Home / Romansa / Hate to Love / Hate to Love. 01

Share

Hate to Love. 01

Author: flowerevil
last update Last Updated: 2022-07-02 18:51:17

Aliika membuka kedua matanya perlahan. Ia mengedarkan pandangannya ke sekitar. Ternyata dirinya tertidur di lantai kamarnya. Ia lalu berdiri dan duduk dipinggiran kasur queen sizenya, terdapat sebuah kaca berdiri. Ia lalu memandangi pantulan dirinya dari kaca itu, rambut acak-acakan karena semalam ia merasakan kepalanya yang pusing hebat, matanya yang sembab karena tak henti-hentinya menangis. Bibir pink yang sudah berubah menjadi putih pucat, dan perasaan yang benar-benar kacau saat sepintas teringat kejadian kemarin.

Di dunia ini tidak ada yang rela membiarkan orang yang dicintainya mencintai orang lain, dikecewakan dua kali oleh seorang laki-laki memang hal yang menyakitkan. Dua kali? Yap Aliika juga pernah mencintai seseorang tetapi orang itu tiba-tiba meninggalkannya tanpa sebab, hingga saat ini dia belum pernah lagi bertemu dengan sosok itu. Empat tahun Aliika mencoba melupakannya, dan dihadirkan dengan sosok yang Aliika yakini dia sebagai penyembuhnya, yaitu Danu.

Nyatanya? Pupus sudah harapan gadis itu, Danu ternyata selingkuh dengan wanita lain. Lebih tepatnya mengorbankan cinta tulus Aliika dengan dalih laki-laki itu tidak mau membuat penyesalan untuk sahabatnya. Disamping itu Aliika juga merasa bersalah pada wanita itu. Mungkin saja yang sebenarnya wanita itu memang sudah lama mencintai Danu tetapi ia pendam, karena Danu mencintai gadis lain yaitu Aliika.

Aliika hanya bisa menghela nafasnya dan mencoba bangkit kembali dari keterpurukan kisah cintanya yang selalu gagal.

Ia kemudian turun dari ranjang itu dan berjalan keluar kamar. Saat membuka pintu kamar dan sedikit melongok dari pinggiran tangga kamarnya, suasana sepi.  Sepertinya Ayahnya sudah bersiap ke kantor dan Bundanya sedang mempersiapkan berbagai hal di bawah sana.

Saat beberapa langkah menuruni anak tangga sayup-sayup Aliika mendengar suara orang yang sedang berdebat. Suara itu seperti milik Ayah dan sepupunya. Dengan rambut yang sedikit Aliika sudah rapikan, gadis itu melangkahkan kakinya menuju asal suara itu, yaitu ke arah ruang makan. Semakin dekat suara itu semakin jelas.

Dan benar saja ternyata Ayah dan sepupunya sedang berdebat disana.

“Om tidak bisa seperti ini!” ucap Andrian dengan nada tinggi.

Aliika sedikit terkejut dengan nada tinggi Andrian yang ia tujukan pada Ayahnya itu. Karena baru pertama kali ini ia melihat sepupunya bersikap seperti itu pada Ayahnya. Ya secara Andrian pernah berkata jika dirinya akan menghormati om nya itu karena sudah mau menampung dirinya di keluarganya.

Kedua orangtua Andrian telah meninggal dunia karena kecelakaan, karena Ayah Aliika adalah adik dari Ibu Andrian maka dari itu Ayah Aliika mau menerima Andrian di rumahnya. Toh juga sebenarnya Andrian adalah anak yang pekerja keras, rajin walaupun memang terkadang emosian.

Andrian dan Ayahnya masih belum menyadari keberadaan Aliika disana.

Terlihat Andrian yang berdiri di samping kursinya sedangkan Rama masih duduk di kursinya dan menatap tajam kearah Andrian. Disana juga ada Syifana yang hanya diam mendengarkan perdebatan itu.

Rama Pamungkas pemilik dari perusahaan Pamungkas Corp, Ayah Aliika yang selalu memanjakan putrinya itu. Syifana Gayatri pemilik butik terkenal yang saat ini butik nya sudah diserahkan pada putri semata wayangnya Aliika.

“Om hanya menginginkan yang terbaik buat Aliika.”

