Share

16. Bersiap Menancapkan Pisau

“Maaf Sya, aku ngelakuin ini demi kamu.” Ruri memberikan penjelasan setelah ia membawaku kembali ke kamar.

Aku hanya diam dengan helaan napas kasar. Kesal. Bukan hanya kesal, tapi juga marah karena ia lebih memilih berbohong untuk menutupi kebenaran. Sementara ada polisi yang akan melindungi jika seandainya Dewangga berniat melukai.

Aku melongos begitu saja, duduk di tepian ranjang dengan mengempaskan pantat sedikit kasar. Mengabaikan Ruri yang masih berusaha untuk meminta maaf.

“Aku gak ada pilihan, Sya. Aku berbohong demi keselamatan semua orang.” Ruri masih saja berusaha untuk memberikan pengertian.

“Keselamatan siapa? Di rumah ini hanya nyawaku yang terancam!” Aku langsung membantah dengan berteriak.

Ruri terdiam, ia menghela napas kasar. Tampak pasrah dan memilih untuk mengalah.

Sejenak ruangan terdengar begitu lengang, tidak ada suara sama sekali. Hanya deru napas yang terdengar saling berbalas. Ruri terdiam dengan berdiri tidak jauh dari ranjang. Masih setia di sana, tidak lang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status