Bab 34"A-apa saat ini dia cemburu?" batin Irene menatap wajah Gerald yang memerah. Mata Gerald yang biasanya tenang, kini terlihat berbeda, seperti ada api yang membakar di dalamnya.Gerald terus menghujam liang kewanitaan Irene, setiap gerakannya membuat Irene merasa seperti terbang. Ia merengkuh Irene, menariknya lebih dekat, sebelum menyesap payudara Irene yang masih terguncang dari sentuhan sebelumnya. Lidahnya menyapu puting payudara, membuat Irene mendesah keras."Oh Gerald, kalau kau seperti ini... Ah!" Irene meremas bantal yang ada di atasnya, tubuhnya bergetar dengan keras. Ia tidak bisa menahan desahan, tidak bisa menahan tubuhnya yang bergetar dengan kenikmatan.Tubuh mereka basah, keringat yang bercampur dengan cairan cinta. Gerald menjilati setiap inci kulit kenyal Irene, "Ah Gerald." Irene terus mendesah dan mengerang, tubuhnya seperti tergantung di udara, tidak bisa bergerak."Kenapa rasanya milik Gerald kian membesar di dalam sana..." batin Irene merasakan milik Geral
Bab 35โNghโฆ Yaโฆ yaโฆ Aku janjiโฆ Ah! Aku janji Geraldโฆโ Irene menyahut di sela helaan desahan nafasnya.Gerald tersenyum puas, gairahnya semakin membuncah, ia menjilati punggung Irene dan meraih kedua tangan wanita cantik itu, membuat tubuh Irene melayang.Ia bergerak, kembali menghujam Irene jauh lebih cepat dan kuat."Ah! Gerald melakukannya sangat intens... tapi rasanya sungguh luar biasa..." batin Irene mendesah dengan mulut terbuka. Rambutnya terjunati indah, bahkan ia merasa malu dengan posisinya saat ini, melihat kedua payudaranya bergerak seirama dengan tubuhnya.โOh damn! Irene!โ Hasrat Gerald tak dapat ia tahan, iaterus menghujam Irene, keringat mengucur dari keningnya, penampilan Irene saat ini terlihat begitu erotis.Paparan sinar matahari pagi membuat tubuh Irene yang basah terlihat berkilau, bahkan ia dapat melihat uap panas dari mulut wanitanya itu.โGe-geraldโฆ Ngh! Ah!โโIyaโฆ Iya sayang!โ Gerald dengan cepat menarik tubuhnya, lalu memutar tubuh Irene, di ciumnya Irene de
Bab 36โSialan? Siapa yang sialan hubby?โAustin menoleh dan tersenyum lembut, โGerald, love.โ Jawabnya dengan wajah tersenyum lebar.Bella, istri dari Austin mengerutkan kening, โKalian kalau ketemu seperti tom and jerry!โโHahahhaโฆโ Austin berjalan dengan Langkah lebar dan meraih pinggang istrinya, โKenapa gak bilang kalau mau datang ke kantor? Lalu siapa yang antar? Kamu gak nyetir sendiri โkan?โBella menghela napas dan tertawa geli, ia berjinjit dan memberikan ciuman lembut di bibir suaminya, โMemangnya tidak boleh kasih kejutan ke suami? Dan aku datang dengan Della, so aku gak nyetir, ok?โAustin tersenyum lebar, โThank you sayang,โ balasnya dan menciumi bibir istrinya, โlalu, Dimana my boy? Kenapa gak ikut, love?โโArion di mansion utama, hubby. Seperti biasa, Mommy dan Daddy begitu tiba dari perjalanan bisnis akan langsung mengambil Arion.โโHem, ok sayang.โโOh iya, apa kamu masih ingat wanita yang Gerald cari?โBella mengangguk pelan, โIrene โkan? Kenapa hubby?โโBenar.โโTu