Jawab Rama dengan ekspresi tenang namun tatapan tajam menukik. Ia tidak ingin tersulut api kemarahan karena nada tinggi keponakannya ini, pria itu berusaha agar suasana tetap kondusif.

Andrian mengusap wajahnya, “Tapi kenapa harus dengan cara ini? Kenapa gak biarin Aliika menentukan pilihannya sendiri.”

“Ini yang diinginkan Aliika selama ini, Ndri.”

“Tapi dia bukan orang yang baik Om. Dan Om tahu itu, lalu kenapa Om malah jodohin Aliika sama orang itu.”

“Jodohin?” ucap Aliika mengulangi perkataan Andrian.

Seketika Andrian dan Rama langsung terdiam. Sedangkan Aliika berdiri mematung di sana. Tak ada lagi yang kembali berucap. Keadaan disana seketika hening dan atmosfer terasa begitu panas.

“Sayang kamu sudah bangun? Ayo sini kita sarapan dulu.” ucap Syifana berusaha merubah suasana disana. Namun Aliika sama sekali tak bergeming.

Gadis itu masih penasaran dengan ucapan sepupu dan Ayahnya itu.

“Ayah mau jodohin aku?” tanya Aliika pada Rama.

Rama langsung bangkit dari duduknya dan melangkah mendekati Aliika yang masih berdiri disana. Ia lalu mengusap pelan pangkal kepala Aliika agar putrinya itu dapat sedikit tenang.

“Iya, Ayah ingin jodohkan kamu dengan putra sahabat Ayah.”

“Aliika gak mau.” tolak Aliika secara langsung.

Dijodohkan? Ya Tuhan bahkan baru kemarin ia terjerat masalah percintaan yang gagal. Lalu sekarang apa? Dijodohkan, yang bahkan bukan dari keinginan gadis itu sendiri.

Syifana berdiri mendekati Aliika ia lalu menarik gadis itu untuk duduk di kursi yang ada di ruang makan itu. Ia mengelus punggung dan lengan Aliika lalu berkata lembut.

“Dengerin Bunda Al. Ayahmu tidak memaksamu untuk menerima perjodohan ini. Ayah hanya memintamu untuk bertemu dengan laki-laki itu dan setelah itu keputusan ada di kamu. Apakah kamu menerima perjodohan ini atau tidak. Oke?”

“Tapi Aliika tidak mau Bun, Aliika lelah dengan kisah cinta yang selalu gagal ini.” Gadis itu terus menolak perkataan Bunda dan Ayahnya. Bukan tanpa sebab, dirinya benar-benar sudah tidak yakin dengan jodohnya saat ini.

“Sayang, kamu putri Ayah yang baik. Ayah sudah membuat janji dengan sahabat Ayah. Tolong kamu datang ke pertemuan itu besok. Jangan buat Ayah malu dengan menolak datang kesana.” jelas Rama.

Aliika melihat Rama menatapnya dengan penuh harap. Kemudian tatapannya beralih pada Syifana yang tersenyum ke arahnya. Kemudian tatapannya beralih pada Andrian yang hanya diam dengan rahang mengeras. Laki-laki itu sedang menahan emosinya. Aliika menghela nafasnya.

“Baiklah Aliika akan datang besok.”

Rama mengangguk mantap.

“Oke masalah selesai. Sekarang kita makan bersama.” ucap Syifana.

Suasana sarapan kali ini tidak seperti biasanya yang dihiasi oleh ocehan Aliika dan Andrian. Kini mereka diam, karena Andrian masih belum bisa mengembalikan moodnya. Pria itu masih diam sejak tadi.

Aliika, Syifana, dan Rama terkejut saat tiba-tiba Andrian bangkit dari duduknya.

“Aku berangkat ke kantor dulu.” ucapnya sambil mencium tangan Rama kemudian Syifana. Tak lupa ia mengusap puncak kepala Aliika sebentar kemudian langsung berlalu pergi. Andrian sudah Aliika anggap seperti kakak kandung nya begitupun Andrian ia menganggap Aliika sebagai adik semata wayangnya.

Aliika menatap kepergian Andrian dengan sedih. Ia tidak suka jika laki-laki itu bersikap dingin. Ia takut kejadian masa lalu terulang lagi. Saat dimana kakaknya kabur karena masalah atas meninggalnya kedua orangtuanya.

