Share

Tertangkap basah

Drrrrrt

1 Panggilan masuk Calista.

"H--halo ...."

"Ruela ...?"

"Apa kamu menangis?"

"Hiks ... Calista ... Frans, dia ...."

"Ada apa Ruela? Kenapa kamu menangis? ... coba, tarik nafas dulu, tenangkan hatimu. Jika sudah membaik katakan semuanya."

"Suamiku ... dia berselingkuh dengan teman dekatku!"

Sesak rasanya, bahkan untuk menjelaskan saja aku tidak sanggup. Air mata ini terus menetes membasahi pipi.

Rasa sesak yang mengalung di tenggorokan membuatku kesulitan bernafas ....

"Di mana kamu sekarang?"

"Aku, berada di parkiran Bandara …."

"Pergilah dari sana!"

"Tidak mungkin, aku ingin tahu pasti semuanya!" tolakku.

Saat aku berbicara melalui telepon dengan sahabatku, tiba-tiba mobil suamiku pergi dari parkiran.

Aku tidak ingin melewatkan satu kesempatan ini, tanpa berpikir panjang aku mengikuti mobil suamiku.

Jalan-jalan yang aku lewati, terasa tidak asing. Semakin jauh aku berjalan semakin aku mengetahui ke mana tujuan mereka.

"Bukankah ini jalan menuju apartemen milikku?"

Degh

Ternyata benar dugaanku, rupanya tujuan mereka adalah salah satu apartemen milikku yang sudah aku sewakan beberapa bulan lalu.

Aku mengikuti mobil suamiku sampai ke besmen dari kejauhan, aku melihat mereka turun dan bergandengan tangan menuju lift.

Semakin lama perasaan ini semakin hancur, aku menduga bahwa mereka telah menjalin hubungan sudah sejak lama.

"Ruela ...!"

"Calista, apa kamu masih di sana?" tanyaku.

"Heh ... aku menunggumu dari tadi, aku sengaja tidak bersuara agar kamu tetap fokus menyetir," ucap Calista.

"Apa kamu mengikuti mereka?"

"Ya, sekarang aku berada di parkiran apartemenku," jawabku.

Aku bergegas keluar dari mobil dan berjalan sembari menggunakan earphone agar terus terhubung dengan Calista, karena meski hanya melalui panggilan setidaknya aku tidak merasa sendirian.

"Kenapa di apartemenmu?"

"Entahlah, padahal kata mertuaku apatermen itu sudah di sewa oleh anak sahabatnya beberapa bulan lalu," jawabku.

Langkahku terhenti saat di depan pintu apartemen miliku, seketika keraguan itu muncul menyelimuti hati.

Apakah yang akan terjadi setelah ini?

"Ruel ... dengarkan aku baik-baik, apa kamu tahu sandi apartemenmu?"

"Ya, aku tahu ...."

"Sekarang pilihan ada di tanganmu, pergi dari sana jika kamu masih menginginkan rumah tanggamu baik-baik saja dan anggap bahwa hari ini kamu tidak melihat apapun!"

Mana mungkin aku bisa menganggap semuanya seperti itu.

"Satu hal yang perlu kamu ingat Ruela. Laki-laki yang berselingkuh tidak akan pernah bisa berhenti."

Degh!

Dengan tangan yang gemetar aku menekan tombol sandi pintu apartemen lalu saat pintu terbuka aku masuk kedalamnya.

Debaran jantung yang tidak terkendali, membuat tubuh ini semakin lama kehilangan tenaga.

Drap

Drap

Langkah kakiku terhenti saat mendengar suara desahan yang menggema.

"Ah ... ini sungguh nikmat ...."

Dag

Dig

Dug

Lututku terasa lemas, kaki ini tidak bisa menopang tubuh hingga akhirnya aku luruh terduduk di atas lantai.

Tubuhku bergetar hebat, hati ini hancur berkeping-keping ....

Rasanya benar-benar menyesakkan saat membayangkan apa yang sedang mereka lakukan.

Aku bukan wanita polos yang tidak tahu apa-apa, aku wanita berpengalaman yang tentunya tahu apa yang sedang mereka lakukan di dalam sana.

Suara rintihan dan erangan yang begitu menjijikkan terus menari-nari di telingaku ....

Perlahan aku membuka pintu dan terlihat jelas mereka sedang melakukan hubungan seks di atas kasur yang dulu pernah aku tiduri dengan Frans.

"Ah ... lebih kencang lagi sayang ...."

Tega sekali mereka melakukan ini terhadapku ...

Bagaimana bisa mereka melakukan ini di belakangku selama ini, dan itu artinya disaat dia bersamaku dia juga sempat memadu kasih dengan wanita itu? ... sungguh menjijikan!

Ingin rasanya aku masuk dan menyeret keduanya keluar dari sini, lalu menyerang wanita tidak tahu malu itu secara brutal.

