Share

Di Pengadilan

last update Huling Na-update: 2025-08-07 00:20:54

Luciana terdiam. Matanya membelalak. Dia hampir merasa lega mendengar permintaan maaf ibu mertuanya. Hampir saja dia memeluk tubuh tua itu, sebelum permintaan Helena untuk memberi Felix kesempatan, membuat tubuhnya menjadi kaku.

"Apa?"

Suaranya sedikit tersendat, akibat rasa tak percaya setelah mendengar permintaan itu. Dia menggeleng dan segera melepaskan tangan Helena. "Maaf, Ma, aku tidak bisa. Aku memaafkan Mama, tapi aku tidak bisa memaafkan Felix atau memberinya kesempatan lagi."

Wajah Helena pucat, kini semakin pucat mendengar jawaban Luciana. Tentu saja, pikiran untuk memengaruhi Luciana adalah hal yang mudah, mengingat wanita itu berhati lembut. Namun siapa sangka, Helena akan mendapat jawaban lain dari mulut menantunya.

"Apa maksudmu tidak akan memberi kesempatan Felix lagi? Luci, Felix sudah menyesali semuanya. Tolong kamu pikirkan untuk kembali. Mama janji, Mama tidak akan memperlakukanmu dengan buruk lagi."

Tangan Helena terulur. Bermaksud menyentuh Luciana, tapi wanit
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter
Mga Comments (2)
goodnovel comment avatar
Koran Meikarta
ada sebab, ada akibat. begitulah hidup
goodnovel comment avatar
Ku Maters
Sbnernya ksian felix yp krn ulhnya sm Victoria si
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Hasrat Tersembunyi Iparku   Keterbukaan

    Deg.Luciana tersentak. Tubuhnya langsung kaku saat pertanyaan itu keluar dari mulut Matthias. Dia melihat tatapan tajamnya yang seolah akan menembus kulit.Rasanya seakan baru saja tertangkap basah melakukan perbuatan buruk. Haruskah dia mengatakan sejujurnya? Bagaimana kalau Matthias marah? Tapi dia tidak bisa menyembunyikan apa pun darinya. "Luci, kau keluar?"Pertanyaan itu kembali diulang. Kali ini sedikit menuntut, meminta penjelasan. Tentu karena Matthias tidak tahu soal Luciana yang pergi.Selama tinggal di sana, biasanya Luciana jarang keluar. Jika keluar, itu pun sering bersama Matthias atau memberi kabar lebih dulu. Bukan pergi begitu saja."Itu ... iya, aku keluar sebentar," jawabnya setelah berpikir singkat."Ke mana? Apa kau menemui mertuamu lagi?""Huh? Tidak. Aku tidak ke sana. Kenapa kamu berpikir begitu?" Luciana menggelengkan kepalanya cepat. Dia sekilas melihat tatapan kesal Matthias. "Aku tidak berniat datang ke sana lagi. Kamu tahu sendiri, aku benci Felix."Rau

  • Hasrat Tersembunyi Iparku   Mulai Posesif?

    Suasana hati Luciana memburuk setelah tiba di apartemen. Dia tidak bisa berhenti memikirkan apa yang terjadi tadi, termasuk bagaimana ibunya mengambil sikap. Rasa kecewa dan kemarahan bercampur di dalam hatinya. Luciana ingin melampiaskannya, tapi dia tahu itu percuma. Akhirnya, dia memutuskan untuk menyibukkan diri dengan pekerjaan. Duduk di ruang tengah dan mengecek ulang semua agenda Matthias. Salah satu hal yang bisa membuatnya lupa, selain melampiaskannya pada sesuatu. Luciana larut dengan cepat. Tenggelam dalam pekerjaannya. Setidaknya sampai suara notifikasi pesan, mengalihkan perhatiannya. Dia melirik. Luciana hampir mengira itu adalah ibunya yang mencoba untuk membujuknya lagi, tapi bukan. Itu adalah pengacaranya. Pesan itu pun segera dibukanya dengan cepat. Luciana merasakan firasat baik dan senyumnya mengembang saat dia membaca pesan berisi kabar, jika tidak ada kendala dalam penyerahan berkas ke pengadilan. Semua berjalan lancar. Dia tidak membuang waktu untuk membal

