Share

Hangover

last update Huling Na-update: 2025-07-16 15:01:55

Luciana mengerang gelisah dalam tidurnya. Dia merasakan sakit kepala dan sensasi mual yang teramat sangat, hingga matanya terbuka seketika.

Dia belum sempat memikirkan apa pun ketika tubuhnya bergerak secara refleks mencari kamar mandi dan muntah di sana. Rasa pusing dan sakit kepala yang hebat, membuatnya benar-benar kesulitan.

Suaranya yang tidak berhenti, berhasil mengganggu tidur Matthias. Dia membuka matanya dengan terpaksa dan mengernyit ketika mendengar suara seseorang yang muntah-muntah.

Matthias mengumpulkan kesadarannya dan menoleh ke samping. Ketika akhirnya dia segera mengingat semuanya dan terkejut menyadari Luciana tidak ada di sampingnya.

Pikirannya terkoneksi pada suara di kamar mandi. Masih agak linglung, dia bangun dari ranjang dengan hanya memakai boxer. Berjalan tergesa-gesa ke dalam kamar mandi dan mendapati Luciana memang di sana.

"Luci, apa yang terjadi?"

Wanita itu mengangkat wajahnya yang pucat. Matthias bisa Luciana tidak baik-baik saja. Seketika dia sad
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Hasrat Tersembunyi Iparku   Memprovokasi

    "Keadaan Anda sudah jauh lebih baik. Tidak perlu sampai ke rumah sakit, tapi saat ini, Anda masih harus tetap memakai infus. Saya akan kembali mengecek keadaan Anda nanti sore."Luciana diam dan mendengarkan semua penjelasan dokter pria yang tersenyum ramah padanya. Dia telah menjalani memeriksa siang ini, ditemani oleh Matthias. Masih di kamar pria itu. "Baik, Dok. Terima kasih banyak.""Kira-kira, berapa lama sampai dia sembuh?" Matthias yang mendengar, ikut bertanya. "Saya tidak bisa memastikan, tapi kalau kondisinya semakin membaik. Besok pasien akan sembuh.""Begitu, baiklah." Matthias mengangguk puas dan melirik Luciana. Dia tersenyum. "Istirahatlah, aku akan mengantar Dokter Ravek."Luciana membalas senyum itu dan mengangguk. Dia masih dalam posisi berbaring. Tak berdaya karena rasa lemas yang mengganggunya. Gara-gara dia asal minum, dia malah sakit. Walau kini, semuanya terasa lebih baik setelah Matthias merawatnya dan dia sempat tidur. Perhatian Matthias terhadapnya, bena

  • Hasrat Tersembunyi Iparku   Sedikit Bersenang-senang

    "Aku tidak akan ke kantor hari ini, Kimi. Luciana juga. Untuk rapat, reschedule saja. Ya, kau bisa kirimkan laporan lewat email."Kelopak mata Luciana bergerak. Samar-samar, telinganya menangkap suara yang tak asing. Suara yang begitu famillier dan membuatnya membuka mata perlahan. Luciana mengernyit saat rasa sakit menyerang kepalanya. Tidak, tubuhnya juga sedikit sakit, seakan remuk redam. Dia mengerang tertahan. Pandangannya masih buram, tapi dia melihat seorang pria yang berdiri dekat jendela dalam posisi membelakangi. Silau matahari, membuatnya sulit untuk melihat jelas, tapi perlahan, pandangannya tidak lagi buram. Dia mengalihkan perhatiannya ke arah lain dan menyadari itu adalah kamar tidur. Luciana berusaha bangun, tapi rasa sakit langsung dirasakannya di bagian tangan. Saat menoleh, dia melihat jarum infus sudah terpasang. Sontak dia kembali diam. Berbaring dengan kebingungan. "Luci? Kau sudah bangun?"Suara Matthias yang memanggil, mengalihkan fokusnya. Dia melihat pri

  • Hasrat Tersembunyi Iparku   Hangover

    Luciana mengerang gelisah dalam tidurnya. Dia merasakan sakit kepala dan sensasi mual yang teramat sangat, hingga matanya terbuka seketika. Dia belum sempat memikirkan apa pun ketika tubuhnya bergerak secara refleks mencari kamar mandi dan muntah di sana. Rasa pusing dan sakit kepala yang hebat, membuatnya benar-benar kesulitan. Suaranya yang tidak berhenti, berhasil mengganggu tidur Matthias. Dia membuka matanya dengan terpaksa dan mengernyit ketika mendengar suara seseorang yang muntah-muntah. Matthias mengumpulkan kesadarannya dan menoleh ke samping. Ketika akhirnya dia segera mengingat semuanya dan terkejut menyadari Luciana tidak ada di sampingnya. Pikirannya terkoneksi pada suara di kamar mandi. Masih agak linglung, dia bangun dari ranjang dengan hanya memakai boxer. Berjalan tergesa-gesa ke dalam kamar mandi dan mendapati Luciana memang di sana."Luci, apa yang terjadi?" Wanita itu mengangkat wajahnya yang pucat. Matthias bisa Luciana tidak baik-baik saja. Seketika dia sad

