Home / Rumah Tangga / Hasrat Liar Paman Suamiku / Apa Yang Kalian Lakukan!

Share

Apa Yang Kalian Lakukan!

Author: CitraAurora
last update Last Updated: 2025-09-10 07:59:48

Kedua mata Laura membulat sempurna, merasa ambigu dengan kata yang barusan David ucapkan.

“Melayani?”

“Iya, seperti yang kita lakukan kemarin,” sahut David ringan.

Kewaspadaannya menurun sehingga sedikit dorongan dari Laura membuat tubuh David menjauh dari tubuhnya.

“Tidak!” Laura menolak tegas. “Aku adalah wanita bersuami. Mana mungkin melayani pria yang bukan suamiku!”

Pria itu tertawa. “Memangnya kamu dianggap istri oleh Rendra?”

Deg!

Ucapan David bak busur panah yang menancap tepat di dada Laura. Memang selama ini Rendra tidak mau menyentuhnya, tapi itu semua karena Rendra sangat sibuk dan masih belum siap berhubungan intim. Suaminya berjanji akan mengajaknya bulan madu ke Eropa jika semua permasalahan di kantor selesai.

“Itu … itu karena Mas Rendra sibuk dengan urusan kantor. Bukankah Paman yang tiba-tiba menyerahkan tanggung jawab perusahaan padanya?” ujar Laura sambil memalingkan wajah.

“Wanita bodoh, mau saja dibohongi,” sinis David, membuat Laura geram.

Wanita itu menatap David dengan tajam, memperingatkan David agar tidak bicara sembarangan.

“Baiklah, tapi ingat tugas kamu sekarang harus melayani aku,” kata David mengingatkan.

“Aku tidak mau.” Dengan tegas kembali Laura menolak.

“Jika kamu tidak mau, maka aku akan memberitahu Rendra kalau istri tercintanya memohon padaku untuk disetubuhi.”

Tubuh Laura terhuyung ke belakang, kakinya serasa tak mampu menumpu berat badannya sendiri.

Laura menggeleng, memohon pada David agar tidak melakukan hal itu. “Jangan Paman, aku mohon. Selama ini Mas Rendra sangat baik padaku, aku tak tega menyakiti hatinya….”

Air matanya merembes keluar, dadanya begitu sesak membayangkan jika suami tercintanya mengetahui apa yang telah dia lakukan semalam bersama pamannya.

“Kenapa kamu begitu yakin jika Rendra tulus padamu?”

Dengan yakin Laura mengangguk, “Karena dialah yang membantu aku dan keluargaku.”

Itu benar. Rendra sudah sangat banyak membantunya selama ini.

Laura berasal dari keluarga sederhana. Tadinya, ia bekerja di perusahaan milik David, lalu dekat dengan Rendra dan kemudian mereka menikah.

Rendra begitu tulus. Pria itu menikahinya tanpa memandang statusnya yang jauh lebih rendah.

Tapi mengapa justru David berpikir sebaliknya?

Tangan David mengepal, tapi kemudian dia berucap lagi. “Aku tidak peduli dengan perasaan Rendra, karena yang aku pedulikan adalah diriku sendiri. Jadi pilihanmu hanya dua, melayaniku setiap hari atau melihat Rendra murka setelah tahu istrinya tidur dengan pamannya sendiri.”

Laura terdiam di tempat. Kedua pilihan itu sama-sama menjerumuskannya ke neraka.

Tanpa terasa, air mata kembali jatuh membasahi pipinya.

“Hentikan tangismu, Laura. Aku tidak akan terpengaruh sedikit pun,” ujar pria itu dingin.

Tak tahan mendengar tangisan Laura, David memutuskan keluar dari kamar.

Tangis Laura semakin keras setelah kepergian David. Tentu dia tidak ingin melayani sang paman, tapi dia juga tidak ingin perbuatan hinanya diketahui oleh suaminya… yang mungkin berakibat fatal ke rumah tangga mereka.

 “Tuhan, apa yang harus aku lakukan?”

Seharian itu Laura mengurung diri di kamar.

Permintaan David benar-benar membuatnya tak ingin melakukan apapun hingga tak terasa hari sudah gelap.

Segera dia pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri karena Rendra akan pulang.

Tiga puluh menit kemudian, suaminya datang. Pria berkacamata itu berjalan mendekat ke arah Laura.

“Sayang, ada Monica di bawah. Kamu buatkan minum ya, sekalian untuk Paman. Kami bertiga akan membahas masalah kantor.” Pria itu menjatuhkan kecupan di kening Laura.

“Baik, Mas,” sahut Laura.

Setelah memerintah istrinya, Rendra kembali keluar karena dia tidak ingin sekretaris serta pamannya lama menunggu.

Meski ada pelayan, tapi Rendra lebih suka jika urusan remeh begini Laura yang mengurusnya.