Bab 37Setelah berbisik, Gerald benar-benar melahap Irene kembali, membuat Irene kembali mendesah. Tubuhnya yang kuat dan berotot menindih Irene, membuatnya merasa seperti terjebak dalam pelukan yang tidak bisa ia tinggalkan.Mata Gerald yang biasanya tegas dan dingin, kini terlihat seperti api yang membakar, namun dengan sentuhan lembut yang membuat Irene merasa seperti di atas awan.Irene terus memanggil nama Gerald, suaranya terdengar lemah namun penuh gairah. Dan Irene terus saja mendengar panggilan dari Gerald kepadanya dengan panggilan sayang."Oh damn! Sayang! Kamu sangat ketat!" Suaranya parau, terdengar seperti perintah, namun dengan nada yang lembut dan sarat akan gairah.Gerald memacu tubuhnya, menghujam miliknya dengan kuat dan cepat. Irene mendesah kuat, tubuhnya bergetar dengan keras, seperti akan meledak dalam kenikmatan yang tidak terhingga. Setiap gesekan kulit mereka terasa sangat nikmat.Mereka bergerak seperti satu kesatuan, irama yang sempurna, hingga akhirnya, mer
Bab 38Keesokan paginya, Irene kembali takjub dengan segala kesiapan Gerald untuk barang-barang keperluannya.Tapi rasanya tidak perlu ia tolak, bahkan mengajukan keberatan, karena sudah pasti Gerald lah yang menang dengan perdebatan kecil mereka.โHahโฆโ Irene menghela napas saat melihat Gerald yang saat ini terlihat begitu santai keluar dari kamar dengan pakaian rapi.โSudah siap? Ayo.โIrene menggigit bibir bawahnya, โGerald, please aku aja ya?โ Irene mencoba bernegosiasi agar dirinya pergi sendiri. Ia tidak mau Gerald ikut campur lebih jauh dalam masalah rumah tangganya.Gerald menatap wanita cantik itu, โKita sudah sepakat, sayang. Aku tidak mau kamu menemui pria itu sendiri.โIrene menutup matanya dan menarik napas, โHem baiklah.โKeduanya pun berjalan beriringan keluar dari kamar, di luar sana ada Victor yang setia menunggu.โKendaraan anda sudah siap Tuan.โGerald memberikan anggukan pelan. Tanpa melepas tautan tangannya dengan Irene, mereka berjalan menuju mobil mewah berwarna
Bab 39โApa benar disini?โ tanya Gerald begitu menghentikan kendaraannya tepat di depan sebuah mansion yang terbilang mewah.Irene menatap mansion di depannya saat ini, rasanya sudah begitu lama ia tidak datang kesini. Sampai ia mengabaikan pertanyaan Gerald.Melihat Irene yang berada di dunianya sendiri, Gerald tersenyum tipis, ia mematikan mesin mobilnya, melepaskan seatbeltnya kemudian beralih ke Irene, melepaskan seatbelt wanita cantik itu.โGe-gerald?โโMau turun sekarang?โ tanya Gerald dengan senyuman merekahnya.Deg!โHem.โ Jawab Irene gugup.โAyo, Ibumu pasti merindukanmu.โ Ujar Gerald tenang sembari memperbaiki anak rambut Irene ke belakang telinga.โKamu di sini saja, hmm?โ ujar Irene pelan dengan wajah memohon.โTidak.โ Tolak Gerald tegas.โTapiโโโKamu bisa bilang kalau aku temanmu,โ potong Gerald cepat yang lebih dulu turun dari mobil.Irene yang melihat itu hanya bisa menghela napas, โHahโฆ! Dia selalu saja seperti ini! Argh!โ kesal Irene sembari memicingkan matanya yang
Bab 40Melihat tubuh Irene yang gemetar, Gerald memutuskan menarik Irene bersembunyi di balik dinding.โIrene?โโGeraldโฆ Akuโฆโ suaranya terdengar serak, emosinya benar-benar tidak stabil.โHem? Katakan apa yang ingin kamu lakukan. Aku ada bersamamu.โ Ucap Gerald dengan suara rendahnya.Irene mengepalkan tangannya dengan kuat, ia ingin memastikannya langsung, saat ini juga. โAku ingin menemui mereka,โ ujarnya dengan nada tegas, bahkan sorot matanya saat ini terlihat tajam.Gerald tersenyum tipis, ia mengusap puncak kepala Irene, menenangkan wanitanya itu, bahkan ia bangga melihat Irene tidak terpuruk melihat perselingkuhan suaminya, โGood girl.โ pujinya bangga.Irene dengan penuh percaya diri melangkah lebih dulu, sampai mereka tiba di depan pintu utama, terlihat dua pelayan wanita yang terkejut melihat kedatangan Irene, โNona mudaโฆโ gumam mereka pelan.Begitu Irene ingin melangkah masuk, kedua pelayan itu langsung menahan Irene, mencegah dirinya masuk ke dalam, โMaaf nonaโฆโIrene menat
