Home / Romansa / Hasrat Janda Pemikat / Bab 1. Malam Terlarang

Share

Hasrat Janda Pemikat
Hasrat Janda Pemikat
Author: Almeira. S

Bab 1. Malam Terlarang

Author: Almeira. S
last update Last Updated: 2024-02-07 01:32:32

Dalam gelap kamar hotel yang mewah berbintang lima, gemuruh erangan tak tertahankan menggema di setiap sudut. Pertemuan tak terduga antara dua insan yang tak pernah saling bersinggungan, kini tengah memadu kasih di atas lembutnya sprei dan ranjang yang mewah.

Bruk!

Secara tak diduga, tubuh gagah seorang lelaki menindih Mey yang tak berdaya sebab telah dikuasai oleh alkhohol. Sentuhan-sentuhan lembut pria itu, membelai tubuh Mey, menciptakan lenguhan yang meliuk-layuk diantara dinding-dinding marmer dingin kamar yang gelap.

"Ahhh.." melodi yang mendorong gairah semakin meluap-luap.

Tak sampai disitu, lelaki tersebut melahap lembut bibir Mey dengan nafsu yang menggebu. Namun, Mey tidak menolak cumbuan tersebut, malah membalas dengan permainan bibirnya yang begitu liar.

'Ini pasti mimpi, akhirnya aku bisa bercumbu denganmu, suamiku. Walaupun percumbuan ini hanyalah sebuah mimpi!' benak Mey dengan hasrat yang kian bergerilya dalam dirinya.

Mey yang terlena oleh alkhohol, terjebak dalam khayalan, bahwa ia tengah bercinta dalam mimpinya dengan sang suami yang beberapa bulan lalu telah pergi meninggalkan dunia untuk selamanya.

Perlahan, wajah lelaki itu merayap di antara leher dan telinganya. Hembusan napas dan memainkan angkup-angkup miliknya dengan ganas, membuat Mey menggigit bibirnya dan menggeliat tak terkendali.

"Ahh.." desah lembut Mey, tak sanggup menahan sensasi pada setiap bagian sensitifnya.

"Tubuhmu, malam ini milikku!" bisik lelaki itu seraya melepas helai kain yang membalut diri Mey.

Tanpa disadari, keduanya terbuai dalam gairah yang telah menguasai pikiran. Kedua insan yang baru saja bertemu di klub malam itu, melanjutkan adegan terlarang yang semakin panas dalam kamar hotel mewah yang berhiaskan cahaya temaram.

"Ssshh.. Ahhh.. Ahh.." Mey menderu nakal di setiap sentuhan yang membelainya.

"Tubuhmu, begitu menawan sayang. Bagaikan mawar yang semerbak, dan anggrek biru yang tak dapat kuraih. Rasa tubuhmu seperti butiran morfin yang menyusup ke dalam otakku," bisik lelaki itu, menyelipkan kata-kata puitis di antara erangan kepuasan.

Mey, membalas dengan menyuarakan kenikmatannya, "Kamu juga, sayang.. Ahh.. Aku sangat merindukanmu.. Bercinta denganmu, membuatku serasa melayang-layang di udara."

Dalam tarian yang menggelora di atas ranjang, pria yang tengah mencumbunya itu, membuat Mey merasa kian mabuk kepayang. Walaupun pendingin ruangan telah diatur menjadi enam belas derajat celsius dan terasa sangat dingin. Akan tetapi, mereka berdua mengeluarkan buliran keringat yang membasahi satu sama lain, seakan merasakan panasnya momen yang tengah dilakukan.

"Ohhh..." desah lelaki itu, merasakan puncak kenikmatan pada malam yang terpahat hasrat dan nafsu.

Setelah malam yang terpuaskan oleh gairah yang membara, keduanya memilih untuk bersandar dalam dekapan yang romantis, tertidur di dalam selimut tebal nan hangat.

**

Pagi telah tiba, sinar mentari menembus celah-celah tirai jendela kamar hotel. Secara perlahan, Mey membuka matanya dan terbangun dengan kepala yang terasa pusing. Namun, ia terkejut saat menyadari dirinya tidur satu ranjang dengan seorang lelaki yang tak dikenal olehnya, dan lebih mencengangkan lagi, mereka berdua tertidur tanpa sehelai kain yang melingkup tubuhnya.

