Home / Rumah Tangga / Hasrat Liar Paman Suamiku / Aku Ingin Kamu Terus Melayaniku

Share

Aku Ingin Kamu Terus Melayaniku

Author: CitraAurora
last update Last Updated: 2025-09-10 07:58:01

Keduanya berjalan bersama turun ke bawah.

Setibanya di ruang makan, Laura segera menarik kursi untuk suaminya. Lalu dia mengambilkan roti dan menyiapkan kopi.

Dari arah belakang, terdengar suara sepatu mendekat.

Benar, dia adalah David Sanjaya—paman Rendra yang semalam baru datang dari luar negeri.

Melihat pamannya, Rendra tampak terkejut, sementara David menyunggingkan sebuah senyuman.

“Kenapa kamu terkejut seperti itu, Rendra?” tanya David santai, lalu menarik kursi.

“Tidak, Paman. Kapan Paman datang? Kenapa tidak mengabari aku terlebih dahulu?” Rendra terlihat gugup, entah karena terkejut bertemu pamannya atau ada hal lain yang ia sembunyikan.

“Kamu sangat sibuk, jadi aku tidak mau merepotkan kamu dengan kedatanganku,” ujar David sambil mengambil roti yang tersaji di atas meja makan.

Rendra mengangguk kemudian menyantap rotinya dalam diam. Sementara itu, netra David terus mengikuti gerak-gerik Laura.

“Halo, Laura,” sapa David berbasa-basi.

“Ha-halo, Pak David,” balas wanita itu gugup. Saking gugupnya, dia tidak berani menatap wajah David.

“Masih saja memanggil Pak, sekarang aku adalah pamanmu.” Pria itu tertawa dengan netra yang masih menatap wajah cantik istri keponakannya.

Laura mengangguk, lalu menelan ludah sebelum berkata, “Halo, Paman,” sapanya sekali lagi.

“Begitu lebih baik,” ujar pria itu.

Hening kini menyelimuti mereka, hanya terdengar suara pelan saat menikmati sarapan.

Hingga tak lama, suara David kembali mencuat. “Lusa aku akan aktif kembali di kantor.”

Mendengar ucapan David, Rendra yang tengah fokus makan jadi tersedak.

“Hati-hati, Mas.” Laura segera mengambilkan air.

David yang melihat keponakannya tersedak justru tersenyum miring. “Apa kamu tidak suka aku kembali ke kantor?”

Pertanyaan itu terdengar tenang dan dingin di saat yang bersamaan.

Perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur perhiasan itu awalnya memang dipegang oleh David sebagai CEO. Di tangannya, perusahaan tersebut melesat hingga menjadi perusahaan perhiasan nomor satu.

Namun, tiba-tiba, David memutuskan pergi ke luar negeri dan memberikan jabatan CEO pada keponakan angkatnya, yang tak lain adalah Rendra.

Setelah tiga bulan, dia kembali dan ingin menjabat sebagai CEO lagi?

Berita ini tentu saja mengejutkan, tidak hanya bagi Rendra, tapi juga Laura yang terdiam di kursinya.

Rendra buru-buru menggeleng, “Tidak, Paman. Kenapa paman berpikiran seperti itu?”

“Syukurlah, aku pikir kamu tidak suka,” sahut David santai, lalu kembali menikmati sarapannya.

Selepas makan, mereka semua kembali ke lantai atas. Rendra yang awalnya ingin istirahat di rumah, tiba-tiba memutuskan pergi ke kantor.

“Loh, kenapa Mas? Katanya mau istirahat?” Wanita itu kebingungan melihat sang suami yang berganti pakaian dengan buru-buru.

“Tiba-tiba ada urusan, Sayang,” sahut Rendra.

Helaan nafas keluar dari bibir Laura. “Istirahatlah dulu, Mas. Baru saja pulang kenapa mau pergi lagi?”

Rendra tersenyum kemudian mendekati istrinya. “Istirahatnya nanti saja kalau pulang dari kantor.” Pria itu lantas mengecup kening sang istri.

Sementara itu, di kamarnya, David tampak mengepalkan tangan ketika membaca laporan yang dibawa oleh orang kepercayaannya.

