Share

Bab 4

Author: Cececans
last update Last Updated: 2025-01-11 23:17:17

Eliz mengusap pelan milik Marko yang masih dilapisi celana. Dia sengaja menempelkan tubuhnya ke Marko.

"Kau tampan juga. Masuklah, aku akan memuaskanmu," ucap Eliz menarik tangan Marko pelan memasuki apartemennya.

Di saat kulit Marko bersentuhan dengan kulit lembut Eliz, dia merasa ada sesuatu yang menggelegak di dalam dirinya. Dia jadi bertenaga, bahkan dia tak merasa lapar lagi padahal dia belum sarapan tadi.

"Kak Eliz, maksudku Nona Eliz, kau tinggal di apartemen ini sendirian?" tanya Marko ketika dia sudah duduk di sofa.

"Iya. Memangnya kenapa?" balas Eliz menutup pintu apartemen, lalu menyusul duduk di samping Marko.

Eliz membiarkan tubuhnya tetap polos. Dia duduk di sofa dengan sengaja membuka kedua kakinya sehingga bagian di antara pahanya terekspos jelas.

"Tidak. Aku hanya penasaran saja." Marko bergerak tak nyaman di sofa. Celananya terasa sesak karena miliknya membesar dan menegang di bawah sana.

"Lebih baik aku pulang sekarang, Nona Eliz," ucap Marko hendak berdiri, tapi dengan cepat Eliz memindahkan tubuhnya ke pangkuan Marko.

"Jangan tergesa-gesa. Tinggallah di sini lebih lama. Aku akan memberikan tip tambahan padamu."

Marko menelan ludahnya dengan susah payah, lantas mengangguk. Tip lumayan untuknya membeli makanan nanti.

Perlahan Eliz memindahkan tatapannya ke arah milik Marko. Dia menggigit bibirnya membayangkan milik Marko yang tampak besar dalam bungkusan celana itu memasuki miliknya.

"Apa kau sudah punya kekasih?" tanya Eliz kini mendekatkan dadanya ke wajah Marko. "Kau sangat tampan. Aku yakin kau sudah punya kekasih."

"Ehmm .... Sebenarnya aku sudah menikah, Nona Eliz," jawab Marko berusaha menahan gejolak gairah yang memenuhi dirinya.

"Sayang sekali. Istrimu pasti beruntung memilikimu. Dia pasti bangga memamerkan milikmu itu pada teman-teman perempuannya sehingga membuat mereka semua iri."

Marko bergeleng pelan. Mungkin kah Stella bangga punya Marko? Entahlah. Stella bahkan belum pernah sekali pun mengajak Marko pergi menemui teman-temannya.

"Entahlah. Kurasa begitu," balas Marko tak ingin ambil pusing.

Eliz memegang tangan Marko. "Milikku sudah basah dan berdenyut, Marko. Apa kita bisa melakukannya sekarang? Punyamu juga harus segera dibebaskan."

Sebelum Marko menjawab, suara dobrakan di pintu mengejutkan mereka berdua.

Pintu didobrak sangat keras dari luar, disertai teriakan seorang pria yang dipenuhi amarah.

"Eliz, buka pintunya! Aku tahu kau sedang bersama pria lain di dalam! Buka atau aku tendang pintu ini!"

Eliz langsung memucat. Itu Charlie, kekasihnya.

"Sembunyilah! Cepat!"

Tanpa menunggu sahutan dari Marko, Eliz sudah lebih dulu mendorong Marko menuju ke lemari pakaiannya. Eliz akan menyembunyikan pria itu sementara di sana sampai Charlie pulang.

"Eliz, buka pintunya!" Teriakan Charlie terdengar lagi.

Dengan tergesa Eliz menyambar selimutnya, dan membuka pintu.

"Ada apa, Charlie? Aku baru saja bangun tidur." Eliz pura-pura menguap dengan rambut acak-acakan.

Charlie menebarkan pandangannya ke segala penjuru apartemen Eliz, lalu menatap Eliz dengan curiga.

"Baunya. Kau baru saja masturbasi?"

Eliz tersentak sesaat, lalu berucap pelan. "Iya. Karena kau pergi lama, aku jadi memuaskan diri sendiri."

