Share

Sudah Basah

Author: Mommykai22
last update Huling Na-update: 2025-06-14 12:58:38

Semua orang tersentak kaget dan langsung menoleh ke arah pintu, begitu juga dengan Laura. 

Entah Laura harus lega atau malah takut melihat pria itu di sana. 

Darren, suaminya ada di sana dengan tatapan tajam dan aura dinginnya. 

"Siapa kau? Berani sekali mendobrak pintu dan menganggu kesenanganku!" geram Pak Bono yang langsung memberi kode anak buahnya untuk maju. 

Tanpa menjawab, Darren melangkah cepat. Dua anak buah Pak Bono maju menyerang, namun dalam hitungan detik, tubuh mereka terpelanting ke sisi ruangan. 

Tatapan Darren beralih pada Pak Bono dan langsung menyerangnya.

"Berani sekali kau menyentuhnya!" 

Buk!

Tinju Darren menghantam rahang Pak Bono. Pria gempal itu jatuh terhempas dan tidak mampu berdiri lagi.

Dengan cepat, Darren pun menarik tangan Laura, menyeretnya keluar dari klub itu.

"Apa ini, Darren? Lepaskan aku!" pekik Laura tidak terima. 

Laura sampai berkali-kali tersandung mengikuti langkah pria itu. Tapi Darren tidak melambat dan malah mendorong Laura masuk ke mobil. 

"Apa yang kau lakukan di sana, Laura? Kau kabur dari rumahku untuk bekerja seperti ini? Dengan pakaian seperti ini? Apa kau sedang jual diri, hah?" 

"Tutup mulutmu, Darren! Kalau kau tidak tahu apa pun, lebih baik tidak usah bicara!" 

"Aku memang tidak tahu! Tapi kalau aku tidak muncul, mungkin kau sudah menjadi santapan pria gempal itu!" 

"Aku tidak meminta diselamatkan kan?" 

"Oh, jadi kau lebih suka melayani pria gendut itu?" 

Laura menggeram. Tentu saja ia tidak mau melayani siapa pun, tapi ia tidak terima kalah dari Darren, pembunuh suaminya itu. 

"Kalau iya, kenapa? Pria gendut itu lebih baik daripada pembunuh sepertimu!" 

Darren mengatupkan rahang dan ia dibakar amarahnya. 

"Kau benar-benar harus dihukum agar kau sadar siapa pemilikmu sekarang, Laura!"

Darren melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi hingga akhirnya mereka tiba di rumah. 

Jantung Laura pun berdebar kencang saat Darren mendadak membuka pintunya dan menarik Laura keluar, membopongnya layaknya karung beras. 

"Turunkan aku, Brengsek! Turunkan aku!" 

Bik Erna sendiri sudah menunggu gelisah di rumah dan ia langsung menyambut begitu mendengar suara mobil Darren datang. 

"Pak Darren ...." 

"Minggir, Bik! Ini urusanku!" 

Dengan langkah mantap, Darren naik ke kamar. Tubuh Laura pun dibanting ringan ke ranjang sampai tubuhnya memantul, rambutnya kusut, dan napasnya memburu. 

"Apa ini? Menyingkir dariku, Darren!" 

Laura mencoba mendorong tubuh Darren, tapi pria itu malah menahan kedua tangan Laura dalam satu genggaman, menekannya di atas kepalanya. 

"Aku sudah bilang kau akan dihukum kan, Laura? Pertama karena kau sudah kabur dariku dan yang kedua karena kau lebih suka melayani pria gendut itu! Kita lihat apa setelah ini kau masih memilih pria gendut itu?" 

"Apa maksudmu? Kau tidak bisa menyentuhku seenaknya! Aku bukan barang yang bisa dioper dari Yusak padamu lalu dengan suka rela melayanimu di ranjang!" 

"Kau istriku, Laura! Dan aku akan memastikan kau sadar itu!" 

Darren menunduk, membenamkan wajahnya ke leher Laura, mengabaikan penolakan wanita itu. Darren menyesap aroma lembut wanita itu yang begitu cepat membangkitkan gairahnya. 

Laura terus memberontak, walaupun sentuhan bibir pria itu di lehernya membuat tubuhnya meremang. 

Bahkan, saat ia mati-matian menolak, tubuhnya masih meremang karena sentuhan Darren. Aroma parfum Darren yang begitu maskulin mengingatkannya pada malam panas mereka.

Tanpa bisa dicegah, hasrat wanitanya bangkit. Tubuhnya berkhianat, tapi hatinya dan kewarasannya tidak. 

"Lepas, Darren! Lepas!" 

Tangan Darren yang bebas menyusuri pinggang Laura, naik-turun dengan perlahan tapi menuntut. Ia menahan kaki Laura dengan tubuhnya. 