  • Hasrat Tersembunyi Iparku   Hasrat Tertahan

    "Luci? Apa yang sedang kau lakukan di sana?" tanya Matthias, segera setelah rasa kagetnya reda. Dia mendekat dan menyentuh bahunya, sampai sosok yang duduk di kursi dapur dengan rambut menjuntai itu menoleh. Menatapnya dengan penampilan yang sedikit kacau. Rambutnya berantakan. Air mata membasahi wajah, hidung itu memerah dan kesedihan luar biasa terlukis di sana. Itu jelas Luciana, tapi wanita itu tampak sedikit berbeda. Matthias mengernyit dan mengalihkan perhatiannya ke arah lain, sampai dia menemukan sebotol wine dan gelas sloki di meja. Dia tersentak. Itu adalah miliknya. Pandangannya kembali beralih pada wanita itu dengan mata menyipit. "Kau mabuk?"Tangisan yang tadi sempat terhenti, kini kembali terdengar. Lirih. Luciana tampak menggelengkan kepala dengan mata yang menatap sayu. "Aku tidak mabuk. Hanya minum sedikit."Alis Matthias terangkat. Ragu. Dia mengambil botol wine dan menyadari betapa ringannya. Boto itu jelas kosong. Refleks dia meletakkan lagi sembari mengurut p

  • Hasrat Tersembunyi Iparku   Skenario Matthias

    "Uhuk! Jadi kau membawa iparmu itu ke apartemenmu? Kau benar-benar serius dengannya?"Matthias menenggak minumannya sembari menatap Mike yang terdesak setelah mendengar ceritanya. Mereka kini ada di salah satu bar setelah sebelumnya, dia pergi mencari orang yang bisa membantu mengurus perceraian Luciana dan Felix. Itu memakan waktu cukup lama, sampai dia kemudian baru bertemu dengan Mike sore harinya. Di sini, saat ini. Banyak hal yang mereka bahas, sampai tak terasa, hari mulai gelap. "Ya, aku serius.""Itu mengejutkan, Matthias. Ini benar-benar gila. Aku tidak menyangka kisah rumah tanggamu begitu rumit, tapi baguslah kalau sudah ketahuan." Mike mengangguk lega, meski dia terkejut setelah mendengar kisah perselingkuhan Victoria dengan suami Luciana. Itu diperumit dengan perasaan Matthias yang ternyata menyukai Luciana. "Tapi ... apa tidak terlalu kejam kau menunjukkannya langsung pada Luciana? Dia pasti sangat syok setelah melihatnya."Matthias diam sesaat. Teringat dengan Lucia

  • Hasrat Tersembunyi Iparku   Tinggal dengan Matthias

    Keheningan menyelimuti perjalanan mereka yang entah ke mana. Luciana kini bersandar dan menatap jendela dengan wajah murung. Ada luka dan kekecewaan yang luar biasa dia rasakan saat ini. Hatinya perih. Sakit dan dadanya sesak. Air mata menetes tanpa sadar setelah tadi dia coba menahannya. Ini terlalu mengejutkan. Dia hanya ingin rasa lelahnya dibayar dengan pelukan hangat dan senyum sang suami. Memperbaiki semua dan memulainya dari awal, tapi malah dia melihat sesuatu yang tak pernah dia duga. Luciana hanya bisa terisak sekarang. Menahan rasa kesal karena kebodohannya sendiri. Sampai sebuah tangan terulur dan menyodorkan sapu tangan ke arahnya. Dia menoleh dan melihat Matthias meliriknya. "Kau bisa menggunakannya. Menangislah sampai puas jika itu bisa membuatmu lega."Luciana meraih sapu tangan itu dan langsung menangis keras. Dia sesenggukan. "Aku benar-benar sangat bodoh. Aku memberinya kesempatan, tapi dia kembali mengkhianatiku. Aku menyesal percaya padanya."Luciana mengusap

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status