Tak selang lama, Laura datang dengan membawa minuman. Melihat David, wanita itu menjadi sangat gugup.

“Silakan diminum.” Buru-buru wanita itu kembali ke dapur.

David tiba-tiba bangkit berdiri. “Aku ke toilet sebentar,” katanya, meninggalkan Rendra dan sekretarisnya.

Alih-alih ke toilet, David berjalan ke arah dapur. Di sana, netra pria itu memutar mencari keberadaan Laura.

“Di sana dia rupanya.” Kakinya melangkah mendekati Laura yang kini tengah mencuci piring.

“Ada pelayan kenapa kamu mencuci piring sendiri?” Suara bariton David sontak membuat Laura terkejut.

Dia menghentikan aktivitasnya, lalu menatap David dengan tatapan tajam. “Untuk apa Paman ke sini?” tanyanya ketus.

Mendapati Laura yang tidak suka, David justru merapatkan tangan di pinggang istri keponakannya itu.

Laura segera meronta dengan netra menoleh ke arah pintu, takut jika ada yang tiba-tiba masuk.

“Paman tolong lepas! Kalau ada yang melihat kita bagaimana?” Laura sungguh ketakutan setengah mati, namun David terlihat santai.

Raut wajah Laura benar-benar pucat… hingga hal tak terduga kembali terjadi. David menjatuhkan bibirnya di bibir Laura.

Mata Laura terbelalak. Sekuat tenaga dia melepaskan diri, namun sia-sia belaka karena tenaga pamannya sangatlah kuat.

“Laura?”

Terdengar Rendra memanggilnya. Suara langkah kaki Rendra semakin dekat dengan dapur, tapi David masih belum melepaskannya.

Sesaat kemudian, Rendra masuk ke dalam dapur. “Apa yang kalian lakukan?”

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (7)
goodnovel comment avatar
semi ati
apa Rendra selingkuh sama sekertaris nya
goodnovel comment avatar
Thre L
David amazing
goodnovel comment avatar
NACL
duh uncle nekat banget
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Hasrat Liar Paman Suamiku    Hamil

    “Sayang besok aku harus ke luar negeri selama 3 hari, kamu nggak papa kan aku tinggal sendiri.” David nampak cemas meninggalkan istrinya sendiri tapi dia juga harus ke luar negeri untuk mengurusi bisnisnya. Laura menggeleng tentu dia tidak apa-apa toh di rumah ada ART dan juga Rendra. “Nggak papa Mas, kan ada Mas Rendra dan juga Art.” Laura tersenyum menatap suaminya.David sangat was-was, takut kalau Laura kenapa-kenapa di rumah selama dia tidak ada.Pukul 06.00 pagi David, Revan dan Laura sudah berada di bandara, Laura melambaikan tangan ketika David sudah masuk ke dalam. “Cepat pulang ya Mas.” teriak Laura sambil tersenyum.Selepas mengantar David, Laura langsung pulang, hari ini David melarangnya pergi ke kantor karena memang tidak ada pekerjaan. Wanita itu menurut saja kebetulan dirinya juga kurang enak badan. Saat melihat makanan di meja makan, tiba-tiba perutnya bergejolak. “Aku kenapa ya kenapa mual begini.” Gumam Laura heran. Menunggu rasa mualnya menghilang Laura berg

  • Hasrat Liar Paman Suamiku    Cobaan Makan

    “Pak dia bisa mati.” Bisik Gio. Setelah berpikir sejenak, pria itu melepaskan cekikannya. “Sekali lagi kamu berkata buruk tentang Laura, siap-siap menemui malaikat maut!” Hardik Erik. Anisa bergegas pergi sebelum dia benar-benar bertemu malaikat maut. Di depan gerbang kantor Erik, Anisa mengumpat lagi. Dia mengutuk Erik dan Laura agar tidak selamat. “Semoga kamu yang akan bertemu malaikat maut!” Teriaknya kesal. Kini Anisa bingung sendiri, Rendra sudah tidak bisa diharapkan, apakah dia harus kembali ke kotanya dengan tangan kosong? Apakah impian menjadi istri David harus pupus? “Sudahlah yang penting cari aman dulu, nanti bisa kembali lagi di waktu yang pas.” #####Sore itu Setibanya di rumah Erik langsung masuk ke dalam kamarnya ketika dia membuka pintu terlihat pemandangan yang sangat indah. Air liurnya mengucur deras, hasrat yang selama ini tak pernah bangun tiba-tiba merengek, meronta ingin dipenuhi. “Wanita ini bisa-bisa tak memakai pakaian sama sekali.” Kakinya melang