"Jadi begitu. Maafkan aku yang sudah curiga padamu." Charlie langsung memeluk Eliz erat. "Aku akan memuaskanmu sekarang, Eliz."

Charlie menggendong Eliz menuju ke kamar. Tapi di saat dia melewati lemari pakaian, dia melihat ada jari-jari kaki yang terlihat.

"Eliz, sejak kapan lemarimu memiliki kaki?" tanya Charlie mulai kesal karena merasa dipermainkan oleh kekasihnya.

"Itu ...."

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Hasrat Terkuat Marko yang Melegenda   Bab 108 (TAMAT)

    Seminggu kemudian. Marko Hubert dan Victor akhirnya bertemu untuk pertama kalinya di turnamen UFC. Meski, bagi Marko ini tidak benar-benar pertama kalinya.Marko Hubert kini berdiri di belakang panggung arena UFC, mengenakan celana pendek pertarungan hitam dengan garis emas di sisi. Tangannya telah dibalut dengan perban putih, siap untuk menghadapi tantangan terbesar dalam hidupnya. Victor.Sorakan dari ribuan penonton menggema di dalam arena. Lampu sorot menerangi oktagon di tengah stadion, sementara layar raksasa menampilkan wajah Marko dan Victor berdampingan.Di sisi lain ruangan, Victor tengah melakukan pemanasan, tubuhnya penuh dengan otot keras hasil latihan bertahun-tahun. Dia adalah juara bertahan, seorang petarung dengan rekor tak terkalahkan. Mata tajamnya menatap lurus ke arah layar, lalu beralih ke Marko yang berdiri di seberang lorong.Seorang official menghampiri mereka. "Saatnya masuk."Marko menarik napas panjang, lalu melangkah ke dalam lorong panjang yang akan memba

  • Hasrat Terkuat Marko yang Melegenda   Bab 107

    Marko berjalan dengan langkah mantap di antara mayat-mayat yang berserakan di markas Rio Davies. Tangannya masih berlumuran darah, tapi bukan darahnya sendiri, melainkan darah para lawannya yang telah dia habisi tanpa ampun. Tubuhnya terasa ringan, tidak ada luka yang berarti, meskipun dia baru saja menghadapi pasukan pembunuh bayaran terbaik yang dimiliki Rio Davies.Di gendongannya, Stella menggeliat pelan. Matanya yang masih sedikit sayu menatap wajah Marko dengan kebingungan."Marko, kau mau membawaku ke mana?" Suara Stella lemah, tapi masih terdengar jelas di tengah keheningan yang mencekam ini.Marko tidak langsung menjawab. Dia hanya mempererat genggamannya pada tubuh Stella dan terus berjalan keluar dari bangunan yang kini dipenuhi oleh mayat.Di luar, udara malam terasa dingin, berbeda dengan panasnya pertarungan brutal yang baru saja dia lalui. Bintang-bintang bertaburan di langit, seolah mengamati setiap langkahnya dengan diam.Marko menemukan sebuah mobil yang masih dalam

  • Hasrat Terkuat Marko yang Melegenda   Bab 106

    Dorrr!!!Peluru itu melesat cepat menuju kepala Marko.Rio Davies tersenyum penuh kemenangan.Namun, sesuatu yang tak terduga terjadi.Clangg!!!Peluru itu mengenai kulit Marko, namun bukannya menembus, peluru itu justru terpental seolah menabrak baja yang tak terlihat.Mata Rio Davies membelalak. "Apa-apaan ini?!"Marko hanya tersenyum miring. Dia menurunkan kepalanya sedikit, menatap Rio dengan sorot mata dingin. Level legendanya membuat Marko mendapatkan kemampuan baru yang membuat dirinya tidak mempan ditembak ataupun ditusuk pisau.Rio menembak lagi.Dorr!!! Dorr!!! Dorrr!!!Satu, dua, tiga peluru ditembakkan, semuanya mengenai tubuh Marko.Namun, hasilnya sama.Peluru itu tak mampu melukai Marko."Bajingan!" Rio Davies melompat dari kursinya, menggertakkan giginya. Dia memutar badannya, memberikan kode dengan tangannya.Dari balik pintu samping, muncul delapan orang berpakaian hitam dengan wajah tanpa ekspresi.Mereka bukan anak buah biasa.Mereka adalah Shadow Unit, unit pembun