“Kamu ingin menghancurkan perusahaanku?” David mendengus sinis. “Jangan harap!”

Pria itu meremas dokumen di tangannya, lalu membuangnya ke tempat sampah.

Selama ini, David sudah berbaik hati dan mengalah pada Rendra. Namun, yang dia dapat hanya sebuah pengkhianatan.

David menyergah napas kasar. “Padahal aku sudah berbaik hati padamu, Rendra,” desisnya dengan suara serupa bisikan.

Dia tidak akan tinggal diam.

David lantas memerintahkan orang kepercayaannya itu untuk membuat ruangan baru di kantor.

“Ruang kosong di samping ruang CEO jadikan ruanganku. Atur sedemikian rupa dan cermin di ruangan Rendra ganti menjadi cermin dua arah.”

Orang kepercayaannya mengangguk, lalu ia pamit undur diri karena harus segera melaksanakan titah tuannya.

Merasa bosan di kamar, David memutuskan untuk keluar. Senyumnya tersungging ketika tak sengaja melihat Laura.

“Laura.”

Suara David menghentikan langkah Laura yang hendak masuk ke dalam kamarnya.

Wanita itu berhenti di depan pintu. “Ada apa, Paman?” tanyanya gugup. Ia segera menunduk ketika bertemu pandang dengan paman suaminya itu.

“Kenapa kamu selalu menunduk ketika melihatku?”

David tiba-tiba mengangkat dagu Laura, memaksanya mendongak hingga tatapan mereka bertemu.

Laura menelan ludah, tidak mengantisipasi jarak di antara mereka begitu dekat.

“Kamu Paman Mas Rendra, ja-jadi aku harus sopan,” jawab Laura, lalu mundur selangkah dan kembali menundukkan kepala.

David tersenyum dan mengangguk. “Baiklah, jika itu alasanmu.”

Kini netra David tertuju ke dalam kamar Laura dan Rendra. Pria itu tiba-tiba masuk ke dalamnya tanpa izin.

Laura buru-buru mengejar David. “Paman, kenapa kamu masuk ke dalam kamar pribadiku dan Mas Rendra?”

Tampak wanita itu tak suka karena David masuk kamarnya begitu saja.

Bukannya segera keluar, David justru masuk lebih dalam ke area kamar pribadi keponakannya itu.

“Kamar ini….” David terlihat mengepalkan tangannya. Kamar ini tadinya adalah kamarnya. Keponakannya itu mengambilnya tanpa izin.

Tapi dia harus meredam amarahnya, lagipula dia bisa mengambilnya kembali nanti.

“Lebih baik Paman keluar! Sikap Paman ini jelas tidak sopan sama sekali!” Laura mulai marah karena David bersikap sesukanya.

Tapi… pria itu malah tertawa. Tanpa terduga tangannya justru melingkar di pinggang Laura, membuat wanita itu terkesiap.

“Asal kamu tahu Laura, ini rumahku!”

Hanya dengan satu hentakan, tubuh David dan Laura kini berdempet tanpa jarak.

Laura terkesiap. Aura David yang mengintimidasi membuatnya gemetar. “Me-meski ini rumah Paman, tapi tetap harus menjaga kesopanan.” Laura berujar sambil berusaha melepaskan diri dari David.

Namun, pergerakan Laura justru membuat pria itu semakin mengeratkan dekapannya.

Tubuh Laura meronta dengan kuat. “Lepas, jaga sikap Paman! Aku ini istri Rendra!”

“Tidak ingatkah kamu semalam memohon padaku untuk disetubuhi, Laura?” bisik pria itu.

Raut wajah Laura seketika memucat. Amarahnya dengan cepat menghilang. Kilatan-kilatan kejadian semalam kembali datang, membuatnya malu sekaligus merasa bersalah.

“Maafkan aku Paman … semalam aku mabuk.” Laura berhenti meronta. Tenaganya seolah terkuras tanpa sisa.

“Mabuk atau tidak, kamu telah mencuri hal yang berharga dariku,” ujar David, membuat Laura menatapnya tak percaya. “Jadi kamu harus bertanggung jawab.”