Darren mengangkat kepalanya dan tatapannya beradu dengan tatapan berapi-api milik Laura. 

"Sampai mati pun aku tidak sudi melayanimu!" geram Laura dengan napasnya yang tersengal, mengabaikan betapa tampan wajah di hadapannya. 

Napas Darren sendiri juga tersengal, hasratnya sudah bangkit hanya dengan menatap istri liarnya itu.

"Katakan, Laura! Dua tahun menikah dengan Yusak, tapi kau masih perawan. Bagaimana bisa?" 

Laura menahan napasnya sejenak. "Urusan rumah tanggaku sama sekali bukan urusanmu, Darren!" 

"Sekarang menjadi urusanku. Karena hanya aku satu-satunya yang pernah menyentuhmu dan tidak akan ada pria lain lagi," bisik Darren, sebelum kembali menyiksa Laura dengan sentuhannya. 

Tangan Darren menyusuri pinggul Laura. Turun dan menyusup ke dalam gaun mini istrinya, berusaha menemukan kelembutan di antara kedua kaki jenjang itu. 

"Ah ... apa yang kau lakukan, Darren?"

Laura mengejang, kakinya ingin menendang, tapi tidak bisa. 

"Kau sudah basah, Laura ...."

"Singkirkan tanganmu, Darren! Aku tidak sudi disentuh olehmu!"  

"Biar tubuhmu yang bicara ...."

**

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Hasrat Liar Suami Wasiatku   Tertangkap Basah

    Brak!Suara pintu tertutup membuat Darren dan Oscar menoleh ke atas. Mereka hanya tinggal berdua setelah anak buah pergi bersama koruptor yang berani menggelapkan dana proyek. "Apa itu Laura? Dia mau keluar tapi tidak jadi?" Oscar menatap penuh tanya pada balkon di depan kamar Laura. Darren ikut menatap pintu kamar Laura yang tertutup sambil mengembuskan napas panjangnya. "Biarkan saja, Oscar! Aku akan mengatasinya nanti. Tapi semua masalah ini membuat kepalaku berdenyut. Untung saja kita sudah berhasil menyingkirkan koruptor itu, jadi kita bisa fokus meredam gosip." "Ya, akhir-akhir ini banyak masalah di perusahaan, tapi ada baiknya kau menyelesaikan urusan istrimu, sebelum dia menambah deretan masalah kita, Darren!" "Aku tahu apa yang harus kulakukan, Oscar!" sahut Darren tajam. Oscar mengangkat bahunya. "Baiklah, aku tidak bicara lagi! Tapi kalau tidak ada hal lain, aku pulang duluan!"Oscar segera berpamitan dan pergi dari sana, sementara Darren menatap pintu kamar Laura sed

  • Hasrat Liar Suami Wasiatku   Pembunuh Berdarah Dingin

    "Dia pasti menjual dirinya, Ibu! Bukankah Pak Darren itu bosnya Yusak juga? Aku masuk ke perusahaan itu juga karena rekomendasi Yusak. Ya, Laura pasti menjual dirinya pada Pak Darren!" Claudia menatap jijik pada rumah mewah Darren seolah ia sedang menatap Laura sekarang. "Oh, kau benar juga, Claudia! Dasar wanita murahan! Mungkin dia tidak mau dengan Pak Bono yang gendut dan jelek, tapi dia maunya sekelas Pak Darren yang masih muda dan gagah." "Tapi bukankah itu mustahil Pak Darren mau padanya?" "Ah, kau benar juga, Sayang! Kalau Pak Darren mau wanita, pastilah dia mencari yang cantik sepertimu, bukan yang jelek dan bekas seperti Laura. Tapi ini masih tidak masuk akal. Kalau memang dia tinggal di rumah mewah seperti ini, untuk apa lagi dia pulang ke rumah kita?" Claudia mengerjapkan mata mendengarnya. "Ibu benar juga. Ini masih aneh sekali." "Ck, tapi sudahlah, ayo kita pulang dulu dan tanyakan lagi dengan jelas!" Ayudia dan Claudia pun akhirnya pulang dan langsung mencari tahu

