Share

Bab 6

Penulis: Parasyna
Terlihat Luna yang berambut hitam panjang dan mengoleskan lipstik merah menyala. Dia mengenakan mantel putih dan berjalan memasuki mal dengan anggun.

Alvaro dan Enzo mendongak. Ketika melihat Luna, ada keterkejutan yang melintasi ekspresi mereka. Enzo agak terlalu bersemangat. Tepat ketika dia hendak memanggil "Bibi Nana", Alvaro buru-buru membekap mulutnya.

Luna menyambut tatapan semua orang dan berdiri di depan Natasha dengan santai.

"Tusuk konde ini indah banget," ucap Luna dengan iri sambil memandangi tusuk konde di tangan Natasha.

Para karyawan di sekitar saling memandang dengan ekspresi berbeda-beda.

Hari ini, Alvaro sudah mereservasi seluruh mal dan melarang orang luar untuk masuk. Namun, orang ini bukan hanya tidak dicegat, tetapi juga diizinkan untuk berbicara dengan Natasha seperti ini. Semua orang pun terdiam dan tidak berani berbicara.

"Nyonya Natasha sangat beruntung. Tusuk konde ini sangat langka. Dengar-dengar, Pak Alvaro menghabiskan ratusan triliun untuk mendapatkannya. Pak Alvaro sangat mencintaimu."

Ucapan ini terdengar bagaikan kekaguman dan pujian di depan orang luar, tetapi hanya Natasha yang tahu bahwa Luna sedang mengejeknya.

Melihat Natasha tidak menanggapinya, Luna berbalik dengan anggun dan bertanya, "Dengar-dengar, Pak Alvaro yang buat Nyonya marah, makanya Nyonya nggak senang?"

Wajah Alvaro menjadi muram. Ketika dia hendak berbicara, Luna malah menyela, "Nyonya Natasha, jangan marah. Aku datang untuk wakili Pak Alvaro minta maaf. Sebenarnya, dua hari yang lalu, Pak Alvaro lagi bersamaku ...."

Luna meninggikan suaranya, lalu berhenti sejenak. Semua orang langsung menatapnya dengan ekspresi tidak percaya.

"Dan rekan-rekan lainnya untuk diskusikan masalah proposal," lanjut Luna.

Setelah Luna menyelesaikan bagian kedua kata-katanya, semua orang baru menghela napas lega.

"Pak Alvaro sangat mencintai Nyonya Natasha, mana mungkin dia terlibat dengan wanita lain?"

Luna tersenyum dan melanjutkan dengan lantang, "Nyonya Natasha, jangan begitu berhati sempit. Kamu juga harus beri ruang untuk suamimu."

Semua orang menatap Natasha dan menunggu reaksinya.

Di sudut, ekspresi Alvaro terlihat muram. Luna memanfaatkan kesempatan ketika perhatian semua orang sedang tertuju pada Natasha untuk berjalan ke sisi Alvaro.

Pria itu bertanya dengan galak, "Buat apa kamu datang ke sini?"

Luna mencondongkan tubuhnya yang menawan ke arah pria itu dan menyahut dengan suara menggoda, "Aku khawatir Pak Alvaro dan Nyonya Natasha bertengkar. Jadi ...."

Sambil berbicara, Luna diam-diam memasukkan tangannya ke dalam jas Alvaro. Begitu menyadari perubahan itu, bukan hanya ekspresinya yang tidak berubah, dia malah terkekeh dan menjadi lebih agresif.

Luna meraih tangan Alvaro dan memasukkannya ke dalam mantelnya. Kemudian, dia meniupkan napas hangat ke arah Alvaro dan melanjutkan, "Jadi aku datang untuk membuatmu gembira."

Mata pria itu langsung berubah menjadi gelap. "Dasar wanita penggoda!"

Alvaro menggeram dan meremas Luna dengan kuat beberapa kali. Setelah mengamati keadaan di sekeliling, dia bertindak dengan lebih berani lagi.

Di sampingnya, wajah Luna seketika memerah. Dia mendesah pelan dan hampir berteriak beberapa kali. Setelah beberapa saat, pria itu segera menarik tangannya dan berlagak seperti tidak ada yang terjadi.

Natasha yang berada di atas panggung tentu saja memperhatikan gerakan mereka. Ujung kukunya menancap ke telapak tangannya dan dia bahkan tidak menyadari bahwa tangannya sudah berdarah.