  • Hasrat Terkuat Marko yang Melegenda   Bab 105

    Malam ini. Angin bertiup kencang di sekitar pelabuhan tua. Markas Rio Davies berdiri megah di atas tanah luas yang menghadap langsung ke lautan hitam yang bergelombang. Bangunan beton itu lebih mirip benteng daripada gudang biasa, dengan penjagaan ketat di setiap sudutnya.Dari kejauhan, Marko bisa melihat para penjaga bersenjata mondar-mandir di sekitar gerbang. Mereka semua terlihat waspada, seolah tahu bahwa bahaya bisa datang kapan saja.Marko menarik napas dalam. Dia tahu bahwa menerobos ke dalam akan menjadi hal yang mustahil.Tapi Marko tidak perlu menerobos karena dia memiliki sesuatu yang mereka inginkan. Yaitu sertifikat pulau. Marko akan memancing Rio Davies menggunakan sertifikat itu.Dengan langkah mantap, Marko berjalan ke depan gerbang, sengaja membiarkan dirinya terlihat oleh para penjaga.Butuh waktu kurang dari sepuluh detik sebelum seseorang menyadari kehadirannya."Hei! Siapa yang di sana?! Pergi sebelum kutembak kepalamu!" Salah satu penjaga mengangkat senjatanya,

  • Hasrat Terkuat Marko yang Melegenda   Bab 104

    "Kau ...."Marko berdiri mematung melihat pria yang kini berdiri tegap di depannya.Jantung Marko berdegup semakin kencang, tapi tubuhnya terasa membeku.Di hadapannya seorang pria yang sama sekali tidak asing menatapnya dengan sorot mata tak terbaca. Pria itu adalah tubuhnya sendiri. Marko Davies.Jika sekarang Marko Davies yang sebenarnya berada di tubuh Marko Hubert. Lalu, siapa yang ada di dalam tubuhnya itu?Marko buru-buru bergeleng. "Tidak. Tidak mungkin," gumamnya tidak ingin percaya dengan apa yang ada di hadapannya.Pria di depan Marko itu mengulas senyum. "Apanya yang tidak mungkin?"Marko menatap tajam pria itu. "Siapa kau?! Kenapa kau memakai tubuhku, Sialan?!"Si pria tertawa kecil. "Padahal aku telah lama menunggu waktu bertemu denganmu. Tapi, reaksimu ini sungguh membuatku kecewa, Marko."Marko semakin geram. "Siapa kau, Keparat?! Bagaimana bisa kau memakai tubuhku?! Dan, apa yang kau lakukan di apartemenku?! Apa kau juga yang mengirimkan pesan misterius?!"Si pria ber

  • Hasrat Terkuat Marko yang Melegenda   Bab 103

    "Sialan!"Marko memukul setir mobilnya dengan geram. Mobil yang membawa Jake, Daniel, dan Arnold sudah menghilang di tengah lalu lintas.Dia telah kehilangan jejak mereka.Lalu lintas di kota begitu padat, membuat pengejarannya sia-sia. Rio Davies jelas sudah merencanakan semuanya dengan rapi. Pria itu sangat licik dan memiliki segala taktik untuk melancarkan keinginannya.Marko menarik napas panjang, menenangkan pikirannya. Tidak ada gunanya mengutuk keadaan. Dia harus bergerak cepat.Mata tajamnya menyapu jalanan yang dipenuhi mobil-mobil dan lampu kota yang berkedip. Jika dia tidak bisa mengejar mereka sekarang, dia harus mencari kelemahan lain dalam rencana Rio Davies.Dan ada satu hal yang muncul dalam pikirannya. Sertifikat pulau.Marko lalu berbalik arah, dan menginjak pedal gas. Mobilnya langsung melesat cepat ke arah apartemen milik Marko Davies. Itu adalah satu-satunya tempat yang memiliki sesuatu yang diinginkan Rio Davies selama bertahun-tahun.Sebuah sertifikat pulau yang

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status