Compartir

Dilecehkan

Autor: Mommykai22
last update Última actualización: 2025-06-14 12:58:38

Ayudia, wanita paruh baya dengan dandanan menor berdiri di depan pintu sambil berkacak pinggang. Tatapannya menusuk, menatap Laura seolah ia adalah beban dunia. Di sampingnya, Claudia, juga berdiri menyilangkan tangan, senyum sinis terlukis di bibirnya.

Laura membalas tatapan itu dengan kebencian yang sama. Ayudia, selingkuhan ayahnya yang akhirnya dinikahi adalah sumber kehancuran keluarganya. Sejak wanita itu datang, ayah Laura berubah, memperlakukan istri serta anak kandungnya sendiri seperti sampah. 

Claudia, anak Ayudia dari pernikahan sebelumnya, tidak berbeda dengan ibunya yang jalang. Mereka hanya menjadikan Laura sebagai ATM berjalan yang harus selalu menyediakan uang setiap kali mereka butuh. 

Kalau Laura tidak mau memberi uang, ayahnya akan turun tangan, memukul dan memaki Laura tanpa perasaan. 

Itulah alasan utama mengapa Laura begitu cepat menerima lamaran Yusak saat umurnya masih 21 tahun waktu itu, karena Laura ingin pergi dari keluarga toxicnya. 

Dan kini, disambut dengan begitu sinis membuat Laura menyadari keputusannya untuk pulang benar-benar salah besar.

"Apa hanya uang yang ada di pikiranmu, hah? Aku bahkan tidak pernah berpikir menikah demi uang atau demi warisan!" geram Laura yang tidak perlu bersikap sopan pada ibu tirinya itu.

"Jangan naif, Laura! Kau melayani semua kebutuhannya, termasuk di ranjang. Lalu setelah dia meninggal, bukannya dapat warisan, kau malah pulang sebagai janda miskin? Lalu sekarang kau mau tinggal di sini? Boleh saja! Asal kau memberikan uang untuk kami!" 

"Uang dari mana lagi? Suamiku baru saja meninggal, aku tidak bekerja selama menikah, semua uang yang aku dapat dari Yusak aku berikan pada kalian. Aku tidak punya uang lagi!" 

"Dasar pembohong! Tidak mungkin kau tidak punya uang lagi kan? Berani membohongi ibumu, kau harus diberi pelajaran!" 

Ayudia langsung meraih kepala Laura lalu mendorongnya kasar. Laura jatuh ke lantai dengan rambut yang menutupi wajahnya. Dan Laura pun begitu frustasi dibuatnya. 

"Teruskan, Ibu! Dia pantas mendapatkannya! Padahal dia pasti mendapat banyak uang duka, tapi dia tidak mau memberikannya pada kita!" sahut Claudia. 

"Eh, tapi aku dapat ide, Ibu. Pak Bono kan minta wanita malam ini, tapi kita belum menemukan wanitanya. Bagaimana kalau kita berikan Laura saja?" imbuh Claudia dengan seringai jahatnya. 

Ayudia terdiam sejenak. Selama ini diam-diam ia menyediakan wanita bagi pria kaya yang membutuhkan, bisa dibilang mucikari adalah pekerjaan sampingannya.

Ayudia pun terlihat berpikir sejenak, sebelum ia mulai tersenyum miring. 

"Benar juga, Sayang! Wah, wah, kau pulang di saat yang tepat, Laura. Karena kau tidak membawa sepeser pun dari keluargamu itu, maka kau harus menghasilkan uang untuk kami malam ini!" 

"Apa maksudmu? Simpan saja semua rencanamu karena aku mau pergi dari sini!" 

Baru saja Laura akan bangkit berdiri, tapi Ayudia sudah membungkuk dan menjambak rambut Laura. 

"Enak saja pergi begitu saja! Kau tidak akan pergi sebelum menghasilkan uang untukku! Sekarang pakai gaun ini dan pergi bekerja!" 

"Aku tidak mau! Gaun apa ini? Pekerjaan macam apa yang harus kulakukan?" 