"Pak Alvaro, cepat pakaikan tusuk konde itu! Semua orang ingin lihat betapa cantik tampang Nyonya setelah memakainya."

Seorang karyawan mencoba menengahi situasinya dan semua orang setuju.

Alvaro mengambil kesempatan ini untuk melangkah maju dan mengambil tusuk konde itu. Dia menatap Natasha dengan lembut dan berujar, "Aku akan pakaikan tusuk konde ini, Sayang. "

Tepat saat tusuk konde itu hampir ditancapkan ke rambut Natasha, Natasha tiba-tiba mundur selangkah. Alasannya tidak lain karena dia merasa pria ini sangat menjijikkan.

Penonton pun merasa bingung. Ini pertama kalinya mereka melihat Natasha begitu marah. Apa yang sudah Alvaro lakukan hingga membuat istrinya begitu tidak senang?

Suasananya menjadi hening, sedangkan Luna yang berdiri di sudut berkata dengan dingin, "Nyonya Natasha benar-benar sulit dipuaskan."

Gerakan Alvaro pun terhenti.

Luna tersenyum tipis dan lanjut berbicara dengan suara yang tidak terlalu kuat, tetapi juga tidak terlalu pelan, "Tusuk konde ini begitu indah. Kalau Nyonya nggak menginginkannya, gimana kalau diberikan padaku saja? Kebetulan, aku dan tunanganku akan segera menikah. Apa Nyonya bersedia memberikannya padaku?"

Alvaro menatap Luna dengan sedikit tidak senang. Tatapannya juga mengandung sedikit ancaman.

Namun, Luna tidak menatapnya. Dia berlagak kasihan dan lanjut berbicara, "Identitas tunanganku nggak bisa dipublikasikan karena beberapa alasan, tapi dia sangat mencintaiku dan bersedia berikan segalanya kepadaku. Jadi, Pak Alvaro, Nyonya Natasha, kalian boleh berikan tusuk konde ini kepadaku?"

Luna tiba-tiba meraih tangan Natasha dan berlagak kasihan.

Natasha menatap wanita itu. Dia tidak tahu apa yang sedang direncanakan Luna.

Namun, Alvaro malah angkat bicara dengan suara yang menahan amarah, "Luna, tusuk konde ini hadiah ulang tahun dariku untuk istriku. Sebaiknya kamu segera pergi ...."

"Nyonya Natasha, tolong berikan tusuk konde ini kepadaku!"

Luna tiba-tiba berlutut di atas lantai dan menangis tersedu-sedu. Semua orang memandang mereka dengan heran dan mulai berbisik-bisik. Ada yang mengatakan Luna tidak tahu malu, ada juga yang mengatakan Natasha sombong.

Di kejauhan, Natasha mendengar suara hati Enzo.

'Mama Nana kasihan sekali. Kenapa Mama begitu pelit? Itu kan cuma sebuah tusuk konde. Dia bahkan suruh Mama Nana untuk berlutut. Aku benci Mama.'

Natasha mendengar jelas kata-kata penuh kebencian itu. Dia menatap putranya dengan tidak percaya. Putranya membencinya karena dia tidak memberikan tusuk konde itu kepada Luna? Ke mana perginya Enzo yang biasanya menyayanginya dan berkata akan memberikan semua hal terbaik untuknya?

Di samping, Alvaro yang dari tadi diam saja akhirnya bertindak. Dia mengadang di depan Natasha dan berteriak pada Luna, "Luna, sadari posisimu! Memangnya kamu pantas merebut barang istriku? Keluar!"

Tatapan Alvaro sangat tajam dan galak hingga dapat membuat orang-orang bergidik.

Luna langsung mematung di tempat setelah dimarahi. Matanya memerah dan suaranya bergetar. "Varo ...."

Namun, pria itu tidak bergeming dan menggeram, "Cepat pergi!"

Luna menatap ekspresi galak pria itu dengan tidak percaya. Kemudian, dia berdiri sambil menangis dan berlari keluar dari mal.

Alvaro menatap sosok Luna tanpa mengatakan sepatah kata pun. Dia berbalik menatap Natasha, meletakkan tusuk konde itu di tangannya dan berkata dengan lembut, "Sayang, ini untukmu. Nggak ada seorang pun yang bisa merebutnya."

Natasha menjawab dengan ekspresi dingin, "Aku tahu. "

Bang, bang, bang!

