Beranda / Romansa / Hasrat Terlarang Paman Suamiku / Bab 38 Sentuhan dalam Gelap

Share

Bab 38 Sentuhan dalam Gelap

Penulis: J Shara
last update Terakhir Diperbarui: 2025-09-26 16:03:45

Hutan malam itu sunyi, hanya suara jangkrik dan sesekali burung malam yang memecah keheningan. Tenda kecil yang didirikan Neil terasa hangat oleh api unggun di luar yang masih menyala samar. Lena berbaring gelisah, matanya terus terbuka.

Bagaimana mungkin aku bisa tidur… kalau di sampingku ada Neil? pikirnya. Pria itu akhir-akhir ini terlalu sering hadir di pikirannya, bahkan saat ia berusaha melawan perasaan itu.

Ia melirik pelan. Neil tidak banyak bergerak. Nafasnya teratur, dada bidangnya naik turun perlahan.

“Apa dia sudah tidur ya?” gumam Lena sangat pelan.

Ia memutuskan untuk berbalik. Namun saat tubuhnya berpaling, ia terkejut—Neil tertidur menghadap ke arahnya.

“Ya Tuhan… astaga… kenapa dia menghadap ke sini?” Lena membeku, jantungnya berdetak semakin cepat.

Ia menatap wajah pria itu. Wajah yang dewasa, rupawan, dan penuh wibawa. Ada sesuatu di wajah Neil yang membuat Lena sulit mengalihkan pandangan. Pria ini… bagaimana mungkin bisa begitu menyentuh perasaanku…?

Tanpa sadar,
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Hasrat Terlarang Paman Suamiku   Bab 55 Obat yang Tak Tertulis

    Setelah Axel dan Rachel pergi meninggalkan rumah itu, Lena berdiri lama di depan cermin. Dengan perasaan campur aduk, ia mulai menghapus “penyamaran jeleknya”. Bekas jerawat buatan ia hapus, daster lusuh ia ganti dengan gaun sederhana yang anggun. Rambut yang dikepang ia lepaskan, lalu ia tata indah, wajahnya ia poles sedikit riasan tipis—dan seketika, sosok wanita cantik memandang balik dari bayangan kaca.“Aku harus menemuinya… Neil pasti butuh aku,” gumamnya lirih sambil menggenggam sebuah kotak makanan yang sudah ia siapkan untuk sarapan Neil.Ia pun berangkat ke apartemen Neil. Namun begitu tiba di sana, ia merasa hampa. Ruangan itu sunyi. Lena mencari ke kamar mandi, ke dapur, bahkan membuka pintu balkon. “Neil?” panggilnya beberapa kali, tapi tak ada jawaban.Ia menghela napas panjang, menatap kotak makanan di tangannya. “Padahal… aku sudah bawakan sarapan untukmu,” bisiknya kecewa.---Malam datang. Lena duduk termenung di ruangannya di Selena’s Dream. Lampu neon warna-warni d

  • Hasrat Terlarang Paman Suamiku   Bab 54 Kecupan Singkat

    Wajah Lena merona hebat, pipinya panas seolah terbakar. Ia begitu malu sampai-sampai tanpa sadar mendorong dada Neil yang masih berbaring di ranjang. “Aduh…” Neil meringis kecil, tangannya refleks menyentuh dadanya. “Ma-maaf… aku tidak sengaja,” ucap Lena terbata-bata, wajahnya menunduk dalam-dalam. Neil terkekeh pelan, matanya menatap Lena dengan penuh godaan. “Iya, aku tahu. Kau bahkan terlihat makin manis saat gugup begitu.” “Jangan bercanda, Neil.” Lena mencoba mengalihkan tatapannya, namun semakin ia menghindar, semakin Neil tersenyum geli. Tiba-tiba pikiran Lena tersentak. Axel. Suaminya. Ia harus segera pulang. Jantungnya berdegup semakin cepat. “Neil, aku harus mengobatimu cepat-cepat. Aku harus segera pulang sebelum suamiku curiga,” kata Lena tergesa, suaranya bergetar. Neil menarik napas panjang, kali ini wajahnya terlihat lebih tenang. “Baiklah, aku mengerti. Aku tidak akan macam-macam lagi.” Dengan cekatan, Lena kembali fokus mengoleskan obat pada luka Neil. Tanga

