"Bu Adele, maksud Anda proses pernikahannya tetap berjalan seperti rencana semula, tapi pengantinnya akan diganti dengan orang lain? Begitu, ya?" Menghadapi tatapan bingung dari staf, Adele sama sekali tidak ragu. Dia langsung mengangguk. "Benar. Pernikahan tetap digelar setengah bulan lagi seperti rencana awal. Semua materi pernikahan yang perlu diubah akan saya serahkan dalam beberapa hari ke depan." "Baik. Lalu ... apakah saya perlu menghubungi Pak Darren untuk memberitahukan hal ini ...." "Nggak perlu!" Belum sempat lawan bicaranya menyelesaikan kalimat, Adele langsung memotong dengan nada tegas dan sedikit emosional. Saat melihat ekspresi kaget dari staf itu, dia berusaha menenangkan diri dan menjelaskan dengan lebih lembut. "Dia cukup sibuk. Untuk urusan pernikahan selanjutnya, cukup langsung dengan saya saja." Pernikahan ini adalah hadiah terakhir yang ingin diberikan Adele untuk Darren. Berhubung karena ini hadiah, tentu saja baru terasa mengejutkan kalau diberikan di saat terakhir.
view moreDi bawah kepemimpinan Darren, Grup Halsinky perlahan-lahan menguasai setengah kekuatan bisnis di seluruh Kota Jarcos. Dia mulai memperluas bisnisnya ke luar negeri dan tujuan pertamanya adalah Paris, Prancis.Dulu semua orang mengejek tindakan gegabah Darren saat mencari Adele, tetapi kini tidak ada seorang pun yang berani membicarakannya lagi. Bahkan sebaliknya, mereka mulai memuji betapa dalam cintanya Darren kepada Adele, seakan-akan sepenuhnya melupakan kenyataan bahwa dulu Darren pernah berselingkuh sebelum pernikahan dan bahkan membuat wanita lain hamil.Begitulah, ketika kekuasaan sudah berada di tangan, semua kata-kata hinaan akan lenyap tanpa jejak. Darren merasakan sendiri bagaimana manisnya kekuasaan, tetapi hal itu sama sekali tidak membuatnya bahagia. Atau lebih tepatnya, sejak hari Adele pergi, Darren telah kehilangan hak untuk merasa bahagia.Dia telah mengkhianati Adele. Berdasarkan janjinya sendiri, dia pantas hidup sebatang kara hingga akhir hayat. Kebahagiaan seharus
Setelah kembali dari Kota Jarcos ke Paris, Adele tidak lagi diganggu oleh orang-orang yang dulu mengaku sebagai temannya di dalam negeri. Hidupnya perlahan kembali tenang.Sementara itu, di dalam negeri, sejak kepergian Adele, Darren hidup layaknya mayat berjalan. Kelly diliputi amarah sekaligus kesedihan. Wanita yang biasanya anggun itu kini memaki tanpa henti.Ketika Travis masuk ke ruang rawat, dia melihat Darren yang lesu tak berdaya dan Kelly yang tak berhenti mengomel. Seketika, emosinya naik.Travis menarik Darren dari ranjang, lalu menamparnya dua kali dengan keras. Darah langsung mengalir di sudut bibir Darren. Telinganya mendengar bentakan ayahnya yang menggelegar."Darren, lihat dirimu sekarang! Kamu pikir kalau kamu seperti ini, Adele akan kembali? Sekarang dia bahkan nggak akan melirikmu lagi. Kalau terus terpuruk begini, kamu hanya akan membuat semua orang jadi bahan tertawaan!""Kalau kamu nggak peduli pada orang lain, setidaknya lihat ibumu! Lihat dia sekarang! Ini kare
Kelly yang menunggu di luar langsung merasakan firasat buruk saat melihat Sonny masuk ke ruangan. Jadi, ketika Adele dan Sonny berniat pergi, Kelly langsung berdiri mengadang di depan mereka."Adele, kamu mau pergi sekarang? Orang ini temanmu?"Terhadap Kelly, kesabaran Adele memang lebih banyak sedikit dibandingkan untuk Darren, tetapi itu hanya sebatas perbandingan. Sejak malam itu ketika dia mendengar semua percakapan di rumah lama, Adele tidak bisa lagi bersikap ramah kepada Kelly.Menghadapi pertanyaan bernada tidak menyenangkan dari Kelly, Adele hanya menjawab dengan nada datar, seolah-olah ini adalah urusan pekerjaan. "Di antara aku dan Darren, sudah nggak ada yang perlu dibicarakan lagi. Lagi pula, ini pacarku, Sonny."Sonny menyapa Kelly dengan sopan, tetapi Kelly tak berniat membalas sapaan itu. Hatinya dipenuhi keluhan terhadap Adele, nada bicaranya pun sedikit kesal. "Adele, kamu dan Darren putus belum sampai dua bulan. Kenapa kamu sudah ....""Kamu nggak bisa lihat betapa
