Share

Keributan Kecil

last update Huling Na-update: 2025-07-03 23:16:50

"Kau baik-baik saja, Luci?"

Luciana mendongak. Menatap Matthias yang menggenggam tangannya saat pria itu menuntunnya kembali ke area pesta. Pikirannya terasa kacau setelah mereka turun dari rooftop.

Luciana tidak bisa fokus karena Matthias dan mungkin efek alkohol yang tadi diminumnya. Itu mengirimkan perasaan panas dalam dirinya, ditambah kehangatan tangan pria itu yang menyentuhnya, juga membuatnya merasa aneh. Dia bahkan sempat berpikir yang tidak-tidak tadi.

Tidak. Mereka tidak macam-macam. Hanya menikmati suasana malam dan minum bersama. Meski perkataan dan setiap perlakuan yang begitu hangat Matthias, membuatnya merasa mereka lebih intim.

"Ada apa?"

Luciana kembali tersadar. Dia terkejut ketika menyadari dirinya masih menatap Matthias dan berhenti di lorong hotel, tak jauh dari ruang pesta.

"A-ah, tidak. Aku tidak apa-apa," ucapnya sambil tergagap. Kepalanya tertunduk malu. Dia tertangkap basah karena terus melihat pria itu. "Sepertinya aku hanya sedikit pusing karena minum
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Hasrat Tersembunyi Iparku   Tinggal dengan Matthias

    Keheningan menyelimuti perjalanan mereka yang entah ke mana. Luciana kini bersandar dan menatap jendela dengan wajah murung. Ada luka dan kekecewaan yang luar biasa dia rasakan saat ini. Hatinya perih. Sakit dan dadanya sesak. Air mata menetes tanpa sadar setelah tadi dia coba menahannya. Ini terlalu mengejutkan. Dia hanya ingin rasa lelahnya dibayar dengan pelukan hangat dan senyum sang suami. Memperbaiki semua dan memulainya dari awal, tapi malah dia melihat sesuatu yang tak pernah dia duga. Luciana hanya bisa terisak sekarang. Menahan rasa kesal karena kebodohannya sendiri. Sampai sebuah tangan terulur dan menyodorkan sapu tangan ke arahnya. Dia menoleh dan melihat Matthias meliriknya. "Kau bisa menggunakannya. Menangislah sampai puas jika itu bisa membuatmu lega."Luciana meraih sapu tangan itu dan langsung menangis keras. Dia sesenggukan. "Aku benar-benar sangat bodoh. Aku memberinya kesempatan, tapi dia kembali mengkhianatiku. Aku menyesal percaya padanya."Luciana mengusap

  • Hasrat Tersembunyi Iparku   Keputusan Akhir

    Cincin emas sederhana yang pernah Felix sematkan di jarinya, kini menggelinding di lantai. Tepat di bawah kaki Felix yang terperangah. Wajah pria itu memucat. Menatap cincin dan wajah dingin Luciana bergantian. "L-luci, jangan bercanda. Aku tidak akan menceraikanmu, Sayang."Diambilnya cincin itu oleh Felix. Dia menatap nanar Luciana. "Aku masih sangat mencintaimu.""Cinta?" Luciana tertawa. Sinis. Dia melirik jijik pada Felix dan semua omong kosongnya. "Kau pikir aku akan percaya lagi dengan omong kosongmu? Mereka yang mencintai pasangannya, tidak akan pernah mengkhianatinya, dan kau ... kau sudah dua kali melakukannya!"Wajah Felix semakin ditekuk. Muram. "A-aku tahu aku salah. Aku minta maaf, Luci. Aku tadi merasa mabuk. Aku tidak tahu kenapa aku melakukannya. Aku terbawa suasana begitu saja.""Aku tidak mau mendengar alasanmu lagi, Felix." Luciana mendengkus tak peduli. Dia berbalik menghadap Matthias yang masih di sana dan menggenggam tangannya. "Ayo! Aku muak di sini.""Ya."Lu

  • Hasrat Tersembunyi Iparku   Bercerai?