Bab 41โAku bersumpah akan membalas rasa sakitmu kepada mereka yang sudah membuatmu menderita!โ gumam Gerald dalam hati.Ia tidak menyangka jika selama ini Irene menjalani hidup seperti ini. โSebaiknya kita pergi.โโTidak Gerald, aku akanโโGerald menggelengkan kepalanya, melarang wanita cantik itu, โPercaya padaku, hem?โIrene menutup mata, hatinya begitu sakit.Gerald mengusap lembut pipi Irene yang basah. Dan menarik lembut tangan wanita cantik itu, โAyo.โBaru beberapa langkah, Irene seketika berhenti, โGerald.โโHmm?โโAku ingin mengambil sesuatu di kamarku.โGerald tersenyum tipis melihat Irene yang jauh lebih tenang, โHem, ayo sayang.โMendengar suara lembut Gerald, memberikan ketenangan kepada Irene, ia tidak tahu jika tadi ia datang sendiri ke tempat ini. Mungkin ia akan benar-benar hilang kendali dan terpuruk dalam kesendirian.โDi sini,โ ujar Irene begitu berhenti di depan pintu berwarna putih.Gerald melepaskan tautan tangannya, mengusap punggung Irene, โMasuklah, aku akan
Bab 66Keluar dari apartment, Irene yang sedari tadi penasaran langsung menoleh ke arah Gerald, "Ge..." "Nanti sayang." Gerald merengkuh pinggang Irene, membawa wanita cantiknya itu, berjalan menuju mobil yang terparkir. Irene menyipitkan matanya, menghembus napas kesal akan rasa penasarannya, tetapi alhasil membuat kekehan kecil lolos dari Gerald, "Hah! Menggemaskan!" batinnya. Senang? Tentu saja. Sekarang wanitanya tidak lagi terikat dengan seseorang, dia akan membuat Irene menjadi miliknya. Secepatnya! Itulah yang ada dipikirannya saat ini. "Ada apa?" tanya Irene sambil mendongakkan kepalanya ke atas untuk melihat wajah Gerald. Gerald tersenyum tipis, ia mendekatkan wajahnya tepat di telinga Irene, "Aku ingin memakanmu, sayang." Blush! Wajah Irene memerah dan memanas, ia mengalihkan pandangannya. Meskipun sudah sering mendengar kata-kata erotis itu, ia masih tidak terbiasa, bahkan mungkin akan tidak pernah terbiasa. Hingga mereka benar-benar tiba di depan mobil, di mana Vic
Irene menggigit bibir bawahnya dan menjawab, "Surat cerai!" dengan lugasnya. "Su-surat cerai?" kaget Owen yang kini memperlihatkan dia kembali daru alam bawah sadarnya.Seperti baru saja di sambar petir, Owen melangkah, mendekat ke arah Irene. "Aku tidak akan menyetujuinya, Irene!" sahut Owen dengan wajah menahan amarah. Gerald dengan cepat langsung berdiri di depan Irene, membuat posisinya menjadi garda terdepan untuk sang wanita. Dan hal itu berhasil, Owen terkesiap, membuat pria itu berhenti, bahkan mundur selangkah.Tubuh tegap pria besar itu hampir menutupi tubuh Irene yg berada tepat di belakangnya. Aura intimidasi terasa begitu kuat. Owen mengepal erat tangannya menahan amarah yang kini ia rasakan harus tertelan didalam perasaan mencekam."Tuan Gerald, bisa anda memberikan waktu pada aku dan istriku?""Tidak!" jawab Gerald dingin. "Kamu hanya perlu menandatangani ini dan selesaikan semuanya!"Ia mengambil map yang ada ditangan Irene, menyodorkannya pada Owen. "Aku berikan w
