Share

Bab 109

Kelahiran anak pertama Lea memberikan suasana begitu berbeda, kasih sayang tercurah untuknya. Tangis haru Mama dan anak perempuannya itu mewarnai hari istimewa dimana lahirnya anggota baru keluarga ini.

"Selamat, ya Lele!" Mas Ubay mengecup puncak kepala adiknya itu haru, matanya berkaca-kaca.

"Jangan panggil Lele, lagi napa, Bang. Nanti kalau anakku nanya kumisku dimana, aku harus jawab apa?" sungut Lea. Kami tertawa, di saat keadaan seperti ini, mereka masih sempat saling melempar candaan.

Teman-teman di grup rempong juga datang memberikan selamat. Anak Lea yang berjenis kelamin perempuan itu ibarat anugerah yang turun di saat mereka sedang di timpa kemalangan. Kematian Floren dan masuk rumah sakit jiwa-nya Bibi Rosita seakan sebuah musibah di atas musibah. Mama tak henti-hentinya menangis. Namun, tetap bersyukur Bibi Rosita masih selamat dalam aksi bunuh dirinya.

****

Setelah beberapa hari dirawat, Lea akhirnya di ijinkan pulang. Kini dia tinggal di rumah Mama. Bersama denganku. Ka
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status