Share

Aku ... manusia bodoh

"Hah ... hah …."

Jantung ini terus berdegup kencang seperti naik roller coaster, untung saja mobilku hanya menyerempet tipis dan tidak terjadi kecelakaan fatal.

Tok ….

Tok ….

Dada ini naik turun saat aku mengatur nafas tiba-tiba seseorang mengetuk pintu kaca mobilku.

'Pasti dia meminta ganti rugi …,' gumamku menebak tujuan pria tersebut menghampiri mobilku.

Aku menurunkan kaca mobil dan melihat ke arah pria yang sedang berdiri di depan pintu mobil.

"Apa Anda baik-baik saja?" tanyanya.

"Apa?"

Jujur ini di luar dugaan, awalnya aku pikir ia akan marah karena jelas aku yang ceroboh saat berkendara.

"Apa Anda bisa keluar, sebentar?" tanyanya.

Dengan tangan yang gemetar, aku membuka pintu mobil. Sebenarnya aku merasa sedikit takut tapi tidak ada pilihan lain selain menurutinya.

"Maaf ...! Saya benar-benar minta maaf, karena telah mengakibatkan kecelakaan ini!"

"Tidak masalah, asalkan Anda baik-baik saja itu sudah cukup," jawabnya.

Aku mendongak dan menatap wajah pria tinggi yang ada di hadapanku ini.

Aneh, wajahnya tidak terlihat marah sama sekali. Padahal dia pantas jika ingin marah terhadapku.

"Apa Anda tidak marah?" Aku memberanikan diri untuk bertanya.

"Tentu saja tidak, ini adalah kecelakaan siapapun tidak menginginkan ini terjadi," jawabnya.

Laki-laki ini begitu santai, jika orang lain pasti akan marah dan mungkin memakiku. Tapi, berbeda dengannya. Seolah-olah tidak ada yang terjadi barusan.

"Begini saja, simpan nomor telepon saya. Jika mobil Anda dibawa ke bengkel saya akan mengganti biayanya," usulku kemudian mengambil ponsel yang ada di dalam mobil.

"Anda tidak perlu melakukannya, tapi jika Anda memberikan nomor anda saya tidak masalah," ucapnya.

Dia memberikan ponselnya, dengan cepat aku menuliskan nomor ponselku di gawainya.

Tapi setelahnya aku mendapatkan panggilan dari ibu mertuaku.

1 Panggilan masuk Mommy

"Halo, Bu ...."

"Ruela ...! Cepat pulang!"

Entah apa yang terjadi tiba-tiba ibu mertua memintaku segera pulang. Aku langsung berpamitan dengan laki-laki tersebut kemudian segera pulang.

Aku memacu mobilku dengan kecepatan tinggi, sesampainya di rumah aku langsung menerobos masuk.

Hening dan gelap ketika aku memasuki rumah ….

Jantungku kembali berdegup kencang, perasaan tidak enak tiba-tiba menyeruak dalam hati ini.

Apa ada perampokan?

Terdengar seseorang yang menyusul membuka pintu, aku menoleh dan melihat ke arah pintu, seketika lampu menyala dan di sana terlihat Frans datang bersama Renata.

"Kejutan ...!"

Begitu semuanya terlihat rumah penuh dengan dekorasi yang sangat cantik, dan ibu mertuaku datang membawa kue di tangannya bertuliskan selamat hari ulang tahun pernikahan ke 7.

Mereka terus bersorak riang teman-teman dekatku dari pramugari dan pilot ternyata ikut hadir di sini.

Mereka mengucapkan selamat dan mendoakan agar rumah tangga kami langgeng sampai maut memisahkan.

"Semoga kalian bahagia selamanya! Saling setia sampai maut memisahkan kalian!"

Aku hanya tersenyum getir mendengarnya, entah mengapa doa yang mereka panjatkan terdengar seperti kutukan bagiku.

Pesta itu terus berlanjut bahkan sampai semua orang mabuk berat, bau alkohol memenuhi ruangan ini.

Aku tidak bisa melepaskan pandanganku terhadap Frans dan juga Renata entah mengapa setelah mengetahui hubungan mereka, aku melihat jika sekarang tindakan mereka semakin jelas.

Aku pergi ke taman belakang di sana ada beberapa teman dekatku juga teman suamiku berkumpul.

Baru saja bibir ini terbuka berniat menyapa mereka, namun aku urungkan ketika mendengar mereka berbicara tentangku.

"Gila, berani sekali Renata datang bersama Frans ….”