Dalam sekejap, suara ledakan pita warna-warni yang bercampur dengan sorak sorai orang menggema di seluruh ruangan. Semua orang mengucapkan selamat kepada Alvaro dan Natasha atas rekonsiliasi mereka, juga mengucapkan selamat ulang tahun kepada Natasha.

Namun, Alvaro yang berada di pojok terlihat agak termenung.

Setelah acara ini berakhir, kerumunan pun bubar, sedangkan ponsel Alvaro mulai berdering tanpa henti. Meskipun pria itu tidak melihat ponselnya, dia terlihat tidak fokus.

Ketika keduanya hendak masuk ke mobil, Alvaro tiba-tiba merasa ragu. Dia melirik ponselnya sekilas, lalu meminta maaf dan berkata, "Sayang, ada keadaan darurat di perusahaan. Aku harus pergi ke sana."

Natasha hanya diam saja dan tidak menjawab. Alvaro mengira Natasha telah mengiakannya dan langsung berbalik untuk pergi.
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Hati Beku yang Tak Dapat Dicairkan Lagi   Bab 27

    Lebih dari setengah tahun telah berlalu. Selama setengah tahun ini, Natasha mencurahkan isi hatinya di samping tempat tidur Lydia setiap hari. Dia menyeka wajah Lydia setiap pagi, juga merawatnya dengan saksama dan penuh kasih sayang.Alvaro dan Enzo mencari berbagai alasan buruk untuk datang menemui Natasha. Di bulan Desember yang dingin, Alvaro bahkan berlutut meminta maaf pada Natasha selama sehari semalam di hari salju turun dengan deras dan hampir mati kedinginan. Akan tetapi, Natasha hanya menatapnya dengan dingin.Enzo membawakan berbagai macam bunga untuk Natasha setiap hari. Dia bahkan belajar membuat kue sendiri. Pintu Natasha selalu dipenuhi dengan bunga dan kue.Para tetangga yang lewat memandangnya dengan iri. Setiap kali hal ini terjadi, Natasha akan berbagi kue dan bunga itu. Dia sama sekali tidak tertarik pada hal-hal ini dan hatinya sama sekali tidak tersentuh.Pada kali pertama Enzo mengetahui bahwa kue yang dia buat untuk Natasha diberikan kepada orang lain, dia dudu

  • Hati Beku yang Tak Dapat Dicairkan Lagi   Bab 26

    Natasha melewati beberapa hari yang damai dan tenang.Keesokan harinya, Enzo dan Alvaro muncul di depan pintunya pagi-pagi sekali. Dia mengabaikan ketukan di pintu, tetapi malah melihat ayah dan anak yang duduk di lantai bawah itu melambai padanya di balkon.Natasha tak punya pilihan selain bergegas turun. Dia menatap ayah dan anak di depannya, lalu bertanya dengan acuh tak acuh, "Apa sebenarnya mau kalian?"Alvaro tersenyum sambil menatap Natasha di depannya, lalu berkata dengan manja, "Sasha, ayo kita nonton kembang api bersama! Kamu masih ingat janji kita pada Zozo tahun lalu? Kita bilang, kita akan bawa dia menonton kembang api setiap tahun."Enzo menarik tangan Natasha, lalu menggoyang-goyangkannya dan menimpali dengan manja, "Mama! Mama! Temani aku sekali, ya? Aku benar-benar merindukanmu."Suara hati Enzo masih terngiang di benak Natasha.'Papa bilang, selama kita pergi nonton kembang api, Mama bisa ingat kenangan-kenangan kita dulu, lalu nggak akan bersikap dingin lagi ....'Na

  • Hati Beku yang Tak Dapat Dicairkan Lagi   Bab 25

    Selama setengah bulan berikutnya, Alvaro dan Enzo selalu datang tepat waktu ke rumah Natasha setiap hari. Mereka juga tidak mau pergi tidak peduli bagaimana pun Natasha mengusir mereka.Setiap hari, Enzo selalu berusaha mencari cara yang berbeda untuk menyenangkan Natasha. Dia meniru orang dewasa dan membelikan berbagai hadiah kecil untuk Natasha, tetapi Natasha membuangnya semuanya.Sementara itu, Alvaro mengantarkan makan tepat waktu tiga kali setiap hari. Ayah dan anak itu bahkan membuang kantong sampah yang diletakkan Natasha di depan pintu ....Melihat ayah dan anak yang hidup berputar mengelilingi Natasha setiap hari, serta hati Alvaro yang penuh dengan Natasha, hati Luna dipenuhi rasa cemburu. Dia merasa bahwa Natasha sengaja menggunakan cara memalsukan kematiannya untuk mendapatkan kembali cinta Alvaro ....Suatu hari, terdengar ketukan pintu yang kuat dan cepat. Natasha membuka pintu dengan kesal, lalu menunduk dan memejamkan mata sambil berseru, "Alvaro, mau gimana baru kamu

