Share

Bab 5

Author: Cececans
last update Last Updated: 2025-01-12 18:11:26

Marko sudah tak bisa menahan diri lagi. Dia merasa sekujur tubuhnya panas. Dan perlahan, otot-ototnya terasa lebih kuat.

"Wah .... Ini sangat luar biasa," pukau Marko takjub menatapi kedua tangannya. Ternyata pesan misterius berisi misi itu tidak main-main. Marko jadi semakin kuat karena bersentuhan dengan Eliz!

Brakk!!

Charlie membuka lemari, tempat Marko bersembunyi dengan kasar.

"Keluar kau, Bajingan! Kau sudah menyentuh kekasihku, sekarang kau harus menanggung akibatnya!"

Charlie menarik Marko keluar dari lemari, dan mendorongnya ke dinding.

Dia semakin dibuat kesal karena Marko justru mengulas senyum kekanakan padanya, dan bukannya bergetar ketakutan.

"Apa kelebihanmu dibandingkan aku, hah?! Sampai Eliz mau disentuh denganmu. Kau cuma kurir pengantar makanan. Bau dan miskin!" Charlie buru-buru melepaskan cengkeramannya dari baju Marko, dan berdecak jijik.

Marko menarik sebelah alisnya ke atas, menilai Charlie yang baru saja merendahkannya dari atas sampai ke bawah. Dia nyaris tertawa saat menyadari jaket yang Charlie kenakan palsu. Harga jaket itu bahkan tak lebih mahal dari uang yang biasa Marko keluarkan hanya untuk membersihkan debu di sepatunya.

Tentu saja, Marko Davies adalah pria kaya raya nomor satu di New York. Semuanya bisa dia beli. Bahkan harga diri seseorang.

"Apa yang kau tertawakan, hah?!" bentak Charlie geram. Dia merasa tersinggung.

"Kau merendahkanku, padahal jaket yang kau pakai saja palsu. Harta sedikit sudah sombong," cibir Marko bergeleng pelan.

"Sialan! Akan kuhabisi kau!"

Tanpa aba-aba Charlie menerjang perut Marko dengan kakinya. Tapi, gerakannya itu bisa ditangkap Marko dengan baik.

Marko menghindar dengan gesit, dan sebagai gantinya dia melakukan tendangan belakang yang tepat mengenai wajah Charlie.

"Upss ...." Marko terkekeh melihat darah mengucur deras dari hidung Charlie karena ulahnya.

"Awas kau!" Charlie mengusap darah di hidungnya dengan kasar. Dia bersiap memberikan pukulan pada Marko.

Marko mengambil posisi kuda-kuda. "Ayo! Maju! Kalau gini kan seru!"

Marko senang karena bisa melakukan tendangan belakang. Itu berarti ilmu bela diri yang selama ini dia pelajari akhirnya bermanfaat juga di tubuh Marko Hubert.

Namun, Eliz segera memisahkan mereka berdua sebelum Charlie terluka lebih parah lagi, dan membuat Marko berada dalam masalah. Padahal Eliz-lah yang menyuruh Marko masuk ke apartemennya. Dia tak ingin Marko mendapatkan masalah karena dirinya.

"Cukup!" teriak Eliz memeluk Charlie. Dia lalu menoleh ke Marko. "Kau pergi sekarang! Aku sudah meletakkan tip untukmu di depan pintu. Kau bisa mengambilnya."

"Sialan! Jangan menghalangiku, Eliz. Biar kuhajar bajingan itu." Charlie berusaha meronta dalam pelukan Eliz.

Merasa tak ada untungnya berlama-lama di sini, Marko akhirnya memilih pergi.

"Baiklah. Aku pergi dulu. Terima kasih, Nona Eliz. Aku harap harimu selalu menyenangkan!" Marko melambaikan tangan tanpa menoleh ke belakang ketika meninggalkan apartemen Eliz.

Marko mengulas senyum melihat uang seratus dolar yang Eliz letakkan di depan pintu. Dia mengambil uang itu dan menaruhnya ke saku.

"Akhirnya bisa makan enak hari ini!" pekik Marko girang.

