Share

Hati Beku yang Tak Dapat Dicairkan Lagi
Hati Beku yang Tak Dapat Dicairkan Lagi
Author: Parasyna

Bab 1

Author: Parasyna
Di vila Keluarga Andara, pukul sembilan malam. Masih ada lampu remang-remang yang menyala di kamar tidur utama lantai dua.

[ Halo, aku mau pesan layanan kematian palsu. ]

Natasha Lestari duduk di depan meja rias dan mengetik pesan secara perlahan. Kemudian, dia menekan kirim dengan ekspresi tenang. Pesan itu langsung dibalas.

[ Pesanan kematian palsu sudah dibuat. Kapan kamu mau kematian palsu itu dijadwalkan? ]

[ Sepuluh hari lagi, di hari ulang tahunku. ]

Sebelum pihak lain membalas, Natasha mengirim tambahan pesan.

[ Penyebab kematiannya, ledakan dalam kecelakaan mobil. Pilihan mayatnya, nggak ada yang tersisa. ]

Setelah menandatangani kontrak dengan pihak lain, Natasha meletakkan ponselnya. Foto keluarga beranggotakan tiga orang di atas rak buku terlihat sangat menusuk mata.

Dalam foto itu, Natasha mengenakan gaun putih dan tersenyum bahagia. Di sampingnya, berdiri seorang pria yang memancarkan wibawa dan berperawakan tinggi. Dia menggendong putranya yang berusia empat tahun di satu tangan dan menggenggam Natasha dengan tangan lainnya.

Hanya dengan melihat foto, keluarga beranggotakan tiga orang itu terlihat bahagia dan dapat membuat orang iri.

Sepuluh tahun yang lalu, ketika Natasha baru saja lulus kuliah, keluarganya dilanda musibah dan orang tuanya meninggal dunia. Di saat-saat terburuk dan paling menyakitkan baginya, Alvaro Andara muncul. Pria itu langsung terpesona padanya pada pandangan pertama dan mulai mengejarnya dengan pantang menyerah.

Setelah mengetahui bahwa Natasha menyukai boneka kartun, Alvaro menghabiskan ratusan triliun untuk membangun taman hiburan terbesar di Kota Grata yang hanya dibuka untuknya. Alasannya hanya demi membuatnya bahagia.

Mengetahui Natasha takut dingin, Alvaro menghabiskan banyak uang untuk memasang pemanas lantai otomatis yang tak ternilai harganya di setiap jengkal Kota Grata. Kota Grata yang semula lembap dan dingin pun menjadi kering dan hangat, juga terasa bagaikan musim semi sepanjang tahun.

Dengan perhatian dan kasih sayang seperti itu, Natasha sepenuhnya jatuh cinta pada Alvaro yang mencintainya sepenuh hati. Oleh karena itu, ketika pria itu berlutut untuk melamarnya di depan siaran langsung seluruh Kota Grata, dia mengenakan cincin itu tanpa ragu dan mengangguk dengan tegas.

Bertahun-tahun setelah pernikahan, keduanya memiliki hubungan yang sangat baik. Natasha hanya ingin menghabiskan sisa hidupnya bersama Alvaro. Setelahnya, Natasha hamil secara alami dan Alvaro sangat gembira.

Untuk meringankan rasa sakit Natasha saat melahirkan, Alvaro mengundang tim ahli persalinan kelas dunia untuk mendampinginya selama seluruh proses. Namun, tetap terjadi hal di luar dugaan. Natasha mengalami pendarahan hebat di hari persalinan.

Alvaro yang tidak pernah percaya pada hal-hal spiritual pun berlutut selama sehari semalam. Dia berdoa untuk meminta Tuhan menunjukkan belas kasihan dan menyelamatkan Natasha. Ketulusannya akhirnya mengharukan langit. Natasha dan putranya selamat.

Setelah lahir, di bawah bimbingan serta kasih sayang Natasha dan Alvaro, Enzo Andara tumbuh perlahan menjadi anak yang patuh dan penuh cinta. Mereka bertiga hidup bahagia bersama dan dianggap sebagai keluarga teladan di Kota Grata.