  • Hasrat Tersembunyi Iparku   Situasi yang Rumit

    "Akhh! Aku tidak percaya! Dia melawan Ayah seperti itu! Dia benar-benar sudah memiliki keberanian semenjak bersama Matthias!"Victoria berteriak kesal. Dia menghentakkan kakinya. Tidak terima karena bukannya mendapatkan apa yang dia mau, justru Luciana malah melawannya. Bahkan berani melawan ayahnya, yang padahal sebelumnya wanita itu selalu takut. Richard sendiri diam. Duduk termenung di sofa. Tak menanggapi luapan kekesalan putrinya, tapi jelas membenarkannya diam-diam. Dia juga telah melihatnya, entah keberanian macam apa yang dimiliki Luciana tadi. Wanita itu seolah menumpahkan seluruh apa yang dipendamnya. Tidak sedikit pun terpengaruh terhadap apa yang dikatakannya. "Ayah, kita tidak bisa seperti ini. Kita harus melakukan sesuatu. Aku tidak mau bercerai dengan Matthias," ucap Victoria yang kini berjalan dan duduk di sebelah Richard. Ada kekhawatiran dan ketakutan yang tergambar jelas di wajahnya. Victoria gelisah karena tak sesuai rencana, Luciana tidak menurut pada mereka.

  • Hasrat Tersembunyi Iparku   Setiap Orang Memiliki Hak

    "Saya tidak mungkin menjauhi Matthias. Saya bekerja dengannya dan kalau dia mau menceraikan Victoria, itu adalah haknya," jawab Luciana acuh tak acuh. Dia menahan seringai puas di bibirnya. Meski kabar ini dia dengar bukan dari Matthias langsung, tapi dia puas. Luciana tidak bisa menahan rasa senang memikirkan Matthias akan segera berpisah dari Victoria. "Saya sama sekali tidak punya hak untuk memintanya membatalkan perceraian."Luciana mengatakannya dengan penuh percaya diri dan dia melihat raut wajah kaget pada ketiga orang di hadalannya. Termasuk Victoria yang wajahnya merah padam dan menatap seakan ingin menelannya hidup-hidup. Namun dia tidak peduli lagi. Dia tidak takut sekarang. Sekali pun tidak akan lagi dianggap oleh mereka, termasuk ibunya, dia sekarang bisa membiayai hidupnya sendiri. "Kau tidak tahu malu! Kau pasti senang dengan ini! Sejak awal, kau mau merebutnya dariku kan?"Luciana tersenyum mendengar suara kemarahan Victoria. Dia melipat kedua tangannya santai. "Se

  • Hasrat Tersembunyi Iparku   Perlindungan atau Intimidasi?

    "Ibu menamparku?" Luciana bertanya dengan suara tercekik setelah beberapa saat terdiam. Dia mengangkat kepala dan menatap Isabelle yang masih menunjukkan ekspresi tidak senang. Sementara Victoria tampak tersenyum puas. "Ibu hanya ingin kamu sadar dan tidak lagi bersikap arogan di depan Ayah dan adikmu. Bersikaplah seperti wanita dari keluarga terhormat." Wanita dari keluarga terhormat? Luciana tersenyum getir, lalu menunduk dan tertawa kecil. Dia melepaskan tangannya dari pipi. Menatap kembali ibunya yang terlihat kebingungan karena dia tiba-tiba tertawa padahal tidak ada sesuatu yang lucu. "Ibu ingin aku jadi wanita terhormat atau ingin aku tunduk pada orang yang menindasku?" "Turunkan egomu. Ini bukan saatnya untuk berdebat. Tidak ada salahnya minta maaf dan akui kesalahanmu." "Aku tidak salah!" seru Luciana setengah berteriak. "Harus berapa kali aku bilang, ini semua Victoria yang mulai! Sebaiknya Ibu berhenti membelanya. Anak Ibu itu aku atau dia?" "Kamu. Tentu s

  • Hasrat Tersembunyi Iparku   Siapa yang Salah?

    "Kamu tahu apa kesalahanmu?"Luciana menatap Richard yang melontarkan pertanyaan bernada menuduh terhadapnya. Sementara dia duduk seperti seorang terdakwa di kursi pesakitan. Menghadapi ketiga orang yang ironisnya adalah keluarganya. Kedua tangannya mengepal dengan bibir yang membentuk garis tipis. "Aku tidak salah."Luciana menolak untuk mengakui kalau dia salah atas apa yang terjadi sekarang. Dia juga tidak pernah mau seperti ini. "Victoria yang memulai.""Apa? Beraninya kau menyalahkanku! Semua masalah ini berawal darimu!" Victoria memprotes. Tidak terima saat dirinya disalahkan. Namun Luciana juga tidak mau jadi kambing hitam, di saat dia lebih banyak merasakan luka di sini. "Kau tidur dengan Felix dan semua itu salahku? Kau bukan hanya tidak tahu malu, tapi juga tidak tahu diri.""KAU!""CUKUP!"Richard membentak. Menahan kemarahan Victoria yang akan tumpah atas kata-kata kasar yang terlontar dari mulut Luciana. Richard jelas tidak terima karena Luciana yang begitu berani. Mer

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status