Marko kemudian tersadar ketika melihat ponsel jadulnya. Ada banyak pesan masuk dari Stella. Dan panggilan tak terjawab dari istrinya itu.

"Astaga, Stella memberitahuku dia pulang lebih awal! Aku sudah terlambat!" pekik Marko langsung berlari ke motornya.

Semoga saja Stella tidak marah. Kalau sampai wanita itu marah, Marko pasti disuruh tidur di luar lagi.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Hasrat Terkuat Marko yang Melegenda   Bab 108 (TAMAT)

    Seminggu kemudian. Marko Hubert dan Victor akhirnya bertemu untuk pertama kalinya di turnamen UFC. Meski, bagi Marko ini tidak benar-benar pertama kalinya.Marko Hubert kini berdiri di belakang panggung arena UFC, mengenakan celana pendek pertarungan hitam dengan garis emas di sisi. Tangannya telah dibalut dengan perban putih, siap untuk menghadapi tantangan terbesar dalam hidupnya. Victor.Sorakan dari ribuan penonton menggema di dalam arena. Lampu sorot menerangi oktagon di tengah stadion, sementara layar raksasa menampilkan wajah Marko dan Victor berdampingan.Di sisi lain ruangan, Victor tengah melakukan pemanasan, tubuhnya penuh dengan otot keras hasil latihan bertahun-tahun. Dia adalah juara bertahan, seorang petarung dengan rekor tak terkalahkan. Mata tajamnya menatap lurus ke arah layar, lalu beralih ke Marko yang berdiri di seberang lorong.Seorang official menghampiri mereka. "Saatnya masuk."Marko menarik napas panjang, lalu melangkah ke dalam lorong panjang yang akan memba

  • Hasrat Terkuat Marko yang Melegenda   Bab 107

    Marko berjalan dengan langkah mantap di antara mayat-mayat yang berserakan di markas Rio Davies. Tangannya masih berlumuran darah, tapi bukan darahnya sendiri, melainkan darah para lawannya yang telah dia habisi tanpa ampun. Tubuhnya terasa ringan, tidak ada luka yang berarti, meskipun dia baru saja menghadapi pasukan pembunuh bayaran terbaik yang dimiliki Rio Davies.Di gendongannya, Stella menggeliat pelan. Matanya yang masih sedikit sayu menatap wajah Marko dengan kebingungan."Marko, kau mau membawaku ke mana?" Suara Stella lemah, tapi masih terdengar jelas di tengah keheningan yang mencekam ini.Marko tidak langsung menjawab. Dia hanya mempererat genggamannya pada tubuh Stella dan terus berjalan keluar dari bangunan yang kini dipenuhi oleh mayat.Di luar, udara malam terasa dingin, berbeda dengan panasnya pertarungan brutal yang baru saja dia lalui. Bintang-bintang bertaburan di langit, seolah mengamati setiap langkahnya dengan diam.Marko menemukan sebuah mobil yang masih dalam

  • Hasrat Terkuat Marko yang Melegenda   Bab 106

    Dorrr!!!Peluru itu melesat cepat menuju kepala Marko.Rio Davies tersenyum penuh kemenangan.Namun, sesuatu yang tak terduga terjadi.Clangg!!!Peluru itu mengenai kulit Marko, namun bukannya menembus, peluru itu justru terpental seolah menabrak baja yang tak terlihat.Mata Rio Davies membelalak. "Apa-apaan ini?!"Marko hanya tersenyum miring. Dia menurunkan kepalanya sedikit, menatap Rio dengan sorot mata dingin. Level legendanya membuat Marko mendapatkan kemampuan baru yang membuat dirinya tidak mempan ditembak ataupun ditusuk pisau.Rio menembak lagi.Dorr!!! Dorr!!! Dorrr!!!Satu, dua, tiga peluru ditembakkan, semuanya mengenai tubuh Marko.Namun, hasilnya sama.Peluru itu tak mampu melukai Marko."Bajingan!" Rio Davies melompat dari kursinya, menggertakkan giginya. Dia memutar badannya, memberikan kode dengan tangannya.Dari balik pintu samping, muncul delapan orang berpakaian hitam dengan wajah tanpa ekspresi.Mereka bukan anak buah biasa.Mereka adalah Shadow Unit, unit pembun

