Beranda / Urban / Hasrat sang PEBINOR / Kejutan Kekecewaan

Share

Hasrat sang PEBINOR
Hasrat sang PEBINOR
Penulis: Cancer Girl

Kejutan Kekecewaan

Penulis: Cancer Girl
last update Terakhir Diperbarui: 2023-06-04 15:18:05

"Jhulie! Apa yang kamu lakukan? Keterlaluan kamu. Beraninya kamu selingkuh, kalau tetangga sampai tahu, apa jadinya? Memalukan!"

Di sebuah rumah baru, seorang pria bernama Rochman baru saja memergoki istrinya, Jhulie tengah selingkuh dengan tetangganya yang juga merupakan tetangga baru.

Saat itu, Rochman baru pulang kerja, pria berahang tegas itu bekerja di sebuah restoran milik orang asing. Karena hari itu istrinya berulang tahun, jadi Rochman sengaja pulang lebih awal, dia berniat memberi kejutan untuk istrinya. Dengan membeli kue ulang tahun serta sebuah kalung yang telah lama Jhulie incar di sebuah toko mas.

Rochman sudah tidak sabar ingin bertemu dan memeluk Jhulie, serta menghabiskan kue ulang tahun bersama. Senyum Rochman mengembang sempurna, manakala membayangkan dirinya memakaikan kalung di leher jenjang Jhulie.

Bayangan itu sungguh terlalu indah untuk Rochman!

Setelah masuk rumah, Rochman merasa heran, karena rumahnya tampak sepi. Bisanya pukul segitu, Rochman selalu mendapati Jhulie sedang menonton televisi di ruang tengah.

'Apa Jhulie tidur, ya? Ah ... mungkin dia capek,' batin Rochman.

Pria itu pun berjalan menuju kamarnya, sampai di depan pintu, pria itu menghela napas menghilangkan kegugupannya.

"Ah ...."

Ketika hendak menekan kenop pintu, tanpa sengaja Rochman mendengar suara desahan dari dalam kamar. Rochman pun penasaran, dia menempelkan telinganya ke pintu.

"Terus, Nio, nikmat sekali, ah ...."

Jantung Rochman berdebar seketika, mendengar desahan demi desahan yang keluar dari bibir seorang wanita, yang bahkan Rochman pun mengenalinya.

Karena didorong rasa penasaran yang besar, Rochman segera menekan kenop pintu, dan pintu pun terbuka karena ternyata tidak terkunci.

Kedua bola mata Rochman membulat seketika melihat Jhulie tengah digagahi pria lain, yang juga kenal baik dengan Rochman. Pria itu adalah Antonio, tetangga sebelah.

Bak tersambar petir, Rochman menjatuhkan kue ulang tahun yang dia pegang. Sementara dua orang yang tengah bergumul, pun menghentikan aktifitasnya. Raut terkejut memenuhi wajah mereka semua, baik Antonio, maupun Jhulie.

"A-apa yang kalian la-lakukan?" gagap Rochman dengan suara bergetar. Dia ingin sekali menangis, namun sadar bahwa dirinya adalah pria, dan tentu saja tidak pantas untuk menangis.

"Sayang, kenapa kamu pulang tidak mengabari dulu? Dan, tumben sekali kamu pulang awal? Biasanya jam sepuluh malam kamu baru pulang." Jhulie menyambar selimut, dan menutupi tubuh polosnya.

"Kalau aku memberitahumu, aku tidak akan pernah melihat kejadian ini. Jadi, ini yang kamu lakukan setiap aku kerja? Keterlaluan kamu, Jhul. Kurang apa aku, hah? Aku sudah berusaha menuruti semua kemauan mu, tapi ... seperti inikah balasan mu?" Rochman berkata dengan nada tinggi.

"Sayang, ini tidak seperti yang kamu lihat." Jhuli memegang tangan Rochman, namun dengan sigap pria itu menepisnya dengan kasar.

Sementara Antonio telah selesai berpakaian, dia sama sekali tidak merasa bersalah dengan perbuatannya. Justru dia seolah merasa puas dengan pertengkaran pasangan suami istri itu.

"Katakan! Sejak kapan kamu mulai berselingkuh dan bermain gila di belakangku? Sejak kapan!" Rochman berteriak kesetanan. Sorot matanya dipenuhi dengan kilatan amarah, bahkan kedua tangannya mengepal, hingga memperlihatkan buku-buku kukunya yang berwarna putih.