"Aku sebenarnya muak, ingin sekali rasanya membongkar kebusukan mereka."

Degh!

Seketika jantung ini berhenti berdetak ….

'Jadi selama ini mereka tahu ...?'

Sejak kapan mereka mengetahui perselingkuhan Frans dengan Renata?

"Kita tidak perlu ikut campur, kalian tahu posisi Frans dia adalah pilot yang dipercayai CEO."

"Aku bisa gila, rasanya mulutku gatal."

"Sejak kapan kalian tahu?" Selaku bertanya kepada mereka. Sontak mereka semua menoleh ke arahku, raut wajah yang memucat pasi karena terkejut terpampang jelas di wajahnya.

"Ruela ...!"

"Hebat kalian, aku pikir kalian sahabatku tapi ternyata kalian tega memperlakukan aku seperti orang bodoh!” jeritku tertahan. Dada ini bergemuruh hebat, rahang mengeras namun aku tahan semuanya.

Mataku terasa panas, buliran bening kembali menetes membasahi pipi. Sekuat apapun aku menahan diri agar tidak menangis tetapi air mata ini mengalir deras dengan sendirinya, seakan tidak pernah ada habisnya.

Aku menatap mereka dengan tatapan tajam ... aku benar-benar murka saat itu rasa kecewa yang melambung ke udara akan sahabatku.

Bagaimana mereka begitu tega bekerja sama melakukan ini terhadapku.

"Apa kalian puas menganggapku seperti orang bodoh?"

Tidak cukup dengan pengkhianatan suami dan orang yang aku anggap seperti adik sendiri, kini sahabat-sahabatku teman curhat dan bermain. Juga ikut menikamku dari belakang.

Aku merasa menjadi manusia paling bodoh di dunia ini, karena telah menjadi manusia yang tidak tahu apa-apa.

Kecewa ….

Sedih ….

Dan terluka, aku merasa di titik paling bawah semasa hidupku selama ini ….

"Ruela ... kami tahu, bahwa kami salah tapi posisi kami benar-benar sulit!"

"Lalu kalian lebih memilih diam, meski sahabat kalian terluka? Padahal kalian lebih mengenalku dulu ketimbang mereka!" Pekikku semakin menjadi.

"Ruela …."

"Cukup! ... selama ini kalian memilih diam, bukan? Maka dari itu aku harap kalian diam untuk selamanya termasuk bahwa kalian tahu bahwa aku sudah mengetahuinya!”

Suaraku semakin meninggi, aku mengusap air mata ini dengan kasar. Mata yang tajam ini menatap wajah mereka satu per satu.

Aku tidak habis pikir dengan semua ini, kenapa bisa mereka tahu lebih dulu dibandingkan aku istri sah nya? Apa aku sebodoh itu? Semudah itu mereka mengelabuiku selama ini?

Dengan emosi Aku masuk ke dalam rumah hatiku seperti terbakar membuat kerongkonganku terasa haus.

Aku berniat mengambil air minum ke dapur, namun saat di sana tanpa sengaja telingaku mendengar pembicaraan yang tidak seharusnya aku dengar.

"Di mana otakmu! Bisa-bisanya kamu datang bersama Frans ke rumah ini!"

'Apa maksudnya ini?...'

"Tadi kami sedang bersama, tapi tiba-tiba ibu menelpon Frans!"

"Jangan pernah berharap aku merestui kalian, dengar. Aku diam bukan berarti menyetujuinya!"

"Ini semua karena permintaan Frans!”

Degh!!

'Jadi, Ibu sudah mengetahui hubungan mereka?’

Jadi akulah orang terakhir yang mengetahui kebejatan manusia brengs3k itu?

Ibu, bahkan sahabatku tahu tentang perselingkuhan mereka. Hebat sekali mereka memperlakukan aku seperti orang bodoh.

Amarahku semakin memuncak tapi aku mengingat kata-kata Calista, bahwa aku harus berpikir panjang. Lihat saja aku akan membalas satu persatu orang yang sudah mempermainkanku, sampai kalian merasakan sakit yang aku alami.

Sepanjang pesta, aku hanya terdiam menyaksikan mereka berpesta pora. Mulutku bungkam seribu bahasa aku merasa lucu dengan kejadian hari ini, aku yang sejak awal ingin memberikan kejutan untuk suamiku justru akulah yang mendapatkan kejutan itu.

Kejutan yang mampu membuat hati ini hancur berkeping-keping … terbongkarnya sebuah ‘PENGKHIANATAN’ menjadi sebuah awal untukku membuka lembaran baru di kehidupan ini.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status