Melihat berita di internet rasanya hatiku seakan hancur, wanita yang aku percaya dan aku sayangi ternyata dia berbohong.Seakan luka lama terbuka kembali, duniaku kini tidak baik-baik saja.Ruela … aku pikir kamu beberapa kali menolak cintaku memang karena memiliki sebuah masalah di kehidupanmu, ternyata masalahmu adalah memiliki suami.Hatiku sudah terlanjur besar mencintaimu, ingin mengakhiri saja rasanya berat untukku.******Aku melihat pertengkaran Ruela dengan suaminya, rasanya ingin sekali aku membawa Ruela.Apalagi ketika melihat Ruela diperlakukan dengan kasar, hatiku tidak tega melihatnya. Ini bukan pertama kalinya aku melihat Ruela diperlakukan kasar oleh suaminya, saat di apartemen aku juga melihatnya di tarik paksa.Menyaksikan sikap Ruela di acara barusan, sejujurnya aku terkejut.Dia tampak berbeda, dari Ruela yang aku kenal.Entah itu sikap aslinya atau bukan, yang jelas dia terlihat bukan Ruela yang dulu saat bersamaku.Menatap matanya selalu membuatku ingin mendekap
Hanya ada ruang gelap, dengan keheningan yang kulihat di sekeliling.Aku tidak tahu Frans membawaku kemana, tapi yang pasti tempat ini begitu asing bagiku.Tangan dan kaki yang kesemutan karena terikat, membuat aku seperti mati rasa.Aku hanya tahu saat bayangan sinar matahari mulai meredup perlahan, meninggalkanku dengan gelapnya malam.Kerietttt"Maaf, Ruela. Aku harus pergi ke apartemen dulu untuk berganti pakaian," ucapnya."Hmmmm .... Hmmm!"Srakkk!Frans melepaskan penutup mulutku, dengan kasar. Rasa perih dan tenggorokan yang kering karena kekurangan air."Apa kamu haus?" tanyanya.Aku mengangguk lemas, dan berharap Frans memberikan aku air minum yang ia bawa.GlekGlekkSaat dahaga ini mulai terpenuhi, tiba-tiba Frans membuang air itu."Frans!" "Rupanya kamu masih mempunyai tenaga," ujarnya tersenyum licik.Sikapnya tidak ada yang berubah, hanya saja ... aku melihat ada yang berbeda dalam dirinya.Penampilannya yang dulu selalu rapi, gagah, bersih, sekarang berbeda 180 deraja
Rupanya bujukanku berhasil, Renata melepaskan ikatan kakiku. Tentu saja aku tidak membuang waktu dan langsung keluar dari sana.Dengan kaki pincangku, aku terus berlari menyusuri jalan. Sebelum Frans menyadari pelarianku.Desa ini benar-benar terpencil dan sepi, tidak ada mobil ataupun sepeda motor yang berlalu lalang di sini.Dengan nafas yang tersengal-sengal, aku berusaha keras untuk berlari tapi aku benar-benar kehilangan tenaga.Bagaimana tidak, aku sama sekali tidak diberi makan oleh pria baj*ng*n itu."Hah ... Hah ..."Kakiku semakin merasakan sakit, dan tenagaku sudah pada batasnya.Rasanya aku sudah tidak kuat lagi untuk berlari, tapi aku takut jika Frans tiba-tiba kembali dan menyadari bahwa aku tidak ada.Tiba-tiba ada sebuah mobil yang berhenti di dekatku, mataku terbelalak saat melihat Frans turun dari mobil tersebut.Aku langsung berlari sekuat tenaga, tapi sialnya karena tergesa-gesa kakiku tersandung batu.BrughRasanya seperti sengatan listrik di sekujur tubuh saat lu
Brukk! "Buka matamu, Ruela ...." "Hmmm ...." Suaranya yang berat seperti menggema di kamar hotel. Aku terus mencari tumpuan untuk tanganku, disaat kelembutan itu menyentuh kulitku."Lihatlah dan tatap mataku ...." Entah apa yang membuatnya begitu kekeh memintaku terus menatapnya, disaat pikiranku kosong.Aku mencoba menuruti keinginannya, dan di saat bola mata kami beradu, aku seperti tersihir oleh tatapannya. Tatapan yang tidak pernah aku dapatkan sebelumnya dari siapapun. Sensasi yang menggelitik seperti ada percikan kembang api yang terus membuat aku hilang kendali akan tubuhku sendiri. Ini bukan kali pertama untukku berhubungan dengan seorang laki-laki karena aku adalah wanita bersuami, tapi entah mengapa rasanya begitu menantang membuat jantung ini terus berdebar. Aku terus terheran-heran, di dalam hati ini bertanya, "Apa karena ini sebuah kesalahan?" Aku benar-benar dibuat gila, suara yang lepas dari mulutku. Seolah-olah menggema seisi ruangan.Laki-laki ini begitu han