"Sayang, kamu tenanglah dulu, kita bisa bicara baik-baik," kata Jhulie berusaha menenangkan suaminya itu.

Plak!

Sebuah tamparan sukses mendarat di pipi tirus Jhulie. Tamparan yang berasal dari tangan kekar Rochman seolah menyalurkan rasa panas di dadanya.

"Aku sudah tidak mau mendengar alasan apa lagi darimu! Lihatlah lehermu, sungguh menjijikkan!" Rochman menunjuk beberapa tanda merah pada leher Jhulie.

Namun Jhulie tidak menghiraukan hal itu, dia malah menoleh ke arah Antonio. Pria tampan itu sama sekali tidak terkejut, ataupun merasa berdosa. Dia justru tersenyum smirk. Jhulie pun membalas senyuman Antonio.

Rochman kini mengalihkan pandangannya kepada Antonio.

"Dan kamu ... apa kamu tahu, perempuan ini siapa?" ujar Rochman sambil menunjuk ke arah istrinya.

Antonio tersenyum penuh makna. "Memang kenapa? Aku tahu, kalau dia ini istrimu. Tapi, bukan aku yang menggoda dia, tapi istri kamulah yang genit denganku."

"Tapi, seharusnya kamu sadar diri. Kalau kamu memang tahu dia itu istriku, ketika dia menggodamu, harusnya kamu menghindar dan menolak. Bukan malah mengambil kesempatan, dan melayaninya. Benar-benar tidak punya perasaan. Matamu buta, istri tetangga pun kamu tikung!" ketus Rochman.

"Sudahlah, jangan berisik! Aku menjalin hubungan dengan Nio, baru tiga bulan, puas kamu?" sambung Jhulie.

Tatapan netra Rocman beralih menatap Jhulie, "apa kamu bilang? Tiga bulan kamu bilang baru? Keterlaluan kamu!" bentaknya.

Jhulie diam tak menjawab ucapan Rochman ....

"Apa kurangnya aku?" ujar Rochman mengiba.

"Mau tahu, kurangnya kamu? Kamu kurang memberiku kepuasan," tegas Jhulie.

Rochman diam mencerna ucapan Jhulie. Seketika dia sadar, bahwa dirinya memang jarang sekali memberi nafkah batin kepada istrinya, lantaran dia selalu pulang malam, dan rasa lelah membuat Rochman langsung tidur setelah pulang bekerja.

Hal itu membuat Jhulie merasa kesepian, dan kurang belaian. Akibatnya, selama tiga tahun pernikahan mereka, belum juga dikaruniai sang buah hati.

"Tapi tidak begini juga caranya. Kita bisa bicarakan baik-baik. Bukan malah selingkuh di belakangku, nekat bermain gila dengan pria lain, di rumah ku pula," tandas Rochman.

"Sudahlah, aku sudah muak denganmu. Hidup tiga tahun, sama sekali tidak bahagia," kata Jhulie dengan nada santai.

Merasa lelah berdebat, Rochman pun pergi meninggalkan kedua insan itu. Dia mengendarai mobilnya dan segera berlalu meninggalkan rumahnya yang belum lama dia beli dari hasil kerjanya. Rumah lamanya dia jual murah, lantaran sudah tidak layak pakai.

****

Sementara Jhulie tersenyum simpul, dan memandang Antonio dengan sorot mata berbeda. "I love you," bisiknya.

"Kenapa kamu menikah dengannya, tapi malah selalu melakukannya denganku?" tanya Antonio balas menatap Jhulie.

"Sudah kukatakan, kalau aku kesepian. Aku punya suami, tapi seperti hidup sendiri, tidur pun terasa sendirian. Dia selalu sibuk kerja, tidak pernah sama sekali meluangkan waktu untuk bercinta denganku," ungkap Jhulie.

Antonio tersenyum penuh makna. "Terus, atas dasar apa kita melakukan ini semua?" tanyanya pada Jhulie.

Jhulie mengesah kasar. "Bukankah kamu mencintaiku? Jangan bilang, kalau yang kita lakukan hanya sebuah perselingkuhan semata."

Antonio menarik napas dalam-dalam, kemudian menghembuskannya perlahan. "Andai saja dulu kamu menikah denganku, perselingkuhan ini tidak seharusnya terjadi."