"Jangan banyak tanya dan pakai gaunnya!" 

Laura meronta saat Claudia dan Ayudia menariknya paksa ke kamar mandi, menyuruhnya berganti pakaian. Gaun itu minim, memperlihatkan paha dan punggungnya sampai membuat Laura merasa telanjang.

Mereka menyeretnya ke sebuah klub malam. Laura pun langsung disambut oleh suara musik yang keras, pencahayaan yang remang-remang, dan samar-samar bau rokok. 

"Lepaskan aku! Aku tidak mau di sini! Aku mau pergi!" 

"Diam dan menurut saja, Laura! Dengar ya, malam ini, kau harus melayani seorang tamu kaya! Kalau pelayananmu memuaskan, kau bisa mendapat banyak uang!" 

"Melayani? Aku bukan pelacur sepertimu!" 

Ayudia melotot marah. "Dasar wanita sialan! Kau memang harus ditampar!" Ayudia mengangkat tangannya, tapi ia segera mengurungkan niatnya agar pipi Laura tidak berbekas. 

"Sial! Jangan banyak bicara lagi dan jangan sok suci! Kau juga sudah tidak perawan, jadi gunakan tubuhmu untuk mencari uang!" 

Sebelum Laura bisa lari, Ayudia sudah mendorongnya ke sebuah ruangan VIP, tempat tiga orang pria sudah menunggunya. 

Ayudia meninggalkannya di dalam dan seorang pria gempal menatapnya dengan tatapan laparnya. 

"Wah, wanitanya cantik sekali hari ini! Ayolah, kemari! Duduk di sini!" 

Pak Bono, pria gempal itu langsung maju untuk memeluk Laura, tapi Laura langsung mendorongnya keras-keras sampai pria itu hampir jatuh. 

"Jangan menyentuhku!" 

"Hei, apa-apaan ini? Aku sudah membayarmu, tapi aku tidak boleh menyentuhmu? Atau mungkin kau suka kekerasan, hah?" Pak Bono mengedikkan kepala pada dua anak buahnya yang langsung maju menangkap Laura. 

"Ah, lepaskan!" pekik Laura yang langsung dibawa menghadap Pak Bono. 

Pria gempal itu menyentuh wajah Laura. "Kau cantik sekali! Kalau kau suka yang kasar, bilang saja. Aku tidak keberatan melakukan gaya apa pun! Ah, tapi aku jadi tidak sabar mendengarmu mengerang di bawahku, Cantik!" 

"Dalam mimpimu, Gendut!" 

Sambil menggeram, Laura menendang alat vital pria itu sampai ia memekik keras. Buk!

"Auw, sial! Berani sekali kau menendangku!" 

"Rasakan itu!" 

"Sial! Bawa dia ke sofa!" 

Laura berontak dan menjerit saat ia dibawa ke sofa, tapi dengan cepat, Pak Bono menindihnya dan menamparnya. Plak!

"Lihat saja bagaimana aku akan menaklukanmu, Wanita Jalang! Makin liar, aku makin suka!" 

Tepat saat Pak Bono menundukkan kepalanya untuk menikmati wanitanya, pintu ruangan itu didobrak dengan kasar. 

Brak!

"Singkirkan tanganmu darinya!"

**

Continúa leyendo este libro gratis
Escanea el código para descargar la App
Comentarios (1)
goodnovel comment avatar
Wiwi Yuningsih
pahlawannya datang, Darren pasti
VER TODOS LOS COMENTARIOS