Natasha selalu menjadi prioritas dalam keluarga ini. Dia hanya batuk sekali, tetapi putranya yang baru berusia tiga tahun langsung menangis ketakutan, lalu segera pergi mengambilkan obat untuknya.

Saat dia demam, meskipun Alvaro masih harus menjaga Enzo yang berusia empat tahun, Alvaro tetap mendampinginya di samping tempat tidur selama sehari semalam tanpa berani memejamkan mata. Sesibuk apa pun pria itu, dia akan menyiapkan sarapan untuk Natasha setiap hari.

Enzo juga melakukan hal yang sama seperti ayahnya. Dia diam-diam menggoreng telur ekstra untuk ibunya setiap pagi.

Namun, ayah dan anak yang begitu mencintai Natasha itu malah diam-diam berkencan dengan wanita lain setiap minggu di belakangnya.

Saat itu adalah pesta ulang tahun Enzo yang kelima, Natasha tidak sengaja jatuh ke kolam renang. Ketika tersadar, dia sangat terkejut karena menemukan bahwa dirinya dapat mendengar suara hati putranya yang ada di samping tempat tidur.

'Kapan Mama akan sadar? Bibi Nana dan Papa masih menungguku.'

Natasha menatap putranya yang biasanya berperilaku baik dan manis dengan tidak percaya. Dia bertanya dengan suara gemetar, "Zozo, apa ada yang kamu sembunyikan dariku?"

Enzo agak kewalahan, tetapi segera mengendalikan ekspresinya. Dia memeluk Natasha, lalu menjawab, "Mama sudah bangun? Mama mimpi buruk? Mana mungkin aku menyembunyikan sesuatu dari Mama?"

Namun pada detik berikutnya, suara hatinya terngiang di telinga Natasha.

'Aku harus bantu Papa merahasiakannya. Mama nggak boleh tahu tentang keberadaan Mama Nana.'

Mendengar panggilan "Mama Nana", Natasha pun memicingkan mata dan jantungnya berdebar kencang. Dia tidak percaya putranya yang selama ini dia didik dengan begitu baik malah memanggil perempuan lain dengan sebutan "mama".

Saat Natasha hendak lanjut bertanya, ponselnya berdenting untuk menunjukkan pesan masuk. Itu adalah foto tangan yang saling bertautan dan lengan kokoh khas seorang pria di kamar hotel yang remang.

Natasha langsung terbelalak. Pria itu terlihat sangat familier. Itu adalah suaminya, Alvaro!

Kemudian, masuk lagi sebuah pesan.

[ Natasha, aku nggak nyangka suamimu begitu ganas di ranjang. ]

Wajah Natasha langsung memucat. Rasa sakit hati yang tak terkendali menjalar ke seluruh tubuhnya. Dia tidak percaya bahwa suami dan putra yang merupakan segalanya baginya malah jatuh ke pelukan wanita lain.

Air mata berlinang di matanya dan mengaburkan pandangannya. Natasha tiba-tiba menyadari bahwa malam-malam penuh keintiman dan momen-momen harmonis mereka sekeluarga ternyata hanyalah ilusi untuk menipunya.

Suami dan putra teladan yang diidam-idamkan semua orang malah mencintai wanita lain di belakangnya. Ternyata, dia hanyalah orang bodoh yang tidak mengetahui apa-apa.

Natasha menatap surat perceraian dan surat pernyataan pemutusan hubungan orang tua-anak di atas meja. Tanpa sedikit pun emosi di matanya, dia menandatangani kedua dokumen itu tanpa ragu. Kemudian, dia memasukkan kedua dokumen itu ke dalam kotak hadiah.