Aku bersumpah akan membalas rasa sakit hati ini terhadap kalian berdua ... rintihan dan erangan ini suatu saat akan menjadi bumerang untuk kalian!

"Jika kamu sudah melihat semuanya, segera pergi dari sana …."

"Bagaimana mungkin!"

Tanpa sadar aku berkata dengan nada tinggi dengan Calista, tapi para sampah itu begitu hilang akal sehingga tidak mendengarku.

"Lalu kamu akan melabraknya?"

Aku hanya terdiam, saat mendengar pertanyaan dari Calista. Memang benar aku sangat ingin membunuh keduanya.

"Jangan bodoh! Kamu hanya akan memberikan mereka keuntungan, dengar. Jika persidangan berlangsung imbang kamu hanya akan mendapatkan separuh harta dari apa yang kalian miliki!"

Apa?

Yang bener saja, meski menjadi ibu rumah tangga tapi aku memiliki usaha properti yang aku kumpulkan meski memang semua itu dari suamiku tapi aku yang berjuang mengurus semuanya. Enak saja hasil kerja kerasku para sampah itu yang akan menikmatinya.

Bahkan air mata ini sudah tidak menetes lagi, sepatutnya sejak tadi aku tidak perlu menangisi para sampah hina itu.

"Lalu kamu ingin aku berbuat apa?"

"Ikuti saja permainan mereka, dan tunggu tiga hari lagi aku akan pulang. Lalu kita bicarakan rencana kedepannya, untuk sekarang keluarlah dari sana diam-diam."

Aku menuruti ucapan Calista dan meninggalkan Apartemen lalu segera kembali ke rumah sebelum kedua penghianat itu menyadari keberadaanku.

Flesback on

"Ruela ... bagaimana menurutmu?"

"Itu, cantik," jawabku, "Benar 'kan ... Sayang?"

"Ya, kamu cantik Renata."

Setiap ada kesempatan kami selalu jalan bersama Renata adalah juniorku saat aku menjadi pramugari tapi sekarang dia sudah aku anggap seperti adik sendiri.

"Re, kamu menginap saja di rumahku hari ini."

"Tapi, Ruela …."

"Jangan khawatir, di apartemenku ada satu kamar tamu. Kamu bisa tidur di sana!"

"Iya, kalau kamu pulang ke rumah juga terlalu jauh. Menginap saja di apartemen kami selama beberapa hari sampai kamu mendapatkan tempat tinggal baru," ujar Frans.

Bukan hanya aku, suamiku juga sangat dekat dengan Renata aku melihatnya seperti dia menganggap bahwa Renata adalah adik iparnya.

***

Malam hari di apartemen

00:31

Malam itu aku terbangun, karena rasa haus. Sayangnya tempat minum di atas meja ternyata kosong.

"Apa Frans sedang mengambil air?"

Aku beranjak dari tempat tidur dan berjalan menuju dapur tapi sesampainya di dapur aku tidak menemukan Frans.

"Apa Frans di kamar mandi?"

Karena masih setengah sadar, dan kelelahan mata ini terus menyipit meski hanya terkena cahaya lampu.

"Kamu nakal ... pergilah sebelum Ruela bangun."

Saat melewati kamar yang di tempati Renata samar-samar aku mendengar percakapan Renata yang entah dengan siapa, mungkin Renata sedang menelpon dengan kekasihnya.

Aku yang tidak ingin menguping pembicaraannya melalui kamarnya begitu saja akan tetapi setelah beberapa langkah menjauh aku mendengar pintu kamar Renata terbuka.

Keriettt

Sontak aku langsung menoleh lalu melihat suamiku keluar dari kamar tersebut sembari membenarkan pakaiannya.

"Sayang …."

Degh

"Apa yang kamu lakukan di kamar Renata jam segini?" tanyaku yang heran.

"Ah ... tadi Renata ketakutan karena ada kecoa, aku yang lewat langsung membantunya," jawab suamiku.

"Bukankah kita harus menjaga tamu sayang …." ucapnya kemudian merangkulku.

"Benar, terimakasih. Sayang kamu telah menganggap Renata seperti adik iparmu sendiri," ucapku tersenyum lebar. Rasanya senang karena suamiku selalu memperlakukan Renata baik.

Flesback off

Harusnya aku sadar bahwa saat itu kalian sudah bermain api di belakangku, sekarang aku merasa jika aku terlalu b0doh dan ceroboh sehingga tidak bisa mencium perbuatan busuk kalian dari jauh-jauh hari.

"Sial! Berengsek!"

Emosi itu terus meluap sehingga tidak terkendali, aku yang saat itu sedang menyetir langsung membanting setir saat melihat mobil yang ada di hadapanku.

Ckitttttt ….

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status