  • Hasrat Terlarang Paman Suamiku   Bab 53 Luka dan Janji

    “Halo? Apakah Tuan Neil River datang memesan room?” tanya Lena melalui telepon, suaranya terdengar cemas sekaligus berharap. “Tidak, Nona. Beliau belum datang.” jawab resepsionis sopan. “Oh… baiklah.” Lena menutup teleponnya dengan wajah lesu. Ia menunduk, jemarinya meremas ujung roknya. Kenapa ya dia tidak datang malam ini? pikirnya. Sepanjang malam Lena tidak beranjak dari ruang tunggu. Sesekali ia menoleh ke pintu, menunggu pintu terbuka dengan sosok yang ia harapkan muncul. Berkali-kali ia menelepon resepsionis hanya untuk memastikan. “Permisi, apakah Neil River sudah datang?” “Belum juga, Nona.” Wajah Lena makin muram. Hingga jarum jam menunjuk pukul dua belas malam, Neil tak kunjung datang. Dengan langkah gontai, Lena memutuskan pulang. Di parkiran, ia menekan kunci mobilnya. Mobil bututnya langsung menyala, lampu depan berkedip, dan suara klakson pendek terdengar dari kejauhan. Ia berjalan mendekat, tapi langkahnya mendadak terhenti. “Astaga… Neil!” teriaknya panik.

  • Hasrat Terlarang Paman Suamiku   Bab 52 Rumah Baru untuk Mereka

    Sore itu, ruang keluarga rumah besar keluarga Richard terasa hangat. Karpet tebal membentang, aroma teh melati yang diseduh Elizabeth memenuhi udara. Lena duduk di sofa dengan penampilan sederhananya: kaos lusuh, celana longgar, rambut hanya diikat seadanya. Ia berusaha menunduk, tak ingin menatap Axel yang duduk di sampingnya dengan ekspresi malas.Richard membuka percakapan dengan nada serius namun penuh kehangatan.“Axel, Lena… ayah dan mama sudah memikirkan sesuatu untuk kalian.”Axel mengangkat alis, malas. “Apa lagi, Yah? Jangan bilang mau atur-atur hidupku lagi?”Elizabeth menepuk tangan Axel lembut. “Bukan begitu, sayang. Kami sudah menyiapkan rumah untuk kalian berdua. Supaya bisa tinggal mandiri.”Lena mendongak terkejut. “Ayah… mama… jangan repot-repot. Aku nyaman kok tinggal bersama kalian,” ucapnya pelan.Axel langsung menyeringai sinis. “Ya, lagian… siapa yang mau tinggal berdua dengan istri sejelek ini?”“Axel!” Richard membentak tajam. Suaranya membuat ruangan mendadak

  • Hasrat Terlarang Paman Suamiku   Bab 51 Malam Tanpa Terlelap

    Kamar itu sunyi. Hanya bunyi detik jam yang terdengar samar di antara kegelapan. Tirai menutup rapat, lampu hanya menyisakan cahaya temaram di sudut ruangan. Lena berbaring membelakangi Neil. Tubuhnya gelisah, tak karuan, menarik selimut lalu melemparkannya lagi. Nafasnya berat, seperti menahan sesuatu yang ingin meledak. Neil membuka matanya, memperhatikan punggung Lena yang bergerak resah. Perlahan ia menggeser tubuhnya, lalu tiba-tiba merangkul Lena dari belakang. “Neil… apa yang kau lakukan?” Lena langsung bangkit, menepis tangan Neil. Wajahnya tegang. Neil mengangkat alis, tetap tenang. “Kenapa? Kau dari tadi gelisah begitu.” “Tidak sadarkah kau kalau kau yang membuatku gelisah begini?” Sergah Lena, matanya menatap Neil penuh emosi. Neil menghela nafas. “Lalu bagaimana? Kau mau aku tidur di luar dan Nenekmu melihatnya?” Lena terdiam. Kata-kata Neil ada benarnya. Ia hanya menggigit bibir, tak tahu harus menjawab apa. “Tidak bisakah kau bersikap biasa saja?” tanya Lena liri

  • Hasrat Terlarang Paman Suamiku   Bab 50 Dekat yang Membakar

    Mata mereka kembali beradu. Lena bisa merasakan dadanya bergetar hebat, tubuhnya kaku di antara rasa ingin lari dan rasa yang membuatnya tak bisa berpaling. Neil mencondongkan wajahnya lebih dekat, matanya tajam tapi juga penuh kehangatan. Ia ingin sekali lagi mencium bibir Lena. Namun kali ini Lena cepat-cepat mengangkat tangannya, meletakkan jari mungilnya di bibir Neil. “Neil… jangan,” bisiknya dengan suara bergetar. Dalam hati Lena kalut. Astaga… bibir ini… bibir yang telah menjamahku. Kenapa aku tidak bisa menolak tatapannya? Bukannya berhenti, Neil justru mengecup lembut jari-jemari Lena. Kecupan itu halus, tapi cukup untuk membuat Lena merinding dan terlena. “Neil…” Lena memejamkan mata, napasnya memburu. Dan tanpa sadar, Neil kembali memajukan wajahnya, menutup jarak di antara mereka. Bibirnya bertemu dengan bibir Lena. Kali ini Lena tidak hanya diam—ia membalasnya dengan lembut. Mereka saling melumat perlahan, kecupan lirih terdengar di antara keheningan malam di

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status