"A-apa yang terjadi?" desis Mey, seraya berusaha mengingat malam sebelumnya.

Mey segera menutup mulut dengan kedua tangannya, sebab menyadari sesuatu. 'T-tunggu.. Jadi, semalam bukan mimpi?' benaknya terombang-ambing dalam kebingungan.

'Astaga, ya Tuhan. Apa yang telah kuperbuat?'

'Maafkan aku, suamiku. Baru beberapa bulan engkau pergi, aku malah bermain dengan pria lain.'

'Aku ... Bukan istri ataupun ibu yang baik.'

Setelah merenung sejenak, pandangan Mey mengarah ke wajah lelaki yang masih terlelap di sampingnya. Ia terus menatap lelaki itu secara seksama seraya mengerutkan dahi.

'Hey, tunggu. Pria ini ... Kenapa wajahnya sangat mulus? Oh, astaga. Lihat, kulitnya sama sekali tidak memiliki pori-pori!'

'Apakah dia gay?'

'Astaga naga ... Tidak mungkin dia gay! Semalam dia begitu agresif seperti singa, dan aku menikmati segala permainannya.'

'Ya Tuhan ... Apa yang sedang kupikirkan?'

Mey dengan hati-hati menyingkir, tubuhnya beranjak dari ranjang, dan memungut setiap helaian pakaiannya yang berserakan di lantai.

Kemudian, ia membersihkan dirinya di dalam kamar mandi yang mewah. Air hangat yang mengalir deras dari shower membuatnya tersadar bahwa ia telah melakukan kesalahan yang besar. "Aku telah mengkhianati suamiku! Maafkan aku, sayang. Aku benar-benar frustasi dengan pekerjaan di kantor sehingga, istri bodohmu ini melampiaskan dengan alkhohol," gerutu Mey pada diri sendiri, menyesali perbuatan menjijikkan yang sudah terjadi.

Setelah membersihkan diri di kamar mandi, Mey mengambil tas dan ponselnya yang tergeletak di meja. Namun, matanya yang tajam, teralihkan oleh kilauan jam tangan elegan yang dihiasi oleh berlian pada setiap sisinya. Jemarinya merasa setiap bagian jam tangan itu, lalu matanya berkaca-kaca sebab merasa kagum.

'Wah, gila. Pasti jam tangan ini mahal dan mungkin harganya ratusan juta atau bahkan miliaran. Apa dia orang kaya?'

'Ah, sudahlah. Mau kaya atau tidak, aku tak peduli. Yang jelas, aku harus cepat-cepat pergi dari sini.'

Saat Mey melangkah ke rak lemari dekat pintu keluar kamar untuk mengambil sepatunya, ia kembali memperhatikan sesuatu milik pria itu. Kali ini, ia memandangi sepatu yang tampaknya terlihat sangat eksklusif.

'Barang mahal lagi? Oh my god, sepatu ini kan limited edition,' benak Mey terkagum-kagum kala melihat setiap detail sepatu itu.

Tak lama, Mey berhasil keluar dari hotel mewah berbintang lima itu tanpa membangunkan lelaki tampan yang tidur dengannya. Akan tetapi, perempuan itu tak menuju rumah untuk pulang, justru Mey memilih untuk pergi ke kantornya. Sebagai pegawai magang, tentu, Mey tidak ingin berbuat kesalahan dengan absen kerja. Setibanya di kantor, seperti biasa, suasana riuh dengan karyawan yang bertukar gosip yang tidak begitu penting.

Ketika Mey baru saja duduk di kursinya, manajer divisi memanggilnya dengan nada yang bergema. "Mey.. Kemarilah!"

Sebagai seorang bawahan, tentu, Mey langsung beranjak dari tempat duduknya dan bergegas menuju meja bosnya, Theo. "Ada apa pak?" tanya Mey dengan sopan.

Pria berkepala empat itu bangkit dari duduknya, "Mana proposalmu?"

"Di meja pak. Sebentar, saya ambil," balas Mey seraya melangkah ke mejanya.

Theo juga ikut melangkah di belakang Mey, "Ikuti aku!"

"Kemana pak?" tanya Mey penasaran.

"Sudah, jangan banyak tanya kamu!" balasan tajam dari Theo.