"Dulu kapan? Kita saja baru kenal dua bulan. Itupun karna aku pindah rumah," ujar Jhulie sedikit memakai logika.

Antonio diam, dia membenarkan ucapan Jhulie.

****

Sementara Rochman terus mengendarai mobilnya. Dia tidak tahu hendak kemana saat itu. Tanpa sadar netranya basah.

"Ya Tuhan, mimpi apa aku semalam, hingga melihat pemandangan menjijikkan seperti tadi? Terus, apa yang harus aku lakukan sekarang, Tuhan?" lirih Rochman sambil terus menggerakkan stang bundarnya.

Pria itu merasa bimbang kini. Hendak kemana dirinya?

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Totok Haryanto
laki laki tolol kenapa ga di gebukin cerita ga masuk akal botol
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Hasrat sang PEBINOR   Akhirnya... (End)

    Hari demi hari, Rochman mendampingi Puput menjalani kehamilan pertamanya dengan bahagia. Ibunda Rochman dan orang-orang di sekeliling menghujaninya dengan berbagai macam perhatian.Bahkan Rochman kini sudah tak berani menyentuh Puput setiap malam, meskipun dokter memperbolehkan hal itu, di masa kehamilan tua.Dan hari yang dinantikan pun tiba ... suatu malam, Puput merasakan dorongan yang kuat dari dalam perutnya. 'Duh, sakit sekali,' batinnya.Puput bahkan tak sanggup untuk berjalan lagi. Dia hanya membungkukkan badannya, bertumpu pada ranjang sambil meringis menikmati rasanya kontraksi.Rochman yang mengetahui hal itu benar-benar panik, tak henti-hentinya dia mengusap punggung istrinya sambil sesekali mengusap keringat di dahinya."Sepertinya, kamu sudah mau melahirkan, sayang," kata Rochman."Iya nih, Mas, sakit sekali, tidak kuat aku." keluh Puput.Rochman bertambah panik, dia menemui sang ibu di dalam kamarnya, dan menceritakan apa yang dirasakan oleh istrinya."Kalau begitu, ayo

  • Hasrat sang PEBINOR   Sesuatu yang Tumbuh

    Satu minggu kemudian, Rochman mengajak sang ibu ke rumah Puput untuk melamar wanita tersebut."Put, apa kamu mau menerima Rochman di hati kamu?"Puput tersipu, dia menatap lekat ke arah Ibunda Rochman. "I-iya, Bu, saya mau."Ibunda Rochman tersenyum ramah, "terimakasih, ibu titip anak ibu ya, semoga kalian selalu diberikan kemudahan dalam segala hal, setelah menikah nanti.""Amin," lirih Puput.Kemudian Ibunda Rochman memakaikan cincin di jari manis Puput. Seketika Puput terharu, netranya tampak berkabut. Kemudian Puput memeluk Ibunda Rochman penuh haru."Jadi, satu minggu lagi kalian akan menikah?" tanya Ibunda Rochman kepada Rochman, wanita itu kembali memastikan rencana anaknya."Iya, Ma, dan aku sudah mantap," sahut Rochman antusias."Ibu pesan, jaga Puput baik-baik," kata Ibunda Rochman."Pasti, Bu," angguk Puput.Lama mereka berbincang, Rochman dan ibunya pun pamit undur diri. Mereka akan kembali ke rumahnya untuk mempersiapkan segala sesuatunya.Kini Ibunda Rochman berada di rum

  • Hasrat sang PEBINOR   Kemesraan Dua Insan

    Rochman menghirup aroma wangi dari tubuh Puput, membuat bagian bawah Rochman menegang. Perlahan Puput menjauhkan kembali wajahnya. Niat hati ingin menggoda Puput, namun justru dia sendiri yang terpancing.Rochman pun berjalan ke arah kulkas, dia membuka lemari pendingin itu, kemudian kembali mengambil air mineral dan berjalan lagi melewati Puput. "Pokoknya kamu jangan pulang dulu."Kemudian Rochman berjalan masuk ke dalam kamarnya, dia ingin menetralkan hati dan sesuatu yang menggelora itu.Sementara Puput bernapas lega, dia pun memegangi dadanya, merasakan detak jantungnya semakin kencang. 'Duh, kenapa aku seperti ini?' batinnya. Wanita itu benar-benar tak habis pikir mengenai tubuhnya.Tak lama Rochman keluar lagi menghampiri Puput. Tanpa aba-aba, pria itu langsung mendaratkan sebuah kecupan pada bibir Puput membuat wanita berstatus janda itu terbelalak.Namun Puput tak kuasa melawan Rochman, dan terjadilah pagut memagut dari kedua bibir itu. Lama mereka berdua berpagutan, akhirnya P

