Awalnya aku menolak ajakan pria tua itu, tapi setelah dia meyakinkan aku, akhirnya aku mengikutinya.Entah kemana tujuannya, aku hanya mengikuti arah yang dia tunjukkan.Hingga pada saat melihat bangunan yang menjulang tinggi, ia memintaku untuk berhenti."Wanitamu ada di salah satu kamar apartemen ini," ucapnya dengan menunjuk bangunan di depan kami.Sebenarnya siapa pria tua ini? Kenapa dia bisa tahu jika Ruela ada di sini?Kenapa juga dia peduli denganku?Ahh ... terserah, yang terpenting bagiku sekarang aku bisa menemukan Ruela.Aku segera turun, tentunya dengan pria tua itu.Kami masuk lift menuju kamar yang dia tunjuk.Keluar dari lift, kami berjalan beberapa langkah.Betapa terkejutnya aku melihat Ruela berada di depan pintu kamar apartemen bersama seorang pria, dan anehnya mereka sedang beradu mulut."Akhir-akhir ini wanitamu sering datang ke sini, tentunya dengan pria muda itu. Bahkan, sering aku lihat dia juga sampai menginap."Aku menatap pria tua itu dengan tatapan tidak p
Aku tidak pernah menyangka jika Felix akan semarah itu denganku, rasanya sangat menyakitkan saat mendengar Felix mengakhiri hubungan ini.Seperti tertusuk ribuan jarum, hatiku sakit tapi aku bisa apa?Di saat aku berseteru dengan Felix tiba-tiba Frans datang menarik tanganku membawaku menjauh dari hadapan Felix.Sontak saat itu aku begitu terkejut, di satu sisi aku ingin mengelak karena pasti semua ini akan membuat Felix semakin menjauh."Aku tidak tahu, bahwa kamu menjadi j*l*ng!"Apa maksud ucapan Frans?"Lepaskan Frans ...."Aku muak melihat wajahnya, aku mauk melihat Frans yang selalu bersikap egois kepadaku.Apa pedulinya dia denganku? Selama ini bukankah dia hanya peduli dengan uangku saja? "Kita sudah bukan siapa-siapa lagi, Frans!" "Apa maksudmu? Kamu yang ingin bercerai, tapi aku tidak!"Seketika mataku terbelalak, ingin rasanya segera pergi darinya.Setelah beberapa saat berdebat dengan Frans, aku segera pergi meninggalkannya sendirian di depan apartemen.______Apartemen
Melihat berita di internet rasanya hatiku seakan hancur, wanita yang aku percaya dan aku sayangi ternyata dia berbohong.Seakan luka lama terbuka kembali, duniaku kini tidak baik-baik saja.Ruela … aku pikir kamu beberapa kali menolak cintaku memang karena memiliki sebuah masalah di kehidupanmu, ternyata masalahmu adalah memiliki suami.Hatiku sudah terlanjur besar mencintaimu, ingin mengakhiri saja rasanya berat untukku.******Aku melihat pertengkaran Ruela dengan suaminya, rasanya ingin sekali aku membawa Ruela.Apalagi ketika melihat Ruela diperlakukan dengan kasar, hatiku tidak tega melihatnya. Ini bukan pertama kalinya aku melihat Ruela diperlakukan kasar oleh suaminya, saat di apartemen aku juga melihatnya di tarik paksa.Menyaksikan sikap Ruela di acara barusan, sejujurnya aku terkejut.Dia tampak berbeda, dari Ruela yang aku kenal.Entah itu sikap aslinya atau bukan, yang jelas dia terlihat bukan Ruela yang dulu saat bersamaku.Menatap matanya selalu membuatku ingin mendekap
Hanya ada ruang gelap, dengan keheningan yang kulihat di sekeliling.Aku tidak tahu Frans membawaku kemana, tapi yang pasti tempat ini begitu asing bagiku.Tangan dan kaki yang kesemutan karena terikat, membuat aku seperti mati rasa.Aku hanya tahu saat bayangan sinar matahari mulai meredup perlahan, meninggalkanku dengan gelapnya malam.Kerietttt"Maaf, Ruela. Aku harus pergi ke apartemen dulu untuk berganti pakaian," ucapnya."Hmmmm .... Hmmm!"Srakkk!Frans melepaskan penutup mulutku, dengan kasar. Rasa perih dan tenggorokan yang kering karena kekurangan air."Apa kamu haus?" tanyanya.Aku mengangguk lemas, dan berharap Frans memberikan aku air minum yang ia bawa.GlekGlekkSaat dahaga ini mulai terpenuhi, tiba-tiba Frans membuang air itu."Frans!" "Rupanya kamu masih mempunyai tenaga," ujarnya tersenyum licik.Sikapnya tidak ada yang berubah, hanya saja ... aku melihat ada yang berbeda dalam dirinya.Penampilannya yang dulu selalu rapi, gagah, bersih, sekarang berbeda 180 deraja