  • Hasrat Liar Suami Wasiatku   Hukuman Untuknya

    Darren tidak memberi ruang untuk Laura membantah lagi. Tangannya menyusup lebih dalam, menyentuh bagian paling pribadi dari tubuh Laura, menggerayangi dengan penuh kuasa. Tubuh Laura menegang, mulutnya mengumpat, tapi suara yang keluar justru berupa desahan tertahan."Ah ... tidak ... Darren ... jangan!"Namun, tubuhnya mengkhianatinya. Tangan Darren terus bermain, menguasai kelembutan wanita itu dengan intensitas yang membuat Laura menggigil. Tubuhnya mulai bergetar hebat, bukan karena takut, tapi karena gelombang kenikmatan yang menyerbu bertubi-tubi—dan ia membencinya. Ia membenci tubuhnya sendiri yang menyambut sentuhan Darren.Darren mendekatkan wajahnya, matanya menatap Laura dalam-dalam. "Aku tahu kau sedang berduka, tapi ini mengejutkan bagaimana kau tidak pernah merasakan kenikmatan seperti ini padahal kau sudah menikah, Laura." "Kau ... brengsek, Darren ...." Laura mengumpat, tapi tidak menghentikan apa yang Darren lakukan lagi. Tangan pria itu terus menyiksa Laura, seme

  • Hasrat Liar Suami Wasiatku   Sudah Basah

    Semua orang tersentak kaget dan langsung menoleh ke arah pintu, begitu juga dengan Laura. Entah Laura harus lega atau malah takut melihat pria itu di sana. Darren, suaminya ada di sana dengan tatapan tajam dan aura dinginnya. "Siapa kau? Berani sekali mendobrak pintu dan menganggu kesenanganku!" geram Pak Bono yang langsung memberi kode anak buahnya untuk maju. Tanpa menjawab, Darren melangkah cepat. Dua anak buah Pak Bono maju menyerang, namun dalam hitungan detik, tubuh mereka terpelanting ke sisi ruangan. Tatapan Darren beralih pada Pak Bono dan langsung menyerangnya."Berani sekali kau menyentuhnya!" Buk!Tinju Darren menghantam rahang Pak Bono. Pria gempal itu jatuh terhempas dan tidak mampu berdiri lagi.Dengan cepat, Darren pun menarik tangan Laura, menyeretnya keluar dari klub itu."Apa ini, Darren? Lepaskan aku!" pekik Laura tidak terima. Laura sampai berkali-kali tersandung mengikuti langkah pria itu. Tapi Darren tidak melambat dan malah mendorong Laura masuk ke mobil

  • Hasrat Liar Suami Wasiatku   Dilecehkan

    Ayudia, wanita paruh baya dengan dandanan menor berdiri di depan pintu sambil berkacak pinggang. Tatapannya menusuk, menatap Laura seolah ia adalah beban dunia. Di sampingnya, Claudia, juga berdiri menyilangkan tangan, senyum sinis terlukis di bibirnya.Laura membalas tatapan itu dengan kebencian yang sama. Ayudia, selingkuhan ayahnya yang akhirnya dinikahi adalah sumber kehancuran keluarganya. Sejak wanita itu datang, ayah Laura berubah, memperlakukan istri serta anak kandungnya sendiri seperti sampah. Claudia, anak Ayudia dari pernikahan sebelumnya, tidak berbeda dengan ibunya yang jalang. Mereka hanya menjadikan Laura sebagai ATM berjalan yang harus selalu menyediakan uang setiap kali mereka butuh. Kalau Laura tidak mau memberi uang, ayahnya akan turun tangan, memukul dan memaki Laura tanpa perasaan. Itulah alasan utama mengapa Laura begitu cepat menerima lamaran Yusak saat umurnya masih 21 tahun waktu itu, karena Laura ingin pergi dari keluarga toxicnya. Dan kini, disambut den

  • Hasrat Liar Suami Wasiatku   Melarikan Diri

    Suara ketukan pintu terdengar pelan, menyusul keheningan yang menggantung setelah Darren pergi. Seorang pelayan wanita paruh baya masuk dengan hati-hati, membawa nampan berisi makanan.Langkahnya terhenti begitu melihat lampu meja yang pecah di lantai. Namun, wajahnya tetap tenang, dan ia berusaha tersenyum."Selamat siang, Bu Laura," sapanya lembut. "Aku Bik Erna, pelayan pribadi Anda. Aku membawakan makan siang untuk Anda. Apa Anda mau makan di sini atau di ruang makan saja?" Laura hanya meliriknya sekilas tanpa minat. "Letakkan saja di meja, aku tidak lapar.""Tapi Anda belum makan apa-apa sejak pagi, Bu."Laura berdiri menatap jendela, masih membelakangi Bik Erna. Namun, alih-alih menjawab, ia malah bertanya hal lain. "Apa pembunuh itu sudah pergi?" "Eh, siapa maksudnya, Bu?" "Darren! Siapa lagi? Di mana dia sekarang?" "Ah, Pak Darren baru saja kembali ke kantornya. Tapi apa ada pesan untuk Pak Darren? Anda mau aku meneleponnya?" "Tidak! Jangan!"Laura berbalik cepat, suaran

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status