Bab 64โDimana dia sekarang berada?โ tanya Gerald pada Victor begitu masuk ke dalam mobil setelah Irene. Suaranya terdengar tegas, namun dengan nada yang santai.โDi apartment Tuan,โ jawab Victor sembari menutup pintu mobil. Kemudian mengitari badan mobil, mengambil tempat di posisi pengemudi.Begitu Victor duduk, Gerald berkata, "Langsung ke sana saja.""Baik Tuan Gerald." Victor memulai mesin mobil dan mulai melaju ke tujuan.Irene mengerutkan keningnya, kemudian menoleh ke Gerald, "Kita mau kemana Gerald?" Ia bertanya dengan nada penasaran, matanya berkilau dengan rasa ingin tahu.Gerald tersenyum tipis, "Tentu saja menyelesaikan semuanya hari ini sayang." Suaranya terdengar lembut, namun dengan nada yang tegas."Ya?" Irene kembali bingung, kemudian sadar kemana arah Gerald, "Maksud kamu menemui Owen?" Ia bertanya dengan nada yang sedikit ragu, matanya terlihat khawatir."Iya sayang, aku tidak ingin menundanya barang sedetik pun," ucap Gerald lugas. Lalu menatap wajah cantik wanita
Bab 63Gerald pun menceritakan siapa Evan sebenarnya, di mana Evan adalah seorang Kepala di bagian pemerintahan, dan Evan adalah sepupu dari Austin Harold. Suaranya terdengar santai, namun dengan nada yang serius. "Evan adalah salah satu orang terpercaya di pemerintahan ini, dan ia juga sepupu dari Austin Harold."Irene cukup terkejut dan akhirnya paham kenapa Gerald terlihat akrab dengan Evan. Mengingat bagaimana Gerald dan pria bernama Austin saat malam itu layaknya saudara. "Hmm ok Gerald." jawab Irene mengerti, ia tersenyum lembut. Matanya berkilau dengan rasa penasaran, namun juga terlihat lega karena sudah memahami hubungan antara Gerald dan Evan yang terlihat begitu dekat.Beberapa menit pun berlalu hingga pintu kembali terbuka, terlihat Evan berjalan masuk dengan dua map kulit berwarna coklat dan biru di tangannya. Perhatian Gerald dan Irene pun teralihkan, pandangan mereka terfokus pada Evan yang berjalan mendekat.Evan meletakkan map berwarna biru terlebih dahulu di atas mej
Bab 62Gerald dan Irene duduk di sofa yang nyaman dengan seorang pria dengan jas yang terlihat begitu rapi. Ruangan ini terlihat mewah, dengan dekorasi yang elegan dan jendela besar yang membiaskan cahaya alami ke dalam ruangan. Pria tersebut, yang kemudian Gerald sebut sebagai Evan, menatap Gerald dengan wajah menyunggingkan senyum tipis."So, apa yang aku bisa bantu Tuan Gerald?" Evan bertanya, matanya berkilau dengan rasa penasaran. Ia tidak bisa tidak memperhatikan Irene, yang duduk di samping Gerald dengan postur yang sedikit tegang.Gerald menghela napas pelan, "Evan... Aku mau kamu mengurus dokumen-dokumen Irene dan regalisir semuanya." Suaranya terdengar tegas, namun dengan nada yang lembut ketika ia menatap Irene.Evan yang tadi tersenyum seketika terkekeh pelan, "Hah, aku merasa pernah mengalami ini," gumamnya pelan. Ia memandang Gerald dengan mata yang berkilau, seolah-olah mengingat kenangan lama pada kakak sepupunyaโAustin Harold."Ok, ok, sebelum itu ceritakan apa yang s
Bab 61Wajah Irene kembali memanas, โHem, Gerald. AkuโโโAku tidak menuntutmu untuk menjawabku sekarang, tapi aku tidak menunggu untuk di tolak.โUcapan Gerald layaknya sebuah ultimatum pada Irene dan seolah memastikan agar ia tidak akan bisa lepas dari pria ini.Ia menarik napas lembut, โBeri aku waktu.โGerald tersenyum, mengecup puncak kepala Irene. Tanpa mengucapkan sepatah kata lagi.Setelah itu keduanya kembali focus di layar depan mereka. Gerald memberikan penjelasan singkat kepada Irene tentang rencananya dan para sahabatnya yang telah membantunya tadi.โTapi yang pasti aku tidak mau kamu ikut mengawasi,โ tegas Gerald kepada wanitanya itu.โGerald, please. Aku ingin sedikit berkontribusi dalam hal ini, lagi pula ini adalah permasalahanku. Aku dan kedua orang tuaku.โโSemua yang berhubungan denganmu akan menjadi tanggung jawabku. Jadi, semua masalah yang kamu hadapi saat ini, biarkan aku yang menanganinya. Karena siapapun yang sudah menyakitimu, tidak akan kumaafkan.โ Gerald men