  • Hasrat Terkuat Marko yang Melegenda   Bab 105

    Malam ini. Angin bertiup kencang di sekitar pelabuhan tua. Markas Rio Davies berdiri megah di atas tanah luas yang menghadap langsung ke lautan hitam yang bergelombang. Bangunan beton itu lebih mirip benteng daripada gudang biasa, dengan penjagaan ketat di setiap sudutnya.Dari kejauhan, Marko bisa melihat para penjaga bersenjata mondar-mandir di sekitar gerbang. Mereka semua terlihat waspada, seolah tahu bahwa bahaya bisa datang kapan saja.Marko menarik napas dalam. Dia tahu bahwa menerobos ke dalam akan menjadi hal yang mustahil.Tapi Marko tidak perlu menerobos karena dia memiliki sesuatu yang mereka inginkan. Yaitu sertifikat pulau. Marko akan memancing Rio Davies menggunakan sertifikat itu.Dengan langkah mantap, Marko berjalan ke depan gerbang, sengaja membiarkan dirinya terlihat oleh para penjaga.Butuh waktu kurang dari sepuluh detik sebelum seseorang menyadari kehadirannya."Hei! Siapa yang di sana?! Pergi sebelum kutembak kepalamu!" Salah satu penjaga mengangkat senjatanya,

  • Hasrat Terkuat Marko yang Melegenda   Bab 104

    "Kau ...."Marko berdiri mematung melihat pria yang kini berdiri tegap di depannya.Jantung Marko berdegup semakin kencang, tapi tubuhnya terasa membeku.Di hadapannya seorang pria yang sama sekali tidak asing menatapnya dengan sorot mata tak terbaca. Pria itu adalah tubuhnya sendiri. Marko Davies.Jika sekarang Marko Davies yang sebenarnya berada di tubuh Marko Hubert. Lalu, siapa yang ada di dalam tubuhnya itu?Marko buru-buru bergeleng. "Tidak. Tidak mungkin," gumamnya tidak ingin percaya dengan apa yang ada di hadapannya.Pria di depan Marko itu mengulas senyum. "Apanya yang tidak mungkin?"Marko menatap tajam pria itu. "Siapa kau?! Kenapa kau memakai tubuhku, Sialan?!"Si pria tertawa kecil. "Padahal aku telah lama menunggu waktu bertemu denganmu. Tapi, reaksimu ini sungguh membuatku kecewa, Marko."Marko semakin geram. "Siapa kau, Keparat?! Bagaimana bisa kau memakai tubuhku?! Dan, apa yang kau lakukan di apartemenku?! Apa kau juga yang mengirimkan pesan misterius?!"Si pria ber

  • Hasrat Terkuat Marko yang Melegenda   Bab 103

    "Sialan!"Marko memukul setir mobilnya dengan geram. Mobil yang membawa Jake, Daniel, dan Arnold sudah menghilang di tengah lalu lintas.Dia telah kehilangan jejak mereka.Lalu lintas di kota begitu padat, membuat pengejarannya sia-sia. Rio Davies jelas sudah merencanakan semuanya dengan rapi. Pria itu sangat licik dan memiliki segala taktik untuk melancarkan keinginannya.Marko menarik napas panjang, menenangkan pikirannya. Tidak ada gunanya mengutuk keadaan. Dia harus bergerak cepat.Mata tajamnya menyapu jalanan yang dipenuhi mobil-mobil dan lampu kota yang berkedip. Jika dia tidak bisa mengejar mereka sekarang, dia harus mencari kelemahan lain dalam rencana Rio Davies.Dan ada satu hal yang muncul dalam pikirannya. Sertifikat pulau.Marko lalu berbalik arah, dan menginjak pedal gas. Mobilnya langsung melesat cepat ke arah apartemen milik Marko Davies. Itu adalah satu-satunya tempat yang memiliki sesuatu yang diinginkan Rio Davies selama bertahun-tahun.Sebuah sertifikat pulau yang

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status