Sepuluh hari kemudian, Natasha akan menghilang sepenuhnya. Seluruh Kota Grata akan tahu bahwa di hari ulang tahunnya, Natasha Lestari, istri tercinta Alvaro Andara itu dibakar hidup-hidup hingga bahkan mayatnya juga tidak bersisa.
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Hati Beku yang Tak Dapat Dicairkan Lagi   Bab 27

    Lebih dari setengah tahun telah berlalu. Selama setengah tahun ini, Natasha mencurahkan isi hatinya di samping tempat tidur Lydia setiap hari. Dia menyeka wajah Lydia setiap pagi, juga merawatnya dengan saksama dan penuh kasih sayang.Alvaro dan Enzo mencari berbagai alasan buruk untuk datang menemui Natasha. Di bulan Desember yang dingin, Alvaro bahkan berlutut meminta maaf pada Natasha selama sehari semalam di hari salju turun dengan deras dan hampir mati kedinginan. Akan tetapi, Natasha hanya menatapnya dengan dingin.Enzo membawakan berbagai macam bunga untuk Natasha setiap hari. Dia bahkan belajar membuat kue sendiri. Pintu Natasha selalu dipenuhi dengan bunga dan kue.Para tetangga yang lewat memandangnya dengan iri. Setiap kali hal ini terjadi, Natasha akan berbagi kue dan bunga itu. Dia sama sekali tidak tertarik pada hal-hal ini dan hatinya sama sekali tidak tersentuh.Pada kali pertama Enzo mengetahui bahwa kue yang dia buat untuk Natasha diberikan kepada orang lain, dia dudu

  • Hati Beku yang Tak Dapat Dicairkan Lagi   Bab 26

    Natasha melewati beberapa hari yang damai dan tenang.Keesokan harinya, Enzo dan Alvaro muncul di depan pintunya pagi-pagi sekali. Dia mengabaikan ketukan di pintu, tetapi malah melihat ayah dan anak yang duduk di lantai bawah itu melambai padanya di balkon.Natasha tak punya pilihan selain bergegas turun. Dia menatap ayah dan anak di depannya, lalu bertanya dengan acuh tak acuh, "Apa sebenarnya mau kalian?"Alvaro tersenyum sambil menatap Natasha di depannya, lalu berkata dengan manja, "Sasha, ayo kita nonton kembang api bersama! Kamu masih ingat janji kita pada Zozo tahun lalu? Kita bilang, kita akan bawa dia menonton kembang api setiap tahun."Enzo menarik tangan Natasha, lalu menggoyang-goyangkannya dan menimpali dengan manja, "Mama! Mama! Temani aku sekali, ya? Aku benar-benar merindukanmu."Suara hati Enzo masih terngiang di benak Natasha.'Papa bilang, selama kita pergi nonton kembang api, Mama bisa ingat kenangan-kenangan kita dulu, lalu nggak akan bersikap dingin lagi ....'Na

  • Hati Beku yang Tak Dapat Dicairkan Lagi   Bab 25

    Selama setengah bulan berikutnya, Alvaro dan Enzo selalu datang tepat waktu ke rumah Natasha setiap hari. Mereka juga tidak mau pergi tidak peduli bagaimana pun Natasha mengusir mereka.Setiap hari, Enzo selalu berusaha mencari cara yang berbeda untuk menyenangkan Natasha. Dia meniru orang dewasa dan membelikan berbagai hadiah kecil untuk Natasha, tetapi Natasha membuangnya semuanya.Sementara itu, Alvaro mengantarkan makan tepat waktu tiga kali setiap hari. Ayah dan anak itu bahkan membuang kantong sampah yang diletakkan Natasha di depan pintu ....Melihat ayah dan anak yang hidup berputar mengelilingi Natasha setiap hari, serta hati Alvaro yang penuh dengan Natasha, hati Luna dipenuhi rasa cemburu. Dia merasa bahwa Natasha sengaja menggunakan cara memalsukan kematiannya untuk mendapatkan kembali cinta Alvaro ....Suatu hari, terdengar ketukan pintu yang kuat dan cepat. Natasha membuka pintu dengan kesal, lalu menunduk dan memejamkan mata sambil berseru, "Alvaro, mau gimana baru kamu