Laura terdiam. Perlahan, emosinya merangkak naik kembali. Seharusnya dialah yang kehilangan sesuatu berharga itu. Kenapa malah David yang minta pertanggungjawaban?!

“Apa maksud, Paman?” tanya Laura. Tangannya terkepal di samping tubuh.

David tersenyum miring. Dengan suara rendah, ia berkata, “Aku ingin kamu selalu melayaniku, Laura.”

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Mega
Sejauh ini sangat bisa dinikmati
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Hasrat Liar Paman Suamiku    Berlibur

    David gugup sendiri mendengar ucapan keponakannya itu. Dia pun berpikir keras Mencari Alasan apa yang pas agar Laura percaya. “Itu… Aku tahu dari Rendra.” Kalimat itulah yang dia dapat. Laura tersenyum memang renda sama tahu tentang dirinya meskipun suaminya itu telah menghianatinya. Senyuman perlahan menghilang digantikan oleh raut wajah yang masam. “Kenapa?” David menatap Laura. “Aku heran dengan Mas Rendra paman di sisi lain dia begitu memperdulikan aku dan menyayangiku dengan segenap hatinya tapi disisi lain dia juga mengkhianati aku. Sebenarnya apa yang dia pikirkan?”Ungkapan hati Laura sontak membuat David kesal, menyesal dia mengharumkan nama Rendra di hadapan Laura, selain itu dia juga kesal dengan Laura yang mau saja dibodohi oleh Rendra. “Bodoh.” Satu kata pedas keluar dari mulut David. Mendengar itu Laura menjadi kesal selalu saja David mengetainya dengan kata itu. “Memang aku bodoh jadi jangan dekat-dekat denganku paman atau kamu akan ketularan.” Cicitnya sambil

  • Hasrat Liar Paman Suamiku    Dia Sudah Mengkhianati Kamu Laura!

    Sepanjang malam David menjaga Laura, dia terus memeluk wanita itu seakan ingin seperti ini sepanjang hari. Ada rasa sesal di hatinya kenapa dulu… Ah, semua sudah terjadi yang terpenting saat ini dia selalu ada untuk Laura, meskipun dia tahu sedikit banyak Laura membencinya. Mentari datang menyapa, sinar matahari yang menembus celah gorden membuat tidur wanita itu terusik. "Sudah pagi." Dalam keadaan terpejam Laura menggumam. Mata Laura sontak melotot dan bergegas bangun, tubuhnya terasa sangat lelah mungkin karena semalam David menggempurnya habis-habisan. Melihat seorang disampingnya kekesalan Laura muncul kembali, meskipun semalam dia juga menikmati tapi kalau David tidak memaksanya percintaan panas mereka tidak akan terjadi. “Bajingan.” Kaki Laura menendang tubuh yang membelakanginya. Dia meluapkan amarahnya untuk semalam dan untuk pagi ini, hari sudah siang sementara dia masih berada di kamar David, entah bagaimana dia menjawab pertanyaan Rendra nanti. “Kamu apa-apaan

  • Hasrat Liar Paman Suamiku    Maafkan Aku

    Rendra yang curiga memutar netranya, sedangkan dari bawah meja David memberikan ponselnya kepada Laura. “Ah iya tadi Paman ke sini dia mencarimu dan ponselnya ketinggalan.” Jelas Laura sembari menunjukkan ponsel David. "Ah begitu." Untunglah pria itu percaya, dia mengambil ponsel David dan hendak mengembalikannya. Setelah Rendra keluar Laura juga meminta David keluar. "Pergilah Paman, Mas Rendra mencarimu untuk mengembalikan ponsel jangan sampai dia kemari lagi." Laura sungguh kesal dengan David yang terus membahayakan dirinya. “Baiklah aku tunggu di kamar, kalau kamu tidak datang maka aku yang pergi ke kamarmu!” Lagi-lagi pria itu mengancamnya, entah apa yang David mau sebenarnya. Dalam keadaan yang seperti ini Laura sudah tidak fokus mendesain, pikirannya kacau karena ucapan David. Dia serba bingung, “Arrggg David kenapa kamu selalu mengusikku!” Di luar, Rendra berpapasan dengan David. Dia nampak mengerutkan alis, sedari tadi muter-muter mencari pamannya tak tau

  • Hasrat Liar Paman Suamiku    Kita Bukan Suami Istri Yang Sesungguhnya!