    Keheningan terjadi. Luciana kali ini menangkap basah perbuatan mesum suami dan adik tirinya. Dia tidak lagi menghindar seperti sebelumnya. Namun sialnya, melihat langsung adegan menjijikkan itu, matanya tiba-tiba memanas. Perih. Kedua tangannya mengepal. Mencoba berdiri dengan wajah tegak tanpa air mata, tapi... dia tidak bisa menahannya. Dia melihatnya langsung. Tubuh suaminya menempel dengan adiknya sendiri. "L-luci, aku bisa jelaskan!"Luciana menarik napas tajam ketika melihat Felix menarik diri dari tubuh Victoria yang bersandar di meja. Wanita itu terkesiap dan cairan menjijikan keduanya menetes, mengotori lantai dapur. Luciana ingin menjerit. Dia benar-benar ingin mengamuk dan melempari keduanya dengan apa pun, tapi tiba-tiba, matanya menjadi gelap. Dia refleks menyentuhnya dan menyadari itu adalah sepasang tangan yang menutup matanya. "Kau tidak perlu melihat hal yang menjijikkan dan mengotori matamu.""Matthias?"Luciana merasakan tubuhnya yang tegang, rileks perlahan.

  • Hasrat Tersembunyi Iparku   Diselingkuhi, Lagi

    "Kau akan memberikan itu untuk suamimu?"Matthias melirik Luciana yang memegang kotak kecil berbungkus pita berwarna merah di pangkuannya. Dia tahu apa yang ada di dalamnya. Sebuah jam tangan yang sempat dikira akan diberikan padanya, karena wanita itu sempat memintanya membantu memilih. "Iya, ini untuk Felix. Jam tangannya rusak. Aku ingin memberikannya hadiah."Luciana tersenyum tipis. Menatap kado kecil darinya untuk sang suami. Dia sudah memutuskan untuk mulai menumbuhkan kembali kepercayaannya pada Felix.Tidak akan ada sakit hati. Tidak akan ada lagi tembok tinggi. Dia akan berusaha mengikhlaskan semuanya dan merajut kembali rumah tangganya. Felix juga masih mencintainya dan cemburu pada Matthias. Dia akan percaya kalau Felix akan setia padanya seperti janji pria itu. "Dasar bodoh.""Apa? Kamu mengatakan sesuatu?"Luciana menembak langsung ke arah Matthias. Menatap pria itu dengan mata memicing. Dia sepertinya mendengar umpatan pria itu. "Kau bodoh."Luciana melongo. Dia ber

  • Hasrat Tersembunyi Iparku   Perasaan yang Diingkari

    "Ughhh ... shhh ...."Luciana refleks memejamkan mata dan menengadah. Menahan rasa perih saat tangan Matthias membersihkan lututnya yang terluka. "Apa itu sakit?"Matanya kembali terbuka. Dia menunduk dan menatap Matthias dengan bibir mendesis. Kepalanya menggeleng. Walau rasa sakit cukup mengganggu, dia mencoba melawannya. "Tidak terlalu. Sedikit perih.""Ini akan segera sembuh."Luciana mengangguk dan melihat Matthias meniup luka itu, lalu mulai memberinya obat sebelum akhirnya menutup lukanya. Matanya tak berpaling sedikit pun. Dia mengamati bagaimana iparnya begitu serius merawatnya. Luciana harusnya melakukannya sendiri, tapi Matthias memaksa membantunya. Tak peduli bagaimana dia menolak pria ini, Matthias begitu perhatian padanya. Kenapa? Sebenarnya apa yang istimewa dari dirinya sampai pria sehebat ini bisa menyukainya? Meski Luciana sudah mendengar penjelasannya, tetap saja dia masih ragu. Masih ada begitu banyak wanita yang memiliki kelebihan dibanding dirinya. Kenapa M

  • Hasrat Tersembunyi Iparku   Kejujuran Matthias

    Matthias merajuk.Luciana menghela napas, lagi dan lagi. Suasana hati pria itu sedang buruk, dan dia jadi gampang tersulut—bahkan untuk kesalahan kecil. Meski tak pernah membentak atau mengeluarkan kata kasar, ucapannya cukup menusuk."Kalau kau tak bisa bekerja dengan benar, lebih baik tidak usah bekerja. Kau pikir proyek ini murah? Aku sudah mengeluarkan miliaran untuk ini!""Maaf, Pak, kami akan memperbaikinya dan bekerja lebih keras," jawab penanggung jawab kontruksi. Dia mengangguk pelan, tak berani membantah kata-kata Matthias. "Aku ingin kalian bekerja serius, karena ini bukan taman bermain."Luciana hanya melirik prihatin pria yang dimarahi Matthias karena mendapati beberapa pekerja kontruksi melakukan kesalahan dan tampak malas-malasan. Bahkan ketika tata letak material menghalangi jalan, pria itu marah. Dia ingin sekali menegurnya, karena Matthias berlebihan, tapi dia menyadari pria itu sedang sensitif. Semua itu akibat ulahnya. Luciana menarik napas dan meringis. Dia har

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status