“Sudah, nanti Andrian akan memperbaiki moodnya sendiri. Kamu tidak perlu khawatir, Sayang.” ucap Syifana yang paham akan kecemasan yang dirasakan Aliika terhadap Andrian.

Aliika hanya mengangguk. Semoga apa yang dikatakan orang tuanya itu benar.

Aliika pun memutuskan untuk mengunjungi kantor Andrian saja hari ini saat jam makan siang. Membawakan masakan kesukaannya dan makan bersama di kantornya. Pasti Andrian akan kembali ceria.

******

Sagara menatap pantulan dirinya di depan cermin sejenak. Kemudian tatapannya beralih pada botol-botol yang terbuat dari kaca di depannya. Kini pikiran Sagara kembali pada perkataan Papanya semalam. Soal perjodohan itu. Membuat seketika emosinya kembali memuncak.

Sagara mengacak rambutnya frustasi. Bagaimana bisa Papanya membuat keputusan untuk menjodohkannya dengan gadis itu. Gadis yang sangat dihindarinya empat tahun ini. Ya, meskipun Papanya tidak tahu tentang hal itu. Namun, kenapa Papanya masih saja mencoba untuk menjodohkan dirinya.

Ia belum setua itu hingga harus segera menikah. Atau Papanya memilih menikahkannya lebih cepat karena takut jika…

“Arrggh”

Pyarrr

Seketika cermin itu pecah saat Sagara menghantamnya untuk meluapkan emosinya. Semenjak mendengar soal perjodohan itu, Sagara jadi lebih mudah emosi. Apalagi setelah ia tahu dengan siapa ia akan dijodohkan.

Sagara mengambil serpihan cermin itu. Menatap dirinya dari sana yang terlihat kacau. Tiba-tiba wajahnya berganti oleh wajah seseorang yang melihat ke arahnya dengan tatapan sendu. Dari tatapan itu terlihat gurat kekecewaan yang besar. Air mata mengalir membasahi pipi merahnya.

Sagara terkejut melihatnya. Ingin rasanya ia memeluk orang itu namun tak bisa. Hati Sagara bergetar, entah mengapa ia merasa sakit melihat air mata itu.

Namun tiba-tiba wajah itu mulai memudar dan akhirnya hilang. Kini Sagara kembali melihat wajahnya. Tangannya mengepal kuat-kuat, hingga tangannya memerah. Namun Sagara tak peduli. Pikirannya benar-benar kacau. Sangat kacau. Ia tak tahu harus bagaimana. Ia bimbang, hancur, sakit. Semua rasa itu bercampur menjadi satu, membuatnya terduduk lemas disana.

“Tuhan kenapa takdirku seperti ini.” lirihnya.

*******

Sagara berjalan dengan angkuhnya keluar dari kantor kerjanya, Guwanna Corp. Disana sudah ada sebuah mobil lamborghini aventador berwarna hitam menyala. Hitam dan elegan sesuai gaya yang Sagara sukai.

Sagara melepas kacamatanya kemudian mengedarkan pandangannya. Lalu laki-laki itu langsung menyalakan mobilnya dan mengemudikannya keluar dari halaman perusahaannya. Ia memilih langsung ke rumahnya saja karena sudah lelah dengan semua pekerjaannya tadi. Apalagi ia tahu di jam seperti ini jakarta pasti macet.

Sagara mendesah pelan saat mobilnya sama sekali tak bergerak. Tentu saja karena terjebak kemacetan ibukota. Apalagi saat ini sedang hujan. Rasanya ia ingin segera membaringkan tubuhnya di kasur.

Mata biru Sagara menatap ke segala penjuru arah. Ia teringat saat dulu dirinya sering bermain hujan sepulang sekolah. Membuatnya basah kuyup. Namun ia tidak merasakan kedinginan karena ada seseorang yang terus menggenggam tangannya.

Sagara terus memperhatikan sekitarnya. Hingga tatapannya tertuju ke arah kaca kursi samping kemudinya. Ia mengerutkan keningnya saat melihat apa yang terjadi disana. Seorang gadis yang menatap kearah dimana awal hujan itu turun dengan kepala bertumpu di atas lengan yang diletakkannya di pinggiran kaca yang sudah full terbuka. Gadis itu membiarkan wajahnya dibasahi oleh air hujan yang terus jatuh dengan sedikit deras dari gerimis.