Último capítulo

  • Hasrat Liar Suami Wasiatku   Bersama Orang Jahat

    "Ya Tuhan! Laura! Laura!" Jantung Bik Erna sudah memacu tidak karuan. Ia mencemaskan Cia, tapi entah mengapa ia juga sangat mencemaskan Laura yang pergi bersama Darwis. Dengan gemetar, Bik Erna pun akhirnya menelepon Darren dan Darren langsung mengangkatnya. "Pak Darren, syukurlah Anda mengangkat teleponnya," seru Bik Erna penuh kelegaan. "Ada apa, Bik? Laura mana? Kau sudah tiba di taman kan?" "Aku di taman, Pak. Tapi ...." Jantung Darren memacu tidak karuan. "Ada apa? Katakan ada apa kau begitu panik, hah?" "Cia ... Cia dibawa Bu Winny dan Laura ... Laura sedang mengejarnya." Kedua mata Darren membelalak dan jantungnya berdebar makin tidak karuan. "Apa? Cia dibawa Winny dan ... Laura mengejarnya bagaimana? Katakan yang jelas, Bik! Aku sedang dalam perjalanan pulang sekarang!" "Laura menyusul mereka bersama Pak Darwis! Mendadak mobil Pak Darwis muncul dan Laura pergi bersamanya. Aku takut sekali, Pak!" Suara Bik Erna sangat cemas dengan air mata yang sudah mengalir deras.

  • Hasrat Liar Suami Wasiatku   Eksekusi yang Sempurna

    "Aku masih tidak bisa menghubungi Laura, Oscar. Aku akan pulang duluan, sedangkan kau serahkan video ini ke pengacara untuk segera diproses." "Aku tahu, Darren. Tapi apa yang akan kita lakukan pada Darwis sekarang? Aku sudah menelepon kantor, tapi Darwis tidak masuk kerja hari ini." "Sial! Akhir-akhir ini dia sering tidak masuk kerja. Dia sudah membuatku sangat emosi. Kalau dia masuk, langsung tangkap dia saja! Tahan dia dan biarkan dia menjelaskan semua di kantor polisi." "Aku tahu!" Darren dan Oscar baru saja melangkah saat ponsel Oscar berbunyi dan ia pun mengangkat telepon dari Marlin itu. "Marlin, ada apa meneleponku?" "Maaf menganggu, Pak Oscar. Tapi karena Anda tidak kunjung datang ke kantor, aku tidak bisa menunggu lagi. Aku sudah mengamankan Jay, aku mendengarnya menelepon dengan Pak Darwis tentang penggelapan uang perusahaan yang sedang Anda selidiki itu." Oscar membelalak lebar. "Jay? Jadi Jay juga bekerja sama dengan Darwis?" "Dan ada beberapa orang lagi, Pak." "A

  • Hasrat Liar Suami Wasiatku   Melihat Mamanya Lagi

    "Kau di mana Darwis? Ada berita gawat. Sepertinya kecuranganmu di kantor sudah ketahuan."Jay, seorang teman kepercayaan menelepon Darwis pagi itu dan memberitahu apa yang ia dengar di kantor. Darwis pun mengepalkan tangannya geram. "Apa maksudmu, Jay?" "Laporan keuangan sedang dibedah langsung oleh Pak Darren. Perasaanku sangat buruk tentang ini. Mereka juga mencari info dari beberapa karyawan finance. Bahkan mereka membongkar laporan keuangan sampai tahun lalu." "Sial! Bagaimana itu bisa terjadi, hah?" "Aku tidak tahu, tapi kau harus antisipasi. Aku yakin mereka sedang mencari bukti untuk membawamu ke polisi, Darwis." Darwis kembali menggeram. "Kau bersamaku kan, Jay?" Jay mengembuskan napas panjangnya. "Aku tidak bisa membantu lebih, aku hanya bisa memberitahumu saja." "Aku tahu. Aku akan menransfer bagianmu nanti, tapi tetaplah tutup mulut!" "Aku akan melakukannya, tapi berjanjilah untuk tidak membawa namaku, Darwis." Darwis tersenyum sinis. Tentu saja ia bukan orang seba