Bab 60โCukup berada disisiku dan terima cintaku.โIrene bergeming, pandangan mereka bertemu, hingga akhirnya Irene menyerah dan menundukkan wajahnya. โNantiโฆโ jawabnya dengan suara nyaris berbisik.Gerald tersenyum lembut, mengecup puncak kepala Irene, โHmm, ayo?โIrene mengangguk, membiarkan Gerald membawanya menuju ruang kerja yang terdengar cukupโberisik?Sebenarnya tadi setelah berganti pakaian, ia langsung menghampiri ruang kerja Gerald, namun ia mengurungkan niatnya saat mendengar suara-suara yang begitu ramai. Hingga akhirnya, ia memutuskan masuk kembali ke dalam kamar.Ceklek!Suara pintu Gerald dorong ke dalam, terlihat tiga pria menoleh dengan kompak. Tentu saja sorot mata ketiga pria itu membuat Irene sedikit kikuk.Namun, lagi dan lagi Gerald langsung meraih pingganya, membuat jarak mereka semakin tipis, berjalan menuju sofa yang kosong.โHai Ireneโฆโ sapa ketiga pria itu dengan kompak.Membuat Gerald membuang napas kasar, โHah! Kalian ini!โIa kemudian menoleh ke arah Ire
Bab 59โEh??? Berengsek! Malah ditutup pintunya!โ umpat Ethan kesal saat melihat Gerald menutup pintu, bahkan jika tadi ia tidak refleks mundur, sudah pasti wajahnya terkena ciuman telak dari daun pintu.โPfftttโฆ.โ Dua pria yang berdiri tepat di belakangnya menahan tawa.Hingga suara ceklekan pintu kembali terdengar, โMau apa kalian kesini?โEthan mendengus kesal bukannya menjawab pertanyaan Gerald, ia menoleh ke belakang, โLangsung saja?โ bertanya pada Kenan dan Finley.โHem boleh saja.โKemudian terlihat beberapa orang pria mengangkat beberapa dos besar yang tidak lain adalah layar monitor. Membuat Gerald semakin mengerutkan keningnya.โBerhentilah bertanya, dan katakan di mana ruangan kerjamu?โ ujar Ethan yang kini kembali focus pada Gerald.Gerald membuang napas kasar, ia tertawa kecil, โSetidaknya beri kabar kalau kalian mau kesini!โ celutuknya sembari membuka lebar pintu, membiarkan para tamunya itu masuk.Ethan lebih dulu masuk, menyusul Finley dan Kenan beserta para bawahann
Bab 58"Ayahmu dibunuh oleh seseorang." Kalimat itu terdengar seperti petir di tengah hari yang cerah, membuat kaki Irene tiba-tiba melemah. Jika Gerald tidak cepat menangkapnya, mungkin wanita cantik itu sudah terjatuh. "Ge-gerald apa yang baru saja kamu katakan?" suara Irene terdengar bergetar.Gerald yang melihat itu membuang napas kasar, tanpa ragu ia langsung memboyong tubuh Irene naik ke dalam gendongannya. Pria tampan itu melangkah menuju ruang tamu, begitu tiba di depan sofa yang nyaman, ia mendudukkan Irene, kemudian duduk tepat di sisi Irene."Gerald, jawab aku!" Irene memandang Gerald dengan mata yang berkaca-kaca, suaranya terdengar bergetar dan penuh harap."Calmdown, hmm??" Gerald menangkup wajah mungil wanita itu, menatapnya dalam. "Take a breath." Ia berusaha menenangkan Irene, tapi wanita cantik itu terus mendesak."Katakan Gerald!" desaknya dengan mata yang semakin berkaca-kaca. "Setahuku Ayah sakit, bahkan dokter..." Irene tidak sanggup melanjutkan, air matanya luruh