    Setelah Rendra pergi, Laura buru-buru melepas pelukannya namun David menahannya. “Paman!” Protes Laura. Pria itu tertawa, melihat keponakannya judes begini dia semakin tertantang. “Jangan lupa upah menyembunyikanmu tadi.” Bisiknya. Bibir pria itu menggigit kecil daun telinga Laura dan Laura merinding dibuatnya. Laura tak menggubris ucapan David, dia menyambar tasnya kemudian pulang. Malam itu Rendra pulang dengan membawa bunga mawar untuk Laura, dia juga membawa setumpuk berkas yang akan ditunjukkan pada sang istri. “Laura Sayang.” Rendra mendekat bibirnya hendak mengecup pipi Laura tapi Laura segera menghindar. “Maaf Mas aku pilek.” Alasan Laura saja. Rendra tersenyum kemudian mengelus rambut sang istri. “Sudah minum obat? Jangan sakit-sakitan ya.” Sok perhatian padahal dia tidak ingin Laura menyusahkannya saja. Wanita itu mengangguk, siapa sangka tutur lembut penuh cinta itu hanyalah kamuflase. “Ini bunga untuk kamu.” Bunga mawar cantik berada di hadapannya. Setelah itu

  • Hasrat Liar Paman Suamiku    Siapakah Wanita itu?

    Apa sebenarnya yang ingin David tunjukkan padanya? Kenapa harus ke kantor? Tepat pukul sebelas siang, Laura datang ke kantor, tanpa lapor ke resepsionis wanita itu langsung saja naik ke atas. Setibanya di lantai paling atas gedung perkantoran Laura menjadi bingung pasalnya di depannya kini ada dua ruang CEO, entah dimana ruangan milik David. “Ruangan Paman yang sebelah mana?” Kepalanya menoleh kiri dan kanan menerka-nerka. Hingga salah satu ruangan itu terbuka, seseorang baru saja keluar dari dalam. Sekilas dia melihat David, lalu wanita itu melangkah masuk ke dalam ruangan. “Paman.” Suara lembutnya mencuat yang diiringi langkah menuju meja kerja sang Paman. “Aku kira kamu tidak datang.” David bangkit dari kursi kebesarannya, mengajak Laura untuk duduk di sofa. Netra wanita itu memutar, ruangan David sangat estetik. Siapa yang mendesainnya? “Apa yang ingin kamu tunjukkan paman?” Tanya Laura. Tatapannya mengarah ke David yang kini duduk di sampingnya. “Santai Sayang, s

  • Hasrat Liar Paman Suamiku    Olahrag Di Atas Meja Makan

    Pagi itu, setelah membuka mata, Laura tak mendapati Rendra di sampingnya.“Ternyata apa yang dikatakan Paman semalam benar, Mas Rendra tidak pulang,” gumam Laura murung. Baru saja dia hendak bangkit, terdengar suara pintu terbuka. Rendra berjalan masuk kemudian duduk di sofa. “Sayang, kamu baru bangun?” tanya pria itu. Netra Rendra memutar melihat tempat tidur yang sedikit acak-acakan. “Kamu semalam habis ngapain saja, kenapa tempat tidur berantakan begitu?” Sontak Laura memelototkan mata. Dia tidak menyadari hal itu. Netranya turun memutar melihat tempat tidurnya. Wanita itu menggigit bibir, berusaha memutar otak untuk mencari alasan agar tidak membuat Rendra curiga. “Itu Mas… semalam aku kesal sehingga sedikit tantrum,” cicitnya sambil menatap Rendra takut-takut. Pria itu menghela nafas, kemudian duduk di samping sang istri. “Sayang, aku kerja demi kamu, demi keluarga kita. Tolong mengertilah,” kata Rendra lembut. “Jangan marah ya…” Tangan Rendra mengelus pipi sang istri.

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status