  • Hasrat Liar Suami Wasiatku   Kebenaran yang Tersembunyi

    "Apa ini, Oscar? Pesan dari siapa? Pelayan hotel? Apa yang mau dia katakan tentang Yusak?"Darren langsung mengernyit membaca pesan aneh itu. "Aku tidak tahu, Darren! Tapi jantungku mendadak berdebar kencang. Aku akan meneleponnya." Oscar pun buru-buru menelepon nomor Didik dan Ody langsung heboh melihat nama Oscar di sana. "Dia menelepon, Dik! Dia menelepon!" "Siapa?" "Pak Oscar!" "Cepat angkat! Biarkan aku bicara dengannya!" Ody mengangkat teleponnya dan Didik pun langsung bicara dengan Oscar. Pengeras suara sengaja diaktifkan oleh Oscar dan Darren juga merekam pembicaraan itu untuk antisipasi apa pun. "Halo, dengan siapa ini?" tanya Oscar begitu suara seorang pria terdengar di seberang sana. "Pak Oscar, akhirnya Anda meneleponku, aku sudah berkali-kali menelepon Anda." "Ya, cepat katakan ada apa karena aku tidak punya banyak waktu." "Aku tahu Anda adalah orang sibuk, Pak. Tapi aku benar-benar harus bicara dengan Anda. Aku ... aku Didik, aku adalah pelayan di hotel tempat

  • Hasrat Liar Suami Wasiatku   Pesan Aneh di Ponselnya

    "Kau tidak apa, Pak?" "Kau tidak apa? Lihat mereka! Lihat mereka!" Didik dan Ody masih kesakitan di aspal setelah tubuh keduanya menghantam keras ke sana. Jalanan tidak ramai sampai Didik bisa mencuri lihat mobil apa yang menabraknya. Didik menahan napasnya sejenak di antara rusuknya yang mungkin patah. Tapi ia bersumpah melihat wajah Darwis di sana sedang menyetir sambil menoleh ke arahnya. "Akhh!" rintih Didik. "Kau tidak apa, Pak? Bawa mereka ke rumah sakit!" Suara orang-orang di sekitar terdengar lagi. Ia tidak mendengar suara lagi karena tidak lama kemudian, ia kehilangan kesadaran. Ia baru sadar saat ia sudah berada di rumah sakit dengan Ody yang duduk di sampingnya dengan kepala diperban. "Dik, kau sudah sadar? Bagaimana rasanya? Mana yang sakit? Kau masih mengenaliku kan?" tanya Ody cemas. Didik menelan saliva. Ia masih linglung sejenak, tapi wajah Darwis terukir nyata di otaknya. "Orang itu ... orang itu yang menabrak kita. Orang itu ... kakaknya Pak Yusak itu," lir

  • Hasrat Liar Suami Wasiatku   Kecelakaan Tengah Malam

    "Kau serius, Dik? Pria itu? Dia bilang dia kan kakaknya Pak Yusak! Jangan becanda!" Ody sudah naik sepeda motor bersama Didik pergi dari Luxterra, tapi mereka tetap mengobrol di sepeda motor. "Aku yakin, sudah kubilang aku melihat dengan mata kepalaku sendiri kan? Aku sudah mengamati dia sejak dia memasukkan sesuatu ke dalam gelas minuman yang entah milik siapa. Kacamatanya itu membuat dia mudah sekali dikenali." "Aku terus mencuri pandang padanya karena dia terlihat mencurigakan. Dia tidak melihatku, tapi aku melihatnya. Dia bertengkar hebat dengan Pak Yusak, lalu mereka masuk ke kamar dan Pak Yusak ditemukan meninggal. Aku terus merasa tidak tenang sejak itu," imbuh Didik yang merupakan pelayan di hotel tempat pesta Luxterra diadakan waktu itu. Didik sudah menahan dirinya cukup lama, ia bahkan begitu niat meminta rekaman CCTV di koridor dan tempat pesta. Cukup lama ia baru berhasil mendapatkannya, sebelum akhirnya ia berani datang ke Luxterra. Tujuannya adalah mencari Darren, pi

Más capítulos
Explora y lee buenas novelas gratis
Acceso gratuito a una gran cantidad de buenas novelas en la app GoodNovel. Descarga los libros que te gusten y léelos donde y cuando quieras.
Lee libros gratis en la app
ESCANEA EL CÓDIGO PARA LEER EN LA APP
DMCA.com Protection Status