  • Hati Beku yang Tak Dapat Dicairkan Lagi   Bab 24

    Lampu merah di ruang operasi padam dan pintunya dibuka.Natasha melangkah maju dan menatap dokter dengan sungguh-sungguh, lalu bertanya, "Dokter, gimana keadaan adikku?"Setelah dokter mengangguk dan mengatakan bahwa operasinya berjalan lancar, Natasha baru menghela napas lega. Dia hendak mengikuti Lydia yang didorong pergi, tetapi ketika dia berbalik, pergelangan tangannya dicengkeram erat oleh Alvaro.Alvaro menatap Natasha di depannya, matanya dipenuhi dengan rasa bersalah dan penyesalan. Dia berseru, "Sasha, aku nggak peduli cintamu padaku palsu atau nggak! Aku mencintaimu dan itu sudah cukup! Orang yang kucintai selama ini adalah kamu!"Natasha tidak dapat menahan tawanya. Suaminya yang berselingkuh justru mengatakan bahwa orang yang dicintainya adalah dirinya. Sungguh ironis. Dia menarik tangannya dari cengkeraman Alvaro, lalu menunjuk Luna yang ada di sampingnya dan berkata dengan dingin, "Orang yang kamu cintai itu seharusnya dia, bukan aku."Mata Alvaro berkilat terkejut. Dia

  • Hati Beku yang Tak Dapat Dicairkan Lagi   Bab 23

    Saat ketiganya saling berpandangan, alarm ventilator di dalam gudang berbunyi dan napas Lydia makin lemah.Natasha berusaha melepaskan diri dari genggaman Alvaro seperti orang gila, lalu langsung berlari ke sisi tempat tidur dan menelepon ambulans.Ketika menyadari bahwa Lydia tidak mungkin dapat menunggu hingga ambulans tiba, Natasha menatap Alvaro di depannya dengan tidak berdaya, lalu berseru, "Alvaro, berikan aku kunci mobilnya ...."Saat mendengar namanya keluar dari mulut Natasha, Alvaro makin yakin bahwa wanita ini adalah istrinya. Dia bergegas maju dengan gembira untuk memastikannya dan berkata, "Kamu itu Sasha .... Aku tahu kamu belum meninggal ...."Natasha mendorongnya dengan kesal dan berteriak, "Jangan bicara omong kosong! Berikan kuncinya padaku!"Dengan bantuan Alvaro, Natasha menggendong Lydia ke dalam mobil. Kemudian, keduanya membawa Lydia ke rumah sakit bersama.Di luar ruang operasi, Natasha melipat tangannya sambil berdoa dan berjalan mondar-mandir di depan pintu.

  • Hati Beku yang Tak Dapat Dicairkan Lagi   Bab 22

    Keesokan paginya, Natasha masuk ke ruang pasien sambil menyenandungkan lagu. Sepasang matanya terlihat berbinar dan dia terus bergumam, "Lydia, Kakak datang menjengukmu ...."Namun, saat mendekati ranjang pasien, dia malah mendapati bahwa tempat tidur itu kosong. Natasha pun membelalak. Dia menyingkap selimut dengan putus asa. Air matanya mengalir deras dan kakinya tiba-tiba terasa lemas hingga dia jatuh terduduk di lantai.Dia berusaha sekuat tenaga untuk menenangkan diri. "Lydia pasti dibawa pergi Profesor Holden untuk diperiksa. Profesor Holden .... Benar!"Natasha tiba-tiba berdiri dan bergegas masuk ke kantor Holden. Para dokter dan perawat di koridor tidak berhenti bergosip dengan tampang merendahkan."Siapa ini? Kenapa dia berlarian di rumah sakit!"Holden melirik orang-orang di luar kantor, lalu tatapannya tertuju pada wajah Natasha. Mata Natasha terlihat merah padam, dia jelas habis menangis. Raut wajahnya yang terlihat gembira tetapi juga sedih membuat Holden bingung. Dia me

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status