“Dasar gadis aneh.” gumam Sagara

Tiba-tiba gadis itu menghentikan aksi nya. Membuat Sagara kembali menatap ke arah depan. Lalu lintas mulai lancar. Sagara merasa lega dengan hal itu. Ia lalu tancap gas dan melewati mobil yang ditumpangi oleh gadis yang bertumpu dagu tadi.

Aliika mengerutkan keningnya saat melihat siluet seseorang di balik kemudi mobil yang baru saja melewatinya. Ya dirinya saat ini sedang berada di mobil bersama Andrian untuk arah pulang, setelah menunggu lama di kantor Andrian karena laki-laki itu sedang meeting. Akhirnya Andrian memutuskan untuk pulang karena disana Aliika sepertinya sudah sangat mengantuk.

Ia tidak tahu siapa orang dibalik kemudi mobil itu, namun entah mengapa hatinya senang saat melihat siluet orang itu. Aliika merasa aneh. Apa yang terjadi pada dirinya.

“Aku kenapa sih?” gumamnya.

Namun ia tak ingin terlalu larut dalam pikiran yang tidak jelas. Dan kini ia memutuskan untuk kembali menikmati air hujan. Memejamkan mata dan merasakan rintikan air yang mengenai wajahnya hingga ke hati.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Hate to Love   Foto siapa?

    “Vion! Aku punya berita bagus buat kamu.” Teriak Aeera berlari ke arah Vion yang sedang terduduk diam di pojok ruangan sambil bermain lego yang ia tumpuk seperti istana.Vion menoleh malas ke arah Aeera, “Apa?” tanya Vion singkat.“Kamu marah sama aku? Kan yang buat salah Arjuna bukan aku Vion. Lalu kenapa kamu malah marah sama aku?”Vion berdecak, “Aku sepertinya ada pr. Jadi kalau mau ngomong, langsung ngomong aja.”“Ish jangan gitu dong. Oke aku ngomong sekarang. Besok pas acara natal, Mommy aku ngajak keluargamu buat main kerumahku.” Aeera menggandeng lengan Vion. Anak itu langsung melepaskan rengkuhan tangan Aeera.“Nanti aku tanyakan dulu sama Mamah.” Ucap Vion kemudian berlalu darisana. Aeera nampak sedih dengan sikap Vion yang berubah dingin padanya. Dan ini semua karena Arjuna. Aeera kembali mendekati Vion.Anak itu sedang berkutat dengan buku tulis. Ternyata benar Vion sedang mengerjakan pr. Aeera duduk disamping Vion, meletakkan kepala di meja dan menoleh menatap Vion. Anak

  • Hate to Love   Berbaikan

    Aliika masih terngiang dengan ucapan Aeera hari itu. Pasti Vion anak yang dibicarakan oleh Aeera telah kehilangan salah satu orangtuanya. Aliika berharap Vion adalah anak baik yang bisa menjadi teman untuk Aeera.“Permisi.” Ucap seorang wanita yang sudah membawa sebuah kain bahan berwarna putih dan merah. Aliika mendongak setelah tadi fokus di depan laptopnya.“Iya? Ada yang bisa saya bantu?”“Maaf apakah saya bisa meminta tolong anda untuk membuatkan baju dari bahan ini?” tanya wanita itu. Aliika tersenyum dan mengangguk lalu mengambil bahan itu untuk ia lihat.“Apakah baju untuk anda Nyonya. Jika iya saya bisa mengukurnya langsung sekarang.” Ujar Aliika.Wanita itu tersenyum canggung, “Sebenarnya untuk saya dan kedua anak saya. Untuk perayaan natal mendatang.”Aliika mengangguk, “Baiklah tapi saya perlu anak anda untuk datang kesini agar saya mudah untuk mengukurnya. Karena jika hanya di kira-kira nanti takut hasilnya tidak sesuai.” Jelas Aliika ramah.“Baiklah besok saya akan bawa