Drrrrrt1 Panggilan masuk Calista."H--halo ....""Ruela ...?""Apa kamu menangis?""Hiks ... Calista ... Frans, dia ....""Ada apa Ruela? Kenapa kamu menangis? ... coba, tarik nafas dulu, tenangkan hatimu. Jika sudah membaik katakan semuanya.""Suamiku ... dia berselingkuh dengan teman dekatku!"Sesak rasanya, bahkan untuk menjelaskan saja aku tidak sanggup. Air mata ini terus menetes membasahi pipi.Rasa sesak yang mengalung di tenggorokan membuatku kesulitan bernafas ...."Di mana kamu sekarang?""Aku, berada di parkiran Bandara ….""Pergilah dari sana!""Tidak mungkin, aku ingin tahu pasti semuanya!" tolakku.Saat aku berbicara melalui telepon dengan sahabatku, tiba-tiba mobil suamiku pergi dari parkiran.Aku tidak ingin melewatkan satu kesempatan ini, tanpa berpikir panjang aku mengikuti mobil suamiku.Jalan-jalan yang aku lewati, terasa tidak asing. Semakin jauh aku berjalan semakin aku mengetahui ke mana tujuan mereka."Bukankah ini jalan menuju apartemen milikku?"DeghTernyat
"Hah ... hah …."Jantung ini terus berdegup kencang seperti naik roller coaster, untung saja mobilku hanya menyerempet tipis dan tidak terjadi kecelakaan fatal.Tok ….Tok ….Dada ini naik turun saat aku mengatur nafas tiba-tiba seseorang mengetuk pintu kaca mobilku.'Pasti dia meminta ganti rugi …,' gumamku menebak tujuan pria tersebut menghampiri mobilku.Aku menurunkan kaca mobil dan melihat ke arah pria yang sedang berdiri di depan pintu mobil."Apa Anda baik-baik saja?" tanyanya."Apa?"Jujur ini di luar dugaan, awalnya aku pikir ia akan marah karena jelas aku yang ceroboh saat berkendara."Apa Anda bisa keluar, sebentar?" tanyanya.Dengan tangan yang gemetar, aku membuka pintu mobil. Sebenarnya aku merasa sedikit takut tapi tidak ada pilihan lain selain menurutinya."Maaf ...! Saya benar-benar minta maaf, karena telah mengakibatkan kecelakaan ini!""Tidak masalah, asalkan Anda baik-baik saja itu sudah cukup," jawabnya.Aku mendongak dan menatap wajah pria tinggi yang ada di hada
Di dalam kamarAku terduduk lemas di atas kasur, tapi tatapanku terus tertuju kepada lemari, dan membuat aku teringat bahwa di dalam sana ada sebuah berangkas kecil yang suamiku gunakan untuk menyimpan barang-barang berharga.Aku beranjak dan mencoba menguatkan tumpuanku untuk berjalan menuju lemari tersebut, lalu membuka lemari itu melihat brankas milik suamiku.Aku yang berniat membuka brankas tersebut, terlebih dahulu berlari ke arah pintu untuk menguncinya. Aku tidak ingin sampai ada yang mengetahui apa yang sedang aku lakukan. Setelah mengunci pintu aku kembali lagi ke brankas, kemudian menekan sandi yang tidak lain adalah tanggal lahir frans. Saat pintu brankas itu terbuka, aku langsung mengambil berkas-berkas yang ada di dalamnya.Terdapat surat tanah dan beberapa sertifikat bangunan atas namanya sendiri. Seketika membuat dada ini kembali sesak. Dan yang paling parahnya lagi, aku menemukan salah satu apartemen milikku berubah menjadi atas nama dirinya."B4jing4n, belum cuku
Bab 5.Kemeja berwarna hitam, dan jam tangan yang melingkar di tangannya. Laki-laki itu terlihat bak model yang sedang berjalan di atas catwalk saat menghampiri kami."Felix ... sorry, aku baru bisa datang ," ucap Calista."Tidak masalah, acaranya juga baru dimulai," jawabnya sembari tersenyum tipis.Seketika aku memalingkan wajahku saat dia menoleh ke arahku. Sebenarnya beberapa hari lalu ia mengirim pesan, dan karena masalah yang sedang aku hadapi, aku mengacuhkan pesannya. Aku takut dia menganggapku sebagai penipu."Oh, iya ... kenalkan, namanya Ruela, dia sahabatku!""Dan Ruela, kenalkan dia Felix, pemilik club' malam ini," ujar Calista.Aku menyodorkan tanganku sembari menunduk, aku tidak ingin ia mengenaliku, di depan Calista."Hay ... senang sekali bisa bertemu lagi denganmu!"Aku mendongak karena terkejut, aku pikir dia tidak mengingatku. Senyuman lebar ia layangkan kepadaku saat menyapa.'Apa yang harus aku lakukan?'"Wah ... kalian sudah saling kenal?" tanya Calista dengan a