  • Hasrat sang PEBINOR   Cerita Cinta

    Kedua insan itu, kini saling meluapkan rasa cinta pada diri mereka masing-masing. Kini, tak ada lagi rasa ragu dan malu pada diri Puput, dia justru merasa nyaman dalam dekapan Rochman.Perlahan, Rochman melepaskan pelukannya kemudian kedua tangannya menangkup kedua sisi wajah Puput. Manik mata Rochman menelisik wajah Puput. Perlahan bibir Rochman mendekat.Namun seketika itu juga, Puput segera menjauhkan wajahnya. "Mas, ini di luar rumah, tidak enak kalau ada yang lihat."Rochman pun segera melepaskan tangan yang melekat pada wajah Puput."Ya sudah aku pulang dulu. Sudah malam," pamit Puput."Tunggu sebentar, jadi kamu mau menerima lamaranku?" harap Rochman.Puput pun membalikkan badan, dan berjalan menjauhi Rochman sambil bergumam ...."Tidak dalam waktu dekat ini, tadi itu aku hanya bilang, kalau aku cinta sama kamu."Rochman menepuk keningnya, kemudian menggelengkan kepala, merasa konyol dengan tingkah Puput. "Dia habis mimpi apa, sih?"****Keesokan hari, Puput bangun lebih awal.

  • Hasrat sang PEBINOR   Cinta tapi Malu

    "Hehe, ya sudah ayo." Rochman dan Puput pun segera kembali ke kantor.****Malam hari tiba, Rochman saat itu masih menonton televisi di ruang tengah. Saat itu dia tengah berada di rumah ibunya."Kamu belum tidur?" tanya Ibunda Rochman menghampiri anaknya dan duduk di sebelahnya."Belum ngantuk, Ma," ujar Rochman."Jangan tidur terlalu larut, tidak baik untuk kesehatan," pesan Ibunda Rochman."Iya, Ma." Rochman mengangguk."Oh ya, Ma, Loli sekarang dipenjara," kata Rochman.Ibunda Rochman terkesiap mendengar penuturan anaknya. "Jadi dia sudah ketangkap?""Sudah," jawab Rochman singkat."Ya sudah tidak perlu diungkit lagi, biarkan dia menerima balasan yang setimpal," kata Ibunda Rochman."Iya, Ma." Lagi-lagi Rochman hanya mengangguk."Terus, gimana hubungan kamu dengan Puput?" tanya Ibunda Rochman lagi"Aku belum bisa cerita sekarang, Ma. Mama doakan saja semoga bisa lanjut ke jenjang yang lebih serius," tutur Rochman. Dia tidan ingin berbicara lebih detail mengenai Puput yang belum sah

  • Hasrat sang PEBINOR   Mengunjungi Musuh

    Puput terkesiap, dia segera beranjak dari tempat duduknya, dan bergegas menuju kamar mandi. Beberapa saat kemudian, wanita itu telah berpenampilan rapi.Rochman tersenyum melihat Puput, "sekarang, giliran saya mandi," ujarnya kemudian berjalan menuju kamar mandi untuk melaksanakan ritual mandinya.Selesai mandi, Rochman mengajak Puput ke suatu tempat. Dia mengendarai mobilnya."Kita mau ke mana, Mas?" tanya Puput heran."Kita cari makan," sahut Rochman berdalih."Tapi, kita kan baru saja makan." Puput mengerutkan keningnya."Iya, tapi saya lapar lagi. Tidak tahu kenapa, saya lihat kamu bawaannya lapar terus, hehe." Rochman pun terkekeh.Puput menggelengkan kepalanya, merasa konyol dengan tingkah Rochman.Kini mereka sampai sebuah tempat, seketika Puput merasa aneh mengapa Rochman membawanya ke sebuah penjara."Lho, ini kan penjara, Mas?""Yang bilang toilet umum siapa?" kelakar Rochman kemudian mengajak Puput turun.Mereka berdua masuk ke dalam, dan disambut oleh seorang polisi. Rochm

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status