamu begitu sangat membenciku bahkan kamu sama sekali tidak ingin melihatku bahagia," kata Ella.Dia tidak tahu lagi harus mencurahkan segala isi hatinya kepada siapa. Dia tidak mungkin mengatakan ini semua kepada ibunya. Kondisi perempuan tersebut benar-benar tidak memungkinkan. Ella tidak ingin jika sampai kondisi kesehatan ibunya semakin memburuk setelah mengetahui bahwa Alena selama ini begitu sangat membencinya bahkan berusaha untuk menghancurkan hubungannya dengan Lias.Saat ini, dia bahkan tidak mampu untuk bertemu dengan ibunya di rumah sakit. Dia meminta kepada Nisa agar perempuan tersebut menjaga dan merawat ibunya dengan b
Ibu Margaretha melihat kepergian anaknya tersebut masuk ke dalam rumah kini langsung meminta suaminya untuk membujuk Ella, sementara dirinya akan menyusul putranya tersebut."Biar aku yang mengurus Lias," kata Ibu Margaretha kepada Pak Bagas.Ibu Margaretha dengan cepat mengikuti langkah kaki anaknya tersebut. Sementara itu, Pak Bagas kini terlihat mencoba menenangkan Ella. Dia mengajak perempuan tersebut untuk duduk di taman sambil meminta seorang pelayan untuk mengambilkan minuman. "Paman percaya kepadaku, bukan? Aku sama sekali tidak pernah menduakan Lias. Ini semua hanyalah jebakan dan aku sama sekali tidak mengetahui bagaimana mungkin aku bisa ada di hotel tersebut. Selama ini ada seseorang yang benar-benar begitu sangat membencimu bahkan dia sama sekali tidak ingin melihatku bahagia. Namun aku sama sekali tidak bisa memberitahu siapa orang tersebut. Aku ...." Ella kini terus saya terisak. Pak Bagas tersenyum, dia percaya bahwa calon menantunya tersebut adalah perempuan yang beg