Share

BAB 30 Hanya sebuah ilusi?

Ketika Erlangga pergi, kesunyian terasa semakin menusuk hati Venina. Dia duduk di tepi sofa dengan tubuh yang lemas, menyimpan kekecewaan dan penyesalan yang begitu dalam. Air matanya sudah habis, tapi rasa sakit di hatinya masih begitu terasa. 

Sementara ibunya berdiri di depannya dengan tatapan yang penuh dengan campuran emosi: kekecewaan, kemarahan, dan kepedihan.

“Sekarang kamu lihat sendiri kan, Nina? Kamu hanya membuang-buang waktumu untuk mencintai pria yang hanya memanfaatkan tubuhmu,” ujar Nadia dengan suara yang penuh dengan kepedihan. Kata-katanya menusuk hati Venina seperti belati yang tajam.

“Nina capek, Bu. Tolong jangan sekarang,” kata Venina dengan suara lemah, mencoba menahan rasa sakit dan keputusasaan yang menghimpitnya.

&l

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status