Rupanya bujukanku berhasil, Renata melepaskan ikatan kakiku. Tentu saja aku tidak membuang waktu dan langsung keluar dari sana.Dengan kaki pincangku, aku terus berlari menyusuri jalan. Sebelum Frans menyadari pelarianku.Desa ini benar-benar terpencil dan sepi, tidak ada mobil ataupun sepeda motor yang berlalu lalang di sini.Dengan nafas yang tersengal-sengal, aku berusaha keras untuk berlari tapi aku benar-benar kehilangan tenaga.Bagaimana tidak, aku sama sekali tidak diberi makan oleh pria baj*ng*n itu."Hah ... Hah ..."Kakiku semakin merasakan sakit, dan tenagaku sudah pada batasnya.Rasanya aku sudah tidak kuat lagi untuk berlari, tapi aku takut jika Frans tiba-tiba kembali dan menyadari bahwa aku tidak ada.Tiba-tiba ada sebuah mobil yang berhenti di dekatku, mataku terbelalak saat melihat Frans turun dari mobil tersebut.Aku langsung berlari sekuat tenaga, tapi sialnya karena tergesa-gesa kakiku tersandung batu.BrughRasanya seperti sengatan listrik di sekujur tubuh saat lu
Brukk! "Buka matamu, Ruela ...." "Hmmm ...." Suaranya yang berat seperti menggema di kamar hotel. Aku terus mencari tumpuan untuk tanganku, disaat kelembutan itu menyentuh kulitku."Lihatlah dan tatap mataku ...." Entah apa yang membuatnya begitu kekeh memintaku terus menatapnya, disaat pikiranku kosong.Aku mencoba menuruti keinginannya, dan di saat bola mata kami beradu, aku seperti tersihir oleh tatapannya. Tatapan yang tidak pernah aku dapatkan sebelumnya dari siapapun. Sensasi yang menggelitik seperti ada percikan kembang api yang terus membuat aku hilang kendali akan tubuhku sendiri. Ini bukan kali pertama untukku berhubungan dengan seorang laki-laki karena aku adalah wanita bersuami, tapi entah mengapa rasanya begitu menantang membuat jantung ini terus berdebar. Aku terus terheran-heran, di dalam hati ini bertanya, "Apa karena ini sebuah kesalahan?" Aku benar-benar dibuat gila, suara yang lepas dari mulutku. Seolah-olah menggema seisi ruangan.Laki-laki ini begitu han
Drrrrrt1 Panggilan masuk Calista."H--halo ....""Ruela ...?""Apa kamu menangis?""Hiks ... Calista ... Frans, dia ....""Ada apa Ruela? Kenapa kamu menangis? ... coba, tarik nafas dulu, tenangkan hatimu. Jika sudah membaik katakan semuanya.""Suamiku ... dia berselingkuh dengan teman dekatku!"Sesak rasanya, bahkan untuk menjelaskan saja aku tidak sanggup. Air mata ini terus menetes membasahi pipi.Rasa sesak yang mengalung di tenggorokan membuatku kesulitan bernafas ...."Di mana kamu sekarang?""Aku, berada di parkiran Bandara ….""Pergilah dari sana!""Tidak mungkin, aku ingin tahu pasti semuanya!" tolakku.Saat aku berbicara melalui telepon dengan sahabatku, tiba-tiba mobil suamiku pergi dari parkiran.Aku tidak ingin melewatkan satu kesempatan ini, tanpa berpikir panjang aku mengikuti mobil suamiku.Jalan-jalan yang aku lewati, terasa tidak asing. Semakin jauh aku berjalan semakin aku mengetahui ke mana tujuan mereka."Bukankah ini jalan menuju apartemen milikku?"DeghTernyat
"Hah ... hah …."Jantung ini terus berdegup kencang seperti naik roller coaster, untung saja mobilku hanya menyerempet tipis dan tidak terjadi kecelakaan fatal.Tok ….Tok ….Dada ini naik turun saat aku mengatur nafas tiba-tiba seseorang mengetuk pintu kaca mobilku.'Pasti dia meminta ganti rugi …,' gumamku menebak tujuan pria tersebut menghampiri mobilku.Aku menurunkan kaca mobil dan melihat ke arah pria yang sedang berdiri di depan pintu mobil."Apa Anda baik-baik saja?" tanyanya."Apa?"Jujur ini di luar dugaan, awalnya aku pikir ia akan marah karena jelas aku yang ceroboh saat berkendara."Apa Anda bisa keluar, sebentar?" tanyanya.Dengan tangan yang gemetar, aku membuka pintu mobil. Sebenarnya aku merasa sedikit takut tapi tidak ada pilihan lain selain menurutinya."Maaf ...! Saya benar-benar minta maaf, karena telah mengakibatkan kecelakaan ini!""Tidak masalah, asalkan Anda baik-baik saja itu sudah cukup," jawabnya.Aku mendongak dan menatap wajah pria tinggi yang ada di hada