  • Hati Beku yang Tak Dapat Dicairkan Lagi   Bab 24

    Lampu merah di ruang operasi padam dan pintunya dibuka.Natasha melangkah maju dan menatap dokter dengan sungguh-sungguh, lalu bertanya, "Dokter, gimana keadaan adikku?"Setelah dokter mengangguk dan mengatakan bahwa operasinya berjalan lancar, Natasha baru menghela napas lega. Dia hendak mengikuti Lydia yang didorong pergi, tetapi ketika dia berbalik, pergelangan tangannya dicengkeram erat oleh Alvaro.Alvaro menatap Natasha di depannya, matanya dipenuhi dengan rasa bersalah dan penyesalan. Dia berseru, "Sasha, aku nggak peduli cintamu padaku palsu atau nggak! Aku mencintaimu dan itu sudah cukup! Orang yang kucintai selama ini adalah kamu!"Natasha tidak dapat menahan tawanya. Suaminya yang berselingkuh justru mengatakan bahwa orang yang dicintainya adalah dirinya. Sungguh ironis. Dia menarik tangannya dari cengkeraman Alvaro, lalu menunjuk Luna yang ada di sampingnya dan berkata dengan dingin, "Orang yang kamu cintai itu seharusnya dia, bukan aku."Mata Alvaro berkilat terkejut. Dia

  • Hati Beku yang Tak Dapat Dicairkan Lagi   Bab 23

    Saat ketiganya saling berpandangan, alarm ventilator di dalam gudang berbunyi dan napas Lydia makin lemah.Natasha berusaha melepaskan diri dari genggaman Alvaro seperti orang gila, lalu langsung berlari ke sisi tempat tidur dan menelepon ambulans.Ketika menyadari bahwa Lydia tidak mungkin dapat menunggu hingga ambulans tiba, Natasha menatap Alvaro di depannya dengan tidak berdaya, lalu berseru, "Alvaro, berikan aku kunci mobilnya ...."Saat mendengar namanya keluar dari mulut Natasha, Alvaro makin yakin bahwa wanita ini adalah istrinya. Dia bergegas maju dengan gembira untuk memastikannya dan berkata, "Kamu itu Sasha .... Aku tahu kamu belum meninggal ...."Natasha mendorongnya dengan kesal dan berteriak, "Jangan bicara omong kosong! Berikan kuncinya padaku!"Dengan bantuan Alvaro, Natasha menggendong Lydia ke dalam mobil. Kemudian, keduanya membawa Lydia ke rumah sakit bersama.Di luar ruang operasi, Natasha melipat tangannya sambil berdoa dan berjalan mondar-mandir di depan pintu.

  • Hati Beku yang Tak Dapat Dicairkan Lagi   Bab 22

    Keesokan paginya, Natasha masuk ke ruang pasien sambil menyenandungkan lagu. Sepasang matanya terlihat berbinar dan dia terus bergumam, "Lydia, Kakak datang menjengukmu ...."Namun, saat mendekati ranjang pasien, dia malah mendapati bahwa tempat tidur itu kosong. Natasha pun membelalak. Dia menyingkap selimut dengan putus asa. Air matanya mengalir deras dan kakinya tiba-tiba terasa lemas hingga dia jatuh terduduk di lantai.Dia berusaha sekuat tenaga untuk menenangkan diri. "Lydia pasti dibawa pergi Profesor Holden untuk diperiksa. Profesor Holden .... Benar!"Natasha tiba-tiba berdiri dan bergegas masuk ke kantor Holden. Para dokter dan perawat di koridor tidak berhenti bergosip dengan tampang merendahkan."Siapa ini? Kenapa dia berlarian di rumah sakit!"Holden melirik orang-orang di luar kantor, lalu tatapannya tertuju pada wajah Natasha. Mata Natasha terlihat merah padam, dia jelas habis menangis. Raut wajahnya yang terlihat gembira tetapi juga sedih membuat Holden bingung. Dia me

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status