  • Hate to Love   Dia temanku

    Aeera dan Arjuna sekarang sudah berumur 7 tahun dan telah memasuki kelas 1 SD. Mereka sekolah di asrama elite di daerah Jakarta. Dan pagi ini Aliika akan mengantar kedua anaknya itu ke sekolah. Bersama tubuhnya yang sudah berbadan dua dengan usia kandungan telah menginjak satu bulan.Kehamilan Aliika bukan tanpa sebab, Aeera dan Arjuna lah yang menginginkan untuk memiliki adik. Dan keinginan mereka saling bertolak belakang. Aeera yang menginginkan adik perempuan dan Arjuna yang menginginkan adik laki-laki. Dan untuk pemeriksaan terakhir dokter mendiagnosis jika anaknya laki-laki. Tapi tidak tahu nanti perkembangan selanjutnya.“Okeh siapa yang sudah siap untuk berangkat sekolah angkat tangan.” Riang Aliika bertanya kepada kedua anaknya.“Aku!” seru mereka bersama sambil mengacungkan tangan ke atas. Aliika tersenyum simpul dengan tingkah mereka yang terlihat menggemaskan itu.Aliika menggandeng kedua anaknya di sisi kanan dan kiri. Kali ini ia yang akan mengantar sendiri anaknya. Kare

  • Hate to Love   Naluri Cinta yang Kuat

    Aliika membawakan air bersih dan juga kotak obat untuk Sagara. Wanita itu harus segera mengobati suaminya karena takut akan infeksi. Sagara sudah duduk di sofa ruang keluarga. Disana sudah ada seluruh keluarga besar tak terkecuali Danu, Vita, dan Radit.Sagara terlihat sangat memprihatinkan, banyak luka di sekujur tubuh dan wajah. Membuat Aliika menatapnya sedih. Dengan telaten dan hati-hati Aliika mengoleskan antiseptik ditubuh dan wajah Sagara.Sagara terlihat diam dan senyum-senyum sendiri menatap Aliika. Membuat wanita itu seketika kesal, ia lalu memukul lengan Sagara membuat suaminya itu mengaduh kesakitan.“Kok aku dipukul si? Emangnya aku salah apa, Sayang?” tanya Sagara menampakkan wajah bersedih seperti anak kecil.“Ya lagian kamu mah orang lagi luka gitu masih sempet-sempetnya tengil.” Kesal Aliika. Ia lalu kembali mengobati luka Sagara.Miranda terkekeh pelan dengan kedua manusia di hadapannya ini, “Mama bersyukur kamu sudah kembali Sagara. Mama khawatir banget sama kamu.”

  • Hate to Love   Meet Him

    Aliika membuka matanya perlahan, kepalanya terasa pusing dan sangat berat. Ia mencoba bangkit dan menyandarkan tubuh di kepala ranjang. Ia mulai mengedarkan pandangan dan bertanya-tanya ada dimana dirinya saat ini.Aliika kembali mengingat kejadian tadi siang, matanya membelalak, “Lintang. Ya saat itu aku dilecehkan oleh Lintang. Lalu ia membiusku.” Gumam Aliika. Ia kembali mengedarkan pandangan dan mulai berpikir bagaimana cara untuk pergi dari sini.Ia lalu berdiri dan berjalan menuju pintu, dan saat ia menekan handle itu ternyata terkunci dari luar. Aliika semakin kesal ia kembali mengedarkan pandangan untuk mencari celah yang bisa digunakan untuk kabur.Aliika mengernyit dan tersenyum senang saat melihat sebuah jendela. Ia berlari ke arah jendela itu. Mencoba untuk membukanya. Namun sial karena jendela itu macet dan sulit untuk dibuka. Ia semakin bingung harus lewat mana lagi.Aliika terus memukul jendela itu sampai ia mendengar suara kunci membuka pintu itu. Aliika tak menyerah i

  • Hate to Love   Ancaman

    “Apa kau yakin Al, jika pelacakan nomor itu berada di rumah Danu.” Tanya Andrian.Aliika mengangguk mantap, “Aku melihat sendiri kode lokasi itu dan tepat berada dirumah Danu Kak.”Andrian bertopang dagu, berpikir tentang kebetulan ini. Bagaimana bisa lokasi itu dirumah Danu. Ataukah Danu ingin membalas dendam pada Sagara. Dan merebut kembali Aliika.Bahkan sudah sekian tahun tapi kenapa Danu masih ingin memiliki Aliika. Sebegitu cinta kah dia dengan sepupunya ini?“Tapi masalahnya Danu tidak mau mengakui jika ia menculik mas Sagara. Dan ya memang wajahnya meyakinkan jika dia tidak terlibat dengan penculikan ini.” Jelas Aliika.Andrian mengepal, rahangnya mengeras. Jika memang Danu menculik Sagara untuk memiliki Aliika dan malah membuat Aliika menjadi tersakiti. Ia tak akan segan untuk membunuh Danu.Andrian berdiri dan langsung menyambar jaket. Membuat Aliika terkejut begitu juga Lola. Aliika segera mengikuti langkah Andrian yang berjalan keluar rumah.“Kak stop stop.” Tahan Aliika,

