Share

Bab 25. Pengakuan Gina

Mentari pagi telah kembali menyinari cerah dengan suasana kamar yang tampak menggelap tanpa lampu menerangi. Tanpa malu-malu sang mentari membuat siapa saja akan bahagia menyambut kehadirannya.

Dulu, Gina menyukai mentari terbit. Akan tetapi matahari saja sudah tidak mampu lagi membuat hati Gina seperti dulu atau sekadar berbahagia, hatinya kini sangat miris. Gina masih ingat perlakuan Aston semalam.

Semalaman ia tidak bekerja, memilih menghabiskan waktu di kamar merenungi nasib na'as yang kini harus ia jalani dengan hati perih.

Gina memaksa diri terbangun dari tidur tidak nyenyak. Ia menatap terusan brokat pemberian Revan terobek bahkan meninggalkan luka pada sudut bibir atas tamparan keras Aston. Gina merasakan tubuhnya bak dipukul orang sekampung.

Letih dan melelahkan.

Sambil menahan kesakitan, Gina pun menujun kaca rias kamar. Ia menatap wajah serta tubuhnya yang kini acakkan

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status