  • Hasrat Liar Paman Suamiku    Dipecat

    Anisa merebut ponsel yang dibawa David, alangkah terkejutnya dia melihat dirinya sendiri dalam video itu. “Laura kamu!” Dia menatap tajam ke arah Laura ternyata Laura tak selugu yang dia kira, siapa sangka dia sudah menyiapkan diri. “Mau apa sekarang?” Tantang Laura kemudian mengambil ponselnya kembali. “Trik-trik seperti ini sudah aku pelajari, kamu pikir aku tidak tahu akal busukmu Anisa!” David benar-benar tak habis pikir dengan sikap Anisa, siapa sangka teman masa kecilnya itu kini berubah menjadi wanita licik dan penuh intrik. “Sikapmu kali ini benar-benar keterlaluan Anisa! Sepertinya kamu sengaja ingin membuat aku dan Laura salah paham.” Ujarnya tegas. Dengan air mata yang berderai, Anisa mencoba menjelaskan kalau ada salah paham. “Bukan seperti itu David, ada salah paham disini.” Ucapannya menatap David dan Laura secara bergantian. Salah paham? David dan Laura tertawa kecil, sudah jelas kalau Anisa ingin berulah. “Salah paham, apa matamu buta! Di video itu jelas-jelas

  • Hasrat Liar Paman Suamiku    Kembali Berulah

    Netra Anisa menatap David, berharap dia itu mencegah istrinya untuk bertindak lebih. “David apa kamu juga akan mengusirku dari sini?” tanyanya. “Kalau istriku berkata demikian aku bisa apa,” jawab David yang membuat tubuh Anisa terhuyung ke belakang. Kakinya terasa lemas ia tak percaya kalau teman masa kecilnya itu akan mengusirnya. Anisa sangat kesal kalau dia tidak tinggal di rumah David lantas bagaimana bisa membuat David menjadikannya istri kedua? “Aku tidak mau David, aku mohon.” Wanita itu menangis, merengek pada teman masa kecilnya itu. Saat bersamaan Rendra datang, “Ada apa Anisa?” Tanya Rendra yang turut bergabung dengan mereka semua. “David dan Laura meminta aku pergi dari sini Ren?” Dia mencoba mengadu pada Rendra. “Memang begitu seharusnya.” Ternyata Rendra juga setuju kalau Anisa tidak tinggal bersama dengan mereka. Mendengar respon Rendra, sepertinya dia tidak bisa berbuat apa-apa lagi. “Besok berkemaslah biar Rendra yang akan mengantar ke hunianmu yang baru.”

  • Hasrat Liar Paman Suamiku    Keputusan Tepat

    “Aku menyuruhmu untuk lembur dan menyelesaikan pekerjaan ini tapi kenapa sampai sekarang masih belum kamu kerjakan?” atasan Citra membanting berkas tepat di hadapannya.Wanita itu tersentak, baru saja sampai ruangan sudah dimarahi. “Maaf Bu hari sabtu kemarin saya sudah ada janji jadi harus segera pulang.” Jawab Citra sambil menatap atasannya sebentar kemudian menunduk. Wanita paruh baya itu menarik kursi kemudian duduk sambil menatap Citra dengan tajam. “Seharusnya masalah pekerjaan kamu selesaikan terlebih dahulu.” Ujarnya. Citra menjelaskan kalau janjinya tidak bisa ditunda bahkan pekerjaan ini tidak lebih penting dari janjinya. Mendengar ucapan Citra atasan itu menjadi murka, darahnya seakan mendidih. Baru kali ini ada bawahan yang berani mengesampingkan pekerjaan kantor demi janji yang mungkin nggak penting. “Kalau begitu pergilah ke ruangan HRD dan minta pesangon! mulai hari ini kamu aku pecat!” Citra menggeleng memohon pada atasannya itu supaya tidak dipecat. “Saya moho

  • Hasrat Liar Paman Suamiku    Sebaliknya

    Namun semua berbeda, Citra justru berjalan di depan Erik. Wanita itu seolah menjadi bodyguard bagi Erik. Apakah Citra yang akan menjadi Heronya? “Citra kamu apa-apaan! kalau ada hantu, apa kamu nggak takut?” Erik langsung protes mendapati dirinya justru dilindungi Citra, hal ini jelas membuat harga dirinya jatuh. “Tenang saja saya nggak takut sama hantu hantu jadi-jadian, hantu beneran saja malah saya ajak bicara.” Sahut Citra. Erik melongo menatap punggung istrinya sepertinya dia salah tempat mengajak Citra masuk ke dalam rumah hantu. “Astaga dia malah pawangnya.” Pria itu menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Saat mereka berjalan tiba-tiba di samping Erik ada tuyul yang mengikutinya, pria itu berteriak bukan karena takut tapi terkejut. Melihat ekspresi Erik Citra tertawa, “Anda takut?” Terdengar mengejek. “Siapa yang takut! aku hanya terkejut tiba-tiba ada anak kecil di sampingku!” Sambil mengelus dadanya karena jantungnya masih belum berhenti berdegup. Tuyul itu tersenyum

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status