"Itu sudah pasti! Bagiku, kamu adalah orang yang paling penting!"Tanpa ragu sedikit pun, Darren langsung mengucapkan jawaban itu. Mendengar jawaban itu, sudut bibir Adele terangkat membentuk senyuman mengejek, menusuk mata Darren.Tanpa menyisakan sedikit pun belas kasihan, Adele mengucapkan jawaban yang jauh berbeda dari Darren, "Nggak, kamu nggak akan melakukannya. Kamu nggak rela melepaskanku, tapi juga larut dalam sensasi yang diberikan Susanti. Kalau nggak, kamu nggak akan sebahagia itu setelah tahu dia hamil.""Sekarang kamu menjawab seperti ini hanya karena kamu tahu aku akan meninggalkanmu. Padahal yang paling kamu sesali adalah kamu nggak menyembunyikan perselingkuhanmu dengan lebih baik.""Andai waktu bisa diputar, aku yakin kamu akan mengatur Susanti tinggal jauh dariku, seumur hidup pun tak masalah, agar kamu bisa memiliki dua-duanya."Wajah Darren seketika pucat pasi, seakan-akan pikiran terdalamnya sedang dibuka lebar-lebar. Telapak tangannya mengepal kuat, tubuhnya berg
Dengan adanya tekad untuk terus bertahan, Kelly tidak perlu memaksa lagi kali ini. Darren dengan sukarela meminta melakukan pemeriksaan kesehatan lengkap dan setiap hari minum obat serta menerima infus.Kesehatan Darren semakin membaik. Namun, hari ketiganya, dia sudah mengurus prosedur keluar rumah sakit.Dia memerintahkan para pekerja untuk bekerja lembur demi memperluas area rumah kaca bunga, lalu meminta asistennya membeli ratusan bibit pohon pir untuk ditanam di dalamnya. Setelah itu, dia memanggil tukang ahli merawat tanaman, menyesuaikan suhu agar pohon pir itu bisa terus berbunga sepanjang waktu ini.Tidak berhenti di situ, Darren juga memesan kembali sebuah cincin khusus, berencana melamar ulang Adele pada hari dia kembali. Kali ini, dia bersumpah tidak akan pernah mengkhianati Adele lagi.Dalam sekejap, satu minggu pun berlalu. Darren mengikuti Kelly seperti bayangannya sepanjang hari, hingga akhirnya telepon dari Adele kembali masuk. Sesuai arahan Darren, Kelly memberi tahu
"Darren, kamu harus sadar. Selama kamu mau bangun, Ibu rela buang harga diri dan memohon pada Adele agar dia mau kembali menemuimu.""Tapi kalau kamu terus koma seperti ini, kamu nggak akan pernah punya kesempatan lagi untuk bertemu dengan Adele ...."Sepertinya kata-kata Kelly itu berhasil, Darren berjuang bangun dari komanya, menggenggam erat tangan ibunya. "Ibu ... aku ingin bertemu Adele!"Kalimat itu seolah-olah menguras seluruh tenaganya. Bahkan dengan alasan sang ayah sakit parah pun, Selina tetap gagal membuat Adele kembali. Darren benar-benar sudah tak tahu lagi harus memakai cara apa untuk menemukan Adele.Dulu, Kelly selalu menganggap Adele seperti anak kandung sendiri dan Adele adalah orang yang berhati sangat lembut. Mungkin kali ini, Kelly benar-benar bisa membuat Adele kembali.Melihat tatapan Darren yang penuh rasa sakit, Kelly sempat ragu sejenak, tetapi akhirnya dia mengalah dan menyetujui permintaan Darren untuk segera menelepon Adele.Namun, telepon yang baru berder
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Mga Comments