Akhirnya, Mey menuruti bosnya dengan melangkah di belakang punggungnya. Theo membawa Mey ke gudang kantor yang gelap gulita, dan di sana ia memiliki niat buruk untuk melecehkan bawahannya.

***

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Joe Imran
ceritanya menarik dan mengesankan
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Hasrat Janda Pemikat   Bab 15. Excited (Proses tinjau - baca ulang 14&15 hari senin/selasa)

    Jakarta, Indonesia. 30 Januari 2018, 12:31 PM.Golden Dragon merupakan restoran Chinese di kawasan Jakarta Barat, bangunan eksteriornya yang mirip dengan siheyuan, akan tetapi interiornya menunjukkan kemewahan yang modern. Di dalam ruang VIP, Mey bersama Regina dan Zion tengah duduk. Hamparan meja bulat dengan berbagai hidangan khas Tiongkok, juga terdapat beberapa jenis dimsum di antaranya xiao long bao (soup dimsum) yang panas dan juga wonton udang.Zion tersenyum menatap Mey, "Gimana rasa dumplingnya? Enak, bukan?""Aku lebih menyukai wonton, akan tetapi, kaldu dumplingnya memiliki rasa yang unik," balas Mey seraya melahap sepotong soup dimsum yang langsung pecah di dalam mulut."Oh iya, apakah kalian mau hotpot?" tawar Zion.Spontan, Regina menjawab tanpa sedikit keraguan, "Aku mau!""Kalau kita memakan hotpot, bisa-bisa telat masuk kantor! Sebaiknya jangan," nasehat Mey."Baiklah, aku akan menuruti permintaan kamu, Mey," ucap Zion.Regina hanya mengangguk halus, kemudian ia meraih

  • Hasrat Janda Pemikat   Bab 14. Rencana Licik

    Jakarta, Indonesia. 30 Januari 2018, 12:18 PM.Mey, Zion dan Regina melangkah ke tempat parkir. Akan tetapi, Mey menghentikan langkahnya, "Tunggu dulu, Zion. Bukankah kamu naik mobil sport?""Oh astaga, aku lupa, Mey. Bagaimana kalau kalian berdua memesan taksi online? Aku yang bayar billnya," tawar Zion.Regina hanya tersenyum-senyum sambil memperhatikan wajah Zion, msepertinya, gadis itu terpesona oleh ketampanan mantan selebriti. Sementara itu, Mey memberikan jawaban, "Baiklah, aku setuju."Mey dan Regina, memutuskan untuk berbelok ke lorong kanan sebab akan melangkah ke lobi. Mey meraih ponselnya di dalam tas, kemudian, memesan taksi online. Sedangkan Zion, berjalan lurus menuju tempat parkir.Regina bertanya kepada Mey, "Kak Mey, apa Zion menyukaimu?"Spontan, Mey memberikan jawaban yang jujur, "Katanya sih, dia tertarik padaku.""APAAA?? Ini sungguh tidak adil, Kak Mey!" rengek Regina."Kamu kenapa, Gina?" Mey merasa bingung dengan sikap Regina.Regina mengendus, kemudian berk

  • Hasrat Janda Pemikat   Bab 13. Ketidakadilan di Kantor

    Jakarta, Indonesia. 30 Januari 2018, 8:56 AM.Mey mengangguk setuju dengan permintaan Zion, kemudian, mereka berdua berjalan menuju ke arah parkiran mobil di lantai dua. Koenigsegg Agera RS berwarna hitam, secara tiba-tiba, terbuka dengan otomatis saat langkah Zion dan Mey semakin mendekat.Tersentak oleh mobil tersebut, Mey terkejut dan bertanya, "Astaga! Apakah mobil ini milikmu, Zion? Mobil ini sangat canggih!""Iya, mobil ini adalah milikku. Aku membelinya langsung saat perilisan pertama, karena edisi terbatas," ungkap Zion sambil masuk me dalam mobil seharga rumah mewah itu."Silakan masuk, Mey. Kita bisa berbicara lebih nyaman di dalam," pinta Zion.Mey masuk ke dalam dan duduk di sebelah Zion," Pertama-tama, aku ingin meminta maaf padamu, Mey. Aku tahu, aku sudah terlalu lancang dengan mengaku-ngaku sebagai pacarmu di depan kakakku.""Lalu, kedua, keluargaku sedang menjodohkanku dengan seorang perempuan. Dan sayangnya, aku tidak tertarik pada calon yang mereka pilih. Justru, ak