  • Hate to Love   Bukan Tandingan

    “Kamu ngapain tadi kesana?” tanya Radit pada Vita. Mereka saat ini sudah berada di apartemen Vita. Setelah mengantar Aliika, Radit langsung membawa Vita ke apartemen. Lelaki itu nampak emosi. Vita memutar mata jengah, “Ya aku ingin menemui kak Aliika lah. Yakali bertemu sama kamu, jijik kali.” Ekspresi Radit terkejut saat mendengar ucapan Vita ia mondar mandir mencengkram rambut frustasi, “Wahh memang kurang ajar ya kamu Vit. Terus kesana cuman mau genit sama cowok lain gitu?” Radit tak habis pikir dengan gadis satu ini. Sepertinya sok cantik dan caper. “Kamu kenapa sih, marah-marah ga jelas.” Vita memicing, “Cemburu ya?” goda Vita sambil menaik turunkan alisnya. “Apa sih ga usah kepedean deh. Siapa juga yang cemburu.” Ujar Radit nampak panik. Raut wajah laki-laki itu sudah memerah dan panas. Laki-laki itu pun memilih untuk pergi dari sana. Dan melanjutkan mengulik informasi mengenai Lintang sesuai yang diperintahkan oleh Rama sebelumnya. ***** Aliika sedang berada di balkon me

  • Hate to Love   Hurt

    Setelah menyimpulkan fakta jika itu hanya sebuah jebakan Aliika kemudian memilih untuk pamit dari sana. Begitu juga dengan Lintang ia juga memilih pamit dan menyusun kembali rencananya. Saat akan melangkah menuju pintu, Danu dengan cekatan membalik badan Lintang dan langsung menghantamnya dengan bogeman hingga Lintang beringsut ke bawah.“Danu!” teriak Aliika. Seakan tuli Danu kembali mendekati Lintang dan menarik kerahnya dan terus menghujamnya dengan tinjuan.Aliika yang panik hanya bisa terus berteriak untuk Danu berhenti namun usaha itu sia-sia, “Kau cepat pisahkan mereka Radit.” Perintah Aliika kepada Radit. Radit sebenarnya malas untuk memisahkan mereka. Biarkan saja Danu menghajar Lintang yang memang kurang ajar itu. Tapi mau bagaimana lagi ia harus patuh pada Nyonya nya.“Baik Nyonya.” Radit mendekat ke zona perkelahian itu dan langsung menarik paksa Danu. Laki-laki itu sedang dilanda emosi jadi Danu menepis kasar Radit membuat Radit sedikit kesal.“Sialan.” Umpat Radit. Radi

  • Hate to Love   Sebuah Jebakan

    Sudah seminggu Aliika sendiri tanpa kehadiran sang suami. Belum ada tanda-tanda mengenai nasib Sagara. Hidup harus terus berjalan karena sekarang Aliika punya Aeera dan Arjuna. Ia harus berusaha untuk tetap tegar dalam mengurus kedua anaknya tanpa suami. Wanita itu tengah bermain di ruang keluarga bersama Aeera dan Arjuna. Tadi ia juga sempat menelepon Vita untuk datang. Namun gadis itu tidak bisa karena sedang bekerja. Alhasil Aliika tidak bisa memaksanya. Tadi juga Lola mengatakan akan datang berkunjung namun entahlah jadi atau tidaknya Aliika juga tidak bisa berharap lebih. Tok tok tok Ketukan pintu membuat fokusnya teralihkan. Aliika menebak jika itu pasti Lola, namun kenapa wanita itu tidak langsung masuk saja. Aliika pun memilih untuk berjalan membuka kan pintu. Betapa terkejutnya Aliika saat mengetahui siapa yang datang. Aliika menatap jengah laki-laki di hadapannya ini, “Aku sudah lelah dengan perlakuanmu Lintang. Jadi kumohon enyahlah, jika kau ingin membantuku untuk menc

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status