  • Hasrat Janda Pemikat   Bab 12. Kekasih Adikku yang Familiar

    Jakarta, Indonesia. 30 Januari 2018, 7:32 AM.Mey dan Denny melaju di tengah hiruk-pikuk Ibukota Jakarta yang terkenal dengan kesibukan dan kepadatan jalannya. Suara klakson, deru mesin, dan kebisingan kota menjadi pemandangan sehari-hari.Mey merasa gelisah, menyadari betapa padatnya lalu lintas di Jakarta, terutama di pagi hari yang penuh dengan kesibukan. Jam tangannya menunjukkan pukul tujuh lebih, membuatnya terasa semakin gusar, mengingat perjalanan dari rumah ke kantor bisa memakan waktu hingga dua jam.Denny melirik ke kiri dan ke kanan sambil mendengus, "Rasanya, jadi dingin udaranya. Yah, meskipun tersisa sedikit asap dari angkot dan bajai.""Iya, Den. Memang lumayan dingin nih udaranya, tapi seger sih menurutku. Udah sarapan apa belum kamu, Den?" tanya Mey dengan ramah."Sudah, Ci. Tadi makan nasi uduk. Cici sendiri gimana? Udah sarapan apa belum?" Denny menjawab sambil menyelipkan pertanyaan."Karena aku bangun kesiangan, jadi gak sempet sarapan deh," ungkap Mey dengan nada

  • Hasrat Janda Pemikat   Bab 11. Apakah Kita Pernah Bertemu?

    Jakarta, Indonesia. 30 Januari 2018, 6:46 AM.Pagi itu, sinar matahari menyelinap masuk melalui jendela kamar Mey, mencerahkan ruangan sempit nan sederhana, yang sejatinya dipenuhi oleh ketenangan tidurnya.Dengan matanya yang masih lelap, Mey merasakan hangatnya bedcover tebal yang melingkup tubuhnya di atas ranjang. Bahkan, ketika Lily telah selesai mandi dan tengah sibuk memakai seragam sekolah, Mey tetap terombang-ambing dalam mimpinya.Sementara itu, di sudut dapur yang diselimuti oleh aroma lezat dari ikan tongkol yang dipanggang. Jessi, dengan semangatnya menambahkan bumbu-bumbu pada masakan yang akan menjadi sajian pagi.Suara gemericing dari panci yang bergemuruh, seolah menjadi simfoni pagi yang merdu. Lily yang telah bersiap dengan seragam merah putihnya, tersenyum pahit saat duduk di kursi makan sambil menatap jendela, merenung sejenak di antara sinar mentari dan embun pagi yang memeluk bumi."Apakah Ci Mey, masih belum bangun dari tidurnya?" tanya Jessi dengan nada serius,

  • Hasrat Janda Pemikat   Bab 10. Nafsu Gila Kekasih Sahabatku

    Jakarta, Indonesia. 29 Januari 2018, 8:29 PM.Makan malam perusahaan berlangsung dalam privasi yang penuh kemewahan, tergelar di ruang pribadi sebuah restoran elit. Ruangan dilengkapi dengan sofa dengan panjang empat meter yang melingkari tembok, di tengahnya terdapat meja dan perangkat karaoke untuk hiburan. Para kepala departemen, didampingi oleh sejumlah pemandu lagu yang memikat dengan paras cantik dan seksi, menciptakan suasana yang semakin tak terkendali.Sementara itu, Mey duduk dengan perasaan tak nyaman di pangkuan Gio, pacar sahabatnya. Dalam kegaduhan ruangan yang dihiasi oleh gemerlap cahaya dan musik, Mey memberanikan diri untuk bertanya pada Gio, "Apa maumu, Gio?"Gio tersenyum dan menjawab, "Aku akan menjagamu selama makan malam ini, jadi tenanglah. Hanya, duduk saja di pangkuanku. Mereka tidak akan berani mengusikmu!" Bisikan Gio yang menawarkan untuk memberikan perlindungan pada Mey, dan wanita itu pun patuh menuruti keinginan kekasih sahabatnya sambil terus duduk deng

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status